WANTED: Arif Susiliyawati

Wawancara Orang Terakreditasi – Tim Medis Formasi 21 FIB UI

Arif Susiliyawati: Menyuarakan Pikiran dengan Lantang

Dengan apa seseorang dapat berlatih menyampaikan pikirannya? Jalan yang ditempuh Arif Susiliyawati adalah lomba debat. Menurut gadis anggun ini, percuma seseorang memiliki pemikiran yang bagus jika tidak dapat menyampaikannya dengan persuasif. Oleh karena itu, ia mengikuti EDS (English Debating Society).

Kemampuan public speaking dan bahasa Inggrisnya ini kemudian membawanya melanglang buana ke berbagai belahan dunia. Pada 2009 ia pergi ke Thailand dan 2010 ke Filipina sebagai delegasi UI pada turnamen debat tingkat Asia, sedangkan pada Februari 2011 ia pun bertandang ke Universitas Harvard untuk mengikuti Harvard National Model United Nation (HNMUN).

Kemudian Juli 2011 ke Cina untuk mengikuti Summer School APRU. Untuk pengalamannya yang terakhir ini, kemampuan berbahasa Cina, teamwork, dan prestasi akademisnya turut mendukung dirinya. Tak dinyana, banyak pengalaman berharga dituainya karena kemampuan berbahasa.

Walaupun terlihat sangat mumpuni, tapi ternyata pengalaman pertama lomba debatnya dimulai karena ‘dipaksa’ oleh guru SMA-nya. Kini ia sangat mensyukuri itu. Tidak dapat dipungkiri, di dunia ini ada banyak orang yang menilai kemampuan seseorang hanya dari penampilannya. Dengan kemampuan public speaking, sesuatu yang kita yakini baik akan didengar tanpa banyak dipandang remeh. Dengan kemampuan berargumen, perkataan kita tidak mudah dipelintir.

Walau terlihat keren, dunia debat juga memiliki keburukan. Seringkali Arif menghadapi topik debat yang bertentangan dengan pendapatnya. Namun, sebagai seorang profesional, ia harus menjalankan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, seorang anggota klub debat harus memiliki landasan hidup yang kuat agar tak mudah terpengaruh oleh ide-ide sekulerisme dan liberalisme yang sering diperdebatkan. Selain itu, sebagai seorang muslim yang taat, banyak hambatan yang dihadapi saat pergi ke negara dengan muslim minoritas. Beruntung Arif hanya pergi ke negara-negara yang tidak terlalu mengidap islamofobia.

Namun, tantangan tetap ada, misalnya jadwal acara yang tidak memberi waktu tenggang untuk sholat atau kesulitan mencari makanan halal. Arif memberikan tips untuk melakukan research jauh sebelum keberangkatan. Hal yang harus disiapkan di antaranya jadwal sholat dan list restoran yang menyediakan makanan halal.

Namun, hambatan terbesar justru datang dari seberapa kuat diri kita sendiri mempertahankan iman. Bagi Arif, salah satu cara menguatkan iman adalah dengan tetap mempertahankan konsistensi ibadah wajib dan nafilah. Ia sadar bahwa pengalamannya pun adalah anugerah Allah sehingga kita tidak boleh tidak bersyukur. Karena itu, gadis yang juga koorwat FRM (Forum Remaja Masjid) UI ini selalu meluruskan niat untuk menjadikan perjalanannya sebagai sarana mencari ilmu yang kemudian digunakan di jalan Allah.

Interviewed and written by Sidhanimut – Japanology ‘10

Nama: Arif Susiliyawati
Prodi: Cina 2008
TTL: Tebingsiring, 11 Mei 1990

Leave a Comment