WANTED: Muhamad Rizky

Wawancara Orang Terakreditasi – Tim M. Hum Formasi 22 FIB UI

Muhamad Rizky: “Hiduplah dengan mimpi, tapi jangan hidup di dalam mimpi”

Hai para pembaca setia WANTED. Setelah vakum beberapa lama, akhirnya WANTED terbit lagi. Semoga WANTED yang baru semakin fresh dan terus menginspirasi FIBers untuk terus berkarya. WANTED edisi kali ini akan mengupas tentang sosok seorang ‘pembolang’ yang mungkin namanya sudah tidak asing lagi di FIB, Muhammad Rizky atau yang sering dipanggil Bolang. Sesuai sebutannya, mahasiswa Arkeologi 2011 ini sangat hobi berpetualang, melihat keindahan alam Indonesia sambil melestarikan budaya. Bukan hanya itu, ia juga ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengenal dan mencintai negaranya sendiri yang ternyata sangat kaya akan kekayaan alam serta kekayaan budayanya. Salah satu bukti nyata atas kecintaannya pada Indonesia, dibuktikannya dengan membangun sebuah usaha trip organizer yang diberinya nama Kompas Khatulistiwa.

Berawal dari hobinya berpetualang serta kecintaannya pada alam dan budaya Indonesia, ia bersama Onny -keduanya pernah menjadi Coral Ambassador tahun 2008 dan 2009- pada tahun 2010 mencoba merintis usaha jasa pariwisata yang edukatif. Tanpa bermodalkan materi dan hanya berbekal skill dan link yang mereka dapat dari pengalaman mereka selama menjadi coral ambassador, mereka memberanikan diri menggaungkan nama Kompas Khatulistiwa di Indonesia. Trip organizer yang dibangunnya ini berbeda dengan jasa pariwisata lain. Konsep yang coba dibentuknya adalah Save culture, Save nature, in your adventure. Lewat Kompas Khatulistiwa, ia ingin mengajak para wisatawan untuk turut menjaga alam dan budaya tempat mereka berwisata dan di setiap perjalanan yang mereka lakukan.

Di setiap perjalanan yang ditawarkan, wisatawan tidak hanya sekedar berwisata, tetapi juga ada sesi keakraban, diskusi ilmiah tentang alam dan budaya, story telling dari guide, serta aksi sosial membersihkan pulau. Ia berharap trip organizer yang ia rintis dapat menjadi pelopor bagi jasa pariwisata lain untuk tetap menjaga alam dan menghormati budaya setempat dalam setiap kunjungan wisata, misal tidak meningggalkan sampah dan mematuhi peraturan adat setempat.

Meski publikasi yang dilakukan belum secara besar-besaran, namun reaksi masyarakat terhadap Kompas Khatulistiwa bisa dikatakan sangat baik. Hingga saat ini ia telah menikmati hasil dari usahanya selama ini. Diusianya yang masih muda ia telah mampu membantu perekonomian dirinya dan keluarganya serta dapat memberikan sumber penghasilan bagi orang lain. Harapan jangka panjangnya adalah kelak Kompas Khatulistiwa dapat mengenalkan pesona Indonesia pada dunia.

Rizky adalah satu dari sekian banyak mahasiswa FIB yang menginspirasi. Ia adalah contoh mahasiswa yang peduli dan terus melestarikan alam dan budaya Indonesia. Satu pesan yang dititipkannya untuk mahasiswa FIB: “Di manapun kita berada, jangan menghilangkan identitas sebagai mahasiswa budaya”. Mahasiswa budaya harusnya dapat menjadi kompas bagi budaya Indonesia. Semoga kita adalah satu dari sekian banyak pemuda yang kelak akan mampu menjadi kompas bagi budaya Indonesia.

Interviewed and written by Marlina – Jepang 2011

Nama: Muhamad Rizky
TTL: Bekasi, 14 September 1992
Twitter: @RizkyArkeolog, @komwa_id
FB: Muhamad Rizky , Kompas Khatulistiwa
E-mail: rizky@kompas-khatulistiwa.com, info@kompaskhatulistiwa.com

rizky

Leave a Comment