WANTED: Siwi Pradiantie

Wawancara Orang Terakreditasi – Tim Medis Formasi 21 FIB UI

Siwi Pradiantie: Semangat Tanpa Batas

Selasa sore, setelah UTS saya berusaha mempercepat langkah kaki untuk meninggalkan kelas, menuju tempat tokoh WANTED edisi ini berada guna mewawancarainya. Saat kali pertama bertemu dengan kak Siwi, begitu biasa ia disapa, dia tengah duduk di kursi rodanya dan menunjukkan keramah tamahannya. Sontak saya menyodorkan senyum lalu bersalaman sebagai tanda perkenalan kami berdua.

Tak hanya ramah, kak Siwi juga rendah hati. Ini tergambar dari ucapan yang terlontar dari bibirnya. Kendatipun kursi roda menjadi teman setia, ini tak membuatnya rendah diri. Dia banyak bercerita tentang kehidupannya sebagai mahasiswi jurusan sastra. Begitu sulit memang mempelajari bahasa, namun ia berkata, “Mempelajari bahasa itu mudah, jika kita telah mampu menguasai penjiwaannya”. Menjadi mahasiswi sastra, tak membuatnya hanya berkutat mempelajari bahasa dan serba-serbinya yang berbau prodinya, akan tetapi ia juga hobi mempelajari hal yang berhubungan dengan kedokteran, seperti mempelajari berbagai macam penyakit. Ini dilakukannya karena keingintahuannya akan penyakit yang dialaminya. Hal ini dimulai sejak tahun 2009 dengan cara mengumpulkan data-data tersebut dari blog, jejaring sosial dan e-book yang diunduhnya. Tak sekedar itu, ia juga bimbel untuk keingintahuannya itu. Ini menunjukkan kegigihannya dalam merealisasikan impian tanpa melihat kekurangan yang ada. “Aku mau banget belajar berbagai macam penyakit di fakultas kedokteran di salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta, soalnya di sana enggak dibatasi oleh usia, itu juga kalo ada rezeki,” harapnya. Aamiin.

Seperti kebanyakan orang, kak Siwi juga pernah dilanda ujian. Ujian yang tak sedikit dan tak mudah. Misalnya, ia harus berjibaku dengan penyakit yang dideritanya sejak berumur 5 bulan hingga kini. Menurutnya, sesulit apapun ujiannya, “Jalanin aja”. Memang, ujian harus dijalani, bukan dihindari. Karena hidup adalah ujian. Bahkan ketika seseorang merasa tidak mempunyai ujian hidup, maka itulah ujiannya.

Ia juga sempat bercerita bahwa ia pernah ikut Formasi pada tahun 2010, namun kandas di tengah jalan. Ini karena sulitnya mengatur waktu antara kuliah dengan acara-acara Formasi yang selalu bentrok. Dia mengaku bahwa dirinya bukanlah seorang yang religius. Pada tahun 2009 silam, ia menetapkan hati untuk berhijab serta istiqamah hingga saat ini dan nanti, insya Allah.

Seperti mahasiswi Sastra Jepang lainnya, ia juga hobi menggambar. Hobinya ini ia jalani sejak kanak-kanak. Tak dipungkiri, saat sekolah dasar, ia sering mengikuti lomba menggambar, dan mampu menyabet beberapa gelar juara. Saat ditanya tentang hobinya ini, ia menjelaskan bahwa dengan menggambar, akan mempermudah seseorang menyampaikan pesan.

Membicarakan kesuksesan, menurutnya kesuksesan adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi oleh nilai. Ini merupakan motivasi (khususnya untuk saya pribadi) untuk tetap semangat dalam meraih kesuksesan walaupun dengan nilai mata kuliah yang pas-pasan.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Saat itu sudah mulai petang. Akhirnya saya sudahi saja wawancara ini, karena tak enak hati juga dengan kak Siwi yang telah meluangkan banyak waktu untuk wawancara ini, padahal ia harus cepat-cepat pulang untuk belajar sebagai bekal UTS keesokan harinya. Pertemuan saat itu kami sudahi dengan saling melemparkan senyum.

Interviewed and written by elysaamiya – Arab 2010

Nama : Siwi Pradiantie
Prodi : Jepang 2008
TTL : Paris 04 Juli 1990
FB : Uwiie diantie
Twitter : @sheuwiie

Wanted Siwi

Leave a Comment