Your Life, Your Choice

Choices
(weheartit.com)

Berapa kali kamu ketemu sama pilihan dalam hidup? Saya pengen banget kenalan sama yang jawab belum pernah. Rasanya nggak mungkin ada orang yang nggak pernah milih sesuatu diatas sesuatu dalam hidupnya. Ketika masih anak-anak mungkin semuanya mudah karena semua keputusan udah ditentuin oleh orang tua, atau significant otheryang ada dalam hidup kamu. Sekarang, misalnya ketika saya dan kamu udah berusia kepala dua, akan ada banyak hal dalam hidup yang harus diputuskan sendiri.

As simple as the title—your life, your choice.

Ketika masuk usia dewasa muda kayak sekarang (Iya, 20 tahun itu udah bukan remaja lagi), ada beberapa tugas perkembangan yang harus dikerjakan lho. Yang saya tau dan belajar dibeberapa kuliah sih ini :

  1. Memilih dan mempersiapkan karir
  2. Membangun pertemanan dan pernikahan
  3. Membangun keluarga dan rumah tangga

Ya bukannya semua tugas ini harus selesai tahun ini—maksudnya ini tugas perkembangan lazim di usia 20-35an, tapi tetap bukan berarti tugas ini nggak harus dimulai dari sekarang, kan? Salah satu yang paling mengganjal buat saya akhir-akhir ini adalah memilih dan mempersiapkan karir.

Saya selalu tau saya mau jadi Psikolog. Pertanyaan besar yang lagi menghantui saya akhir-akhir ini adalah, Psikolog klinis anak, atau dewasa?

Mungkin, kamu juga ada di posisi yang sama dengan saya, hanya berbeda di ranah ilmu atau lainnya. Mungkin juga tidak. Tapi jauh di dalam hati,

kita sama-sama tau kalau yang harus menentukan hidupnya mau dibawa kemana itu diri sendiri, betul? Memangnya kenapa harus milih? Kenapa nggak ngebiarin aja hidup mau bawa kita kemana? Mungkin, jawaban paling sederhana adalah karena kita manusia—

yang kodrat dasarnya adalah membuat hidupnya menjadi bermakna. Kalau kamu membiarkan semua keputusan dalam hidup dipilihin sama orang lain, atau bahkan nggak pernah membuat pilihan sampai keadaan yang membentuk kamu sampai di posisi sekarang—yakin

kamu merasa hidupmu bermakna? Kalau memilih aja belum selesai, lalu persiapannya kapan? Kan, mau sukses di usia muda. Semakin cepat memilih, semakin cepat juga bisa dipersiapkan, semakin cepat juga suksesnya.

Seminar Psikologi yang baru saya ikutin kemarin tentang menemukan makna hidup dengan Logoterapi—memberikan pandangan baru kalau menemukan makna hidup itu kebutuhan, tidak dapat diberikan oleh siapapun melainkan harus dicari sendiri. Lalu kalau kita nggak tau harus milih yang mana,

untuk bikin hidup jadi lebih bermakna—gimana? Anggap saja semua teori decision making-problem solving sudah diterapkan, bertanya sama semua orang yang dianggap capable juga sudah. Lalu kalau masih bingung, harus gimana?

Refleksi diri. Ternyata makna hidup bisa ditemukan dari berbagai pengalaman dan kejadian yang udah kamu sendiri lewati. Kamu yang tau, apa yang kamu rasa dari setiap kejadian itu. Yang paling akhir, jangan pernah lupa kalau kamu punya Satu yang reliabel dan nggak pernah kasih jawaban yang tidak valid; Tuhan. Saya pernah belajar, ketikasaya nggak punya siapa-siapa selain Allah, saya harus ingat kalau sebenarnya Allah itu sudah lebih dari cukup.”

Sincerely yours,

Clarissa Rizky

Leave a Comment