Inilah Hal-hal Yang Bikin Kamu Gak Pernah Menyesal Jadi Anak Teater di UI Sob

Teater itu salah satu kegiatan di UI yang hampir ada di setiap fakultas. Bahkan ada beberapa fakultas yang punya grup teater lebih dari satu di dalamnya, karena beberapa jurusan punya grup teaternya sendiri. Banyak anak UI yang tergabung dalam grup teater, bahkan ada juga yang baru kenal teater pas maba karena ikut lomba teater tingkat fakultas, dan dilatih oleh senior-seniornnya. Tambah banyak deh tuh, mahasiswa yang terlibat teater. Nah, di bawah ini ada 5 hal yang dirasakan oleh anak teater di UI.

Suara Perut

Suara Perut (Sumber: teatersastraui)
Suara Perut (Sumber: teatersastraui)

Ya, kamu yang anak teater jadi akrab sama suara perut, and now you really know how to be loud. Berkat suara perut, mungkin nanti kalau kamu nonton bola dan dukung tim kesayangan, kamu nggak perlu kehilangan suara karena teriak-teriak sembarangan, kamu pake suara perut. Lebih berguna juga kalau kamu mau manggil tukang ojek. Dengan menguasai suara perut, anak teater otomatis ngerti banget volume suara dan bisa mengatur pada siapa suara mereka mau terpusat. Lumayan tuh buat ngobrol bisik-bisik di kelas atau nyeletuk-nyeletuk lucu.

 

Detail

Kami memeprhatikan detail (Sumber: teatersastraui)
Kami memperhatikan detail (Sumber: teatersastraui)

Kalau kamu terlibat dalam produksi suatu pertunjukan sebagai seorang yang mengurusi dekorasi dan properti, atau kamu jadi pemain dan sedang dilatih detail oleh sutradara, kamu akan sangat-sangat ditekan untuk memperhatikan detail. Alhasil, anak teater ini jadi benar-benar memperhatikan detail terhadap segala sesuatu, meskipun di luar produksi teater. Jadi observer atau pengamat. Gerak-gerik sampai warna, bahkan kamu bisa lebih aware sama yang namanya blocking. Ini berguna kalau ada gebetan di kantin yang duduk di suatu tempat, kamu bisa memilih tempat yang paling strategis untuk memperhatikan dia karena kamu jago blocking.

 

Characters Got Through You

Kami bisa jadi siapa saja.  (Sumber: teatersakata)
Kami bisa jadi siapa saja. (Sumber: teatersakata)

Ini sebenernya lebih tertuju pada pemain yang ada di atas panggung. Mau nggak mau, kamu yang dilatih intensif untuk menjadi seorang tokoh, pasti ketularan sama itu tokoh. Kamu pasti masih hapal beberapa detail gerakannya, cara jalan, cara ngomong, cara noleh. Semuanya. Apalagi kalau udah sering main atau nonton teater, kadang pemain yang total bakal menyadari detail-detail suatu tokoh, karakternya, dan kalau dia suka, karakter itu bisa diserap masuk layaknya tokoh yang dia pernah peranin. Keren abis. Kamu seakan punya beberapa kepribadian sekaligus, and it’s all acting.

 

Sinetron

Bisa komentarin sinetron. (Sumber: Kompasiana)
Bisa komentarin sinetron. (Sumber: Kompasiana)

Ini salah satu sisi yang agak negatif. Kenapa? Karena kamu kini tak lagi bisa sepenuhnya menikmati yang namanya sinetron Indonesia karena percaya atau tidak, selalu ada akting pemainnya yang bikin kamu mau ngasih saran. Bukan berarti mau nge-judge, tapi kamu punya beberapa opini untuk sinetron itu. Ayolah, kamu tahu kan sinetron Indonesia saat ini, yang entah kenapa sekali tayang bisa 12 kali bilang salam, dan kalau bawa-bawa siluman kesannya semua orang mengerenyit? Anak teater pasti punya satu-dua hal yang ingin disampaikan mengenai hal itu.

 

Di Bawah Sorot Lampu

Di bawah sorot lampu. (Sumber: goestiqball)
Di bawah sorot lampu. (Sumber: goestiqball)

Kamu yang anak teater dan jadi pemain pasti pernah ngerasain ini, sama halnya kaya penyanyi yang naik ke atas panggung atau orang yag harus ngasih pidato. Di bawah sorot lampu selalu menyenangkan buat mereka yang tau cara menikmatinya, tapi di bawah sorot lampu pun nggak selalu enak. All eyes on you itu nggak selalu enak.

Nervous itu selalu jadi bagian buat mereka, meskipun udah berpengalaman sekalipun. Tapi ketika udah bisa ngontrol nervous, mereka yang anak teater bakal bisa mengontrol dirinya dan “menggerakkan” alur. Mereka akan selalu tahu apa yang harus dikatakan karena mereka beraksi dan bereaksi di saat bersamaan, semua tempat bisa jadi panggung dan mereka bisa jadi selalu berada di bawah sorot lampu.

Kamu anak teater juga? Pasti punya sesuatu yang lain untuk ditambahkan?

Yuk, share tulisan ini via Facebook, Twitter, dan Line dan lihat siapa yang setuju soal ini dan siapa tau ada temen kamu yang anak teater juga dan bisa elaborate gimana sih anak teater itu.

 

Daftar Isi

Leave a Comment