Agar Ngampus G Sekedar ‘Status’ (2)

Kita=Mahasiswa. Itulah pembeda kita yang sekarang dan kita yang dulu. Tentu kita tidak ingin kembali ke masa-masa SMA, SMP, atau SD, apalagi TK!. Mungkin kalo cuma reuni sich gpp. Tapi tentu g mau kan klo harus mengulang lagi??. Trus apa yang harus kita rubah?? Yup! Yaitu makna Belajar itu sendiri!!

Sebenarnya kita itu ‘Pembelajar’ atau ‘Pengumpul Nilai’? Belajar itu seumur hidup guys!! Dalam setiap proses belajar, kita senantiasa mengumpulkan “ puzzle-puzzle” ilmu, yang kelak akan kita susun menjadi gambaran kehidupan kita yang indah dan berkesan. Trus apa sich yang membedakan antara pembelajar dan pengumpul nilai?? Jika kita adalah seorang pembelajar, maka kita akan sangat menghargai setiap hal yang kita dengar, kita rasa dan kita pikirkan. Pembelajar tidak akan pernah merasa dirinya telah ‘pandai’. Bahkan bisa dibilang ‘semakin ia berilmu, semakin ia merasa bodoh’ kok bisa?? Ya iyyalah, seseorang yang tahu sesuatu, akan menemukan suatu hal lain yang belum ia ketahui. Hal nilah yang mendorong seorang ‘pembelajar’ untuk terus mencari tahu (bejalar).

Seperti perkataan Mbah Aristoteles nie, “Semua orang pada kodratnya selalu ingin tahu”. Bukankah keinginan yang terus menerus untuk mencari ilmu merupakan sumbangan utama bagi pendidikan seseorang?betul g?

Sebaliknya, pengumpul nilai akan merasa’puas’ jika berhasil mendapatkan nilai A atau B, tidak peduli bagaimana cara ia mendapatkan nilai tersebut. Bisa kebayang kan apa jadinya?( wah!! bibit koruptor nich…,ih!!!!). Lha trus, untuk menjadi pembelajar gmn caranya?? Ada karakter pembelajar yang harus dimiliki seorang mahasiswa.

Pertama, ia harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu ini bisa diibaratkan bila kita minum air laut, semakin banyak minum semakin haus. Maka pembelajar sejati akan semakin ingin tahu seiring proses belajarnya.

Kedua, ia tak pernah merasa puas. Makin diminum, makin haus..boleh nambah koq..hehe

Ketiga, pembelajar itu menghargai proses. Ia menghargai prosesnya memahami sesuatu. Proses adalah sesuatu yang dinikmatinya dan hasil adalah sesuatu yang sifatnya subjektif. Tak jarang pula bahwa prosesnya lebih berharga dari hasilnya. Hmm… Pernah lihat kupu-kupu kan?? Tapi pernahkah  melihat proses perubahan ulat yang kemudian menjadi kepompong dan akhirnya jadilah kupu-kupu?

Keempat, pembelajar menganggap setiap tempat adalah sekolah. Kenapa? Karena pada dasarnya belajar adalah sebuah aktifitas, bukan tempat. Jadi dimanapun kita berada, tidak menghalangi proses belajar kita! Bahkan dengan menjadikan semua tempat sebagai kampus, kita bisa berlatih menganalisa, memahami dan yang paling penting nie.. ikut mengalami kejadian tersebut!! Hal ini akan berbeda dan lebih berkesan dalam benak kita.

Kelima, pembelajar menganggap setiap orang adalah sumber ilmu. Penah dengar perkataan “ ambil pelajaran dan hikmah meskipun itu keluar dari mulut keledai”? Seorang pembelajar sangat menghargai setiap orang yang ditemuinya, yang berbicara dengannya, yang memintanya mendengar. Karena pembelajar≠tidak sombong. Ia takkan menolak kebenaran dan merendahkan manusia.

Keenam, setiap waktu adalah peluang untuk memperbaiki diri. Jadi bisa dibilang, setiap tempat adalah tempat untuk belajar dan setiap waktu adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Karena setiap orang dapat terus mengasah dirinya saat waktunya dipergunakan secara cerdas dengan mengupayakan perbaikan yang terus menerus.

Ketujuh, berprasangka baik tehadap kritik. Ada seorang teman saya (walaupun ia jauh lebih tua) berkata “kalau dosen penguji banyak mengkritik saat pendadaran, kita mesti bersyukur sebab kita akan mendapat ilmu lebih”. Semakin kita di kritik semakin tahu kesalahan kita dan akan membuat kita jauh dari kesalahan yang sama dimasa yang akan datang. Bila kita menanggapi kritikan tersebut secara positif dan menjadikannya sebagai motivasi untuk berbuat lebih baik.

Kedelapan, tidak cuek. Pembelajar bukanlah orang yang cuek terhadap lingkungannya. Ia tumbuh menjadi orang yang peduli sekitar. Karena ia beljar dari sekitar. Kepedulian tersebut akan mengantarkanya pada aktifitas berpikir sehat, dapat membantu orang lain. Dan mengambil  pelajaran, pembelajar adalah orang yang memilki perhatian yang besar.

Kesembilan, semangat!. Ia beraktifitas penuh dengan semangat, karena ia melakukan aktifitas yang ia senangi. Ia tak kan pernah merasakan kegagalan dalam belajar selama ia terus belajar.

Wah baru sedikit paradigma yang kita rubah tentang aktivitas ngampus guys! Lanjutinnya minggu depan ya.. sekalian mohon saran dan kritiknya untuk menambah bahan..hehehe.. “setiap tempat adalah tempat belajar dan setiap waktu adalah proses untuk memperbaiki diri” dan tulisan..hehehe

9 thoughts on “Agar Ngampus G Sekedar ‘Status’ (2)”

  1. @:Ardi lionheart:
    tengkyu…jadi tersapu malu..hehe.
    kalo da ide2 boleh mari diskusi bareng gmn pantesnya mahasiswa bertinda.
    @Salmansalsabila:
    oke.. doain terus ya punya bahan/ide2 kreatif..hehe
    insya Allah minggu depan dilanjutin lagi tulisannya..tunggu aj.

    Reply
  2. wah pasti pake mind manager ya?? hehe…bagus,..runtut dan sistematik banget tulisannya…gak sperti ane yg main ketik aja,haha..

    Reply
  3. @afiekrul:
    hahaha. kang, kok koment nya habis nanya2 sich??
    pantesan ane curiga tadi pas ditanyain (pandangan curiga)hehe

    Reply
  4. wah keren sob,, inspiring bgt nih,, ditunggu kelanjutannya… smoga tulisan” ente selanjutnya bs makin mendongkrak smangat dan kemaun kita smua buat jd mahasiswa `seutuhnya` di ni kampus…

    keep spirit… hehehe

    Reply
  5. Nice..

    I love that, “process-oriented”

    Inilah sebuah idealisme yang harus kita pegang erat-erat, karena di dunia luar kampus banyak yang berpihak ke “result-oriented”, dimana “tujuan” atau “hasil” adalah hasil akhir entah bagaimana meraihnya!

    Gutluck all!

    -FT-

    Reply
  6. proses..seringkali lebih bernilai dari hasil itu sendiri..
    jika kita menikmati setiap proses pencapaian tujuan kita tentunya..

    -FK- logam. hehehe

    Reply

Leave a Comment