Aksi Menuntut Dekanat FIB

Aksi Menuntut Dekanat FIB

Pada hari Jum’at 5 Desember 2008 mahasiswa FIB, yang bergabung atas nama Gerakan Sadar Nalar (GSN) FIB, mengadakan aksi. Gerakan ini lahir dari keprihatinan mahasiswa terhadap kebijakan kampus yang menutup diri dari ruang dialog dengan mahasiswa, sehubungan dengan berbagai bentuk kehidupan kampus. Kasus yang mencuat dan memercik api perlawanan dari mahasiswa adalah kebijakan universitas yang melarang penyelenggaraan kegiatan penyambutan mahasiswa baru di luar area kampus, pembekuan sebelas Himpunan Mahasiswa FIB, serta pelarangan Festival Budaya yang merupakan agenda tahunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB.

Aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan sebagian mahasiswa FIB karena HMProdi mereka dibekukan karena dinilai melanggar Tata Tertib Kehidupan Kampus. Aksi damai GSN pada 5 Desember 2008 ini dikemas dalam bentuk happening art oleh mahasiswa-mahasiswi FIB UI dengan empat tuntutan utama sebagai berikut :

1. Semua peraturan yang dibuat oleh ma harus bisa dinalar dan dipercakapkan secara rasional, begitu pula kebijakan-kebijakan pendidikan.

2. Mahasiswa harus dilibatkan dalam sebuah dialog yang dinamis dalam penemuan berbagai kebijakan yang menyangkut kehidupan kampus. Untuk jangka pendek, wujudkan ruang dialog yang memungkinkan dipertukarkannya argumentasi-argumentasi rasional menyangkut Surat Edaran Direktur Mahalum UI tentang Pelarangan Penyambutan Mahasiswa Baru Di Luar Area Kampus UI.

3. Wujudkan transparansi dalam segala penelitian kebijakan kampus, termasuk transparansi dalam proses penyelesaian masalah Himpunan Mahasiswa Program Studi yang dibekukan.

4. Untuk jangka panjang, kedudukan mahasiswa beserta bargaining position-nya yang memadai di dalam dan di hadapan sistem pendidikan harus diakui dan dihargai untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak mahasiswa di dalam pendidikan.

(Plasa Gedung 9 FIB, 5 Desember 2008, pukul 14.30 WIB)

foto2 bisa dilihat di http://joehahnjohan.multiply.com/photos/album/8

15 thoughts on “Aksi Menuntut Dekanat FIB”

  1. Sebuah sistem pendidikan yang membuat beku kekreatifan mahasiswa FIB UI!seharusnya sistem pendidikan yang ada sekarang ini tidak dipadatkan kawan2!saya mendengar curhatan dari senior saya..klo ada yang mencoba melawan kebijakan kampus..maka mahasswa tersebut terancam DO..inilah waktunya kita kembali mengingatkan pimpinan kita kawan2..seharusnya mahasiswa tidak dididik untuk belajar saja..tetapi harus berpikir bagaimana memajukan bangsa ini ke dapan..dan itu tidak cuku[p di dapat dari bangku kuliah doank!saya sepakat..bila ada pihak yang melarang ruang gerak mahasiswa untuk bisa mengembangkan kekreatifannya dalam berorganisasi asalkan tidak melanggar syara..
    Inilah kawan2..salah satu dampakdari kampus BHMN..kuliah sengaja dipadatkan biar mahasiswa sibuk dengan tugas2 kuliahnya, cepet selesai masa studynya, dan jadi mahasiswa yang pragmatis!buruh terdidik yang murah!kalian jangan sampai menjadi percobaan kebijakan kampus yang tiap tahun semakin komersil ini!saatnya mahasiswa UI bangkit!hidup Mahasiswa, hidup rakyat Indonesia!

    Reply
  2. anyways…
    emang ini perwakilan mahasiswa FIB secara umum g nee??

    ada gula pasti ada semut !! (gk mungkn dekan membekukan sebelas himpunana klw g ada sebab)
    dan inilah mengapa pihak dekan dan rektorat membekukan…(dikhawatirkan terjadi pendzaliaman terhp maba)
    dan saya senderi adalah mahasiswa FIB yang menentang segala bentuk “perpeloncoan” terhadap maba

    sy perbah dpt info dan pernah jg menyaksiakan klw maba itu pasti selalu diperlakukan sewenang-wenang. lalu kenapa sih mahasiswa yang “organisitoris” seperti kalian masih aj getol untuk mengandakan penyambutan maba lah, inisiasi lah, malam keakraban lah, (apalah istilahnya itu)
    aakah itu cara bentuk kasih sayang terhadap maba atau cukup mendidik bagi maba itu sendiri!! seberapa besar dampak positifnya terhadap maba??.
    dan saya pikir ini adalah suatu bentuk penanaman mental INLANDER. dimana senior harus patuh dan hormat terhadap juniornya tanpa sebab yg tidak bisa dipertanggungjawabkan secara rasional..

    tolong dong mahasiswa yg terkait mbok dikaji ulang dulu toh !

    dan..
    saya kira dekan dan pihak rektorat lebih paham daripada kalan !!

    dasar pion !

    sph

    Reply
  3. *Aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan sebagian mahasiswa FIB karena HMProdi mereka dibekukan*

    tapi, memang, aksi ini juga kalu kata salah seorang pemimpinnya karena mahasiswa tidak memakai hati dan logika.

    well, kita tunggu apakah, tmn2 yg lain berkomentar.

    Reply
  4. Awalnya saya suka ngeliat pada akhirnya ada kata satu antara anak kansas dan non-kansas, tapi diakhir ternyata anak non-kansas dilarang bicara.. ternyata FIB belum satu ya.

    Oya, saya setuju jika yang diperjuangkan adalah pencairan kembali HMJ dan pengadaan kembali Festival Budaya. Namun, jika inisiasi harus diadakan kembali dengan cara yang sama seperti sebelumnya.. Gak deh.

    em, saudara ‘SPH’ dari FIB juga ya? segitu keselnya..

    Reply
  5. Mereka yang mempelajari budaya harusnya sadar bahwa inisiasi adalah produk budaya yang telah bertahan selama ribuan tahun. Layaknya produk budaya lainnya, inisiasi diselenggarakan dengan sebuah pemikiran: ada alasan dan rasionalitas atas mengapa inisiasi mengambil bentuk tertentu yang umumnya “ekstrem”, baik di kampus maupun di suku-suku pedalaman.

    Saya bisa menghargai opini mereka yang anti-inisiasi, but most people don’t understand anything about the practice in the first place, so they might as well shut up! Saya yakin pihak rektorat dan dekanat juga tidak mengerti filosofi dari inisiasi.

    Yang sangat disayangkan oleh para demonstran adalah arogansi dan keengganan dekanat untuk mencoba memahami praktek tersebut. Bagaimana mereka bisa paham kalau berdialog dengan para praktisinya saja tidak mau? Sikap seperti itu tentu sangat tidak cerdas, dan bibit pemerintahan yang otoriter ditanam oleh sikap semacam itu.

    Terlepas dari posisi anda terhadap inisiasi, anda patut menentang keengganan dekanat untuk berdialog dan mengemukakan alasan dari sepak terjang mereka. Saat ruang dialog tertutup, segala kemungkinan pun lenyap dan perubahan tidak lagi dimungkinkan.

    Kalau anda berminat untuk menghapuskan inisiasi, lakukanlah dengan nalar, persuasi dan argumentasi karena itulah senjata kita sebagai intelektual. Secara esensial, politik adalah kekerasan (paksaan), dan sebagai akademisi jalan koersif tidak seharusnya kita utamakan.

    But first of all, pahami dulu filosofi dari inisiasi. Siapa bilang dekanat lebih mengerti dari mahasiswa dalam hal ini?

    Reply
  6. sedikit koreksi untuk tulisan johan. Festival Budaya FIB UI 2008 bukan dilarang untuk diselenggarakan. Fesbud diperbolehkan dengan dua kondisi, yaitu:
    1. peserta hanya terdiri dari 4 HIMA yang tidak dibekukan
    2.peserta terdiri dari 4 HIMA yang tidak dibekukan dan 11 HIMA yang dibekukan, tetapi 11 HIMA tersebut harus memenuhi beberapa syarat
    jadi, tidak ada larangan atas penyelenggaraan Fesbud

    Reply
  7. @Apt
    klw blh tau nama anda siapa Y? (beraninya bersembunyi dalam kelompok)!!!

    yuk kita adakan dialog lebih lanjut, kan sama2 FIB pasti g susah dunk untk ditemui ??

    agung Nugraha 06′
    (si okta pasti tau)

    sph

    Reply
  8. @APT
    kenapa budaya yang tidak layak mesti dipertahankan?? Boys qta dididik bukan untuk menjadi orang kolot. ayolah terbuka terhadap kami, adakan dialog sesama mahasiswa sprt ‘kami’ dahulu baru terhadap dekanat. Jgn secara sepihak melakukan tindakan tanpa melibatkan oknum2 yang revolusioner.

    Ngemeng doang “filosof”, emang argumen filosofis lo ky gmana seeh?? (gk ada isinya, klo bicara yg konkret dong)

    iyaps gw setuju!! drpd gw nulis” panjang lebar (tkt gk ada isinya) lebih baik kita adakan dialog santai dan tdk tegang namun mematikan, alias ketemuan. Gw jg fib toh ndo

    kan qta semua gk mau dong sikut”an di forum

    qta tunggu yaa..
    qta cinta damai kq 😉

    Reply
  9. Festival Budaya = Wajah FIB Sebenarnya

    Sistem otoriter yang sedang menghinggap di hati para petinggi birokrasi sedang naik-naiknya. Mahasiswa terus ditekan digerus akal rasionalitasnya.

    Dengan berbagai macam pola kebijakan dekan yang mengandung kekangan terhadap apresiasi mahasiswa dibuktikan dengan aksi mahasiswa FIB waktu lalu.

    Festival Budaya tidak sekedar tradisi tahunan belaka. Melainkan sebuah puncak kebanggaan kita terhadap fakultas kita tercinta.

    dalam hal ini dekanat bertindak ceroboh dengan tidak menampilkan argumentasi seorang sarjana dalam membuat keputusan.

    Saya mengajak untuk seluruh warga FIB untuk melancarkan propaganda yang sifatnya logis sehingga berbeda dengan otak dekan yang seperti tidak pernah merasakan bangku kuliah.

    Jangan ada lagi bentuk pengekangan seperti ini di kampus kita!!

    Lawan segala bau busuk otoriterisme!!!

    Mahasiswa tidak akan mundur satu jengkal pun menghadapi ketidakadilan!!!

    HIDUP MAHASISWA!!!
    HIDUP KREATIVITAS MAHASISWA!!!

    Reply
  10. Wedew, nyerang dekan yah.
    Cuma mau komentar dikit aja, walopun ga setuju dengan beliau, tetap hormati beliau. Mereka kan termasuk orang tua kita juga (pengajar) 🙂

    Reply
  11. Kalau sya sih ga mau ribut…yang adem ayem aja…hahaha..
    *Aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan sebagian mahasiswa FIB karena HMProdi mereka dibekukan*
    Saya rasa masalah ini bisa baik-baik diselesaikan dan dibicarakan,jangan out of topic kemana-mana…

    Reply

Leave a Comment