Yang namanya trend itu selalu ada. Dulu, satu orang suka Justin Bieber, semua suka dan dia jadi trend. Terus ketika ngata-ngatain Justin Bieber jadi trend, semua juga ikutan. Trend itu identik dengan yang namanya ikut-ikutan tanpa ngerti esensi dari kegiatan yang dilakukan. Nggak bisa disalahin juga sih mereka yang ikut-ikutan itu, namanya juga berusaha eksis.
Yang belakangan masih jadi trend adalah naik gunung. Naik gunungnya udah ada dari zamannya Soe Hok Gie, tapi belakangan baru nge-trend lagi setelah banyak orang posting-posting keberhasilan mereka naik gunung sambil foto bareng kertas. Nah buat kamu yang baru mau ikutan naik gunung, entah ikut-ikutan atau emang mau nyicip, evaluasi diri kamu sendiri dulu dengan hal-hal di bawah sebelum kamu benar-benar memutuskan untuk ikut naik gunung.
Preparation
Kamu udah siap? Pasti bilangnya siap, udah kaya Spongebob. Tapi siapnya di sini adalah apa kamu udah siap-siap? Preparation sebelum naik gunung itu nggak main-main, loh. Kamu sendiri tahu nggak apa yang harus dibawa? Kalau kamu sendiri nggak tahu atau kamu sendiri masih ngandelin temen kamu untuk bawain hal-hal penting macam suplai P3K dan tenda gegara kamu males bawa, mending jangan naik gunung, deh.
Ketika kamu ikut-ikutan naik gunung dan nebeng sama temen-temen mulai dari peralatan masak sampai ke obat-obatan dan air minum, kamu malah nyusahin mereka. Sekali kamu naik gunung bareng mereka dan nyusahin mereka, ada kemungkinan ketika kali kedua dan mereka kesel, kamu bakal didorong jatuh dari gunung. Mungkin nggak sejahat itu sih, but you get my point.
Ego
Ego juga termasuk sama penjelasan di atas tentang persiapan, tapi ego di sini adalah ketika kamu melakukan pendakian. Memang persiapan dilakukan sendiri-sendiri, tapi ketika mendaki, kalian bareng-bareng. Nah, mendaki gunung itu agak mirip sama pacaran, kalo bukan kamu yang ninggalin, ya kamu yang ditinggal. Kalo kamu nggak bisa keep up sama yang lain dan maksa minta ditungguin tapi kamu nggak mau usaha, kan nyusahin yang lain. Kalo kamu egois dan buru-buru mau sampai puncak supaya bisa selfie dan ninggalin yang lain, nggak bagus juga. Nah, kalo kamu masih egois gitu, mending ditunda dulu naik gunungnya.
Kondisi Fisik
Ini salah satu yang paling penting. Kamu siap nggak secara fisik? Jangan nanti belum sampai puncak udah asma. Atau belum sampe puncak udah minta digendong karena nggak kuat lagi. Kamu harus tahu batas kemampuan fisik kamu sendiri sebelum naik gunung, karena naik gunung itu tantangan. Kalo kamu ga siap secara fisik, yaa…tunda dulu, deh.
Survival Skill
Ini satu paket sama kondisi fisik. Let’s be generous and say kamu udah siap secara fisik. Kamu kuat dan stamina kamu bagus. Tapi, lagi-lagi harus dibilang, naik gunung itu tantangan. Kamu akan berada di alam terbuka, jauh dari comfort zone kamu. Kalau kamu masih manja-manja nggak bisa makan makanan yang nggak dimasak sesuai standar kamu, kamu masih manja dan nggak mau lanjut kalo udah capek, kamu masih bingung perkara buang air dan kamu nggak bisa jauh-jauh dari handphone, mending ditunda dulu naik gunungnya. Bukannya menaklukan alam, yang ada kamu ditaklukan oleh alam.
Kondisi Alam
Cek kondisi alam. Ini ambigu, loh. Ini bisa berarti kamu harus cek kondisi alam yang artinya kondisi cuaca. Kalau lagi musim penghujan, bahaya kalau naik gunung. Kamu bisa-bisa naik, terus langsung turun gegara longsor. Cek kondisi alam bisa berarti juga cek kondisi pegunungan yang kamu daki, mereka yang mendaki untuk eksistensi di dunia maya atau untuk seneng-seneng outdoor aja, udah menimbun sampah di pegunungan.
—
Kalau kamu punya tujuan yang sama dengan mereka, hanya perkara eksistensi sampai mau nyampah dan memperparah kondisi di pegunungan, mendingan nggak usah dulu naik gunung. Naik Gojek gih ke mall, terus naik lift, makan tuh di food court. Banyak tempat sampah, pun kalau kamu nggak beresin makanannya bakal ada tukang bersih-bersih yang nyuciin piring.
Kalau kamu lolos evaluasi ini, bagus. Silahkan naik gunung. Oh iya, sebelum naik, share dulu tulisan ini via Facebook, Twitter, dan Line supaya mereka yang mau naik juga evaluasi diri dulu, penting nggak sih mereka ikutan naik?
Daftar Isi