Being Happy is Easy…

Apa sebenarnya yang saya cari dalam hidup ini? Pertanyaan tersebut tiba- tiba muncul dalam benak saya ketika saya tengah sibuk menyiapkan sebuah tugas kuliah yang cukup merepotkan. Sayapun berusaha merefeksikan hidup saya selama ini. Saya belajar, sekolah, bekerja dan melakukan berbagai hal, sebenarnya untuk apa?. Selanjutnya, ditengah kesibukan mengetik dan membaca tugas, saya berusaha untuk menyimpulkan sebuah jawaban yang diplomatis dan setidaknya bermakna bagi diri saya. Akhirnya saya mendapatkan sebuah jawaban yang cukup filosofis tentang apa yang sebenarnya saya cari dalam hidup ini, yaitu kebahagaiaan. Yap, semua orang didunia ini pada dasarnya mencari kebahagiaan dalam hidup mereka. Siapa sih yang tidak mau hidupnya bahagia?. No one.

Kebahagiaan, didefinisikan dengan berbagai cara dan sudut pandang. Bagi sebagian teorist yang memandang kebahagiaan berdasarkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan, kebahagiaan seringkali diukur melalui sejauh mana seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat fisik maupun material. Karena itu, Diener dkk (2002, dalam Seligman 2007) mengungkapkan bahwa kebahagiaan bagi sebagian orang di masa sekarang terangkum dalam makna hedonis, berupa kesenangan yang berasal dariproperti fisik seperti mobil, rumah mewah, simpanan uang di bank dll. Dengan demikian, jika seseorang kehilangan seluruh properti materialnya, dapat dikatakan ia akan kehilangan kebahagiaan yang dihasilkan dari barang-barang tersebut. Karena itu, muncul pula aliran postmaterialistik yang menekankan bahwa kebahagiaan tidak hanya berasal dari benda fisik, melainkan dapat berasal dari hal lain yang merupakan ekstensi dari kepemilikan material itu sendiri, seperti status sebagai orang kaya, kuliah di perguruan tinggi yang bergengsi, menjabat sebagai lurah dll.

Kesenangan yang sifatnya hedonistik memang dapat membuat seseorang merasa hidupnya terpenuhi, terpuaskan dan membahagiakan. Tapi toh, kesenangan yang berasal dari kepemilikan atas kekayaan material bukan faktor determinan tunggal yang dapat membuat seseorang merasa bahagia.

Seligman (2007) mengungkapkan bahwa kebahagiaan bukan terletak pada harta yang kita miliki (Possessions), tetapi ada didalam diri kita, yaitu melalui bagaimana kita memaknai hidup dan pribadi kita. Jika seseorang dapat memaksimalkan potensinya pada suatu hal, membuat setiap tindakannya menjadi sesuatu yang bermakna dan kaya, tentunya hal tersebut cukup untuk membuat secercah kebagiaan dalam hidupnya.

Hal ini sejalan dengan pandangan Mike Csikzentmihalyi (2000) yang menekankan kebahagiaan pada keterlibatan seseorang dalam aktivitas yang menarik dan menantang yang disebut juga dengan istilah flow activities. Kegiatan seperti inilah yang akan menjadi sebagai sumber dari energi dan kebahagiaan. Pandangan Csikzentmihalyi ini mungkin dapat menjelaskan mengapa seorang relawan LSM bersedia bekerja keras membantu korban bencana meski tanpa bayaran apapun. Alasannya sangat sederhana, karena ia memang menyukai dan tertarik dengan kegiatan tersebut. As simple as that.

Penekanan aspek ‘kegiatan atau proses’ dalam penjelasan Csikzentmihalyi (2000) terdapat pada pemenuhan kebutuhan diri yang sifatnya sangat personal dan khas. Setiap aktivitas yang dianggap dapat membuat bahagia dipilih berdasarkan kecenderungan minat pribadi masing-masing individu. Satu hal yang bersifat umum adalah semua kegiatan tersebut membuat seseorang merasa melakukan hal yang membuat dirinya bermakna.

Selain berorientasi pada kegiatan yang menantang dan menarik, kebahagiaan juga ternyata dipengaruhi faktor genetik. Tellegan dkk (1988) menemukan bahwa 40% emosi positive manusia dipengaruhi oleh faktor genetik. Artinya, jika orangtua anda adalah orang yang cenderung bahagia, maka dalam kondisi apapun anda juga akan menunjukkan kecenderungan yang sama. Bagaimanapun, faktor genetis tidak sekaku itu, gen bawaan yang diturunkan dapat berubah jika anda membentuk kembali karakteristik dasar anda, misalnya dengan memandang hidup lebih positive, sehingga gen yang anda turunkan pada anak anda akanmemuat nilai positive itu.

Lepas dari sudut pandang apapun, kebahagiaan toh hal yang sangat personal. Sangat tergantung pada bagaimana anda mau menentukkan sumber kebahagiaan anda sendiri. Tidak ada yang memaksa anda untuk menyamaratakan sumber kebahagiaan anda dengan kebahagiaan orang lain. Jika orang lain merasa bahagia dengan mobil mewahnya, anda bisa berbahagia dengan merayakan hidup. Merayakan apapun yang anda miliki, sekecil apapun itu.

Dari penjelasan diatas, kita dapat belajar untuk membuka kembali pemikiran kita tentang kebahagiaan. Sebagai manusia yang memiliki berbagai nilai-nilai nurani dan pertimbangan akal yang bijaksana, sebaiknya kita tidak membiarkan diri kita terjebak pada definisi kebahagiaan yang berorientasi pada parameter material. Paramater ini toh terbentuk karena budaya konsumtif dan kapitalisme semata. Uang dan kekayaan tidak selamanya membawa kita pada hari-hari yang menyenangkan. Justru keputusan untuk bahagia yang berasal dari diri kita sendiri (misalnya ketika kita memilih untuk mensyukuri semua nikmat tuhan yang kita miliki, kehidupan, orangtua yang penyayang, pekerjaan yang halal, anak yang lucu, tetangga yang baik, bahkan hal-hal kecil yang tidak pernah kita sadari) adalah sumber kebahagiaan itu sendiri.

Disaat sulit seperti ini, dimana kondisi ekonomi bangsa sedang tidak baik, sebaiknya kita mulai memaknai hidup lebih dari pemenuhan kebutuhan fisik semata. Lepaskan jauh-jauh keinginan untuk mengisi hidup anda sekedar mencari uang, uang, dan uang. Jauh diatas itu, terdapat sebuah aspek kemanusiaan yang lebih mulia dan kompleks, lebih sarat makna untuk dipenuhi. Sebuah proses hidup yang dinamis dan naik-turun dapat mengajarkan banyak hal, salah satunya adalah fakta bahwa anda memiliki kebebasan untuk menentukkan kebahagiaan anda sendiri. Jadi, siapapun anda, apapun yang anda miliki, keadaan apapun yang sedang anda alami, anda selalu dapat menjadi orang yang bahagia selama anda mau untuk bahagia.

2 thoughts on “Being Happy is Easy…”

  1. Msh mengambang sist, hehe.. Tp mungkin di sini kita perlu membedakan antara kesenangan, well being, dan kebahagiaan itu sndr..

    Buat gw pribadi, kebahagiaan gw dapat saat gw bertekad dan menghadapi segala tantangan hidup ini 😉

    Reply
  2. iya, next time akan menulis yg lebih jelas..^^
    btw, baguslah kalo kita semua akhirnya bahagia bukan hanya karena ‘memiliki’ dan ‘tidak memiliki sesuatu aja’…

    Reply

Leave a Comment