Beneran Mau Jadi Anak Arsitektur UI? Ini Dia Sedikit Gambaran Tugas-tugasnya

Suatu hari di masa-masa perkuliahan di Universitas Indonesia,

Tyas: Hai kamu…

Joni: Hai..

Tyas: Kamu katanya anak Arsi ya? Kenalan dong, namaku Tyas.

Joni: Oh, iya. Joni.

Tyas: Kamu udah semester 4, ya? Gimana sih rasanya ngambil kuliah di Arsi?

Joni: …….. anu…

 

Begitulah kondisi yang seringkali ditemui oleh pejuang-pejuang mimpi yang berkuliah arsitektur di kampus kuning ini.  Gak sedikit yang bakal nanya “Gimana sih rasanya ngambil kuliah di Arsi?” dan setelah kamu melewati semester 3, pertanyaan itu seakan-akan akan sulit untuk dijawab.

Jika kamu punya mimpi dan bercita-cita menjadi arsitektur seperti Ridwan Kamil, Kenzo Tange, atau Santiago Calatrava, mungkin kamu akan tetap bersemangat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban-jawaban yang kira-kira berbunyi “Seru kok, ini udah impian gue sejak kecil.” Mungkin juga jawaban itu pun hanya akan bisa kamu jawab saat semester awal kamu kuliah di departemen arsitektur.

Kuliah di Arsi, itu ibarat artis, Sob. Di layar tipi keliatan cantik, oke, di belakang layar ternyata kerja rodi pagi sampe pagi lagi. Ini bukan mitos, tapi fakta. Kuliah di Arsi itu asyik kok, paling kita hanya diajarkan prinsip atau mekanisme dasar dari sebuah ilmu. Sisanya ? Tugas, Bro!

Apa aja sih penugasan yang biasanya diberikan pada anak arsitektur?

BACA JUGA: Jurusan Ilmu Komunikasi UI: Jurusan Papan Atas yang Banyak Dicari Anak SMA

 

Semester Pertama

harus bisa melatih kemampuan tangamu untuk bikin gambar sketsa via alida-hamuda
harus bisa melatih kemampuan tangamu untuk bikin gambar sketsa via alida-hamuda

Kamu akan belajar mengenai garis, bentuk, bayangan, komposisi, proporsi, dan harus bisa melatih kemampuan tangamu untuk bikin gambar sketsa. Ya, meski sejelek-jelek apa pun atau gak bisa gambar sekalipun, kalau sudah jadi anak arsitektur, kamu harus (dipaksa) bisa sketsa. Karena salah satu pekerjaan arsitek adalah merancang.

 

Semester Berikutnya: Bermain Bentuk

Kamu udah khatam sama istilah nirmana, 2 dimensi, 3 dimensi via alida-hamuda
Kamu udah khatam sama istilah nirmana, 2 dimensi, 3 dimensi via alida-hamuda

Kamu akan dikenalkan dengan istilah nirmana, 2 dimensi, 3 dimensi, lalu dilatih untuk bermain warna dan bentuk. Di sini penugasan-penugasan akan mulai meningkat intensitasnya secara perlahan. Tapi tenang, kamu hanya akan diberikan penugasan-penugasan yang berhubungan dengan benda-benda seni. Katanya, sih, untuk meningkatkan kepekaan kamu terhadap “sense of art.”

 

Semester Berikutnya: Konstruksi dan Struktur

Belajar Konstruksi dan Struktur via beritadaerah
Belajar Konstruksi dan Struktur via beritadaerah

Kamu mulai mengenal yang namanya konstruksi dan struktur kayak pondasi, kolom, balok, kuda-kuda. Tenang, gak sampai perhitungannya, kok. Kamu pun bisa ketemu sama sejarah arsitektur, pra-modern, modern, dan ada juga metodologi perencanaan dan perancangan. Dengan demikian kamu bakalan jadi tau cara berpikir seorang arsitek itu seperti apa, prosesnya gimana hingga akhirnya bisa jadi suatu karya desain yang bagus.

 

Semester berikutya: Deadline dan Begadang

Begadang udah mulai jadi rutinitas via blog.carionline
Begadang udah mulai jadi rutinitas via blog.carionline

Eng.. ing enggg… selamat ya di tahun ini kamu  harus berkenalan dengan yang namanya hari pengumpulan, deadline, dan begadaaaannngggg! Jadi, jangan heran kalau ada temanmu yang bilang begini, “Gue belom tidur nih seharian -_-” maka kamu bisa jawab, “Ah itu mah biasa! Gue belom tidur seminggu!” *lebay

 

Semester Berikutnya: Merancang Rumah Tinggal 

Kamu juga belajar merancang rumah tinggal via arsitektur.upi.edu
Kamu juga belajar merancang rumah tinggal via arsitektur.upi.edu

Kamu mulai dikenalkan dengan dunia arsitektur yang sangat mendekati dengan dunia nyata. Dimana kamu belajar merancang rumah tinggal. Mulai dari merancang pola, pergola, pagar, rumah tinggal satu lantai, dua lantai, bikin asrama sederhana sampai di penghujung tahun, tugasnya merancang rumah tinggal dengan lahan dan klien nyata. Jika kamu beruntung, bisa saja klienmu suka dan ya bisa jadi juga diminta untuk dibangun beneran, dan…  bisa saja tanpa bayaran. Bisa saja!

Lalu, menjelang semester akhir kamu mulai menyadari bahwa kamu bisa melewati semua tantangan itu. Kamu mulai menyadari bahwa mendesain itu gak perlu bakat, kalau emang pengen bisa gambar maka kamu pasti bisa, kamu sadar bahwa semua orang itu bisa menjadi kreatif.

Dan saat kamu menengok teman-temanmu yang masih berjuang menuju cita-citanya di dunia arsitektur, kamu mulai menyadari bahwa bukan hanya mereka sendiri yang hatinya merasa ngilu bagai teriris sembilu setiap kali asistensi dan dosen pembimbing mengganti dan mencoret-coret hasil kerja keras mereka.

Bahwa bukan hanya mereka sendiri yang jarinya tersayat cutter saat mengerjakan maket. Bahwa bukan hanya mereka sendiri yang merasa ketiduran menjelang deadline adalah dosa.

Tidak, Sobat, kalian tidak pernah sendiri! Sebagai sesama anak Arsi, kita menderita bersama-sama, kita berjuang bersama-sama. Karena, sesungguhnya, menjadi mahasiswa arsitektur itu adalah perjuangan, Bung!

 

Daftar Isi

Leave a Comment