Berita dari Kampung Panda

jaket panda
jaket panda

Ditengah apiknya cerita sinetron kampus kita tercinta, saya menemukan cerita yang jauh lebih mempesona dari kampung panda (red: Fasilkom).

*catatan*
kalian tahu bukan kalau kami, anak Fasilkom, senang menggunakan jaket hitam putih yang sering kali membuat kami terlihat seperti panda? (;-p)

Semenjak lulus beberapa tahun lalu, ternyata banyak hal “menarik” dan menarik bermunculan di Fasilkom, kuliah-kuliah eksentrik (woooo!), kegiatan mahasiswa yang unik, dan juga organisasi-organisasi baru. Dulu, sewaktu saya masih kuliah, ada kuliah “menarik” seperti Analisis Numerik, Teknik Kompilator, dan Computational Logic. Sekarang ragamnya bertambah, ada kuliah Natural Language Processing, Robotics, dan Bioinformatics. Kegiatan mahasiswa juga lebih bervariasi, ada Computer Festival (Compfest), Fun Coding, dan Ristek Week. Untuk organisasi, saya mendengar ada English Club, XML, dan Lembaga Asisten. Nah, yang terakhir inilah yang paling menarik untuk saya.

Logo Lembaga Asisten

Seyognya, Lembaga Asisten merupakan perkumpulan bagi seluruh asisten yang bertugas di Fasilkom. Lembaga ini meregulasi tindakan asisten, apa yang boleh dan tidak boleh asisten lakukan. Lembaga ini juga menyediakan beberapa pelatihan khusus bagi para asisten. Untuk mahasiswa Fasilkom, Lembaga Asisten menyediakan layanan asistensi dan tutorial, Kakak Asuh, serta Konselor Sebaya (bekerja sama dengan BEM). Memang, bila dibandingkan dengan lembaga yang sama di Fakultas Ekonomi atau ITB, Lembaga Asisten di Fasilkom masih dalam proses pencarian bentuk. Namun, jika teman-teman lihat di websitenya, http://asisten.cs.ui.ac.id/, lembaga ini ternyata sudah melakukan banyak hal dalam beberapa tahun terakhir.

Bagi yang belum tahu, asisten, umumnya dan khususnya di Fasilkom, dapat dianggap sebagai tangan kiri (kenapa bukan tangan kanan? :-P) dosen. Asisten dapat membuat tugas, mengoreksi tugas, memberikan materi tambahan (asistensi), rekapitulasi nilai, mengadakan tutorial/praktikum, dan mengawas ujian. Khusus di Fasilkom, asisten bisa saja seorang mahasiswa atau alumni.


Dari seluruh layanan yang lembaga tersebut berikan, layanan kakak asuh dan konselor sebaya merupakan yang paling mengesankan. Saya pun kemudian berkacap-cakap dan mengobservasi penghuni kampung panda, cieee…. Hasilnya, kakak asuh dapat dianggap seperti guru (dosen) pribadi. Kalau disebut asisten pribadi (aspri) nanti maknanya beda (red: gw juga mau! :-P). Fungsi mereka sama dengan asisten, hanya saja mereka difokuskan pada kuliah-kuliah tertentu untuk beberapa orang tertentu saja. Mereka bisa belajar dimana saja dan kapan saja, sesuai perjanjian. Biasanya, satu kakak asuh untuk satu mahasiswa. Harusnya, dan pastinya, belajar mereka lebih intensif dibandingkan asistensi biasa.

Kerenkan? Ya, maksud saya, tidak semua mahasiswa/i itu berani bertanya di depan umum. Ada tabiatnya pemalu, tapi ada juga yang malu kalau dianggap tidak bisa, dan ada juga yang takut salah. Wajar toh, tiap individu unik bukan? Nah, kalau mereka belajar dalam kelompok kecil, sepertinya rasa malu dan ketakutan seperti itu bisa diturunkan kadarnya.

Konsep yang diangkat Konselor Sebaya lebih menarik menarik lagi. Mereka adalah para “psikolog muda”, dalam skala yang lebih kecil dan sederahana, tentunya. Tugas utama mereka adalah mendeteksi potensi masalah dan memberikan konseling (jika memungkinkan).

Kakak Asuh

Saat ini ada empat orang konselor sebaya, fotonya bisa dilihat pada gambar disamping. Keahlian yang mereka butuhkan dibangun dengan mengikuti pelatihan konselor sebaya yang diadakan oleh Badan Konseling Mahasiswa (BKM). Pelatihan ini biasanya diadakan pertahun dan bisa diikuti oleh mahasiswa UI yang tertarik. Baru tahukan ada BKM? Sama dong, tahu gitu, mungkin saya jauh lebih waras dari pada sekarang. Upsss.. Oh ya, BKM itu bermarkas di GKFM lantai 2. Lanjut lagi.. Materi pelatihannya, saya hanya tahu dua, yaitu manajemen stress dan mendengar aktif. Kalau ingin tahu tentang mendengar aktif, silahkan baca http://www.anneahira.com/mendengar-aktif.htm.

Konselor Sebaya ini berada di bawah BEM Fasilkom UI, berbeda dengan Lembaga Asisten yang berada dibawah Tim Akademis Fasilkom (mudah-mudahan tidak salah). Namun, karena Lembaga Asisten memahami potensi yang Konselor Sebaya miliki, itulah sebabnya mulai awal tahun ini ada kerjasama antara keduanya. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah dengan menyediakan form curhat di website Lembaga Asisten. Isi form ini akan langsung diterima dan dijawab oleh Konselor Sebaya. Kemudian, setiap beberapa bulan sekali, para asisten akan mengevaluasi kinerja mahasiswa, nama-nama mahasiswa yang buruk kinerjanya akan diberikan pada para Konselor Sebaya. Mereka kemudian akan mencari tahu penyebabnya. Ya, bukan rahasia lagi bahwa turunnya prestasi akademis bisa disebabkan berbagai macam hal, mulai dari rasa malas sampai patah hati (uhui jiwa muda…!). Jika dirasa sangat perlu, konselor sebaya akan merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk mendapatkan kakak asuh atau dirujuk ke BKM.

Sering kali anak Fasilkom dianggap kurang manusiawi, terutama karena kami lebih banyak bekerja di depan komputer. Ansos kata mereka yang berjiwa sosial. Tapi.. kalau melihat perkembangan saat ini, saya rasa label-label tersebut sudah terbukti tidak benar. Dan sejujurnya, saya benci sekali mendengar label-label tidak tak sedap karena kami memiliki pandangan yang berbeda dengan kebanyakan mahasiswa UI lainnya.

Semoga mahasiswa Fasilkom bisa memanfaatkan kedua layanan tersebut dengan bijak!
Semoga hal-hal semacam ini terus didukung oleh Fakultas dan kebijakan UI!
Salut untuk seluruh mahasiswa yang terus membawa perubahan baik untuk lingkungannya!

Leave a Comment