Citizen Reporter
oleh Azwir Nazar, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia
Bila anda ke kampus Universitas Indonesia(UI), rasanya tidak lengkap tanpa mengunjungi perpustakaan pusat UI Depok. Perpustakaan UI merupakan salah satu yang terbesar, termodern dan terindah di dunia. Dibangun diatas 2,5 ha dengan luas bangunan 30.000 m dan total anggaran 110 miliar.
Karena kampus saya di UI Salemba, tiap Sabtu sengaja naik kereta ke Depok untuk duduk berlama-lama di pepustakaan yang berjuluk “The Chrystal of Knowledge” tersebut. Suasananya sangat nyaman. Selain berisi 5 juta judul buku, juga dilengkapi ruang baca, serta 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa. Dari jauh di tepi danau yang indah, kita sudah bisa melihat gedung megah tersebut laksana tempurung raksasa dengan tiga menara utama. Plus atasnya yang berumput hijau (futuristic) hasil karya perusahaan dan arsitek Indonesia.
Perpustakaan ini didesain dengan konsep “sustainable building”. Dimana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan. Area ini juga bebas asap rokok, hijau dan hemat listrik, kertas dan air. Tak heran bila ada mahasiswa bisa menghabiskan waktu mulai jam 08.00 pagi sampai jam 19.00 malam. Begitu asik dan fasilititas serba lengkap. Ada pula ruang apung yang menjorok ke danau. Dilapisi kaca-kaca transparan menawan.
Selain mahasiswa UI, perpustakaan ini juga banyak dikunjungi khalayak umum. Saya sering ketemu juga mahasiswa dan wartawan asing yang sedang meneliti atau menulis. Menghadap taman dan danau dari dalam dibalik jendela kaca yang tranparan, bersih dan elegan. Perpustakaan pusat ini sanggup menampung 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau 20.000 orang perhari.
UI memang sedang berlari cepat mengejar status world class university dan jadi motor internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia. Sehingga, selain terus memolek diri dengan tatanan dan bangunan berkelas dunia.
Perpustakaan yang terdiri dari lantai 8 itu seperti taman rekreasi saja. Ada 1000 komputer untuk mahasiswa. Anda bisa menggunakan fasilitas Online Public Access Catalog (OPAC) sarana mencari informasi mengenai koleksi buku melalui terminal komputer. Ada juga ruang baca, diskusi, dan ruang belajar khusus untuk mahasiswa tingkat doktoral. Anda boleh pilih di ruang dan lantai berapapun anda mau membaca, menulis, atau “bertamasya” di dalamnya. Sangat nyaman.
Saya sendiri suka di lantai dasar, selain ada cafetaria, starbucks coffee, restaurant korea, toko buku, travel, bioskop, fasilitas kebugaran, studio musik, bank, dan banyak lagi fasilitas lain. Disini kita bisa merasakan gairah dan kesyahduan orang menuntut ilmu. Orang-orang membaca, menulis, berdiskusi sampai nongkrong di Starbucks sambil belajar. Suasana yang begitu menakjubkan.
Starbucks bagi kaum professional di Jakarta biasa digunakan sebagai tempat meeting selain sebagai gaya hidup modern. Di UI anda bisa menggunakannya sambil berkumpul dan berdiskusi atau mengerjakan tugas tanpa harus meninggalkan kampus. Tentu pula sebuah pengalaman langka. Sebab biasanya hanya ada di mall, rumah sakit, atau bandara.
Disamping pustaka juga berdiri balairung, gedung rektorat, dan mesjid Ukhwah Islamiyah. Jadi kalau waktu shalat tiba, kita hanya butuh waktu 5 menit menuju mesjid. Karena di dalam perpustakaan mushalla hanya disediakan untuk perempuan. Perpustakaan menjadi salah satu penunjang di sebuah lembaga pendidikan. Kelengkapan buku/bacaan serta tingkat kenyamanan menjadi faktor penting perpustakaan tersebut ramai dikunjungi.
Selain perpustakaan pusat, UI juga memiliki 12 perpustakaan di masing-masing fakultas dan jurusan. Maka, mengunjungi perpustakaan bukan lagi ‘momok’ membosankan. Sebaliknya, justru menjadi alternatif bertamasya yang mengasikkan. Selain mengasah intelektual juga kita berada ditengah-tengah spirit orang-orang yang terus belajar dan membangun peradaban. Juga menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mencintai buku, rajin membaca, dan menulis. Luar Biasa!
nice post 🙂 thank you