Catatan Hitam Penyelenggaraan Ujian Masuk Bersama (UMB) 2008: Panitia UMB 2008 Tidak Profesional!

Ujian masuk bersama (UMB) lima universitas yang prosesnya sudah berlangsung selama satu minggu terakhir ini ternyata meninggalkan cacat yang fatal untuk sebuah even berskala nasional yang menentukan masa depan siswa-siswi SMA.

Tulisan ini merupakan pengalaman yang penulis rasakan sendiri ketika mengikuti berbagai proses yang berkaitan dengan Ujian Masuk Bersama 2008.

Proses Sosialisasi

Hal ini dimulai ketika saya dikejutkan dengan pemberitaan di Koran Kompas. Disana mengutip statemen dari Rektor UI Prof. Dr. dersoz. Gumilar Roesliwa Soemantri (selanjutnya disingkat dengan Rektor UI GRS) yang menyatakan bahwa UI akan menyelenggarakan ujian mandiri diluar SNMPTN yang kapasitasnya 4 kali lipat dari jatah mahasiswa dari SNMPTN.

Saya sudah menduga bahwa hal yang mendadak seperti ini hanya akan menimbulkan polemik di kalangan internal maupun eksternal kampus. Dan benarlah, polemik muncul sampai beberapa kalangan mahasiswa memutuskan untuk memprotes kebijakan ini pada saat momen ngobrol bareng dengan rektorat. Pada momen itu pula Rektor UI GRS menyampaikan latar belakang dan alasan di balik penyelenggaraan UMB, hal ini diperkuat dengan pernyataan Warek I UI M. Anis, M. Met yang “membongkar” alasan politis di balik penyelenggaraan UMB. Sampai titik itu saya bisa menerima alasan yang dikemukakan, tetapi masih ada yang mengganjal. Betapapun “mulianya” alasan di balik penyelenggaraan UMB, saya ingin menggarisbawahi satu hal, SOSIALISASI. Hal inilah yang menjadi kecacatan pertama, sekeras apapun usaha rektorat dan (bahkan) didukung oleh mahasiswa dalam melakukan sosialisasi (HP penulis bahkan sempat menerima Boom SMS dari anak-anak SMA yang berkenaan dengan UMB dalam satu waktu), informasi terkait UMB ini tidak bisa terdistribusi secara baik karena satu hal, Kurang Optimalnya Sosialisasi Yang Dilakukan Rektorat UI dan 4 Universitas.

Saya menyayangkan keputusan Rektorat UI yang hanya mengandalkan Publikasi Media Cetak dan Internet untuk mensosialisasikan informasi UMB ini. Mengapa Rektorat UI tidak mencoba membuat publikasi di Media Elektronik seperti Televisi. Media ini lebih familiar di kalangan masyarakat daripada KORAN apalagi Internet. Apabila pertimbangan biaya menjadi masalah, bukankah UI dan 4 Universitas dapat bekerja sama dengan pihak stasiun TV untuk mempublikasikan UMB ini, toh ini merupakan kepentingan publik di bidang pendidikan di luar urusan komersil.

Proses Pendaftaran

Hal selanjutnya yang harus menjadi catatan penting adalah pada saat proses pendaftaran dimulai. Saya mengalami sendiri bagaimana panitia UMB tidak profesional dalam penyelenggaraan even penting berskala nasional ini. Setidaknya ada 2 kesalahan fatal yang dilakukan panitia UMB disamping beberapa kesalahan lain yang masih wajar (kata wajar ini subjektif menurut penulis, belum tentu berlaku bagi orang lain).

1. Lemahnya Panitia Dalam Memprediksi Jumlah Peserta (FATAL)

Pada hari rabu tanggal 28 Mei 2008, beberapa harian nasional memberitakan bahwa banyak dari orangtua siswa yang mendaftar UMB di kampus UNJ kecewa karena formulir UMB habis, di Media itu pula dikatakan bahwa para pendaftar diharapkan untuk datang kembali ke kampus UNJ pada hari kamis 29 Mei 2008.

Tanggal 28 malam, saya mendapat sms bahwa 8 orang adik kelas dari Tasikmalaya akan berangkat ke Jakarta untuk menukar bukti transfer BNI dengan formulir UMB. Saat itu saya mempersilakan karena asumsi saya pada hari kamis formulir UMB sudah tersedia kembali setelah sebelumnya dinyatakan habis.

Tanggal 29 pagi (sekitar pukul 07.30) saya kembali mendapat sms dari rombongan adik kelas saya tersebut sudah sampai di kampus UNJ dan mereka mendapati loket penukaran formulir UMB ditutup. Saya pikir wajar saja, kan masih jam 07.30, aktivitas perkantoran biasanya dimulai pukul 08.00. Saya minta mereka untuk menunggu sampai pukul 08.00 dan saat itu juga saya langsung berangkat dari Depok menuju Rawamangun. Tiba-tiba sekitar pukul 08.15 (Penulis sudah mencapai Kalibata), adik kelas saya menelepon bahwa loket penukaran formulir benar-benar ditutup pada hari kamis karena tidak ada formulir untuk ditukar alias habis.

Sekitar pukul 09.00 saya tiba di kampus UNJ Rawamangun dan langsung menerima keluhan dari mereka terkait penyelenggaraan UMB. Saya langsung mengajak mereka untuk mengkonfirmasi masalah yang terjadi pada hari kaimis itu kepada panitianya langsung yang berlokasi di Kampus UI Salemba. Disana saya bersama adik kelas dari Tasikmalaya mencoba menanyakan beberapa hal kepada panitia yang stand by disana (Penulis lupa menanyakan nama dan jabatan orang tersebut).

Kira-kira pertanyaan yang kami sampaikan itu seperti ini (redaksinya tidak begitu tepat), “Mbak, kok bisa formulir UMB habis? Bukannya di koran-koran kemarin para pendaftar yang tidak kebagian formulir diminta datang lagi pada hari kamis?” petugas tersebut kemudian menjawab “Oiya, formulir UMB memang habis. Ketika kami (panitia) mengkonfirmasi jumlah peserta yang membayar ke BNI sampai tanggal 27 Mei, ada 40 ribu orang yang mendaftar. Maka kami (panitia) memutuskan untuk mencetak formulir sebanyak 40 ribu buah, ternyata pendaftar membludak diluar perkiraan” ketika itu kami menyanggah argumen tersebut “Mbak, bukannya pembayaran ke BNI masih dibuka sampai tanggal 2 Juni? Kenapa asumsi jumlah yang digunakan tanggal 28 Mei?” Pertanyaan tersebut tidak dijawab dan petugas tersebut hanya memohon maaf dan berkata bahwa saat ini formulir tambahan masih ada di percetakan dan Hari Jumat Tanggal 30 Mei 2008 Pukul 14.00 sudah bisa ditukar dengan bukti Pembayaran BNI di kampus UNJ.

Jawaban dari petugas tersebut mencerminkan lemahnya panitia dalam mempersiapkan logistik UMB. Hal ini sangat fatal karena yang kurang itu FORMULIR. Bagaimana mungkin FORMULIR UMB bisa habis sebelum tanggal penukaran formulir berakhir dengan alasan kurangnya asumsi jumlah ketika memesan kepada percetakan. Sungguh aneh, seharusnya panitia sudah bisa memprediksi bahwa peserta akan membludak mengingat penyelenggaraan UMB yang terkait dengan rekrutmen mahasiswa baru dari kampus terkemuka di Indonesia. Atau mungkin bisa dikatakan bahwa panitia “pelit”, tidak mau menanggung resiko kelebihan jumlah formulir?

Satu hal yang pasti, ribuan calon mahasiswa dan orangtuanya telah menjadi korban dari keteledoran panitia UMB. Coba pikir bagaimana perasaan calon mahasiswa yang datang jauh dari daerah dengan menempuh jarak dan mengeluarkan dana yang tidak sedikit harus menelan kekecewaan karena mereka harus kembali lagi keesokan hari, dan barangkali dana lebih harus mereka keluarkan untuk akomodasi tambahan. FATAL !

2. Peraturan Yang Tidak Konsisten (FATAL)

Dua hari yang lalu ada seorang siswa SMA yang mengeluhkan kepada saya bahwa aturan pemilihan jurusan dalam UMB tidak memuaskan. Hal ini karena para calon mahasiswa tidak diperbolehkan memilih Universitas yang sama untuk 2 pilihan jurusan. Dengan kata lain siswa SMA tersebut kecewa karena tidak bisa menempatkan UI di pilihan 1 dan pilihan 2. Dia berkata bahwa peraturan tersebut dicantumkan secara resmi dalam buku panduan UMB, sehingga saya pikir ya sudahlah, mungkin itu bargaining politik dari 4 Universitas lain yang beraliansi dengan UI untuk menyelenggarakan UMB.

Akan tetapi, saya masih menyimpan perasaan tidak enak terhadap peraturan ini. Dan ketika saya berkesempatan untuk mengkonfirmasi kepada penitia langsung (lihat peristiwa saya dengan panitia UMB di Salemba pada poin 1) saya pun mencoba menanyakan alasan penetapan kebijakan yang menurut saya aneh dan “diskriminatif”. Ketika itu adik kelas saya pun mempertanyakan hal yang sama dan langsung menanyakan hal tersebut kepada panitia, “Mbak apa betul pilihan jurusan dalam formulir UMB tidak boleh berasal dari Universitas yang sama?” lalu apakah jawaban dari sang petugas, dia menjawab “Peraturan itu sudah diralat mas, sekarang pilihan jurusan yang berasal dari Universitas yang sama sudah diperbolehkan.”

Wah, dalam hati saya senang karena teman-teman yang memang hanya ingin memilih jurusan di Universitas Indonesia tidak perlu khawatir, tetapi saya jadi memikirkan bagaimana dengan calon mahasiswa yang sudah mengembalikan kembali formulir pada tanggal 27, 28 dan 29 Mei sebelum peraturan tersebut diralat?

Saya bersama rombongan kembali ke UNJ karena rombongan dari Tasikmalaya tersebut akan menginap di rawamangun sebelum menukar formulir pada hari jumat. Di kampus UNJ saya bertemu dengan rombongan lain yang berasal dari Tasikmalaya juga, saya mencoba iseng bertanya kepada mereka, “Milih jurusan apa aja buat UMB?” salah seorang dari mereka menjawab “Pilihan 1 saya xxxxx UI kak, klo pilihan duanya xxxxx UNJ”, “Lho, kenapa gak milih UI dua-duanya?”, “Kan gak boleh kak, di buku panduannya tertulis kayak gitu” (sebenarnya percakapan terjadi dalam Bahasa Sunda, tapi sudah saya terjemahkan). Lah, saya jadi bingung, saya mengira bahwa ralat tersebut SUDAH dipublikasikan kepada khalayak calon mahasiswa. Ternyata ?

Dengan begini, panitia UMB telah melakukan tindakan yang merugikan para peserta yang telah mengembalikan formulir pada tanggal 27, 28 dan 29 Mei yang tidak mengetahui ada ralat dalam peraturan (yang sangat penting menurut saya) UMB. Karena boleh jadi dalam sekian ribu calon mahasiswa yang telah mengembalikan formulir, ada banyak yang sebenarnya menginginkan untuk memilih UI pada dua pilihan jurusan yang disediakan. Menurut saya kalau memang tidak boleh memilih jurusan dari Universitas yang sama ya sudah. Kalau memang boleh ya dibolehkan saja dari awal. FATAL !

Kesalahan lain yang (menurut saya) wajar (ah ini sih subjektif)

Ngaret (wajar gak sih klo ngaret 4-6 Jam)

Saya mencoba mewawancarai salah satu orangtua siswa yang hadir disana. Saya mencoba menanyakan kesan beliau (ibu-ibu berusia 50 tahunan menemani anaknya untuk mengembalikan formulir, ibu ini pula yang anaknya menjadi korban dari RALAT peraturan UMB) tentang proses penyelenggaraan UMB ini. Pada dasarnya beliau kecewa terhadap panitia terutama satu hal. Ketika beliau menukar bukti transfer BNI pada hari Senin, 26 Mei 2008 ibu tersebut mendapat informasi bahwa loket pendaftaran akan dibuka pada pukul 08.00, setelah cukup lama menunggu (sekitar satu jam), panitia mengumumkan bahwa loket baru akan dibuka pukul 14.00

Tanya Kenapa ?

Satu hal yang bisa saya simpulkan.

PANITIA TIDAK SIAP MENYELENGGARAKAN UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) 5 UNIVERSITAS.

Sekarang mari kita tunggu, bagaimana penyelenggaraan tes dan penilaian yang dilakukan oleh P-SPMBN (Perhimpunan SPMB Nusantara) yang (diklaim) berpengalaman dalam penyelenggaraan SPMB sebelumnya. Apabila proses tes dan proses penilaian ternyata dilakukan dibawah kecacatan-kecacatan lain, hanya ada tiga kata, TOLAK UMB 2009!!! sebagaimana Rektor UI GRS sudah berjanji di hadapan mahasiswa dalam momen ngobrol bareng di Balai Sidang BNI bahwa UI akan bergabung penuh dengan SNMPTN apabila terbukti penyelenggaraan SNMPTN lebih baik dari penyelenggaraan UMB.

Secara pribadi saya berpendapat bahwa penyelenggaraan SNMPTN akan lebih baik dari UMB karena mereka memiliki kesempatan untuk menilai proses penyelenggaraan UMB yang (ternyata) kurang sesuai harapan. Walaupun saya tidak mengesampingkan juga bahwa penyelenggaraan SNMPTN sangat bergantung kepada P-SPMBN. Tetapi klo ternyata penyelenggaraan SNMPTN sama buruknya dengan penyelenggaraan UMB, saya menyarankan agar para Rektor Se-Indonesia kembali menggunakan sistem SPMB yang lama dan merestrukturisasi lembaga dewa yang bernama Perhimpunan SPMB Nusantara.

*Update Berita Terkait UMB (Tanggal 30 Mei 2008 Pukul 16.00)

Penyelenggaraan UMB 2008 makin kacau dan carut-marut.

Saya pikir setelah peristiwa habisnya formulir pada hari kamis kemarin panitia akan memperbaiki proses penyelenggaraan UMB 2008. Faktanya, hari ini saya menemukan setidaknya 2 cacat lain yang terjadi di kampus hijau UNJ yang menjadi pusat pendaftaran UMB 2008.

1. Penukaran formulir UMB diwarnai kericuhan

Proses penukaran formulir yang sedianya akan dibuka pada pukul 13.30 ternyata pada pukul 13.00 loket-loket penukaran sudah mulai dibuka. Tak pelak hal ini menyebabkan keributan diantara para pendaftar. Para pendaftar putra yang baru saja selesai sholat jumat langsung berlari menyerbu loket setelah tahu formulir sudah mulai dibagikan.

Sangat disayangkan panitia hanya menyiagakan kurang dari 10 orang satpam untuk mengamankan loket pendaftaran. Perlu diketahui para pendaftar mencapai ribuan orang dan kurangnya tenaga pengaman tersebut membuat antrian menjadi kacau dan tidak beraturan. Para pendaftar saling dorong dan saling sikut untuk mendapatkan formulir UMB, akibatnya tidak sedikit pendaftar yang jatuh dan terluka. Bahkan, salah seorang pendaftar putri jatuh pingsan di depan loket setelah berdesakan di dalam kerumunan massa selama 15 menit. Yang paling parah, akibat kericuhan ini banyak formulir UMB yang sobek dan tidak bisa digunakan. tidak terhitung berapa juta uang yang terbuang percuma karena kericuhan ini (formulir sobek). Saya tidak bisa membayangkan apabila pendaftar yang formulirnya sobek itu adalah calon mahasiswa dari kalangan menengah kebawah, setelah formulirnya sobek, belum tentu keluarganya bisa memberikan uang tambahan untuk membeli formulir baru.

2. Formulir UMB 2008 HABIS (LAGI !!!)

Pada pukul 16.00 saya mendapat telepon dari adik kelas yang berada di UNJ. Ternyata formulir pendaftaran UMB sudah HABIS pada pukul 14.30, dari panitia UMB tidak ada yang mengkonfirmasi apakah formulir habis atau tidak, yang pasti sekarang (pukul 15.00) loket-loket pendaftaran sudah DITUTUP.

Akibat penutupan loket-loket ini banyak orang tua pendaftar yang marah-marah bahkan sampai menggedor-gedor kaca loket pendaftaran. Sampai tulisan ini diturunkan, kondisi di lokasi masih dalam keadaan “rusuh”, orangtua pendaftar marah-marah namun tidak ada satupun staff panitia yang menunjukkan batang hidungnya.

Apakah kejadian ini yang engkau harapkan wahai Rektor UI, Rektor UNJ, Rektor UIN Jakarta, Rektor USU dan Rektor Unhas ???

Dimana engkau P-SPMBN ??? Perhimpunan yang diklaim sebagai penyelenggara seleksi masuk mahasiswa baru “terbaik”.

Ketika mendengar penjelasan Rektor UI saat Momen Ngobrol Bareng di Balai Sidang, jujur saja saya dengan hati yang tulus menerima penjelasan dari para petinggi Kampus Kita dan mendukung penyelenggaraan UMB 2008 dengan jalan saya yaitu membantu sosialisasi untuk wilayah Tasikmalaya.

Tetapi setelah melihat kenyataan yang terjadi di lapangan sekarang. Jujur, Penyelenggaraan UMB 2008 KACAU, ANCUR, GAK PROFESIONAL, GILA.

SUDAHLAH AKUI SAJA BAHWA PENYELENGGARAAN UMB 2008 INI HANYA DIDASARKAN ATAS EGOISME BELAKA, DAN JANGAN PERNAH ADA LAGI UMB-UMB YANG LAIN YANG HANYA MENYENGSARAKAN CALON MAHASISWA BARU.

Karena Calon Mahasiswa Baru Ingin Dimengerti. . . . . . . . . . .

SALAM PERJUANGAN

Muhammad H Hilman

Redaktur Pelaksana KORAN KAMPUS

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Angkatan 2006

Mahasiswa Daerah asal Tasikmalaya

49 thoughts on “Catatan Hitam Penyelenggaraan Ujian Masuk Bersama (UMB) 2008: Panitia UMB 2008 Tidak Profesional!”

  1. komentar juga ah…kebetulan saya juga mengantarkan adik saya daftar UMB

    1. mengenai jadwal pengambilan formulir, di koran kompas tertera sejak tanggal 22 Mei sampai…, nah pada hari yang sesuai saya dan adik saya ke UNJ..dan disana berjumpa dengan ratusan ibu dan bapak yang mengantarkan anaknya daftar UMB..eh ternyata kami dikecewakan..setelah menunggu cukup lama..tidak ada satupun dari orang tata usaha keluar dan menghampiri kami..sampai ada salah satu orang dari kami menelpon panitia pusat salemba…dan ternyata..pengambilan formulir diundur sampe 26 Mei 2008 jam 12.00 tanpa pemberitahuan sebelumnya..ini kekecewaan pertama..karena untuk mengantarkan adik atau anak..saya dan orang tua siswa tentunya telah mengorbankan waktu untuk bolos kuliah ataupun kerja pada hari tersebut.

    2. Mengenai program studi pilihan.. harus berbeda universitas..seperti tersebut dalam point pertama panduan UMB..berdasarkan poin tersebut akhirnya adik saya memutar kembali pikirannnya untuk memilih dua prodi dari 2 universitas..eh ternyata sekarang katanya udah bisa 1 universitas..duh2..adik saya sesuai jadwal telah mengembalikan formulir hari rabu 28 mei 2008 bersama rekan2 calon mahasiswa yang lain..yang tentunya memilih jurusan dengan 2 universitas yang berbeda.

    3. mengenai formulir yang habis..saya tidak bisa berkata apa2 lagi..

    selanjutnya..mungkin ada rekan2 yang lain yang mengalami hal serupa?

    3.

    Reply
  2. memang, banyak yang mengavaluasi seperti itu,
    kita BEM UI dan BEM fakultas se-UI juga sedang melakukan evaluasi. gimana kalau teman-teman yang punya data evaluasi yang valid dituliskan saja, nanti kita jadikan satu semua, dan kita teruskan evaluasi ini ke pihak yang terkait.
    thanks to hilman yang memulai dengan membuat artikel.

    Reply
  3. OOIII Hilman….lo fasilkom akt 2006-kan…
    Bilangin ke temen lo YUNUZ (angkatan lo) juga,klo dia jangan sombong2 lagi…kalo dia masih sombong…FSnya bakalan gw deface…OK!!!
    Thax

    Reply
  4. UNJ rusuh! calon mahasiswa saling dorong dan sikut. salah satu peserta putri jatuh pingsan di tengah peserta yang berebut formulir..

    Reply
  5. Kami rasa SOSIALISASI yang tidak WAH, jangan hanya melibatkan segenap elemen BEM UI ataupun BEM/SM/HM/Senat Fakultas saja untuk mengevaluasinya, melainkan semua himpunan Mahasiswa yang tergabung dalam berbagi Simpul Daerah di UI.

    Salam Mahasiswa,
    Demi Kehidupan Bangsa dan Pendidikan Indonesia Yang Lebih Baik

    Reply
  6. kasih comment yuph…
    kemaren sempet juga ngrasain suasana pendaftaran UMB..
    persis spt yg di tulis di site ni

    > kebetulan aku yg dari daerah (Semarang),, memang ttg sosialisasi dirasa sgt kurang. Di SMA tmpt aku sekolah aja baru ngasih sosialisasi ttg UMB tanggal 26 kemaren. Untungnya aku dah tw duluan lewat koran & internet (walo g begitu detail). lebih2 lg,, SMA-ku g nglayanin pendaftaran kolektif,, jd aku kudu dateng ndiri ke tmpt pndftarannya.

    > sebenarnya aku bs ikut UMB dr jogja (peserta yg dr Jateng-DIY jatahnya d Jogja),, tp aku ikt yg d jakarta,, krn kebetulan keluarga di sana.
    Aku sempet kaget sesampainya di UNJ,, kenapa kok antrian di BNI sana rame banget…. sempet tanya2 jg sama orang yg ngantri,, tnyt kabarnya bukti transfer harus dari BNI tempat kita daftar (BNI di UNJ).. tp usut punya usut,, kabar tu g bener..aku sendiri transfer dari BNI cabang UI Depok (kluarga d sana sih..) jg bs kq.

    > ttg kesmrawutan dalam proses pendaftaran tu memang benar.
    -seperti,, waktu penukaran formulir yang sebelumnya g ada pemberitahuan ,, shngga banyak calon peserta yg ‘nggonduk’,, udah dateng pagi2,, tnyt loket baru d buka siangnya.. (kebetulan aku nukar tanggal 26). akibatnya,, antrian udah panjang banget,, sedangkan loket belum tw bukanya kapan. untung ada kebijakan dari panitia,, jam 10 loket udah di buka.
    – ttg pilihan prodi jg gt,, di buku petunjuk tertulis salah satu pilihan harus dari univ. yg berbeda,, tnyt setelah di konfirmasi,, baru ketauan kalo ada ralat.
    tp kenapa ralat g di sertakan bersama saat penukaran formulir ??
    – lagi saat pengembalian formulir,, meja tempat aku pengembalian sempet g ada panitia yg nglayanin. aku cuma di suruh nunggu sama satpam yg jaga,, katanya mau di panggilin dulu. emg panitia jalan2 kemana y ?? aku baru di layani setelah nunggu setengah jam.

    semoga aja semua ni bisa jadi koreksi bagi P-SPMB selaku panitia untuk peningkatan profesionalitas penyelenggaraan kegiatan serupa di waktu yg akan datang.
    trims. ;= )

    Reply
  7. emang bener banget tuh…..

    tanggal 30 mei 2008 kemaren kan gw ikutan ngantri ambil formulir UMB itu…..

    dener-denger dari anak yang ambil hari kamis…padetr banget di sana…..
    nah akhirnya,,,gw pergi ke sana pagi banet dari depok…
    tujuannya sih biar cepet dapet formulir n cepet balik karena besoknya gw mau uas agama…..
    nah…sampe disana gw liat orang2 dah pada antre panjang banget sampe belakang…akhirnya gw ikutan ngantri juga.ngantrinya itu di tempat yang menurut gw ga pantes jadi tempat antrean….coz tempatnya itu kayak lorong sekolahan/koridor rumah sakit!!!!!!gila aja….gila aja!!!!sempit banget tau!!!sampe2 banyak orang yang jadi kepanasan karena ga dapet tempat teduh… tau-tau, ada petugas yang bilang pake mikrofon kalo FORMULIR UMB 2008 BARU BISA DIAMBIL JAM 13.30…..nah semua orang yang dah nunggu dari pagi BT donkkkk!!!(termasuk gw…tapi ga bt2 bgt sih))))….akhirnya gw pergi keliling UNJ ma temen2 gw….jam 10.30, gw balik lagi ke tempat anteran…dan ternyata orang-orang yang tadinya berdiri sambil ngantri sekarang jadi pada duduk (ya iya lah….cape gtu!!!). n gw liat banyak orang yang masih setia nunggu di tempat panas buat ngantri….akhirnya masuk waktu sholat jum’at. tapi orang banyak yang rela ga solat cuma buat ngantri disana padahal agama mereka banyak yang muslim!!!!!banyangin aja teman2 demi dapet formulir UMB, mereka jadi lupa sama tuhannya!!!nah saat itu gw duduk sama temen gw yang sama2 cewek…di pinggir korido.tau2 pas abis solat jum’at, ada serombongan anak yang sengaja antri di bawah loket berdiri…..ya kontan saja semua orang yang lagi ngantri pada lari buat ngantri depan loket….(termasuk Gw…habis pada terbawa suasana sih!!!). padahal orang yang diri itu cuma mau diri doang…bukan buat ngambil formulir.nah, akhirnya terjadi keributan di depan loket. ada yang bilang “lama banget sih panitianya!!!”, “ga profesional nih!!!”. dan masih banyak lagi kata-kata kasar yang keluar dari mulut calon MABA 2008. yang mengantri di depan loket kebanyakan anak2 perempuan. sedangkan anak2 laki2 antri dibelakang karena telat datang. akhirnya di koridor yang sempit itu terjadi aksi dorong2an yang kemungkinan besar dilakukan oleh anak2 laki2 di belakang. mereka bilang “serobot aja!!”. nah, kasihan kan anak cewe yang paling depan. akhirnya ada anak perempuan yang pingsan karena kurang oksigen dan lemas karena terjepit dari kiri, kanan, depan dan belakang. akhirnya petuga datang…dan langsung membagikan formulir..loket IPA yang pada awalnya hanya berjumlah 2 akhirnya bertambah jadi 3. saya melihat banyak formulir yang terpasa ditekuk agar memudahkan untuk keluar dari antrian. padahal tindakan tersebut bisa membuat formulir menjadi rusak.

    banyak ralat yang ada pada pelasanaan pendaftaran UMB ini. seperti yang telah dijelaskan…
    1. qta boleh memilih 2 atau 3 jurusan di satu universitas……hal ini sangat saya sesalkan mangapa tidak disosialisasikan terlebih dahulu…sosialisasi ralat ini dibuat dalam bentuk selembar kertas kecil. tetapi yang perlu digaris bawahi adalah TIDAK SEMUA ORANG MENGETAHUI BAHWA ADA RALAT YANG MEMPERBLEHKAN CALON MAHASISWA UNTUK MEMILIH SATU, DUA, ATAU TIGA JURUSAN DI SATU UNIVERSITAS. (saya tidak mendapatkan selebaran tersebut tetapi saya mengetahui dari oranglain.)
    2. pendaftar boleh mengembalikan formulir saat itu juga (saat mengambil folmulir) dengan persyaratan harus membayar uang denda Rp 10.000,-

    yang saya sesalkan dari pendaftaran UMB ini adalah

    1. panitia seperti belum siap dengan adanya UMB ini….hal ini terbukti masih banyaknya orang yang melihat poster yang tertempel pada depan gedung pusat pelayanan mahasiswa terpadu UI (sabtu, 31 mei 2008). hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi…

    2. pada koridor pemngambilan formulir di UNJ, tidak ada pembatas untuk antrean. sehingga orang mengantri jadi kacau (satpam UNJ bilang bahwa harus membuat antrean 3 baris kebelakang….gimana mau baris pembatas yang jelas aja ga ada!!!)

    3. seharusnya pengambilan formulir tidak selalu harus diambil di UNJ aja!!! di UI kan juga bisa…..biar ga rame banget gtu!!!

    4. saya takutnya…ralat diatas yang sudah saya sebutkan itu tidak jadi/ diralat kembali…..karena saya sudah menyerahkan formulir dan mendapatkan kartu peserta.sehingga hal tersebut bisa merugikan pendaftar.

    5. panduan mengisi formulir ini di edit dari buku panduan SPMB tahun 2007 yang lalu…sehingga banyak katerangan yang menurut saya agak rancu dan tidak sesuai.

    segitua aja dulu yang bisa saya berikan !!!

    Reply
  8. yaaaaaaaah. namanya juga orang Indonesia. termasuk juga universitas kita tercinta ini. Rumusnya gampang:

    (Rektor baru + Kebijakan Baru) x Sistem baru = Masalah Baru

    mbok ya kalo mau buat sistem baru dimanage dengan baik termasuk masalah sosialisasinya.

    bapak-bapak yang terhormat di atas sana ngebayangin gak sih kalo masa depan calon-calon pemimpin bangsa itu hancur berantakan gara-gara sistem yang juga hancur berantakan?

    gila.

    mendingan SPMB deh…

    Reply
  9. SPMB maksud juragan TheDiplomat itu SNMPTN?

    TheDiplomat lupa kalau Perhimpunan SPMB itu menyelenggarakan UMB bukan SNMPTN?

    Melihat kinerja pelaksanaan UMB tahun 2008 seperti ini, layakkah kita memberikan satu kesempatan untuk tahun berikutnya, menimbang tahun ini memang agak sedikit kacau balau mengingat beberapa saat yang lampau terjadi eksodus PTN dari Perhimpunan SPMB? Ataukah kita tidak mengenal belas kasih dan berpindah ke SNMPTN (asumsi bila kinerja SNMPTN lebih baik) ?

    Reply
  10. ya, memang benar tapi saya sedikit masuk kedalam panitia UMB 2008, memang prediksi yang diperkirakan salah, karena asumsi dari panitia bahwa ini diselenggarakan di kota kota besar saja dan tidak merata di seluruh Indonesia, ini bukan hanya kesalahan dari panitia pusat namun ini juga kesalahan dari sosialisasi dari universitas2 yang bersangkutan. saya hanya memberitahu bahwa pencetakan formulir itu tidak bisa secepat apa yang kita bayangkan, pencetakan formulir ini dapat dilakukan min 3 hari, namun sekedar informasi malam ini akan ada rapat yang membahas tentang formulir dan diharapkan akan ada pemecahan masalah, saya harap teman2 dapat melihat sisi2 positifnya juga, jangan hanya melihat sisi negatifnya,,,,
    HIDUP Mahasiswa…….!

    Reply
  11. cukup deg degan juga setelah adik saya yang kebetulan mo ikut UMB selalu kehabisan formulir, tetapi alhamdulillah as hari terakhir dapet dengan sengaja datang 4 jam sebelum di buka, itupun yang ngantri banyak banget,,,

    oke mungkin UMB kali ini mamang kacau dikarenakan oleh gonjang ganjing SPMB, UMPTN yang akhrinya jadi SNMPTN,

    tahun depan perlu diperbaiki dalam mekanisme pengambilan formulir(ini yang paling mbikin ruwt) seperti pembuatan pendaftaran online seperti yang dilakukan UNDIP sama UGM,,,semoga tahun depan lebih baik…..

    Reply
  12. saya juga merasa AMAT SANGAT KECEWA karena panitia UMB yg kurang jelas/tegas dalam memberikan informasi…

    Mgkn saya termasuk orang yg tdk beruntung karena 3 hari setelah saya mengembalikan formulir UMB ternyata ada yg d ralat yaitu mengenai pemilihan jurusan…
    Terkesan bahwa panitia agak (PLIN PLAN),maaf,,,
    Saya mewakili beribu2 tman saya yg TERJEBAK oleh ketidakjelasan informasi tsb…
    mungkin ada banyak lagi orang yg merasa sangat di rugikan karenanya…

    Mohon di evaluasi atau mengapa tidak di sama ratakan saja suaranya…
    Klo pada info sblumya tidak bisa memilih 2 jurusan d universitas yg sama, mengapa tidak di samakan saja…

    jadi ralat itu tidak perlu mnurut saya….

    karena keputusan akhirnya nanti bakalan jadi tidak valid,alias mnimbulkan kontroversial, pro kontra dan sebagainya…

    maaf jika ada kata2 yg kurang berkenan..

    trima kasih

    Reply
  13. @13. Tokek
    maksudnya itu SPMB yang bener2 SPMB yang asli, yang terakhir ada tahun lalu, sebelum ada polemik kaya gini..

    semua orang udah tahu tentang SPMB di luar kepala, sistemnya udah stabil, di seluruh Indonesia diadain, semua calon mahasiswa, baik yang mampu atau kurang mampu merasa diperlakukan adil, dan sangat fair sebagai sistem seleksi masuk kampus..

    itulah jalan terbaik seleksi masuk universitas negeri yang adil bagi seluruh calon mahasiswa, andai saja universitas-universitas negeri yang ada di UI ini bisa bersatu..

    Reply
  14. ILMAN MENULIS :
    itulah jalan terbaik seleksi masuk universitas negeri yang adil bagi seluruh calon mahasiswa, andai saja universitas-universitas negeri yang ada di UI ini bisa bersatu..

    Emangnya di UI ada universitas apa aja?

    Reply
  15. Barangkali maksudnya

    “Universitas-universitas negeri yang ada di Indonesia ini bisa bersatu”

    Reply
  16. hmm..
    aku juga salah satu peserta UMB lho..
    dan aku ikut panitia lokal d’tangerang..
    emg sieh sempat kaget kl ternyata ada UMB utk thn ini..
    aku pun diberi tahu oleh teman ku 3 minggu sebelum ujian UMB (7-8 Juni)..
    tapi untungnya.. panitia lokal di tempat ku ini bekerja secara optimal kalii yah..
    karena selama pembelian, pengembalian formulir.. berjalan lancar-lancar saja..
    utk seterusnya..
    aku mohon doa dr semua.. supaya aku bisa lolos dr tes UMB tahun ini dan bisa mjd mahasiswa UI..
    thx b4.

    Reply
  17. Mendingan nggak usah ada UMB or SNMPTN.
    Diselenggarakan masing-2 PTN aja, jadi jelas.
    Buat apa ada Otonomi, BHMN dan sejenisnya.
    Yang harus dijaga adalah jangan sampai proses seleksi memberatkan calon siswa dan jual kursi. (kalo ada lapor KPK) he…he…..
    Jakur KSDI, dan lain-2 hilangkan saja. Pintu masuk UI-nya Hanya SATU…….SELEKSI…dan SELEKSI….adil khan?

    Reply
  18. Ketika kita berbicara masalah UMB, mau tidak mau isu SNMPTN, Ujian Mandiri PTN-BHMN dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru PTN akan ikut serta dalam pembahasan kita.

    Sekarang ini obrolan UMB mungkin baru sebatas obrolan “lokal” anak-anak UI, padahal isu sistem penerimaan mahasiswa baru ini isu yang sangat krusial dan sangat mempengaruhi hajat hidup “orang banyak” (dalam hal ini calon mahasiswa baru).

    Kita disini hanya bisa mengemukakan wacana dan obrolan-obrolan biasa, jika kita ingin agar obrolan ini menjadi sebuah isu yang ditanggapi secara nasional, mau tidak mau isu ini harus dibawa ke wacana selevel lembaga formal mahasiswa.

    Saya menantang BEM UI untuk bergerak agar isu UMB, SNMPTN, Ujian Mandiri PTN-BHMN (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru PTN) menjadi isu nasional melalui BEM SI (BEM Seluruh Indonesia).

    Karena saya yakin obrolan terkait sistem penerimaan mahasiswa baru PTN, merupakan obrolan yang hangat pula di kalangan mahasiswa PTN yang lain.

    Saya menunggu, apakah BEM UI bisa melakukan gerakan yang konkrit (gak hanya aksi). Karena jujur saja, gerakan BEM UI dan BEM SI melalui TUGU RAKYAT nya itu tidak konkrit di mata banyak pihak (termasuk saya).

    Sebelum masuknya mahasiswa baru di kampus-kampus seluruh Indonesia, kita harus punya sikap yang jelas terhadap UMB, SNMPTN, Ujian Mandiri dsb untuk mengingatkan para pemegang kebijakan bahwa pendidikan tidak boleh menjadi komoditas politik.

    SAYA TUNGGU AKSI NYATA DARI BEM UI !!!

    ~saya memilih anda bukan untuk ongkang-ongkang kaki di gedung pusgiwa !!!

    Reply
  19. Melihat berbagai komentar di artikel ini, rasanya UMB bermasalah banget ya? Terus terang, saya juga mengalami hal itu. Jadi mau bercerita sedikit..

    Pertama, tentang masalah pemilihan Universitas yang nggak boleh sama…Ralat ini yang kutahu sudah disebarkan hari Selasa, 26 Mei ke beberapa bimbel dan lain-lain. NF (Nurul Fikri) memang dapat ralatnya di hari itu juga, tapi entah kenapa sampai 2 Juni, temen saya yang di GO (Ganesha Operation) mengaku belum tahu tentang ralat itu. Dia tahu setelah aku yang bertahu. Celaka nian! Kasihan dia..

    Kedua, masalah pengembalian formulir. Karena aku IPS, jadinya tempat pengembaliannya di teater besar. Alhamdulillah tempatnya mudah dijangkau, dan manajemen loketnya pun teratur. Jadi, peserta UMB ditaruh di ruangan teater ber-AC, dibagi jadi 8 loket meja kalau nggak salah, dan di setiap meja itu ada sekitar 30 kursi untuk menunggu. Toilet pun tersedia tepat di samping ruangan teater, jadi peserta yang kebelet nggak kebingungan. Satu hal yang perlu jadi catatan, ternyata peserta UMB-nya sendiri banyak yang ngaret. Sebenernya di formulir kan udah tertulis dikembalikan jam sekian sampai jam sekian, tapi ternyata banyak mahasiswa yang misalnya harusnya datang jam 12.00 malah datang jam 15.00. Tentu saja dia kena denda Rp 10.000. Nah, jadinya jeda tiga jam yang ada itu diisi oleh calon mahasiswa yang datangnya lebih awal dari jadwal. Inti dari pesan poin kedua adalah: tidak tepat jadwal..

    Ketiga, di UNJ sendiri, “information centre” tentang UMB begitu sedikit. Jika kertas-kertas tempelan bisa diasumsikan sebagai info, itu pun masih dirasa sangat kurang. Mosok buat mengakomodasi ribuan peserta gitu info penunjuk jalan dll cuman pakai satu lembar kertas print yang ditempel di tembok?? G keren ah…Saya sempat mondar-mandir bolak-balik nggak keruan buat mengantar beberapa orang tua peserta dari daerah yang nggak tahu dimana letak pengembalian formulir, letak BNI dan lain-lain…

    Keempat, mudah-mudahan panitia UMB bisa berbenah deh…

    Reply
  20. Mau nambahin…

    Kayaknya keterangan di buku panduan banyak ralatnya ya…Dan paling nggak, selain masalah ralat pemilihan universitas yang nggak boleh sama, ada satu lagi ralat yang belum tersebut di artikel ini…

    Ceritanya waktu pengembalian formulir ada yang nanya ke saya, “Gimana sih cara nulis NEM SMA?” lalu saya beritahu dia caranya, yaitu dengan menulis dua huruf di depoan dengan satu koma di belakang. Jadi misalkan nilanya, 23,46 ditulis 23,5 (karena hanya ada satu angka di belakang koma). Di luar dugaan, peserta MABA itu protes. Dia bilang begini:

    “Lw salah tuuh..Coba liat di buku panduannya..Harusnya bukan nulis 23,5 tapi nulisnya 023” terang aja gue bingung..

    “Lha, kok bisa gitu?”

    Dia menyodorkan buku panduan (K-6). Disitu memang tercetak bahwa ternyata cara menulis NEM-nya itu dengan menulis tiga angka di depan tanpa koma. Jadi misalkan NEMnya 23,46 ya ditulis 023, bukannya 23,5…

    Saya mencoba berargumen bahwa bisa jadi salah cetak. Lagian, kalau melihat formulir UMB, yang bisa dipakai memang teori saya (menulis dua angka di depan dengan satu koma). Tapi dia tetep nggak percaya. Ketika saya mencoba menelepon panitia pusat, sayangnya sibuk melulu. Akhirnya dengan keyakinan penuh peserta UMB tadi menulis NEM dengan caranya sedniri…

    Saya sendiri jadi tambah kecewa dengan panitia karena keambiguitasan buku panduan…

    Reply
  21. KACAU. ANAK SAYA MENDAFTAR HARI JUMAT 30 MEI DENGAN REBUTAN DAN LANGSUNG MENGEMBALIKAN FORM. DENGAN DENDA 10 RIBU, KARENA TINGGAL DI KARAWANG. DAPAT NO PENDAFTARAN TAPI BELUM TAHU TESTNYA DIMANA. SAYA BEL SEKETARIAT SPBM CUMA DIJAWAB MESIN…..TIDAK DAPAT DIHUBUNGI…… KEMANA LAGI SAYA HARUS TANYA VIA TELP ATAU EMAIL ???? PENGUMUMAN PENDAFTARAN DAN JADUAL/TEMPAT TES KURANG KOMUNIKATIF, AKIBATNYA CAMA BINGUNG SENDIRI. GIMANA NIHHHHHHHH PANITIA?????????????

    Reply
  22. mu nambahin comment..

    napa seh UI harus ngikut UNJ dsb,,bwat ngadain UMB?
    napa ga kayak ITB or UNPAD yang ngadain ujian mandiri?

    kan bisa lebih bagus hasilnya daripada UMB ni,
    satu hal yang paling kerasa,,
    tempat antri buat ngembaliin form’y itu jauh dari kesan “layak”,,napa ga di UI aj yang bener2 sejuk,napa harus UNJ??

    pa UI ga siap bwt nerima pengembalian form??

    segitu z,,bwat anak2 tasik..chayo masuk UI..jangan yang lain da..

    Reply
  23. Gue setuju sama Hilman… Tolong ada aksi nyata dari BEM untuk NYATUIN KEMBALI segala rupa tes masuk ke unversitas!!
    sudah terbukti dari tahun-tahun lalu kualitas SPMB. Indonesia menjadi salah satu negara yang punya standardisasi kompetisi yang tinggi dalam seleksi mahasiswanya.

    Tapi kalau jadinya terkotak-kotak ga’ jlas, pasti itu semua tinggal kenangan manis masa lalu yang basi!

    Memang UI butuh Uang.. Tapi bangsa ini lebih butuh para sarjana yang berKUALITAS!!!

    BEM gerak ! gue bosen retorika! jangan menjadi seperti birokrat padahal lo belum terjun kebirokrasi yang sebenarnya!!

    HIDUP MAHASISWA

    Reply
  24. Eh,iya saya tahu kalau yang menyelenggarakan UMB itu Perhimpunan SPMB, tapi yaaah, yang jadi masalah ‘khan sistem ini baru banget dan apakah kita mau mengorbankan masa depan adik-adik kita dengan sistem baru yang carut-marut yang asal jadi kayak gini?

    ngomong-ngomong, bener juga, BEM UI apa kabarnya ya? Kok gak ada tanggepan sih tentang UMB ini?

    Reply
  25. BEM UI, ayo dong bergerak…
    kalo udah terlanjur gini gw ada usul..
    bikin penelitian aja tentang bagaimana kesulitan para pendaftar terutama orang2 daerah dalam mengikuti UMB, ntar hasilnya bisa jadi rekomendasi buat tuh para pejabat rektorat untuk berpikir ulang dalam menerapkan sebuah kebijakan baru…
    jangan hanya memantau pas saat ujian berlangsung, itu sih hasilnya yaa tenang2 aja..

    ayo lebih baik menyalakan lilin, daripada mencela dalam kegelapan…

    Reply
  26. Gw masih sulit menerima UMB sebagai metode seleksi. Rasanya nggak masuk akal.. Pun, ada dua ciri kebijakan yang biasanya menyimpan ‘hidden agenda’

    Pertama, disahkan secepat mungkin. Nggak pake salam, tengok kiri-kanan, langsung aja ketok palu. Kenapa? agar tidak sempat dikritisi. Kenapa? agar cepat berlaku. Dan saat semua orang mulai merasa ‘ada yang salah’, dengan entengnya dijawab.. kebijakan ini sudah berjalan. (Dibalik aja.. kalau orang niat baik, urusannya nggak darurat, nggak perlu buru2 khan)

    Kedua, punya alasan tapi bukan jawaban. Birokrat kampus boleh bicara apa. Tapi tidak ada indikasi kita memang butuh bentuk saringan baru, tidak ada bukti SNMPTN gagal, kenapa harus memaksakan diri buka lapak baru? yang sesungguhnya nggak siap

    Beberapa birokrat yang piawai, cukup trampil menyulap alasan jadi pembenaran. Tapi, anakUI tentu saja menolak dibodoh-bodohi bukan?

    Gw sebetulnya kecewa beratt.. UMB udah sabtu entar, tapi gw ga denger gaung penyikapan. Mungkin perlu qt sepakati, kalau ada rakyat yang bilang “nggak tahu”, itu tandanya belum ada penyikapan mahasiswa. Karena penyikapan bukan masalah seberapa banyak blog, posting, spanduk yang dipajang.. tapi seberapa aware akhirnya rakyat sudah dirangsang, untuk bersikap

    Ada banyak masalah? ada banyak agenda? (BBM, advokasi maba, BOP), Soliditas internal? Tuntutan mahasiswa thd BEM terlalu banyak? Yah, itu si bukan alasan.. Yang namanya jelang agustus emang masa numpuk2nya maslah. ada aja kebijakan baru yang muncul (adfee, kenaikan BOP), friksi internal fakultas (mhs baru sulit mendapat keringanan), masalah negara yang aneh2… tapi khan emang semuanya harus dirampungkan, tanpa kecuali. Selalu lihat jalur didepan, selesaikan sekuat tenaga.. perkara hasilnya.. semoga ALLAH memberikan kesudahan yang baik

    Toh anakUI ga semuanya rese (sengaja nunggu momen bwt nyalah2in). anakUI cukup objektif untuk menilai, pemerintah mahasiswanya udah fight apa belum, buat kepentingan rakyat dan ummat… Kalo anakUI yang netral, ga-berafiliasi sama kepentingan tertentu akhirnya merasa kecewa sama pemerintahnya sendiri..

    Ah, sesal kemudian tidak ada arti..

    Reply
  27. haduw…
    salah satu peserta umb juga merasa kecewa dgn panitia umb…
    gw dikasi tau katanya ga boleh milih ptn yang sama,,eh pas ud gw ganti tau2na boleh.. alhamdulillah gw tanya 10menit sebelum gw balikin formulir jadi bisa gw ganti..
    udah gitu panitia lupa ngecap kartu psrta umb gw ampe gw balik lagi.. huh.. sungguh penuh perjuangan..
    untung semangat gw masuk ui sangat besar jadi gw transfer ke bni n ambil formuir selalu di hari pertama di bua jadi masih amanlah…hehe. maapya jadi curhat…hehehe

    Reply
  28. Gila, susah bangwet soal UMB!

    ..Kayaknya lebih susah dari SPMB. Padahal gue dah pelajarin soal-soal SPMB jadul buat persiapan, tapi malah beda banget..

    T_T

    Reply
  29. saya ga nyangka kalo pelaksanaan UMB ternyata tidak berjalan dengan mulus..
    dan kalo menurut saya pemberitaan adanya UMB ini kurang dipublikasikan,, saya saja tahu adanya UMB dari pihak sekolah.. hmm, berarti pak guru saya yg ngurusin formulir bisa saja berdesak2an dgn pendaftar lain dong?

    kalo pelaksanaan UMB ini hanya dilaksanakan pada tahun 2008, berarti kami ini adalah “kelinci percobaan” pendidikan doong?
    setelah UN yg 6 mata pelajaran, sistem pendidikan yang berubah2, dan sekarang UMB…?

    Reply
  30. Soal2 UMB nya sulit2 x ya..
    Pokok bahasannya pun laen2..
    Dimana ya bs kta lihat kunci jawabannya..?

    Reply
  31. Jadi yang patut disalahkan kenapa, lalu kenapa prosentase kuota untuk UMB jauh lebih besar dari SNMPTN?????

    Ini patut diselidiki, mana jargon2 yang selama ini diagungkan “pendidikan yang berkeadilan”, secara teoretis dan faktualis UMB ini menguntungkan yang di Jawa, tetapi yang di Jawa saja belum banyak yang mengetahui karena buruknya mekanisme sosialisasi, ditambah dengan testnya yang penuh polemik, inikah gambaran masa depan kebijakan kampus yang bisa menjadi preseden buruk bagi UI sendiri??

    Reply
  32. Ada yang sempat memerhatikan tidak? Spanduk sosialisasi UMB 2008 yang diselenggarakan 5 universitas, salah satunya UI kampus kita, berukuran kecil sekali. ya jika dibandingkan dengan spanduk iklan promosi acara-acara mhs, spanduk UMB itu kelihatan “imut-imut” banget, belum lagi tulisannya juga kecil semua. Saya jamin orang yang lalu-lalang di sekitar stasiun UI tidak akan sadar kalau itu spanduk pengumuman UMB. Kesannya panitia ituh gak mau rugi dan gak rela ngeluarin modal yang besar untuk membuat spanduk berukuran Xtra…

    Intinya sih satu kata : KOMERSIL

    Reply
  33. Umm, menurut saya…
    Penyelenggaraan UMB meskipun tidak sempurna,
    saya cukup puas dengan usahanya.

    Beberapa kesalahan masalah sosialisasi,
    menurut saya dengan sosialisasi seminim itu, univ yang menyelenggarakan UMB membuktikan daya tariknya yang masih kuat sampai kehabisan formulir..
    Yang jadwal pengembalian formulir molor sampai jam empat..bukannya emang dijadwalin yaa?nomor segini ampe segini itu jam berapa tanggal berapa biar engga nabrak..
    terus yang antri panjang2 itu kan buat yang telat…

    cuma,,,
    kasian sama anak daerah kali yaa..
    ga semua dapat kesempatan,,tapi paling engga masih ada usaha d kota2 luar jawa masih ada/
    dengan persiapan seminim itu,,not bad..

    semoga, tahun ini snm-ptn hasilnya memuaskan jd univ poros ui tdk khawatir dgn kualitas murid yang masuk..hehe,

    btw,doain yaa kt2 yg tes umb lulus..
    persiapannya rada krg sh,klo snm-ptn kan plg engga ad 3mingguan lg..hehe,tp soalnya tetap susah..saingan banyak..
    yg niatnya snm-ptn ,itb misalnya ,jd ikut tes umb..

    Reply
  34. nambahin lagi.. tertulis kalo pengumuman resmi UMB 2008 tanggal 21 juni 2008

    tapi jika membuka http://www.spmb.or.id/
    tertulis

    “Maaf, sistem ini baru dapat diakses pada:
    Hari : Sabtu, 21 Juli 2008
    Pukul : 20.00 WIB ”

    dan kalo buka di http://www.spmb.or.id/index.php
    waktu masukin nomer dan klik proses, malah hasilnya gini:

    “Maaf!
    Server sedang bermasalah. Silakan coba beberapa saat lagi.”

    jadi membingungkan bukan? apa bener pengumuman UMB di undur 1 bulan..? ato itu hanya kesalahan teknis semata..?? hmmm..

    Reply
  35. Fenomena pendidikan di Indonesia, terdapat fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa SEMUA ANAK DOSEN UI LULUS UMB! Mencurigakan? itukah motivasi terselubung diselenggarakannya UMB?

    Reply
  36. #42 –> SEMUA ANAK DOSEN UI LULUS UMB!

    boleh kasih lihat berita atau data validnya?jangan langsung ngomong kayak gini. ngerti netiket gak sih?

    Reply
  37. Pelaksanaan UMB kurang profesional, soal-soalnya banyak kesalahan (bisa dilihat soal di Lampung) Ini merugikan peserta

    Reply
  38. menurut saya panitia UMB tidak bertujuan untuk memproleh mahasiswa baru yang baik,,baik dari cara proses hingga dari penggumuman kelulusan!!maksudnya??!

    begini,sekarang kita harus tahu tujuan diadakan UMB apa??atas dasar apa?pasti orang terpikir bahwa tujuan UMB adalah menyeleksi para mahasiswa baru yang akan masuk PTN tertentu,dan atas dasar untuk kekecewaan terhadap berlangsungnya sistem SPMB tahun 2007…

    saya dengan jujur berkata bahwa semua itu sebenarnya didasarkan “Uang” mengapa??!
    karena pihak masing2 universitas kecewa terhadap ketidaktransparan andministrasi SPMB tahun 2007 dan terbentuknya UU tentang PTN yg berubah mnjadi BHMN(klo tidak salah namanya)

    Jadi,,sebenarnya kita jangan hanya menyalahkan satu pihak dimana diadakannya sistem yang baru diadakan dan memang sangat kurang memuaskan,,,saya yakin mereka(panitia UMB) mencetak formulir dan tidak mempublikasikan lebih karena ingin meminimalkan pengluaran,,,

    Para penitia UMB tidak memikirkan bagaimana generasi penerus,,mereka hanya memikirkan perut mereka sendiri2,,makanya ketika penjualan formulir di UNJ,terjadi ketidaktertiban,lantaran mereka tidak perduli,klo bisa dibilang yang penting selesai.
    Harusnya 5 PTN yang mengadakan UMB malu!!!kenapa?!!mereka tidak ingin menciptakan mahasiswa baru yang berpotensi terutama dalam bekerja keras!! Coba survei atau tanyakan kepada calon2 mahsiswa yang ikut berpartisipasi dalam UMB!!pasti mereka hanya mengingat hal yang buruk dan kekecewaan terhadap proses penyelenggaraan UMB, seharusnya yang mereka ingat adalah “Betapa susahnya untuk mencapai impian kita” hingga dapat menanamkan bibit untuk berubah dan memilih menjadi diri yang terbaik, tapi apa nyatanya??

    Jadi menurut saya….pendidikan bukanlah proses untuk tahap pandai mencari uang (pada umumnya yang dipikirkan mahasiswa2 sekarang untuk kuliah) Tapi seharusnya sebagai semacam investasi yang kelak berguna bagi negara ini, agar kita tidak seperti mereka yang telah salah menggunakan gelar pendidikan mereka!!

    Reply
  39. ini penyelenggaraan pertama, bbrp hal d atas bs dimaklumi, utk selanjutnya tolong pihak terkait memperhatikan poin2 diatas. tidak ada toleransi lg.

    Reply
  40. saya rasa itu sudah pantas biar lebih banyak manfaatnya untuk mencari yg lebih sulit dari pada yg mudah! karena yg sulit kita bisa banyak kegunaannya dari pada yg mudah…. jadi yg mudah lebih berguna untuk membuka pintu dari pada yg susah di bagian pokok menutup yg sudah di buka@@@

    Reply

Leave a Comment