Duh, Perut Terasa Nyeri disertai Mual dan Muntah? Bisa jadi GERD atau Maag, Kenali Bedanya!

Disclaimer: Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis yang mengalami GERD Kronis pada 4 Oktober 2020. Tulisan ini merupakan lanjutan dari thread yang telah dibuat di akun twitter @eveilebel dan berhasil memperoleh likes hingga 27.000 likes

Sering Dikira Sama, Ini Beda GERD dan Maag. Saat merasakan nyeri di area perut (khususnya di bagian ulu hati) yang disertai dengan gejala mual dan muntah, banyak orang salah mengartikannya sebagai maag atau gastritis yang akrab disebut Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Padahal, dua hal ini merupakan kondisi yang berbeda lho, Anak UI! Hm, apa sih perbedaannya? Yuk, baca artikel ini sampai habis supaya tahu informasi selengkapnya!

Apa sih GERD dan Maag itu?

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease merupakan kondisi dimana asam lambung naik ke kerongkongan (reflux). Hal ini disebabkan karena katup di sistem pencernaan gak berfungsi optimal. Sedangkan, Dispepsia atau yang akrab disebut Maag ini merupakan kondisi yang terjadi ketika lapisan pelindung yang ada di lambung meradang atau membengkak. Penyebab peradangan tersebut biasanya akibat infeksi bakteri yang membuat produksi asam lambung berlebih sehingga menyebabkan luka pada dinding lambung.

Duh, masih bingung ya? Sederhananya gini deh! Biasanya penderita GERD kerap mengalami nyeri di ulu hati atau sensasi terbakar di dada akibat cairan asam lambung naik ke tenggorokan, sedangkan penderita Maag atau Dispepsia belum tentu merasakan hal itu. Biasanya sih orang yang menderita maag hanya merasakan sensasi gak nyaman di ulu hati atau dada setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.

Lah, kan Sama-sama Nimbulin Rasa Gak Nyaman di Perut, Bedanya Apa dong?

Meskipun sama-sama timbul nyeri di ulu hati, perbedaan GERD dan Maag ini bisa dilihat dari gejala yang ditimbulkan lho!

GERD

  • Sering mual dan muntah
  • Timbul rasa begah dan sendawa
  • Merasakan sensasi panas dan terbakar di bagian dada (heartburn)
  • Kesulitan saat menelan makanan
  • Naiknya cairan asam dari lambung ke atas kerongkongan.
  • Sering sesak nafas (engap)

MAAG

  • Rasa mual di area perut bagian atas, terutama di bagian ulu hati
  • Sering muntah dan kehilangan nafsu makan
  • Saat buang air besar, feses berwarna pekat

Gimana sih Cara Diagnosis GERD dan Maag?

AnakUI, kamu gak bisa asal diagnosis GERD dan Maag dari gejala yang ditimbulkan. Salah satu cara mendiagnosis penyakit ini adalah dengan melakukan tindakan endoskopi. Endoskopi adalah tindakan pemeriksaan menggunakan kamera yang tersambung dengan semacam selang dan dimasukkan dari mulut ke lambung serta saluran cerna. Dari sini, kamu baru deh bisa mengetahui sebenarnya kondisi yang kamu alami ini masuk kategori GERD atau Maag sih.

Pemeriksaan endoskopi ini berguna untuk mengetahui adanya kerusakan lambung, tumor, peradangan, ataupun luka pada lambung. Pada sakit maag akut, hasil endoskopi akan menunjukan adanya hiperemia atau kemerahan pada jaringan mukosa lambung yang disertai beberapa luka kecil. Sementara pada sakit maag kronis, jaringan mukosa lambung terlihat mengecil.

Pada penderita GERD, hasil endoskopi bisa saja normal atau terkadang dapat ditemukan adanya peradangan di esofagus. Selain itu, endoskopi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui komplikasi penyakit dengan cara mengambil jaringan lho, seperti Barrett’s esophagus.

Bila GERD tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memicu komplikasi lho, AnakUI! Mulai dari pendarahan, penyempitan kerongkongan, hingga mampu memicu Kanker Esofagus atau kerongkongan. Sedangkan, komplikasi sakit maag dapat memicu terjadinya perdarahan saluran cerna, dehidrasi (karena muntah berlebih), hingga gangguan pada ginjal.

Kalo udah timbul gejala di atas, segera konsultasikan masalah kesehatan ke dokter ya, AnakUI! Terutama bila kamu mengalami gejala menyerupai GERD. Jangan pernah melakukan diagnosis sendiri (self-diagnosis) dengan cara mencocokkan gejala yang timbul dengan informasi yang kamu dapat di internet. Hal ini untuk menghindari kesalahan diagnosis dan tindakan pengobatan yang kurang tepat.

Sekarang, Sudah Tahu Bedanya kan? Lalu, Apa sih Penyebab Utamanya?

AnakUI, perbedaan GERD dan Maag ini bisa dilacak dari penyebabnya. Umumnya, maag dapat terjadi akibat stress, lapisan lambung yang lemah, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Sementara, GERD dapat terjadi akibat faktor berat badan atau hormon yang dapat menimbulkan sesak nafas di sekitar rahang.

Kayak yang dibilang di atas, GERD biasanya disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat katup di sistem pencernaan gak berfungsi optimal. Gara-gara katup ini gak bekerja dengan baik, yang terjadi selanjutnya adalah makanan atau cairan asam lebih gampang naik ke atas sehingga timbullah rasa nyeri di dada. Kalo udah gini, AnakUI bakal ngerasain rasa gak nyaman pada area perut dan kerongkongan.

            Ada tiga hal yang dapat memicu terjadinya GERD dan dispepsia.

1. Doyan Jajan Sembarangan

Anak UI, apakah kamu sering mengonsumsi makanan berminyak, makanan manis, makanan yang kaya akan kandungan micin, atau doyan beli junk food? Eits, mulai sekarang kamu perlu berhati-hati. Sebab, pola makan yang berantakan dan mengonsumsi makanan tidak sehat dapat meningkatkan produksi asam lambung yang dapat menimbulkan reaksi radang. Jika udah radang, dinding lambung akan terkikis sehingga lebih gampang iritasi dan merasa nyeri.

2. Stres Berlebihan secara Berkepanjangan

Kuliah online emang melelahkan, tapi usahakan kamu jangan sampai stres berlebihan ya, Anak UI! Pasalnya, stress berlebihan dapat menyebakan reaksi radang di lambung meningkat sehingga meningkatkan produksi asam lambung.

3. Kurang Makan Sayur dan Buah

Kesibukan kuliah yang padat terkadang membuat kita mengabaikan makanan sehat seperti buah dan sayur. Padahal, dua jenis makanan tersebut sangat penting bagi tubuh kita. Kamu perlu mengonsumsi buah dan sayur secara rutin agar bakteri baik dalam tubuh ternutrisi sehingga mampu ‘berperang’ melawan asam lambung supaya gak naik terus menerus. Kalo asam lambungnya gak naik, kan Maag dan GERD jadi gak gampang kumat.

Kasih Tahu Cara Mengatasinya, dong! 

Meskipun GERD dan Maag ini punya perbedaan, namun bukan berarti gejala dari penyakit ini gak bisa diatasi. GERD dan Maag dapat diatasi dengan cara merubah gaya hidup. Kamu bisa memulainya dengan mengatur pola makan yang baik, istirahat yang cukup, serta membatasi asupan makanan pedas, asam, kopi, teh dan alkohol.

Nih, supaya lebih gampang, berikut AnakUI.com rangkum cara mengatasi GERD dan Maag supaya gak sering kumat-kumatan, spesial buat kamu!

  • Makan dalam Porsi Kecil, TAPI SERING

Ini dibaca ya tulisan yang dicetak tebal. Untuk penderita GERD dan Maag, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hal ini agar perut kamu tidak kosong terlalu lama. Jangan lupa untuk mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh hingga benar-benar lumat. Jangan main telan aja ya, AnakUI!

  • Hindari Pemicunya

Ucapkan selamat tinggal pada makanan berlemak, pedas, junk food, soda, kafein, alkohol dan rokok supaya kamu bebas dari gangguan pencernaan. Kalo masih bandel? Risiko tanggung sendiri ya!

  • Jaga Berat Badan

Berat badan berlebih ternyata dapat memberi tekanan pada perut sehingga dapat menyebabkan asam kembali ke kerongkongan. Jadi, usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal dengan rutin berolahraga dan mengatur pola makan agar terhindar dari GERD dan Maag ya!

  • Rutin Berolahraga

Ini erat kaitannya sama poin sebelumnya nih. Bila kamu pemilik berat badan berlebih, sangat dianjurkan untuk rutin berolahraga. Sebab, olahraga dapat membantu menurunkan berat badan berlebih dan meningkatkan fungsi pencernaan.

  • Kelola Stres

Anak UI, tahu gak sih? Ternyata gangguan pencernaan dapat dipicu oleh stres loh! Untuk mengatasinya, kamu perlu mengelola stres dengan cara menciptakan lingkungan yang tenang dan mempraktekkan teknik relaksasi, seperti yoga dan meditasi. Kedua hal ini dapat membantumu dalam menurunkan tingkat stres loh!

  • Rutin Melakukan Pemeriksaan Kesehatan

Bila kamu sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, hati-hati! Bisa jadi obat yang kamu konsumsi sekarang dapat menyebabkan iritasi pada lapisan perut. Maka dari itu, jangan lupa untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi ke dokter terkait obat-obatan yang kamu konsumsi ya. Hal ini untuk mencegah kamu agar terhindar dari GERD dan Maag.

Selain cara di atas, rutin melakukan detoks dengan cara mengonsumsi jus dari sari buah dan sayur dapat membantu memperbaiki dinding lambung yang rusak dan mengurangi reaksi radang lho! Jadi, yuk mulai sekarang terapkan cara di atas supaya kamu bisa tetap sehat dan nyaman dalam beraktivitas!

Daftar Isi

Leave a Comment