FIB Belum Bisa Ber-MPKT B

Alasan:

1. Tidak semua gedung memiliki fasilitas hotspot;

2. Tidak semua mahasiswa memiliki laptop;

3. Tidak semua mahasiswa memiliki modem.

Bila tidak ada hotspot, laptop dan modem, kelompok harus menyamakan jadwalnya untuk mencari waktu diskusi yang tepat di luar jam mpkt. Karena jam kuliah lainnya biasanya sampai sore, jadi diskusi harus dilakukan di malam hari. Tetapi…

1. Tidak semua mahasiswa mendapat izin keluar pada malam hari, khususnya bagi mereka yang tinggal dengan saudaranya;

2. Server scele masih labil, sering kali down jika digunakan pada malam hari;

3. Diskusi di warnet terlalu mahal, khususnya bagi anak perantauan dan mahasiswa yang kurang mampu;

Data-data itu saya dapat dari teman-teman saya yang merasa terbebani dengan metode di mpkt b.

Ini pendapat saya:

Diskusi akan lebih efektif bila dilakukan di dalam satu ruangan dengan metode tatap muka seperti halnya mpkt a. Diskusi bukan hanya dengan melihat kata-kata dari pembicara, tetapi akan lebih menyenangkan kalau bisa melihat ekspresi pembicara saat mengeluarkan kata-kata tersebut. Ekspresi itulah yang terkadang akan menambah nuansa dalam berdiskusi.

Saya harap pendapat ini bisa dipertimbangkan. Terima kasih.

Rizky Catur Utomo, JIP ’10. (Rizky/Catur/Ricat)

17 thoughts on “FIB Belum Bisa Ber-MPKT B”

  1. oh 2008 belum MPKT ya ka? jadi MPKT itu mata kuliah yang sistem pembelajarannya pake metode yang namanya CL dan PBL. Di tiap pertemuannya, kalo ga diskusi ya presentasi. Dan kalo ga ada presentasi ya diskusi. Kalo MPKT A, kita belum dikenalin ama yang namanya scele, jadi diskusi dilaksanakan di dalam kelas. Tapi kalo MPKT B, kita dianjurkan buat diskusi di scele. Karena, akan ada nilai sendiri buat yang diskusi di scele ini. Dan itulah permasalahannya 🙂

    Reply
      • Hahaha. 😆 Bukan gitu maksudnya atuh kakak. MPKT kalo di jaman 2008 masih 6 sks. Kalo 2010 ke atas udah 12 sks kan ya? 6 sks di semester 1 dan 6 sks di semester 2. Begitu.
        Jadi saya ga ngerti maksudnya apa mpkt A dan mpkt B. Ditanya deh akhirnya :mrgreen:

        Reply
  2. Segi kritis saya berteriak argumen-argumen ini lemah… Terlalu trivial. Meskipun ada dukungannya juga, sih. Saya tidak membela penyelenggaraan MPKT B disini, karena menurut saya MPKT B memang adalah merupakan sebuah beban lebih bagi maba 2010. -____- (kita sama-sama rasakan lah)

    Tapi:

    1. Izin keluar malam ini pasti bisa didapat, jika memang alasannya untuk belajar. Masak ada sih orangtua yang tidak mengizinkan anaknya keluar untuk mengerjakan tugas kuliah.

    2. Ini harus dilihat juga dari kualitas uptime server SCeLe itu sendiri, jika memang sering down berarti kesalahan infrastruktur dari UI — sering sekali terjadi, di FIB infrastruktur IT-nya sangat tidak memadai menurut saya (ini perlu pembahasan sendiri yang tak akan saya panjanglebarkan disini)

    3. Setuju, tapi bukankah ada komputer Perpusat? Atau pinjam laptop temennya? Bahkan jika diskusi SCeLe memang harus malam karena jam kuliah selesai baru pada selesai malam, ya kan bisa dia isi sore-nya, lalu dia ikuti lagi pagi esoknya.

    Begitu saja sih, kritik saya terhadap kritik Anda.
    Semoga membangun.

    Reply
    • Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih karena sudah membaca tulisan yang tidak penting ini. Kritik Anda terlalu hebat, saya jadi bingung menjawabnya
      1. Argumen ini terlalu lemah. Atas dasar apa Anda bisa bilang pasti bisa? Mungkin untuk Anda bisa, tapi untuk teman saya….oooh tidak bisa
      2. Ya itulah yang saya bicarakan, intinya server scele memang sering down
      3. Setuju, tapi saya ingin menambahkan. Sepertinya kurang efektif bila diskusi dilakukan seperti itu. Kita umpamakan ada enam orang dalam sebuah focus / home grup. Dia adalah Ani, Andi, Anton, Adi, Arif, dan Ali. Kita misalkan juga Ani adalah orang yang diskusi di sore hari dan akan kembali di pagi hari. Saat Ani sudah tidak berdiskusi, apakah yang lain berhenti berdiskusi? Tentu tidak. Mereka akan terus berdiskusi. Menurut Anda, apakah sepanjang malam itu mereka tidak bisa menyelesaikan diskusinya? Karena saya percaya anak UI adalah orang-orang yang hebat, jadi saya menjawab: “mereka akan menyelesaikannya walaupun tanpa Ani”. Dan bila, temannya sudah menyelesaikan dikusinya, lalu apa yang harus Ani lakukan? Anda bilang “ikuti lagi pagi esoknya”. Apa yang harus diikuti? Diskusinya kan sudah selesai. Dan bila seperti ini, bagaimana nilai keaktifannya dalam berdiskusi. Ya ini hanya perumpamaan, jika di perumpamaan lain saya umpamakan di malam itu servernya kumat, lain lagi ceritanya.
      Oh iya, untuk masalah argumen yang anda nilai lemah. Ya mungkin memang begitu, karena ini hanya berupa “curhatan-curhatan” dari teman-teman saya. Kalau Anda ingin argumen yang tidak lemah, cobalah lihat 3 alasan yang pertama. Karena, alasan-alasan itu memiliki bukti yang menurut saya kuat.

      Itu saja yang saya bisa jawab. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih karena sudah membaca apalagi memberi kritik kepada saya. Bila masih kurang puas, saya akan mencoba berusaha lebih keras lagi untuk menjawabnya. Terima kasih 🙂

      Reply
      • Poin yang ingin saya buat di sini adalah bahwa tulisan Anda tidak efektif jika ingin disampaikan langsung ke pihak Universitas. Mereka pasti telah meneliti berbagai macam sisi yang mungkin muncul dari penyelenggaraan mata kuliah *wajib universitas 6 SKS* ini, dan argumen-argumen Anda ini akan dengan sangat mudah mereka lawan, mungkin beberapa menggunakan yang saya utarakan di atas.

        Menurut pendapat saya, jika memang Anda ingin mengkritik penyelenggaraan MPKT B, bahasa Anda terlalu seperti berkeluh. Tak akan mempan Universitas diberikan keluhan seperti ini, mereka sudah sejak abad ke 19 berdiri seperti nyonya Meneer.

        Menurut saya akan lebih baik jika Anda mengkritik dari segi kesiapan fasilitasnya, terutama fakultas. “FIB Belum Bisa Ber-MPKT-B” bukan karena mahasiswa-nya yang tidak bisa beli laptop — karena kasus ini saya yakin pasti ada di hampir semua fakultas —
        namun karena fasilitasnya yang ngaco. Pasti akan lebih menyentil. Dua hal, misalnya saja: ketersediaan hotspot yang berantakan dan tidak bisa akses Internet (bahkan di perpustakaan), dan juga ketiadaan komputer umum di perpustakaan. Padahal demi kelancaran MPKT B dua hal itu amatlah vital. Justru di sini titik lemahnya.

        Untuk balasan:

        1. Well, mungkin memang ada beberapa. Tapi bisa kan dia balik lagi agak sore-an.

        2. Tidak perlu dibahas lebih lanjut;

        3. Kasus yang Anda utarakan jelas realistis. Di sini saya tidak dapat mendebat lebih lanjut, karena jatuhnya akan terlalu berandai-andai dan mengutarakan hal yang tak pasti.

        Balasan tiga kritik pertama:

        1. Setuju, itu salah dari fakultas; namun akan lebih baik jika Anda panjanglebarkan di tulisan ini, daripada berfokus ke tiga alasan terakhir;

        2 & 3. Kasus ini saya yakin pasti dimiliki hampir semua fakultas, dimana Universitas mungkin tidak akan menggubris dengan seksama. Apakah iya Universitas mau mengadakan pembagian laptop dan modem untuk mahasiswanya yang kurang mampu? Mendingan fokus ke perpustakaan baru sama bangun gedung rektorat. 🙂

        Semoga bermanfaat.

        Reply
  3. memang di FIB sedikit tertinggal dalam bidang teknologi, karena memang anggaran dari fakultas nggak banyak,

    bisa kita lihat sendiri. di Gedung 8 itu ada ruangan yang bernama Faskomas (fasilitas komputer mahasiswa), namun jarang buka dan komputernya terlalu jadul sehingga sulit diakses, bayangin aja buka internet saja masih pake internet explorer bawaan mindows XP sp !.

    komputer di perpustakaan juga terbatas, komputer yang memiliki akses internet di perpustakaan FIB hanya ada 4, 2 di lantai atas, 2 di dalam ruang multimedia (seharusnya 2, tapi rusak 1). Sehingga kalau kita mau make komputer secara gratis di FIB itu harus rebutan. belum lagi mulai tanggal 1 April nanti perpustakaan FIB ditutup. Sekarang mau kemana mahasiswa FIB yang tidak memiliki laptop? mengantri di perpustakaan pusat? itu bukan solusi cerdas menurut saya. wong disana juga ngantrinya panjang 😀

    maklum di FIB yang memiliki laptop dan akses internet tidak begitu banyak, karena beberapa jurusan disini tidak begitu tergantung dengan peralatan2 seperti itu.

    Kesimpulannya, dari segi fasilitas fakultas dan mahasiswanya sendiri memang belum siap untuk Scele, jadi sebaiknya kalian bersabar dulu saja…. hehehe (nggak ada solusi)

    Reply
  4. Dan 1 tahun kemudian, apakah ada solusi? saya merasa masih kesulitan dalam MPKT B.
    Hanya saya, atau mahasiswa lain juga?

    Reply
    • tadi siang, saya dapat kabar dari seorang teman kalau ternyata dekan FIB “nekat” mengangkat tangan saat rapat penentuan fakultas yang bersedia memasukkan MPKT-B sebagai mata kuliah..

      tapi ini cuma kabar yang saya juga tidak mengetahui kebenarannya..
      CMIIW

      Reply

Leave a Comment