Gone in 57.600 Seconds

Beberapa tahun silam, ada sebuah film produksi Hollywood berjudul “Gone in 60 Seconds”, dalam film yang dibesutnya sendiri, Nicholas Cage berperan sebagai seorang pencuri spesialis mobil mewah dengan kemampuan kelas wahid, saking mumpuninya, dia hanya membutuhkan paling lama 60 detik untuk mengambil alih dan membawa kabur mobil yang diincarnya.

Jumat, 13 November 2009, saat malam menjelang di kantin Fakultas Teknik yang lazim disebut kantek (kantin teknik), hadirlah serombongan pencuri dengan kepiawaian tingkat tinggi. Alih-alih mengincar uang tunai, alat elektronik atau kendaraan bermotor, mereka hendak “mencuri” hati warga Fakultas Teknik, guna mencontreng mereka tanggal 30 November hingga 4 Desember mendatang, merekalah para kandidat Ketua dan Wakil ketua umum BEM UI periode masa jabatan setahun ke depan. Kehadiran mereka mulai kurang lebih pukul 19.30 tersebut, difasilitasi oleh panitia Pemira IKM UI 2009, sebagai bagian dari road show mereka ke fakultas-fakultas yang ada di UI, guna mengampanyekan diri, agar terpilih sebagi UI 1 dan 2, memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa kampus perjuangan kita.

Namun, berbeda dengan Nicholas Cage yang hanya memerlukan waktu 60 detik, para kandidat ini, menghabiskan kurang lebih 57.600 detik atau tidak kurang dari 16 jam, berjibaku di kantek, menghadapi kritis dan cerdasnya warga teknik UI yang hadir dalam acara tersebut. Dibuka dengan sesi pemaparan visi – misi, audiensi yang bertujuan untuk mengeksplorasi kompetensi para kandidat ini dilanjutkan dengan sesi pertanyaan bagi panelis, yang menghadirkan bang Purwa, FT 2001 dan bang Aji, FT 2004.

Setelah itu, memasuki pukul 21.00, giliran para penonton yang telah hadir, berkesempatan untuk menilik sejauh mana para kandidat pemimpinnya ini layak untuk mereka pilih. Seperti telah menjadi legenda dari tahun ke tahun, sesi ini berlangsung hingga keesokan harinya, berakhir menjelang tengah hari. Hanya dipotong oleh waktu untuk menunaikan shalat serta makan, yang penulis catat tak lebih dari 1 jam secara akumulatif, stamina dan daya pikir para kandidat digerus hingga titik maksimal, untuk menghadapi term demi term pertanyaan.

Setelah semuanya berakhir, lagi-lagi sebuah refleksi bersama tergurat jelas bersama matahari yang kian terik bersinar, apakah memang harus seperti ini?. Semua upaya telah dilakukan secara bersama, demi tidak menganiaya hak hidup para kandidat. Multi vitamin, makanan dan minuman telah digelontorkan oleh tim sukses bagi jagoannya masing-masing, sebagaimana telah disarankan oleh panitia. Dalam rentang waktu tertentu, para kandidat terus ditanya akan kesanggupannya bertahan. Dan yang terpenting setelah semuanya, adalah bahwa dalam 16 jam itu, semua pertanyaan maupun simulasi yang diajukan tetap substantif, tetap memiliki esensinya masing-masing guna “menelanjangi” para kandidat secara intelektual.

Maka, biarlah ini menjadi sebuah legenda yang akan terus hidup di kantek, biarlah ini menjadi pengingat bagi siapa pun yang ingin melangkahkan kakinya untuk memimpin UI, bahwa jangankan beberapa belas jam, mereka harus siap untuk terus diuji sepanjang mereka memangku jabatannya nanti, demi doa orang-orang yang saat ini masih sibuk berpikir untuk menjual sawah atau rumahnya guna membiayai pendidikan buah kasih mereka tercinta di kampus kita, yang kian jauh dari nama besarnya sebagai “kampus rakyat”, demi generasi muda yang kian apatis terhadap isu strategis bangsa dan perannya sebagai agen perubahan, demi Indonesia, dan senyum orang-orang tertindas di dalamnya yang merindukan cerahnya langit dalam hidup mereka, demi semua yang berharap pada kepemimpinan mereka dan demi Dia yang telah mengamanahkan hidup ini. Sungguh TIADA KATA JERA DALAM PERJUANGAN!!!

Terima kasih kantek, saya akan merindukan hari itu.

Melaporkan dengan terkantuk-kantuk, [email protected]_Humas Pemira IKM UI 2009

1 thought on “Gone in 57.600 Seconds”

Leave a Comment