Nizar – Teknik Metalurgi dan Material – YOT CA UI
Halo anakUI, apa kabar? sepertinya ini postingan pertama saya di anakUI.com ini. Oke sekarang saya mau sedikit banyak sharing tentang apa yang saya dapat pada training of trainer hari jumat sampai minggu kemarin.
Trainer adalah seorang sosok yang dapat merubah seseorang ke arah yang lebih positif. Karena pada training tersebut akan terjadi yang namanya learning process. Dari beberapa sesi yang saya ikuti, saya sangat tertarik ketika sesi yang diisi oleh ibu Leila Mona Ganiem dimana dia merupakan pakar komunikasi yang bisa membuat saya fokus sepenuhnya pada sesi dia.
Yang dia sampaikan yaitu public speaking, dimana cara kita dapat berbicara di depan banyak orang dan dapat mengubah hati seseorang. Mungkin sebagian kalian yang sudah jago, atau sering mendapatkan public speaking, berfikir “yaelah gitu-gitu doang kan? Intinya kita harus percaya diri ngobrol di depan banyak orang? Itu mah sudah dari SMP gue bisa”. Ya tapi, kali ini semoga yang saya share sedikit berbeda, karena saya ingin berbicara sesuatu hal praktis 🙂
Komunikasi itu dibagi menjadi dua, verbal dan non verbal. Dimana verbal sendiri berperan 7% dan non verbal bernilai 93%. Jelas bukan, bahwa yang lebih berperan yaitu komunikasi non verbal. Apa saja itu bagian dari komunikasi non verbal?
- Suara -> 38%
- Ekspresi + Body Language -> 55%
Dapat diliat apa yang lebih berpengaruh. Ketika kalian berbicara di depan banyak orang, coba gunakan suara yang pas, dan ekspresi yang meyakinkan dan body language yang natural. Dijamin, orang lebih suka melihat anda berbicara seperti itu. Dibandingkan kata-kata yang bagus tetapi suara, ekspresi dan body language yang datar.
Mungkin ada yang bertanya tentang suara, “untuk berbicara di depan umum, apakah kita harus menggunakan suara yang keras, nada yang tinggi, atau kecepatan yang tinggi atau sedang?”. Mau tau, rahasianya?
Gunakan Hati Saat Komunikasi
Ya, saya sangat setuju. Tidak harus dengan suara yang lantang, terkadang dengan berbisik pun orang semakin penasaran dan ingin mendengarkan. Variasikan, tinggi nada, kecepatan, kekerasan, serta kualitas dan kualitas suara.
Seperti yang saya tulis diatas, komunikasi yang baik adalah yang berjiwa, yang benar-benar anda menyalurkan apa yang mau anda salurkan dengan sepenuh jiwa. Tidak hanya berbicara datar tanpa ada intonasi dan jiwa. Itu hanyalah, menyebarkan informasi. Bukan komunikasi yang sebenarnya.
Sekian, artikel dari saya semoga bermanfaat. Oke, mulai dari sekarang, yuk kita gunakan hati juga saat berkomunikasi 🙂
cool B-)