Hal-hal Unik dari Pak Dibyo yang Akan Selalu Membuat Mahasiswa UI Kangen Berat

Sudah menjadi suatu tradisi di Universitas Indonesia (UI) pada saat kehadiran mahasiswa angkatan baru, angkatan tersebut nantinya akan dikumpulkan di balairung UI dan dilatih bernyanyi bersama secara koor, untuk melepas wisudawan-wisudawati UI di akhir masa kegiatan mahasiswa baru. 

Dan sudah menjadi “legenda” tersendiri bahwa yang akan memimpin mahasiswa-mahasiswi tersebut bernyanyi adalah Drs. AG Sudibyo, M.Si atau yang seringkali dikenal sebagai “Pak Dibyo”!

Nah, buat kamu yang sudah lama menjadi mahasiswa UI atau bahkan baru menjejaki kampus bermoto “Veritas, Probitas, Iustitia” ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan bapak kita yang satu ini. Namun, tahukah kamu? Ada hal-hal unik tertentu dari Pak Dibyo yang pastinya akan bikin kamu kangen karena cuma dia satu-satunya pria di dunia ini yang memiliki hal-hal unik tersebut!

Apa aja sih yang unik dan ngangenin dari Pak Dibyo? Simak rangkuman kami di bawah ini!

 

1. Pendiri Paragita UI

Paragita UI

Pria yang juga menjadi Dosen FISIP UI Ilmu Komunikasi ini lah yang menjadi salah satu pendiri UKM Paragita UI saat ia masih menjadi mahasiswa FISIP UI, bersama mendiang Drs. Max Rukmarata (dosen Fakultas Sastra UI) dan Liliek Sugiarto (Pelatih) pada tahun 1983. Hingga kini, ternyata sudah lebih dari 30 tahun memimpin dan melatih membina paduan suara Paragita UI! (ralat 18/04/2015)

 

2. Selalu Bersemangat!

Pak Dibyo & Mahasiswa Baru
(gambar: Facebook Pak Dibyo)

Setiap berlatih di balairung wajahnya begitu bersemangat dan memesona. Mahasiswa yang baru berhadapan dengannya mungkin akan berpikir, ‘Ah, cuma nyanyi gini aja kok segitunya?’ Tapi memang itulah yang jadi ciri khas Pak Dibyo!

 

3. Kocak Banget!

Setiap usai melatih bernyanyi, Pak Dibyo hobi menyuruh mahasiswa baru (maba) untuk maju dan bernyanyi di depan. Jika yang ditunjuk pertama kali adalah maba cowok, selanjutnya Pak Dibyo pasti meminta si maba cowok untuk memilih maba cewek. Selanjutnya? Ya.. dijodoh-jodohin gitu. Jika beruntung, pasangan maba akan diminta duet untuk menyanyikan lagu “Kemesraan”-nya Iwan Fals. 

“Ayo mas, kamu boleh tunjuk wanita-wanita di depan kamu ini. Usai latihan, antar dia. Besok berangkat latihan, jemput dia. Ayo, kapan lagi nih kesempatan kamu!” – begitu biasanya ujar Pak Dibyo jika sedang berkelakar.

Dan ini kisah yang disampaikan salah satu mahasiswa UI waktu latihan padus bersama Pak Dibyo, tahun 2012

“coba saya pengen tahu, apakah ada di suara bass atau tenor yang dari ambon? mana mas yang dari ambon tunjuk tangan.”
abis itu gaada yang nunjuk tuh. “masa ngga ada? kamu mas, kamu. iya kamu, kamu dari ambon?”
“bukan pak,”
“rumah kamu dimana?”
“di depok pak”
“oh kamu ambon-depok ya”
trus se-balairung spontan ketawaa haha bapak ini gokil banget kalo becanda (y) gaya-gaya dosen batak gitu deh pokonyaaa. lucu banget.
“siapa nih yang putra daerah, masa ngga ada? yang dari papua, ada disini?”
ngga ada yang nunjuk juga. akhirnya si bapak beralih ke barisan kami- maba-maba cewe- sambil ngulang pertanyaan yang sama.
“nah ini yang cewe, dari suara sopran. mana yang putri daerah? yang dari medan ada dari medan? atau dari papua nih saya pengen tahu ada apa enggak.”
ngga ada yang tunjuk tangan juga xixixi. padahal gue yakin ada lah pasti dari medan atau sumatra atau daerah. “ada dari sopran atau alto? alto nih alto mana anak daerah. ngga ada juga? kalo dari jakarta mana dari jakarta? (sambil ketawa karna maba ngga ada juga yang mau tunjuk tangan wkwkwk parah) ngga ada juga ini dari jakarta? lalu kalian ini darimana?”
HAHAHAHA (lagi-lagi se-balairung ketawa)
singkat kata, akhirnya majulah seseorang-maba cowo- ke depan panggung.
“nah, akhirnya ada juga ya. nama kamu siapa mas?”
“billy pak”
“billy jurusan apa kamu?”
“fisip ilmu komunikasi pak”
“komunikasi? haha nanti kamu murid saya berarti. asal darimana kamu?”
“dari tasikmalaya”
“ooh tasik, putra daerah ini ya. saya minta dari papua yg dateng dari tasik, ya gapapa lah” (sambil ketawa)
si billy akhirnya nyanyi genderang ui dan honestly suaranya lumayan, baguuus aja! abis dia nyanyi, pak dibyo nyuruh billy milih maba cewe buat nyanyi juga. si billy ini trus nunjuk cewe baju putih, rambut panjang. namanya sonia anak fisip juga.
“kamu fisip juga? jurusan apa?”
“administrasi pak”
“ooh saya kira komunikasi juga, tapi gapapa bisalah sering-sering ketemu ya”
CIYEEE hahaha.

4. Pernah Masuk Film “The Conductors”

Pak Dibyo & Film The Conductors 

Yup! Benar, doski ini pernah loh masuk di dalam suatu film. Bukan, bukan, dia gak akting. Hanya saja, dia menjadi salah satu narasumber dalam sebuah film dokumenter berjudul “The Conductors” besutan sutradara Andi Bachtiar Yusuf.

 

5. Punya Lagu Andalan

(Gambar: Twitter @ui_2013)
(Gambar: Twitter @ui_2013)

Pada upacara wisuda, Pak Dibyo biasa memimpin ribuan mahasiswa baru menyanyikan lagu wajib wisuda, yaitu “Gaudeamus Igitur”, “Indonesia Raya”, “Mengheningkan Cipta”, “Genderang UI”, dan “Hymne UI”. Di luar upacara wisuda, Pak Dibyo biasa melatih mahasiswa/inya dengan salah satu lagu andalannya, yakni “Keroncong Kemayoran”.

 

6. Pencetak Penghargaan

Rekor MURI

Berkat dedikasi tinggi Pak Dibyo, UI, lewat paduan suara mahasiswa baru pernah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk rekor kategori pemrakarsa dan penyelenggara paduan suara dengan peserta terbanyak, yaitu 3.700 mahasiswa. Penghargaan dari MURI diberikan kepada Rektor UI saat itu, Prof. dr. Usman Chatib Warsa di tahun 2005.

Berkat bimbingan Pak Dibyo pula, VocaGroove salah satu dari sekian banyak grup vokal UI yang dibangunnya, sempat menyabet posisi Juara Pertama di International Univision Student Song Contest yang diselenggarakan Kementrian Pemuda dan Olahraga Azerbaijan pada 22 Mei 2014. Ini, hanya merupakan salah satu dari sekian banyak prestasi dan penghargaan yang diraih oleh Pak Dibyo selama ia berkarir di Universitas Indonesia.

 

7. Cinta dengan Kampus UI

Semangat Pak Dibyo
(gambar: Twitter @VSney)

Dari seluruhnya, hal terbaik dari Pak Dibyo adalah cintanya terhadap kampus UI yang tidak diragukan lagi. Kecintaannya terhadap Universitas Indonesia dibuktikan dengan kedua studinya (S1 & S2) yang juga diselesaikan di kampus berjaket kuning ini. Ia pun sudah lama mengajar di jurusan komunikasi FISIP UI.

Semangat dan kecintaannya pulalah yang membuatnya untuk tetap konsisten berkarya, mendidik, dan melatih paduan suara hingga saat ini. Tanpa semangatnya, balairung UI bisa terasa kurang hidup dan kegiatan wisuda menjadi prosesi yang membosankan.

Nah, apakah kamu sekarang jadi kangen sama Pak Dibyo? Jika kamu setuju dengan rangkuman kami, jangan lupa untuk di share di Twitter, Facebook atau LINE kamu ya! Agar momen-momen kamu sama Pak Dibyo menjadi semakin berharga! 😀

Daftar Isi

15 thoughts on “Hal-hal Unik dari Pak Dibyo yang Akan Selalu Membuat Mahasiswa UI Kangen Berat”

  1. Bener2 jadi campur aduk baca artikel ini..i get semua perjalanan semasa kuliah..sedih, senang, semuanya jadi satu..padahal cm ketemu pas di balairung sama pak dibyo, tpi smpe skrg jd inget lagu keroncong kemayoran,

    Reply
  2. Pak Dibyo is the best deh!!! Dulu paling susah hafalin lagu keroncong kemayoran.. latihannya diulang beberapa kali baru pada hafal..itu juga masih intip text lagunya..haha!

    Reply
  3. Penghargaan MURI tahun 2005 karena memimpin padus maba terbanyak 3.700 org saat itu. Dan saya termasuk di dalam barisan maba 2005 itu :). Maka dr itu maba 2005 pasti kenal pak dibyo krn kita semua dilatih jd padus dadakan saat itu.

    Reply
  4. Iseng baca-baca artikel, eh nemu ini semoga aku bisa lolos UI 2021 mau bgt ketemu Pak Dibyo! Alias aku pengen ikutan Paragita

    Reply

Leave a Comment