Wahai para mahasiswa UI, siapa sajakah di antara kamu yang tidak mengikuti organisasi di kampusmu?
Gak salah sih kalau kamu hanya ingin fokus dalam akademik perkuliahan. Namun, tahukah kamu dengan mengikuti ragam kegiatan organisasi di kampus, kamu  juga dapat menambah teman dan meningkatkan kemampuan personal kamu, loh! Gak cuma itu, dengan berorganisasi, juga memungkinkan kamu untuk berpeluang dapet beasiswa atau bahkan lapangan pekerjaan.
Meski memang mendapatkan beasiswa bisa juga didapatkan tanpa berorganisasi, portfolio keorganisasian tak jarang dipertimbangkan oleh pemberi beasiswa atau bahkan yang menginterview kamu saat nanti bekerja.
“Oh, IPK-nya bagus. Coba lihat, pernah ngapain aja dia di kampus? Oh, ikut organisasi X, oh menjabat sebagai X. Wah, boleh juga nih dasar kepemimpinannya. Okelah, cocok.” kira-kira beginilah yang ada di benak orang-orang yang akan mempertimbangkan kamu di masa depan.
Selain itu, apa saja manfaat berorganisasi? Yuk intip.
Melatih Manajemen Manusia
Kemampuan manajemen diri maupun melakukan manajemen terhadap orang lain dapat dilatih melalui kegiatan keorganisasian. Bagaimana kita mengatur waktu, bagaimana kita berdisiplin, bagaimana kita mengatur target yang luar biasa tapi realistis, bagaimana kita bekerja sama dengan rekan sepantaran maupun mengelola sebuah tim, semua itu akan terlatih dengan pengalaman berorganisasi.
Kenapa? Karena setiap organisasi selalu menyimpan edukasi soft skill yang sama baiknya. Di semua organisasi kita akan bekerja dalam tim, kita akan mendapat tugas dari pengurus organisasi, dan kelak kita akan menjadi pengurus organisasi dan memberi tugas pada anggota baru.
Dalam berorganisai, kita akan terlatih untuk memanusiakan diri sendiri dan memanusiakan manusia lainnya.
Â
Memperluas Relasi
Saya sudah ikut organisasi X, selanjutnya apa? Selanjutnya adalah menyadari bahwa setiap anggota dari organisasi yang kamu ikuti, mulai dari ketua hingga ke anggota yang keliatannya jarang bekerja dan sering tidak hadir adalah investasi relasi kamu hingga di masa yang akan datang.
Bagaimana bisa? Anggaplah kamu saat ini mahasiswa Jurusan Sastra Jepang, setelah tergabung dalam suatu organisasi, kini kamu punya teman dari Jurusan Kesehatan Masyarakat, Jurusan Teknik Mesin, Akuntansi, Peternakan, dan bahkan Jurusan Politik. Hidupmu tiba-tiba lebih berwarna karena kamu punya teman diskusi yang topik pembicaraannya variatif.
Bayangkan di saat kamu kuliah, ada temanmu yang Jurusan Hubungan Internasional membutuhkan referensi tentang kebudayaan Jepang. Temanmu kebingungan karena ia tidak punya teman yang berasal dari jurusan sastra. Bantuan kecil yang kamu berikan padanya hari ini, akan terus diingatnya hingga 10 tahun yang akan datang.
Setelah 10 tahun yang akan datang, tiba-tiba ia bekerja di Kedubes Indonesia di Jepang dan membutuhkan seseorang untuk bantu menerjemahkan dokumen berbahasa Jepang, tentu namamulah yang akan muncul pertama kali di benaknya. Karena ia telah menjalin hubungan relasi yang baik denganmu selama 10 tahun sejak pertama kali bersama-sama tergabung dalam organisasi.
Beginilah investasi relasi bekerja. Membuka peluang yang mustahil menjadi memungkinkan.
Mewadahi Minat, Mempertajam Bakat
Gak sedikit lho, anak UI yang abis lulus masih gak bisa jawab passion-nya apa. Bisa jadi ia amat mahir dalam suatu bidang tertentu tapi ternyata ia hanya melakukannya untuk bekerja. Sebuah  pepatah mengatakan Choose a job you love and you don’t have to work a day in your life, karena jika mengerjakan sesuatu yang kita cintai, gak akan kerasa kayak kerja. Bahkan mungkin saking cintanya bisa lupa waktu.
Nah, gimana caranya menemukan pekerjaan yang kita cintai? Yang pertama harus dilakukan adalah cari dulu cintanya. Ada beragam organisasi yang dapat kamu temukan di kampus. Beberapa diantaranya ada yang mengasah kecintaan kamu terhadap bisang tertentu, seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), organisasi kejuruan (HIMA) dan MAPALA (Organisasi mahasiswa pecinta alam).
Jika kamu senang main bola, asah skill kamu bermain bola melalui UKM sepak bola. Jika kamu senang menggambar, carilah UKM yang sesuai dengan bakat kamu. Dengan bertemu teman baru yang memiliki kecintaan yang sama, kamu dapat memperdalam pemahaman kamu akan bidang yang kamu cintai dan bahkan memperdalam pemahaman kamu akan cinta lokasi, eh salah ya, duh, abaikan.
Dengan bakat dan kemampuan yang kamu asah melalui organisasai bakat yang kamu ikuti secara konsisten, suatu saat kamu benar-benar dapat menjadi seorang yang expert di bidangnya. Â Steve Jobs, Walt Disney, Hayao Miyazaki, Shakira, Anggun, dan semua tokoh dunia yang kamu ketahui ahli dalam bidangnya, semuanya memulai saat mereka masih cupu dan baru kenal sama yang namanya bau keringat.
Kamu pun bisa seperti mereka.
BACA JUGA:Â Hal-hal Ini yang Bikin RTC UI Beda Sama Radio Kampus Lain
Organisasi Sebagai Lahan Praktik
Bukan, bukan praktik jual-beli suara atau praktik-praktik aneh lainnya, ya. Maksudnya, setelah berkutat dengan buku dan teori-teori di kelas, di kosan dan di kantin, kita pasti akan sampai pada suatu titik “Gimana ya cara bikin produk x dengan benar?” atau “Gimana ya cara melakukan ‘anu’ dengan benar?” dan organisasilah tempat kamu mempraktikannya.
Memang tidak bisa digeneralisir bahwa semua mahasiswa dari semua disiplin ilmu bisa mendapatkan praktik yang nyata dari organisasi di kampus. Namun, tidak jarang ada organisasi yang bekerja sesuai dengan sebuah disiplin ilmu, seperti organisasi himpunan mahasiswa Jurusan (HIMA), Persma (Pers Mahasiswa) atau Kopma (Koperasi Mahasiswa).
Di organisasi Pers Mahasiswa yang bergerak di bidang jurnalistik, mahasiswa Jurusan Komunikasi bisa menyalurkan ilmu mereka tentang media dengan memproduksi media yang nyata. Semua teori pun terpakai: teori penulisan berita, desain komunikasi visual, desain grafis, fotografi jurnalistik, jurnalisme presisi, periklanan, manajemen keuangan media, dan sebagainya.
Kemudian di Koperasi Mahasiswa (Kopma), mahasiswa Jurusan Akuntansi bisa mempraktikkan ilmu mereka untuk mengatur keuangan, mahasiswa Jurusan Komputer bisa membantu merancang software untuk operasional kasir di swalayan koperasi, mahasiswa Jurusan Kearsipan bisa mengurus perpustakaan dan dokumen lembaga, dan lain sebagainya. Bahkan mahasiswa Jurusan Sastra Jepang bisa menyalurkan pengetahuannya di Kopma dengan cara – cara seperti, membuka jasa penerjemah film berbahasa Jepang khusus pelanggan Kopma, atau memperjualbelikan produk-produk yang berhubungan dengan kebudayaan Jepang. Tentunya akan terasa lebih seru daripada memperjualbelikan perasaan, eh, salah lagi. Duh.
Memilih Organisasi yang Baik
Setelah mempertimbangkan latar belakang dan manfaat berorganisasi, kita tentu akan dihadapkan dengan ragam pilihan organisasi mana yang akan kita ikuti. Organisasi mahasiswa, pada umumnya terbagi 2 kategori, organisasi internal kampus (yang berada dalam cakupan civitas akademika) dan organisasi eksternal kampus (diluar cakupan civitas akademika).
Kedua kategori ini jenisnya nantinya masing-masing akan terbagi lagi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Organisasi internal akan terbagi dalam jenis organisasi jurusan/HIMA, UKM, BEM, BPM, Senat, dan Kopma serta Persma. Sementara organisasi eksternal tidak terbagi dalam jenis, namun langsung terbagi atas nama organisasinya masing-masing.
Memilih organisasi internal biasanya akan lebih mudah, karena setiap organisasi sudah memiliki domainnya tersendiri yang spesifik. Seperti Himpunan Mahasiswa Komunikasi, merupakan organisasi yang menyatukan semua mahasiswa dalam jurusan komunikasi. Sedangkan UKM, Kopma dan Persma adalah organisasi yang biasanya dipilih berdasarkan kecintaan atas hobi, bakat atau kesamaan minat.
Dalam memilih organisasi eksternal diperlukan ketelitian. Pasalnya, tidak sedikit lho ada oknum-oknum tertentu yang mendirikan suatu organisasi yang katanya organisasi eksternal, namun ternyata MLM, organisasi tipu-tipu atau bahkan jaringan terorisme. Lalu bagaimana mengetahui organisasi mana yang baik?
Salah satu caranya adalah dengan mengetahui terlebih dahulu track record dan sejarah organisasi tersebut. Seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang sudah berdiri sejak 1947, melahirkan alumni yang beberapa diantaranya menjadi pemikir bangsa dan tokoh nasional seperti Nurcholish Madjid, Drs. Agus Salim Sitompul, Ahmad Wahib, Pejuang HAM – Munir, Azyumardi Azra, hingga menteri pendidikan kita sekarang, Anies Baswedan.
Beberapa organisasi eksternal yang dapat dipertimbangkan antara lain Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HMBI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKI), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Tangan Di Atas (TDA Kampus), HIPMI Muda, Junior Chamber International (JCI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Rotaract Club, Akademi Berbagi, dan masih banyak lagi.
Nah, sudahkah kamu berorganisasi? Yuk, share tulisan ini di Facebook, Twitter dan LINE kamu untuk menginspirasi teman-teman lainnya!
Daftar Isi
Emang berorganisasi menjadi sangat penting bagi pelajar, selain kewajibannya sebagai pelajar sendiri juga akan jauh lebih baik menambah pengalaman dengan ikut berorganisasi. 🙂 Menurutku manfaat utama dari berorganisasi yaitu pandai memanage diri sendiri maupun orang lain.