awalnya nama beberapa nama jalan di UI berdasarkan Fakultas atau gedung yang ingin di tuju, misalnya depan gerbatama namanya Jl. Raya Universitas Indonesia trus arah ke Balairung namanya Jalan PAU. samping BNI namanya Jl. Kesehatan Masyarakat di Asrama juga gituh.. eh tnyata selang beberapa bulan nama-nama jalan itu yang sudah keren-keren jadi tambah keren lagi karena di ganti menjadi tokoh-tokoh besar UI yang sudah mengabdi buat UI dan juga buat negara kita Indonesia..
beberapa namanya yaitu Indro S Suwandi dosen Fakultas Kedokteran yang alhi di bidang IT dan mendirikan Pusat Ilmu Komputer UI, Dokter tapi jago komputer. Ada juga bapak Gerrit A Siwabessy yang dikenal sebagai baak atom nasional yang juga pernah menjabat sbg direktur di BATAN.
Selain itu ada bapak Roosseno Soerjohadikoesoemo, yang dulu pernah jadi dekan Fakultas Teknik UI tahun 1964 disebut sebagai Pahlawan Konstruksi Indonesia, Manusia Beton, dan Manusia Seratus Jembatan. Bapak Selo Soemardjan dikenal sebagai bapak Sosiologi Indonesia yang juga pendiri dan dekan pertama FISIP UI. anak Fisip harus tau beliau. ada Bapak Ibu Miriam Budiardjo (alm) yang juga menjadi salah satu nama ruangan, beliau adalah perumus “kitab suci” ilmu politik di Indonesia.
Kalau Bapak Slamet Iman Santoso itu pendiri Fakultas Psikologi UI dan juga dikenal sebagai Bapak Psikologi Indonesia. Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi itu dianugerahi Tokoh Pendidikan Nasional oleh IKIP Jakarta pada 1978 serta Bintang Jasa Mahaputra Utama tahun 1973. Bapak Sumitro Djojohadikusumo pernah menjabat sebagai menteri ekonomi selama 5 kali masa jabatan dan juga menjadi konsultan negara lain.
Bapak Nugroho Notosusanto yang mencanangkan sistem penerimaan mahasiswa tanpa tes, beliau juga pernah menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan Pak Supomo dikenal sebagai salah satu tokoh pemikir konseptual dari nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila. Pak Bahder Djohan dikenal sebagai pendiri ILUNI UI pada tanggal 2 Februari 1958. Bapak Djokosoetono pernah menjadi dekan FH UI dan perintis Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Bapak Dokter yang satu ini menjadi Ketua IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) pertama yaitu bapak Soedjono D Poesponegoro Presiden UI periode 1958-1962. Mahar Mardjono, Rektor ke tujuh Universitas Indonesia (1973-1982) dan Guru Besar Ilmu Penyakit Syaraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .
Bapak Fuad Hasan, pernah menerima Bintang Jasa Kelas I dan Bintang Republik Kelas I dari Pemerintah Mesir itu pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (1985-1993). Kalo Bapak Sujudi dikenal sebagai Menteri Kesehatan RI Kabinet Pembangunan VI. Mantan rektor UI tahun 1986-1994 itu merupakan sesepuh Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang.
Bapak Soemantri Brodjonegoro, rektor UI ke-enam (1964-1973), pernah menjadi Menteri Pertambangan dan Pendidikan Nasional. Bapak Pandji Soerachman pernah menjadi Menteri Kemakmuran pada Kabinet Presidensial periode 4 September 1945 sampai 14 November 1945, serta Menteri Keuangan.
Letjen Sharif Thajeb, Rektor UI kelima, periode 1962-1964. Dia pernah menjadi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI dalam Kabinet Dwikora (1964-1966). Yang terakhir, Sutami. Ketua Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang pertama itu pernah menjadi Menteri Pekerjaan Umum selama 6 periode kabinet (25 Mei 1965 hingga 21 Maret 1978).
Nama-nama orang bersejarah bagi UI dan Bangsa Kita akan diabadikan sebagai nama jalan di wilayah UI. semoga dengan apresiasi ini kita bisa mengenal mereka lebih dekat dan dapat melanjutkan perjuangannya kepada alamamater serta bangsa Indonesia.
Semangat teman-teman mahasiswa UI untuk membanggakan UI di tingkat kampus, tingkat Nasional Bahkan Tingkat Internasional.
(info : mahasiswa.com)
yoa
mari mari kita bersemangat dalam melanjutkan segudang prestasi para tetua kita
^^
Ok nama2 jalan nya adalah nama2 orang yang bersejarah bagi UI.
tapi kenapa diganti dari sebelumnya????
seperti yang kita tau bahwa nama2 jalan di ui sebelumnya semua nya sudah diganti dan disesuaikan dengan dekat daerah mana, seperti jalan kesehatan masyrakat, teknik dan sebagainya.
karena hal itu, jadi iget tentang yang baru aj halte di ddkt FIK dibangun tapi harus dirubah lagi karena menyesuaikan bikun..
Apa UI g terlalu boros, dan g terlalu gampang gonta-gonti sesuatu yah..
apa mereka juga g mikir itu semua pake uang…
pake uang siapa…
kenapa g pernah dipikirkan dulu masak-masak jika ingin membuat sesuatu, jadi kesan nya gampang banget, klo g sesuai tinggal ganti, tinggal bikin yang baru (contoh: halte dan Nama2 jalan..)
Heran sama UI yang sekarang…
G pernah mikir..
Thx
Wuih mantab nih UI
Liat ITB dah masak nama gedung Achmad Bakrie, bapaknya Aburizal BAkrie dan engga pernah kul di ITB dan kontribusi ama bangsa… eh tau-tau namanya jadi gedung… dimana hayo benang merahnya…mentang2 bapaknya Aburizal apa.
setiap kebijakan emg ada plus minusnya sie… tapi kita lebih ngeliad makna nya ajah.. jangan duit nya.. hohoho
berikan makna terdalam di dada mu untuk mengabdi bagi UI dan bangsa Indonesia ini
Bapak Miriam Budihardjo?
kayaknya salah ketik..
yang benar
Ibu Miriam Budihardjo….
(atau jangan-jangan buat mengecoh anak FISIP saja….hehehehe,,,biar tau siapa sosok Miriam Budihardjo)
=P
maap hehehe.. karena anak FKM emg gak tau, ibu atau bapak sebenernya…
harap di maklumi x)
iya, tolong segera diralat. setahu saya yang benar adalah Ibu Miriam Budiarjo (Alm), bukan Bapak Miriam Budiarjo seperti yang ditulis di atas.
jasa almarhumah sangat berkesan buat saya, terutama buku “Ilmu Politik” adalah buku panduan saya belajar pertama kali menginjakkan kaki di bangku kuliah. semoga jasa-jasa almarhumah selalu dikenal dan dapat diteruskan oleh generasi penerusnya 🙂
Taruhan banyak yang ngga tahu jalan Yap Yun Hap.