Kemahiran Berbahasa Isyarat, Salah Satu Mata Kuliah Belanja Terfavorit Kebanggaan Prodi Sastra Indonesia

Holla para pengumpul 144 SKS! Berapa skskah yang telah kamu ambil pada semester ini? Merasa bosen dengan pelajaran yang gitu-gitu aja? Pengen belanja demi terkumpulnya 144 SKS tapi bingung mau ambil matkul apa?  Butuh referensi mata kuliah?

Ladies and Gentleman, progaram studi Sastra Indonesia dengan bangga mempersembahkan sebuah mata kuliah yang ‘’nggak biasa’’ kita temuin di kampus-kampus lainnya.

KEMAHIRAN BERBAHASA ISYARAT!

ABJAD Baasa Isyarat Indonesia (BISINDO)

Pernahkah dalam keseharian kamu, kamu bertemu dengan orang tuli yang lagi talking-talking dengan orang tuli lainnya?

Apa yang tergambarkan di dalam pikiranmu saat itu?

Bagaimanakah bila orang tuli itu tiba-tiba mendekat ke kamu dan ngajakin kamu untuk saling berbicara?

Apa reaksi kamu saat itu juga?

Apa emang bener orang tuli itu identik dengan kesunyian?

Terus kenapa sih penulis memakai diksi orang tuli yang terkesan kasar, padahal ada diksi yang lebih halus lagi yaitu tunarungu?

Semua pertanyaan itu bakal terjawab kalau kamu mengikuti kelas ini, kelas yang dibuka setiap semester—baik ganjil mau pun genap, berbobot tiga SKS, dan bertempat di FIB. Konon katanya, matkul ini jadi salah satu penyebab mengapa server SIAK-NG selalu down setiap SIAK WAR berlangsung.

Dan nggak sedikit korban SIAK WAR yang berjatuhan menyesali karena internetnya tiba-tiba lemot selemot Rocky (siputnya Patrick Star) saat perang berlangsung. Ckckck… dont try this at home!

Lalu, emangnya ada cerita apa aja sih di matkul ini, kuy simak ulasannya di bawah ini!

 

Dimulai Sejak Tahun 2007

Pada awalnya, ketika Departemen Linguistik diketuai oleh Bapak Umar Muslim—dosen Sastra Indonesia yang jago banget memusikalisasikan puisi—datanglah sebuah tawaran kerja sama dengan GERKATIN (Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) untuk penelitian Bahasa Isyarat, sebab pada waktu itu Bahasa Isyarat belum diakui dan belum ada penelitiannya. Selain itu, orang-orang juga masih berpikiran negatif terhadap kaum-kaum tuli. Kemudian, GERKATIN ini merasa kalau kita mau memajukan Bahasa Isyarat berarti harus ada universitas yang digandeng. Bentar, bentar… nah tuh mblo, GERKATIN ada yang ngegandeng, masa kamu nggak?

Mas Adhie dalam videonya tentang pendidikan orang tuli di Indonesia

Jadi simpelnya, universitas punya ilmunya sementara orang tuli belum sampai di situ. Sebenarnya langkah awal untuk menarik minat penelitian Bahasa Isyarat yaitu dengan membuka sebuah kelas kemahiran. Dan ternyata peminatnya uuuaaanyak cekaleeeh dan bukan b-ajah yeu.

Bayangin nih, awalnya aja dibuka sampe tiga kelas dan itu pun pada akhirnya harus dibatasi karena yang medaftar tuh bisa milyaran rupiah, eh ratusan maksudnya.

Awalnya sih lintas fakultas, tetapi semakin ke sini menjadi lintas prodi karena untuk memenuhi syarat-syarat mata kuliah pilihan yang ada di prodi masing-masing.

Lho, jadi cuman lintas prodi nih?

Tenang, tenang. Sebenarnya fleksibel, cuman tahun 2017 ini karena adanya perubahan kurikulum, jadinya cuman dibuka pada lintas prodi.

 

Pertama Kali Muncul di UI

UI adalah universitas pertama yang membuka kelas Bahasa Isyarat, sekaligus menjadi pusat penelitiannya, tepatnya berada di Gedung 8 FIB UI. Pada tahun dibukanya kelas Bahasa Isyarat, gemanya itu nggak terlalu terdengar di dunia luar tetapi kalau dilihat sekarang, langkah seperti ini sudah mulai diikuti oleh universitas lain, seperti yang terbaru ada di universitas swasta di Palembang, UIN Jogja, Universitas Brawijaya, UNM Makassar, dan beberapa universitas lainnya. Ada yang mengambil sebagai mata kuliah dan ada pula yang mengambilnya sebagai ekstrakurikuler. Nah, kalau kamu ada yang ngambil nggak?

Dengan mulai munculnya Bahasa Isyarat sebagai sebuah mata kuliah, dari komunitas tulinya sendiri merasa seneng banget ditandai dengan dari mereka yang merasa semangat banget kalau tiba saatnya ngajar. Mungkin rasanya seseneng makan sepuasnya di Warkop Cumlaude, gratis, terus pulangnya dibayarin naik haji plus laundry gratis sampe lulus S-2.

 

BACA JUGA: Jurus Rahasia Anak Sastra UI: 5 Cara Praktis Menguasai Bahasa Asing

 

Jadi Piihan Favorit Mahasiswa Non-FIB

Para pengajar yang unyu-unyu

Harus disadari salah satu kepopuleran matkul bahasa Isyarat menurut Bu Silva Tenrisara Isma, pengajar Bahasa Isyarat yang belum lama ini manjadi salah satu Juru Bahasa Isyarat (JBI) pada debat pilkada, mengatakan bahwa pertama, kelas bahasa Isyarat ini sangat mudah karena tidak memakai teori—seketika terdengar hembusan nafas merdu dari anak-anak Teknik, Fasilkom, dan FEB (ampun om! Rumus kita udah banyaaaq)—dan yang kedua, nilainya cukup gampang. Asalkan kamu rajin masuk dan ngerjain semua tugas-tugasnya, A udah di tangan. Jadi, dua faktor itu mungkin menurut beliau berperan besar terhadap ketenaran mata kuliah ini. Pertanyaannya, apakah kamu sudah setenar matkul ini mblo? Kalau belum, cobalah tanyakan kepada daun-daun yang nggak bergoyang.

 

Bakal Sering Muncul di Youtube

Kalau kamu mikir bahwa matkul ini bisa jadiin kamu di Youtube dengan views yang jutaan? Engga, engga, bukan itu! Ini berkaitan dengan tugas matkul ini yang unik banget, yaitu ngebuat video percakapan bahasa Isyarat terus diupload di Youtube.

Tugas mingguan yang nantinya bakal memorable banget!

‘’Jadi, gue harus bikin film nih?’’ teriak salah satu anak non-FIB.

Bukan, bukan, kamu nggak harus bikin film dan ngedatengin Vin Diesel buat main Fast and Furious di Margonda, tetapi kamu hanya ditugasi setiap minggunya untuk membuat video sederhana, seperti memperkenalkan diri, menceritakan hobi, menceritakan kehidupan sehari-hari, yang kesemuanya itu menggunakan Bahasa Isyarat.

Tapi kan, aku ga punya akun Youtube QaQa???

Jangan khawatir! Pak Phieter dan Mas Adhie, selaku pengajar dari komunitas tuli, bakal kasih kemudahan buat kamu dengan hanya mengumpulkannya ke beliau. Yang jelas, satu kata yang anti ada di kelas ini yaitu ‘’bosen’’. Gimana bisa ngerasain bosen, kalau tiap kali Pak Phieter mau pun Mas Adhie meragakan setiap kosakata bahasa Isyarat, pasti bakal ada yang ketawa karena memang masih belum terbiasa. Meskipun begitu, setiap tiba momen buat serius, semuanya juga akan serius.

Jadi, kamu serius nggak sama aku? Inget ya, nggak lulus matkul ini itu artinya 3 SKS bakal nge-lost, itu artinya 144 sks kamu tertunda, itu artinya bakal nunda wisuda kamu dan tertunda pulalah acara resepsi kamu. Huft.

 

BACA JUGA: Begini Cara Menyelamatkan IP Kamu dengan Bantuan Satu Eskaes MPKO/S!

 

Keluar dari kelas ini, kamu dijamin bakal ngerasa ‘’sesuatu’’ yang berbeda, lebih bahagia dan lebih ngebuat hati dan pikiran kamu lebih terbuka lagi. Ternyata dunia itu luas ya. Apalagi buat kamu yang tiap harinya sibuk sama dunia sendiri ataupun dunia bersama temen-temen kamu, ternyata ada loh dunia yang lain yang kurang diperhatikan oleh kita padahal kita pernah jumpai meskipun kita suka menganggapnya b-ajah; yaitu dunia orang tuli.

Harapan dari Bu Silva dan juga penulis yang notabene pernah ngambil matkul ini kurang lebih sama, yaitu semoga Bahasa Isyarat diberikan kesempatan untuk dipelajari oleh semua kalangan, baik di FIB mau pu non-FIB dengan cara diberi kesempatan untuk membuka lebih banyak kelas. Tak hanya itu, khusus dari Bu Silva sendiri juga berharap pada masa yang akan datang, bahasa Isyarat punya levelnya sendiri berdasarkan tingkat kesulitan, misalnya Kemahiran Bahasa Isyarat I,  Kemahiran Bahasa Isyarat II, Kemahiran Bahasa Isyarat IIII, dst…

Daftar Isi

Leave a Comment