Kenaikan Harga BBM dan “Car Free Day” di UI?

Oleh : Dzulfian Syafrian

Halo teman-teman semua! Apa kabar? Gimana UTS-nya? Lagi pada sibuk UTS yaa?hehe..semangat yaa..Maaf ganggu maklum mahasiswa tingkat akhir jadi sudah tidak ada kuliah, sibuk skripsi doank..hehe..mau berbagi sedikit unek-unek terkait isu yang sedang merebak saat ini di negeri kita tercinta, yaitu: Kenaikan Harga BBM.

Tenang, tulisan ini bukan berisikan kajian kenapa harus tolak kenaikan BBM atau dukung kenaikan BBM tetapi tulisan ini hendak menawarkan ide konkrit kita sebagai mahasiswa menyikapi kisruh BBM di Republik yang kita cintai ini, baik buat yang pro maupun yang kontra.

Aksi yang akan saya tawarkan bukan aksi demonstrasi di jalanan, bukan pula bakar ban di jalanan, apalagi sweeping restoran makanan. Mari kita coba gunakan cara yang lebih elegan.

Apa sih yang bisa kita lakukan? Saya menawarkan kampanye “Car Free Day” sehari di UI. Tujuan dari kampanye ini simpel ada dua yaitu:

  1. Kampanye penghematan penggunaan BBM.
  2. Mahasiswa turut menghemat subsidi BBM (karena seharusnya subsidi BBM itu buat rakyat miskin, bukan buat mahasiswa).

 

Tiga Alasan

Kenapa saya usulkan dua hal tersebut. Berikut urgensi kenapa kita harus mengehamat konsumsi BBM. Pertama, tahukah kalian bahwa Indonesia itu sekarang defisit minyak. Produksi minyak mentah Indonesia (lifting minyak) kita sekitar 930.000-950.000 barel per hari, sedangkan konsumsi yang kita butuhkan itu sekitar 1,2 juta barel/hari. Alhasil, kita harus impor minyak (net importir) untuk memenuhi kebutuhan minyak tersebut. Itulah mengapa terhitung September 2008 Indonesia tidak lagi jadi anggota OPEC (Organization of Petroleum Exportir Countries) atau organisasi negara-negara pengekspor minyak[1].

Kedua, tahukah kalian bahwa sebenarnya dibandingkan cadangan minyak, Indonesia itu lebih banyak memiliki cadangan gas. Menurut, Key World Energy Statistics (2011) Indonesia merupakan negara produsen Gas terbesar ke-9 di dunia (2,7% total produksi dunia) di atas Arab Saudi dan exportir gas terbesar ke-6 di dunia, 2 peringkat di atas Malaysia. Alangkah lebih baiknya jika kita menghemat penggunaan BBM dibarengi secara perlahan dan teratur beralih ke gas. Kebijakan seperti konversi minyak tanah ke tabung gas 3 kg juga didasari fakta ini.[2]

Ketiga, tahukah kalian bahwa harga minyak dunia sekarang terus merangkak naik. Hingga tulisan ini dibuat (Rabu, 28 Maret 2012) harga minyak dunia sudah di atas 100 USD per barel atau sudah melebihi asumsi pemerintah Indonesia (90 USD/barel)[3]. Diprediksi harga minyak ini akan terus meningkat seiring membaiknya kondisi ekonomi dunia pasca pemulihan krisis di Amerika dan di Eropa. Belum lagi jika Konflik Iran-AS-Israel terjadi, niscahya harga minyak akan semakin membumbung tinggi..serem ga tuh?

Loh kok jadi serius gini? Tenang gan, ane coba tetap sersan (serius tapi santai)..hehe..

 

Subsidi BBM Salah Sasaran?

Apakah benar subsidi BBM itu tidak tepat sasaran? Bagaimana penjelasannya? Jadi gini agan-agan, menurut para ekonom UI yang merujuk data pada Susenas BPS menemukan bahwa ternyata hampir 50% subsidi BBM itu dinikmati oleh 10% orang terkaya di Indonesia, sedangkan 10% rakyat termiskin hanya menikmati 2% subsidi BBM. Dengan kata lain, lebih dari 90% subsidi BBM bukan dinikmati oleh golongan orang termiskin (lihat tulisan Arianto Patunru di Kompas, Sabtu 24/03/2012).[4]

Hal serupa juga dijelaskan oleh Pak Rus’an Nasrudin, Ketua Kajian UI tentang BBM. Kalo menurut Pak Rus’an Nasrudin yang juga dosen FEUI, menyebutkan bahwa 77% subsidi BBM itu ternyata dinikmati oleh 25% orang terkaya di Indonesia, sedangkan 25% termiskin hanya menikmati 15% subsidi BBM.[5]

Nah, berangkat dari penjelasan di atas (maaf ya kalo ekonomi banget..hehe) boleh jadi subsidi yang seharusnya diberikan untuk orang miskin justru kita (baca: mahasiswa) yang menikmati sebagian besarnya? Jangan-jangan kita berada di antara 90% orang yang menghabiskan subsidi BBM?

Saya yakin bahwa sesusah-susahnya hidup mahasiswa, masih jauh lebih sejahtera jika kita bandingkan dengan orang-orang termiskin di Indonesia. Apalagi bagi teman-teman yang punya motor, mobil, laptop, BB, iPhone, dan berbagai barang elektronik lainnya.

Pertanyaan selanjutnya adalah: What should we do or what can we do?

Yuk, kita semua mulai perubahan dari diri sendiri. Alotnya isu kenaikan harga BBM menurut saya disebabkan oleh dua alasan utama. Pertama, kekhawatiran akan dampak kepada masyarakat (kecil) yang akan semakin susah hidupnya akibat kenaikan harga-harga. Kedua, ketidakpercayaan (distrust) masyarakat kepada Pemerintah. Kita tidak usah memperdebatkan dua hal itu di sini. Yang harus kita lakukan sekarang adalah, yuk kita aksi bersama “sentil” pemerintah dan yang kedua adalah tunjukkan bahwa mahasiswa peduli terkait kondisi bangsa dan negara ini.

 

 

 

Langkah Taktis

Langkah taktisnya begini teman-teman. Saya punya usul seperti ini:

  1. Kita sterilkan UI dari kendaran pribadi, baik motor dan mobil. Jadi, teman-teman yang biasanya ke kampus bawa kendaparaan pribadi, berkorban saja sehari, just one day. Bisa kan?Bisa donk? Kalo usul saya, bikun dan ojek biarkan tetap ada toh tujuan kita adalah menumbuhkan kesadaran pribadi person-by-person, sedangkan bikun dan ojek adalah milik umum, fasilitas umum. Tetapi Alangkah lebih baik jika teman-teman memilih pakai sepeda kuning dibanding bikun atau ojek atau jalan juga bagus, hitung-hitung olahraga.hehe.
  2. Kita lakukan “Car Free Day” ini pada Senin, 2 April 2012 mulai 08.00-16.00 WIB. Tanggal ini menurut saya adalah momen yang sangat tepat, kenapa?Pertama,  tepat 1 hari setelah Pemerintah menaikkan harga BBM. Kedua, 2 hari setelah dunia melakukan aksi “Earth Hour”. Kita tahu bahwa Sabtu, 31 Maret 2012 juga ada kampanye serupa yaitu “Earth Hour” yang inti kampanyenya sama: Penghematan energi. Jujur ide ini pun muncul karena inspirasi dari “Earth Hour”. Jadi momentumnya serba dapat kan?
  3. Kampanye ini memang ditekankan untuk kita semua tentang penghematan BBM, krisis energi, dan lain-lain. Kampanye ini juga bentuk kepedulian kita, wujud nyata kita, sedikit sumbangan kita, terhadap keberlangsungan masa depan ketahanan energi bagi bangsa kita.
  4. Terakhir, saya ingin berbagi mimpi besar saya. Mungin terdengar utopis tetapi biarlah mumpung bermimpi gratis dan belum dilarang oleh pemerintah.

Saya bermimpi:

–        Senin, 2 April 2012 UI akan bebas dari asap kendaraan pribadi.

Pada tanggal tersebut, saya membayangkan ketika seluruh mahasiswa UI bersatu untuk mengkampanyekan pentingnya pengehematan penggunaan energi, khususnya BBM.

–        Pada hari itu, saya juga memimpikan gerakan ini didukung seluruh civitas akademika. Tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa tetapi juga oleh dosen, karyawan, OB, dekan atau rektor sekaligus.

–        Saya juga memimpikan gerakan ini juga terjadi di kampus-kampus lain. Mimpi terbesar saya, gerakan ini tidak hanya terjadi di UI tetapi juga di kampus-kampus lain. Dari ujung Papua hingga ujung Nangroe Aceh Darussalam.

Akhir kata, Ide ini akan tetap menjadi mimpi jika kita tidak memulainya detik ini juga. Saya tidak ingin ide ini hanya sebatas mimpi. Oleh karena itu, saya mulai minta pendapat kepada teman-teman terdekat saya. Alhamdulillah, responnya ternyata lumayan bagus walau ada beberapa yang bernada pesimis dengan berbagai alasannya.

Saya tidak ikut pesimis, gentar, atau ragu untuk memulainya. Saya yakin banyak mahasiswa yang peduli tentang isu BBM ini.

Alhasil, Saya mulai membuat tulisan ini di malam ditemani hujan, sambil menunggu pertandingan Milan vs Barcelona dini hari ini. saya mulai merangkai kata demi kata. Saya ingin berbagi ide ini kepada teman-teman semua, berharap ada beberapa pemimpi dan “orang gila” yang bergabung dengan gerakan ini bersama saya. Semoga saja ada. Amin.

Depok, 28 Maret 2012

21:52 WIB

 

Dzulfian Syafrian

Mahasiswa Ilmu Ekonomi, FEUI 2008.

1 thought on “Kenaikan Harga BBM dan “Car Free Day” di UI?”

  1. alhamdulillah saya gak ada kelas hari selasa, kalaupun ada saya masuknya jam 19.00 :p
    idenya masih sementara ya, dan ketika liat data bahwa BBM bersubsidi lebih banyak dipakai oleh orang kaya saya setuju, karena pernah neh motor blade saya sedang di isi pertamax plus (lagi) ternyata ada BMW datang dan ngisi oktan 88 #eh. saya prihatin.

    ada satu tambahan kampanye yang harus digalang, yaitu sosialisasi betapa bahayanya menggunakan bensin beroktan 88 untuk kendaraan bermotor yang terkini. alih-alih mau irit beli bensin, malah merusak mesin. (inget kasus rusaknya filter bensin mobil). jd jgn hanya car free day saja, krn ini lbh ngena ke “bebas polusi” dari pada “hemat subsidi”. FYI, ternyata di negara asean, hanya indonesia yang masih mengkonsumsi oktan 88. malaysia paling rendag oktan 95 (pertamax plus), itu saja di subsidi jadi 5400. jadi masih mau pake oktan 88? sering2 cek mesin deh. 🙂

    kedua, berdasarkan pantauan saya, stasiun premium itu lebih banyak jumlahnya dibandingkan pertamax. bahkan ada pom bensin yang tidak menyediakan pertamax. pernah saya harus keluar lagi dari SPBU karena tidak sedia pertamax. nah agar subsidi hemat, ada baiknya stasiun permium di ubah jadi pertamax. pasokan premium pun dibatasi. paling tidak ini untuk kawasan perkotaan.

    ketiga, SPBU itu tidak tegas dalam menghemat subsidi. lho? iyalah karena SPBU tidak menolah mobil BMW mengisi premium. itu juga yang harus kita tuntut dari pengusaha SPBU. tp ya namanya bisnis, kalo ada orang mau beli ya pasti kita kasih bukan? itulah dilemanya.

    oh iya, semoga saya pemerintah menetapkan kebijakan publik tentang BBM ini berorientasi pada perlindungan agama, diri/jiwa, keturunan, akal, harta. amin…

    Reply

Leave a Comment