Program Kinder Uni dimulai pada tahun 2002 di Universität Tübingen, Jerman, yang merupakan program antara Schwäbische Tagblatt dengan Universität Tübingen. Program tersebut berupa kuliah dari Profesor untuk anak-anak. Profesor-profesor tersebut diminta menjelaskan kepada anak-anak hal-hal yang dianggap sederhana seperti “Mengapa 1+1=2?”, “Mengapa langit berwarna biru?”, “Mengapa orang-orang tertawa karena mendengar sebuah lelucon?”, dan sebagainya. Oleh karena itu, seminggu sekali sejak bulan Juni 2002 sampai akhir Juli 2002 para Profesor di Tübingen mengajar anak-anak secara langsung di ruang kuliah utama gedung Anatomi Universität Tübingen.
Dikarenakan program Kinder Uni yang pertama ini mendapat respon yang positif, baik dari anak-anak, orang tua, dan masyarakat, Universitas-universitas lainnya di Jerman, Austria, Swiss mulai melaksanakan program Kinder Uni ini pada tahun 2003.
Awal tercetusnya program Kinder Uni di Indonesia merupakan hasil dari pembicaraan para anggota JERIN (organisasi hubungan Jerman dan Indonesia) untuk dapat meningkatkan dampak dan keuntungan adanya pertukaran tenaga dibidang akademis. Pembicaraan ini kemudian dilanjutkan dengan didiskusikannya program Kinder Uni di Indonesia pada bulan April 2011 oleh Dr. Buchholt dari DAAD Jakarta bersama perwakilan dari UNPAD dan UI. Proyek ini didukung oleh Rektorat Universitas Indonesia dan alumni DAAD yang terlibat dalam mengelola acara Kinder Uni ini. Program ini merupakan proyek percontohan, apakah akan dapat dilakukan setiap tahun atau bahkan setiap semester di Universitas Indonesia dan mungkin universitas-universitas lainnya.
Setiap hari Sabtu dua topik kuliah akan diberikan oleh Profesor/dosen, yang berkompeten dalam bidangnya, kepada 300 anak-anak kelas 4 sampai dengan 6 SD. Sebanyak enam orang jurnalis cilik, yang sebelumnya telah mendapat pelatihan jurnalistik di UI , akan melaporkan/ menulis wacana tentang acara dan topik kuliah Kinder Uni ini dan akan dipublikasikan di media cetak maupun elektronik.