Life is Full of S***. Terus Gimana?

Stres
Stres (Ilustrasi Ditambahkan Admin) (cc/flickr/paulbence)

Eva Yuli Andari-YOT CA UI.

Halo semuanya, berjumpa kembali di artikel saya yang ketiga setelah http://billyboen.com/patah-hati-karena-cinta-jadiin-semangat-untuk-bangkit-yuk/ jadi HT di kaskus hehehe.  Sebenarnya kali ini saya bingung mau bahas apa karena pikiran lagi mumet. Kayaknya lagi banyak banget masalah organisasi dan akademis yang berjalan yang bikin saya pusing satu juta keliling.

Tapi setelah denger YOT Radio saya jadi semangat kembali dan terinspirasi untuk menulis artikel tentang ‘masalah’. 🙂

Masalah.

Hidup ini kayaknya banyak masalah. Masalah itu hilang satu tumbuh seribu. Yang ini terlewati, yang itu datang. Ngga habis-habis. Some people say that Life is full of s***. Kalau menurut buku metode penelitian yang pernah saya baca, masalah itu adalah perbedaan antara harapan dengan kenyataan. Harapannya sih semua hal berjalan sempurna, at least baik-baik aja ya. Tapi tetep aja pada kenyataannya ada banyak  hambatan yang melintang.

“Nah kalau udah begini harus gimana dong? Soalnya rasanya kalo ada masalah hidup jadi suram banget… 🙁

Hey tenang aja lagi, kamu ngga sendirian! Di dunia ini ngga ada kehidupan yang sempurna tanpa masalah. Ngga mau punya masalah? Ngga usah hidup. Kualitas hidup orang bisa dilihat dari banyaknya masalah yang bisa diselesaikan. Semakin banyak masalah terselesaikan, semakin sukses. Mengeluh menghadapi masalah hanya memperpanjang waktu mendapatkan solusi dan membawa aura negative.

Ngga muna kadang-kadang saya juga mengeluh tentang betapa capeknya saya mengurus organisasi,  kepanitiaan, akademis dengan berbagai tugas dan ujian yang ngga ada habisnya, dll. Saya kuliah dikedokteran gigi. Kalau lagi praktikum ortho rasanya bête kalo saya ngga bisa membuat bentuk kawat seperti yang diinstruksikan. Tapi lama kelamaan saya sadar, kalau Cuma ngeluh aja, masalah saya ngga selesai-selesai. Bete ngga bikin kawat saya bengkok sendiri. Yang harus saya lakukan adalah cari solusi. 🙂

Contoh yang akan saya ambil disini adalah mas Iwan Setyawan penulis buku 9 summers 10 autumns. Singkat cerita, dibuku itu beliau menceritakan betapa sulitnya kehidupan masa lalunya. Hidupnya berada dalam kekurangan dan ketakutan. Ia mendapat PMDK untuk kuliah di IPB, Bogor jauh dari rumahnya di Batu, Malang. Awalnya ia takut, ingin pulang. Padahal ia bisa ke Bogor karena orang tuanya telah menjual angkot milik keluarganya sebagai biaya Iwan merantau ke Bogor. Saat ia menelpon ibunya berkata ingin pulang, ibunya hanya berpesan “Jangan Takut.” Akhirnya dari situlah ia mencoba berani, memecahkan masalah ketakutannya.

Dan apa yang terjadi berikutnya?

Beliau berhasil menjadi direktur Nielsen Company di New York karena berhasil memecahkan masalah ‘ketakutan’ yang ia punya. Yup ia telah berhasil melewati dan menyelesaikan masalah-masalahnya sehingga sekarang ia sukses. 🙂

Kemarin di YOT Radio, ada sebuah analogi seperti ini :

Kamu ingin pergi ke puncak. Saat itu kamu sedang melewati jalanan yang berliku, naik turun hingga tiba saatnya kamu melewati turunan yang sangat curam. Saat itu temanmu menelponmu dan bertanya : “Mau kemana

Apa yang akan kamu jawab? Tentu “Mau ke puncak” kan?

Apapun itu, betapa sulitnya masalah yang kita punya dan walaupun berada di lowest point of life, tujuan kita tetap harus kokoh dan pasti yaitu ‘puncak’. Jadikan masalah kamu sebagai sesuatu yang bisa dinikmati sebelum kamu memetik buah manis atas penyelesaian-penyelesaian masalah yang kamu lakukan.

“Teori gampang woy, lo kira prakteknya juga gampang???! Masalah gue banyak kali, lo sih enak ngomong doang…”

Ah yayaya, paham. Sering banget ada orang yang berpendapat kayak gitu. Termasuk di artikel saya yang sebelumnya, tetap saja ada yang bilang saya hanya berteori walaupun saya sudah menceritakan sedikit pengalaman saya.

Coba deh kalau ada yang berpikir kayak gitu, pikir sekali lagi. Masih ngga dapet pointnya, pikir berulang kali. Setiap manusia pasti punya masalah, hanya porsinya saja yang berbeda-beda. Tapi kalau kata Albert Ellis :

The best years of your life are the ones in which you decide your problems are your own. You do not blame them on your mother, the ecology, or the president. You realize that you control your own destiny.

So, do not blame everyone! Mending selesaikan masalah kamu, The art of living lies less in eliminating our troubles than in growing with them.- Bernard M. Baruch 🙂

 

Nah terus masih bingung gimana cara menyelesaikan masalah? Berikut step-step dari saya yang (sebenarnya) juga sedang banyak masalah seperti yang saya sebutkan di awal. Karena itu yuk sama-sama belajar!

  1. Tenangkan diri. Hilangkan perasaan bete, kesal, marah dan sebagainya atas masalah yang tak kunjung selesai. Emosi yang sedang meluap-luap hanya akan memperburuk keadaan. All problems become smaller if you don’t dodge them, but confront them.- William F. Halsey
  2. Setelah tenang, See the problem clearly. Solusi ngga akan ketemu kalau kamu ngga tahu masalah apa yang sedang kamu hadapi.
  3. Buatlah list dan pisahkan masalah-masalah sesuai prioritas, mana yang harus segera diselesaikan, mana yang bisa ditunda penyelesaiannya tanpa kamu terganggu dan mana yang sebetulnya tak usah terlalu dipikirkanUdah tahu masalahnya? Cari apa yang harus kamu perbaiki. Pikirkan step by step, kalau yang ini selesai selanjutnya harus ngapain lagi, bagian mana lagi yang bisa diperbaiki untuk sampai bisa menyelesaikan masalah secara total. Kalau menurut Edward Hodnett nih “A good problem statement often includes: (a) what is known, (b) what is unknown, and (c) what is sought.” Setuju?
  4. Sudah mencoba terus gagal lagi? Hoo berarti masih ada yang salah. Jangan kesel dulu, jangan nangis dan mewek dulu. Mending ulang step awal, tenangkan diri dan coba lagi. Dengan kegagalan, at least kamu tahu bahwa cara yang sebelumnya ngga work out sehingga bisa mencari solusi baru yang siapa tahu jauh lebih baik.
  5. Udah dicoba berkali-kali terus gagal maning gagal maning? Bete lagi bete lagi? Ow ow berarti harus jernihkan kembali pikiran dengan dekatkan diri kepada Tuhan. Paling utama, selalu yang paling utama. Kalau saya, kalau sudah sampai lowest point dan putus asa, saya ingat-ingat pesan ini : Allah tidak akan memberi cobaan pada manusia kecuali mereka mampu menanggungnya.” Nah berarti selalu ada jalan atas segala kesulitan kan? 😉

Pokoknya intinya just do it, just do it! Take action! Jangan kelamaan bengong mikirin ‘apes’nya keadaan ya hehehe.

Ingat, hidup itu memilih, bukan dipilih. Kita yang memilh mau gimana cara menyelesaikan masalah. Kita yang memilih bagaimana cara jadi tetap ‘happy’ dan bersyukur dengan adanya masalah. Kita yang memilih untuk menjadi sukses atas penyelesaian masalah-masalah :).

Nah kebukti kan bahwa life is not full of shit. Kalo life is really full of shit berarti yang ngeluarin statement itu hidup di jamban dan temenan sama ikan lele kali yaa (jayus) hehe. Life is full of challenge, not s*** 🙂

Everything’ll be alright again Alright again, alright again
The heart is stronger than you think Like it could go through anything

And even when you think it can’t, It finds a way to still push on though

If the mind keeps thinking you’ve had enough But the heart keeps telling you ‘don’t give up’!

Who are we to be questioning, wondering what is what?

Don’t give up, through it all, just stand up 🙂

Just Stand Up – Beyonce Knowles

 

2 thoughts on “Life is Full of S***. Terus Gimana?”

Leave a Comment