Mengapa Tak Ada Kabar Gembira di Pintu PKM Kita??

 

Mengapa Tak Ada Kabar Gembira di Pintu PKM Kita??

 

Gambar dibawah ini diambil pada tanggal 16 Desember tahun 2011 (sekitar satu minggu sebelum tulisan ini dibuat) pada sekitar pukul 10.20 WIB.

Pengumuman di Pintu PKM

Sudah jatuh tertimpa tangga, Mungkin itu ungkapan yang cukup menggambarkan perasaan orang-orang yang membaca berbagai pengumuman di atas. Bagaimana tidak? Sudahlah harus keluar rumah/kos-kosan dengan kondisi badan yang tidak enak alias sakit, ditambah lagi mungkin saja yang bersangkutan juga harus mengakali jadwalnya yang padat  atau bahkan sampai memutuskan untuk tidak menghadiri kuliah karena kondisi kesehatannya yang semakin memburuk. Namun ironisnya para mahasiswa ini hanya bisa mengelus dada dan berbalik pulang (dengan kondisi kesehatan yang semakin memburuk tentunya) ketika telah berada kurang dari 1 meter menuju ke dalam gedung Pusat Kesehatan Mahasiwa UI. Tidak lain karena segala pengumuman yang ada di Pintu PKM hanyalah kabar yang tidak mengenakkan saja. Pun ada pengumuman yang bersifat netral, itupun hanyalah jadwal operasional PKM yang seringkali jauh api dari panggang.

Saya tidak menentang bahwa memang sewaktu-waktu bisa saja terdapat kegiatan-kegiatan penting yang harus diikuti oleh dokter ataupun staf PKM seperti kegiatan Raker pada gambar di atas, ataupun kemungkinan adanya halangan pribadi dari dokter yang sedang mendapat giliran jaga. Namun menurut saya pribadi, segala hal tersebut tidak seharusnya menjadi alasan tidak beroperasinya PKM sesuai jadwal yang telah diumumkan kepada stakeholder PKM UI itu sendiri karena kita tau sama tau bahwa perihal kesehatan bukanlah sesuatu hal yang bisa “menunggu”.

Saya tidak mengerti pertimbangan Pimpinan Kampus seperti Pak Gumilar dalam memvaluasi berbagai kebutuhan para mahasiswa Universitas Indonesia yang kemudian dicerminkan melalui pengalokasian anggaran kampus. Dari berbagai megaproyek yang ada di UI, apalah artinya mengurangi ke-“mega”-an dari satu atau dua proyek yang ada untuk dialokasikan pada sektor kesehatan mahasiswa, agar semua tenaga medis yang ada di PKM UI dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan rasa tanggung jawab pada pekerjaannya. Dan juga agar kami para mahasiswa tidak perlu lagi bertanya “Mengapa Tak Ada Kabar Gembira di Pintu PKM Kita??”

 

Jumlah Tenaga Medis PKM UI (ui.ac.id)

  • Dokter Umum : 6 orang
  • Dokter Gigi : 2 orang
  • Dokter Jantung : 1 orang
  • Perawat Umum : 5 orang
  • Perawat Gigi : 2 orang
  • Staf Administrasi : 3 orang
  • Staf Apotek : 2 orang
  • Kasir : 1 orang
  • Cleaning Service : 2 orang
  • Keamanan : 6 orang

19 thoughts on “Mengapa Tak Ada Kabar Gembira di Pintu PKM Kita??”

      • Ilman, Dono. Boleh beri konfirmasi?
        Saya Jojo, FK’04, yg kebetulan saat ini salah 1 dokter umum di PKM.

        Terima kasih atas semua masukan dari teman-teman terhadap pelayanan PKM. Masukan2 ini akan saya fwd ke warga PKM & tentunya ke Kepala PKM (Wakil Direktur Umum & Fasilitas UI).

        Kalau boleh sedikit memberikan konfirmasi:
        Data SDM yg ditampilkan oleh Dono itu sudah tak update. Saat ini, dokter umum yg aktif di PKM tinggal 3 orang (tiap harinya: 1 orang di PKM Salemba, 1 orang di PKM Depok pagi, 1 orang di PKM Depok sore).

        Nah…tanggal 16 Desember itu rekan saya yg seharusnya bekerja pagi hari diajak pimpinan UI (Direktorat Umum &Fasilitas UI) untuk Rapat Kerja di Bogor sehingga mau-tidak-mau PKM harus tutup. Saya pada hari itu baru bertugas jam 13.30-19.00, & tidak mungkin bertugas lebih awal karena beban kerjanya akan overload.

        Customer PKM semakin hari memang semakin banyak (rata-rata >80 pasien/hari). Ada yang puas, banyak juga yang kurang puas.

        Dengan beban pelayanan seperti itu, sangat irasional jika hanya dengan 3 dokter umum. Kami sudah mengajukan ke pimpinan UI untuk merekrut tambahan SDM dokter baru untuk meningkatkan pelayanan.

        Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

        Salam hangat

        Reply
        • iya mas jojo memang sama sekali bukan dokternya yang salah. tapii mungkin yang salah ya pihak yang membawahi PKM yang tidak bisa mengestimasi berapa customer yg bakal dateng.

          soal yg gk update,, di situs UI nya masih begitu soalnya.. mungkin ka ilman sebagai yang lebih bergelut di dunia perwebsite-an bisa mengingatkan yang ngurus web UI buat diperbaharui.. terima kasiih.. mohon maaff..

          oya mas jojo sekalian nanya dong,, kalo sakit mata atau yg agak spesialis gtu di PKM bisa berobat atau gk ya??

    • haha,, kalo gw gk sampe bgitu sih,, kalo dokter PKM nya gk ada,, ya udah self-treatment aja,, istirahat dirumah, tidur, minum herbal sama gk masuk kuliah kalo emang parah..

      Reply
  1. PKM emang ga beres..
    kira-kira setahun yang lalu, gw pernah kesana, dan malah dijutekin ama ibu2 resepsionisnya “UDAH TUTUP MAS!”.
    hello… kita kan bayar 100rb per bulan buat DKFM -__-

    Reply
      • satu angkatan UI sekitar 6000 orang,, kalo asumsi ada 4 angkatan, berarti 24000 orang,, dikali seratus ribu

        2.400.000.000

        mungkin sengaja kali ya dibuat gk ramah gtu PKMnya,, coz kalo semua mhssw UI kalo sakit berobat di PKM,, pasti iuran 100.000/semester itu gk akan cukup.

        *jadi mirip2 asuransi gtu ya.. bedanya preminya murah, cuma 100.000/6 bulan. jadi logis jg sih kalo klaimnya (berobatnya) susah

        Reply
      • Betul!!! Bahkan warga PKM sendiri menganggap ibu itu legendaris.
        Sebenarnya beliau sangat baik kok…cuma tampilan luarnya saja yang memang agak galak.

        Masukan teman-teman akan disampaikan.

        Trims

        Reply
  2. Sabar ya, Dono. Saya juga pernah mengalami hal yang sama dengan anda. Dalam kondisi kepala pusing, mata ngantuk, dan amandel yang membengkak, sekira jam 2-an saya datengin tuh PKM and guess what, baru aja mau bilang sama ibu yang di meja registrasi ‘Bu, saya mau berobat’, eh langsung ditolak, jutek gitu lagi, ‘Udah tutup. Lusa aja dateng lagi’. Lah, emang sakit bisa ditunda sampai lusa gitu ya? Haha, ngocol aja si ibu2 ini 😛
    Alhamdulillah, untungnya saat itu saya ada uang lebih, besoknya langsung tancap gas ke Jakarta. Mending berobat ke Jakarta, banyak pilihan 😀

    Reply
    • wah harusnya mba shinta dateng lagi lusanya,, pasti dilayani dengan ramah,, hehe..

      #kepala pusing + amandel membengkak sih oke,, tapi kayaknya mata ngantuk tuh gk menggambarkan lagi sakit deh,. 😀

      Reply

Leave a Comment