Nge-Fans dengan Pahlawan

Tulisan ini terlambat untuk ditulis pada tanggal ini karena hari pahlawan baru saja lewat 4 hari yang lalu. Tapi, kita tidak pernah terlambat untuk mengidolakan para pahlawan kita. Sebenarnya siapakah para pahlawan itu? Seperti apakah sosok para pahlawan itu?

Jika, kita menonton film Captain America, kita akan menemukan suatu sosok pahlawan yang keren dan gagah berani. Sosok sang Super Hero yang tadinya hanyalah seorang yang lemah, bertransformasi menjadi seorang pahlawan super yang berani dan rela berkorban membela yang lemah. Dalam film tersebut diceritakan bahwa Captain America yang telah bertransformasi tersebut awalnya hanyalah dijadikan simbol bagi para tentara. Sebelum dia akhirnya berjuang dan bertarung menjadi seorang pahlawan dia hanyalah suatu alat untk mengkobarkan semangat nasionalisme bagi Amerika.

Hal seperti inipun tampak pada dunia nyata di negara kita. Sejak sekolah dasar di setiap kelas di pasang foto-foto para pahlawan di dinding. Kemudian kita diajarkan sejak kecil mengenai sejarah zaman penjajahan hinggan kemerdekaan dan para pahlawan atau pejuang yang memperjuangkannya. Pada diri kita ditanamkan nilai-nilai moral dan rasa nasionalisme untuk mengagumi para pahlawan tersebut agar kita tidak lupa dengan jasa-jasa mereka.

Siapakah para pahlawan itu? Pada masa sekolah dasar dulu, saya masih ingat pelajaran kewarganegaraan yang mengartikan para pahlawan sebagai seseorang yang rela berkorban demi bangsa dan negara. Dengan kata lain, pahlawan adalah orang yang mau mengorbankan kepentingan dirinya demi kepentingan banyak orang atau kepentingan umum.

Pada zaman sekarang ini, para pahlawan yang dapat kita lihat contohnya adalah para atlet dan juara-juara olimpiade internasional. Mereka telah berjuang mengharumkan nama bangsa kita di dunia. Prestasi yang mereka raih membanggakan bangsa Indonesia. Tentu sebagian dari kita sangat kagum dan mengidolakan mereka. Terutama para atlet yang banyak diidolakan dan dipuji-puji. Dari anak kecil hingga orang dewasa.

Contohnya saja pada pertandingan sepak bola, para penonton akan memakai seragam dengan nama-nama para pemain yang akan mereka idolakan. Tidak ketinggalan spanduk yang bertuliskan nama sang atlet yang dituliskan dengan meriah diringi gegap gempita euforia yang begitu besar.

Jika kita nge-fans atau mengidolakan sosok seseorang, maka secara tidak langsung kita akan menirunya. Contohnya, jika kita mengidolakan para artis atau musisi. Kita akan menyanyikan lagu-lagu mereka, menarikan tarian yang mereka lakukan, membeli accesories yang mereka gunakan, hingga menirukan kebiasaan-kebiasaan mereka, seperti potongan rambut dan cara berbicara yang khas.

Kembali kepada para atlet sepak bola, masyarakat Indonesia sekarang ini tampaknya sangat mengidolakan mereka. Tetapi, tampaknya masyarakat lupa dengan rasa kekaguman dan rasa peng-idola-an kepada para pahlawan di lapangan bola tersebut. Jika pertandingan sudah tidak sesuai yang diharapkan, terjadilah peristiwa-peristiwa anarkis yang sebenarnya merupakan suatu tindakan diluar rasa nasionalisme.

Coba bayangkan, jika kita memang cinta kepada negeri tidak seharusnya kita merusak fasilitas-fasilitas milik negara yang sudah dibangun untuk kepentingan bersama tersebut. Kita seharusnya mencontoh rasa nasionalisme yang dimiliki para pahlawan-pahlawan yang ada. Kita seharusnya meng-idolakan mereka dengan rasa kebaikan yang ada dengan mengamalkan atau meniru rasa semangat yang mereka punya dan daya juang yang telah mereka berikan kepada bangsa kita.

Leave a Comment