“Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia” -Ir.Soekarno-
Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa pemuda Indonesia memang senantiasa menjadi pelopor dan memimpin bangsanya dalam berbagai tahap perjuangan. Pergerakan pemuda Indonesia memang tidak pernah berhenti dari masa ke masa. Dimulai dari generasi ”Budi Utomo” yang memiliki nasionalisme tinggi untuk meningkatkan taraf pendidikan bangsa ini pada masa sebelum kemerdekaan, H.Agus Salim dengan nilai-nilai pembaharuannya, disaat masyarakat bangsa ini dahulu terjebak dalam tradisi-tradisi nenek moyang yang sarat akan nilai-nilai tidal logis.
Serta muncullah tokoh Ir.Soekarno dan Moh.Hatta sebagai founding father kita, yang atas nama rakyat Indonesia telah memproklamasikan bangsa ini telah merdeka dari kolonialisme dengan dasar negaranya yaitu ’Pancasila’. Gambaran diatas memperlihatkan potret pemuda yang berkarakter dengan ditopang oleh pendidikan yang kuat, menjadi generasi terdidik dan tercerahkan sebagai salah satu agen perubahan bangsa pada masanya.
Jika, setiap generasi ada masanya dan setiap masa ada generasinya. Lantas bagaimana dengan generasi masa kini, generasi yang notabennya hidup dalam era demokrasi. Sudahkah menjadi generasi berkarakter yang dapat mengubah bangsanya, yang bisa memerdekakan kembali bangsanya dari bentuk penjajahan berupa kebodohan, kemiskinan, serta masalah bangsa lainnya? Ataukah hanya menjadi bagian dari permasalahan bangsanya? Inilah pertanyaan retoris yang selalu muncul jika melihat realita pemuda dan masyarakat bangsa ini.
Ada sebuah pepatah mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang terbaik”, untuk itu marilah kita belajar memperbaiki keadaan bangsa ini dengan belajar dari penglaman, belajarlah dari sejarah bangsa ini. Tidakkah cukup 65 tahun kita merdeka, namun bangsa ini masih dalam lingkaran setan berupa kemisikinan, kebodohan, krisis kepemimpinan.
Sebagai salah satu contoh kecil yakni, jika Indonesia anak-anak dijejali tanyangan sinertron ABG , Singapura diajari Tsun-Zu (Bacaan Wajib). Memperbaiki bangsa ini berarti memulai langkah pertama untuk memperbaiki karakter masyarakat bangsa ini, khusunya pemuda dari virus-virus kemalasan dan konsumtif yang tinggi, dengan merubah potensi menjadi prestasi. Langkah kedua membangun masyarakat merdeka. Kini, yang menjadi pertanyaan besar, ”Bagaimana merealisasikan semua langkah tersebut?”.
Langkah pertama yakni memperbaiki karakter bangsa khusunya para pemuda terdapat point penting dari langkah ini yaitu reaktualisasi pemuda sebagai salah satu cara perbaikan fundamentalis yang nantinya diharapkan menghasilkan output berupa peningkatan kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam menggerakkan potensi dan sumber daya yang ada pada rakyat. Dua aspek tersebut dianggap penting sebagai modal untuk membangun semangatnya, kemampuannya, dan pengalamannya.
Membangun kepemimpinan dan kepelopran tidak cukup dengan kata-kata harus ditunjang dengan pembangunan semangat dan kemampuan. Pendidikan serta organisasi kepemudaan adalah wahana yang paling tepat untuk membangun kemampuan secara akademik serta merangsang inisiatif dan membangkitkan motivasi. Keteladanan merupakan pendekatan yang penting dalam membangun semangat serta dukungan oleh masyarakat, atau tantangan dari masyarakat, juga merangsang bangkitnya semangat.
Untuk merealisasikan langkah kedua, yakni membentuk masyarakat merdeka tentunya harus dengan strategi yang tepat. Masyarakat baru dikatakan merdeka sederhananya ketika rasa memiliki terhadap bangsanya terpatri dalam hati setiap masyarakatnya. Rasa memiliki ini lebih dikenal dengan nasionalisme. Nasionalisme inilah yang menjadi kunci utama menciptakan masyarakat merdeka.
Selanjutnya point penting dari langkah ini adalah me’nasionalisme’kan atau meng’idonesia’kan 4 point penting yaitu: organisasi, ideologi, media massa, dan dialog. Empat point tersebut harus kembali diarahkan kepada dasar negara kita yakni sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Karena, esensinya membangun masyarakat merdeka bertujuan mencari orang yang berani mengembalikan keadaan bangsa sesuai cita-cita bangsa ini. Bukankah cita-cita sudah ada, SDM sudah tersedia, yang dicari adalah orang yang rela berkorban untuk membersihkan pikirannya untuk membangun bangsa ini dengan bersih.
Untukmu generasi pemuda indonesia, jadilah generasi emas yang menjadi agen perubahan bangsa ini. Mulai merubah dari hal kecil dari diri anda. Mampu membaca kebenaran dan menerima kebenaran, bukan menilai dari ‘data’ tetapi mampu membaca realita. Jadilah engkau, orang yang diharapkan kehadirannya, suaranya didengar, kebaikannya ditiru, dan gagasannya dilanjutkan.
“ Think Smart and Good Action”
“Teruslah Bergerak Maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, Anda menciptakan kemajuan.”
Dan kini, Apakah Anda menjadi generasi emas yang siap merubah bangsa ini?
-Ida Fauziah-
At : 23.00 p.m
akhirnya nongol juga anak uisdp…
ehmmm…nice writing!
semangat di mulai dari diri sendiri
remember
influence your environment
don’t let your environment influence you, except it is good environment^^