Perusahaan monopoli seperti JASA Marga sebagai pembangun jalan tol di negeri ini, perlu melakukan refleksi sosialisasi dan edukasi terhadap apa yang telah dicapai selama ini. Sebagai developer dan operator jalan tol, Jasa Marga harus lebih banyak menunjukkan perannya dalam memberikan pencerahan pemikiran bagi masyarakat yang khusus wilayah pemukimannya menjadi daerah lintasan pembangunan industri jalan tol.
Diterima atau tidak, masyarakat sangat mengidentikkan kehadiran jalan tol dengan Jasa Marga. Artinya, dalam benak masyarakat kita, setiap permasalahan yang timbul dari pembukaan akses jalan tol sebagai pengembangan industri jalan tol, masyarakat hanya ingin berurusan dengan Jasa Marga.
Masyarakat kita, khususnya yang bermukim di kawasan pengembangan jalan tol,sangat minim mendapatkan tahapan sosialisasi maupun edukasi atas program-program pertumbuhan industri jalan tol tersebut. Untuk itulah, sosialisasi dan edukasi yang dikembangkan Jasa Marga, harus sejalan dengan reformasi birokrasi, peraturan dan keputusan, agar ruang gerak dalam mengembangkan industri jalan tol di negeri ini, tidak terkendala.
Jasa Marga harus membuka diri terhadap tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh pemuda dan tokoh-tokoh organisasi. Mereka adalah ujung tombak sosialisasi dan edukasi industri jalan tol yang memiliki nilai lebih, karena diharapkan dapat menjadi “perpanjangan lidah informasi” ke masyarakat yang terakomodir dalam ketokohan mereka masing-masing. Salah satu jalan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat umum adalah dengan media periklanan.
Menurut Wikipedia Indonesia Iklan ialah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, relasi publik, penjualan, dan promosi penjualan.
Iklan tulis mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno. Ketika itu, iklan berisi mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya atau mengenai penyelenggaraan pertandingan Gladiator, pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran. Beberapa waktu kemudian barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan dengan kertas yang lebih besar di Inggris. Saat itu di Eropa iklan belum sepenuhnya dimuat di suratkabar. Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Akan tetapi saat ini iklan sudah dimuat di erbagai media baik media cetak maupun elektronik.
Di dalam pembuatan iklan tentunya harus memperhatikan aspek publisitas dari sebuah perusahaan. Publisitas sendiri adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.
Sebuah perusahaan terutama perusahaan jasa dan dagang perlu memperhatikan pembuatan iklan untuk mempublikasikan perusahaannya kepada khalayak umum. Hal ini bukan lagi sekedar keharusan akan tetapi juga merupakan sebuah sebuah inisiatif yang diperlukan untuk dapat menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Jasa Marga seperti halnya sebuah perusahaan Jasa, semestinya dan sudah menjadi beban bagi perusahaan untuk membuat sebuah iklan agar dapat merepresentasikan perusahaannya kepada khalayak umum. Bukan hanya untuk sekedar publisitas komersil akan tetapi juga merupakan bentuk dari pengembangan citra perusahaan sebagai perusahaan jasa yang meskipun dinilai perusahaan monopoli. Jasa Marga dapat membuat iklan perusahaannya baik berupa komersil maupun pencitraan karena hal inilah yang tentunya membuat prestise terhadap perusahaan naik, baik dari segi saham, maupun pencitraan.
Pengiklanan Jasa Marga bukan hanya penting akan tetapi ini adalah unsur dasar bagi perusahaan besar yang notabene konsumennya pun adalah khalayak umum untuk mempublikasikan bentuk jasa dan citra perusahaan. Tidak kalah pentingnya, dengan semakin berperannya Jasa Marga sebagai developer, operator dan “public relation”, maka industri jalan tol melalui Jasa Marga akan benar-benar merupakan salah satu industri yang mampu mengundang banyak peminat untuk berinvestasi dan melihat representasi perusahaan terhadap masyarakat umum melalui periklanannya. Maka dapat kita simpulkan bahwa perusahaan yang memonopoli pasar pun tetap membutuhkan iklan untuk menginpresentasikan perusahaan agar tetap mendapatkan kepercayaan, loyalitas, dan interesting dari pasar.
Ya perlu dong, apalagi kalo iklannya ditaruk di event2 bikinan anak ui kayak jgtc, bedah kampus, okk, dll gitu. Bisa jadi surplus tu buat panitia, hehe.
Lagian gw rasa ini salah satu mekanisme mereka membagikan ‘kue’ kok 😀
sebenarnya kalo diperhatikan Jasa Marga udah mulai beriklan loh..baik iklan TV maupun print ad. iklan tv nya dulu pernah ditayangin di metro dan tv one, bulan maret-juni 2009.
iklan korporat lainnya di media cetak jg ada, dari sisi pelayanan waktu itu pernah ada iklan yang versi rest area (SPBU dan toilet), trus kalau iklan2 menyambut idul fitri, 17 agustus, peresmian2 tol Jasa Marga (Bogor Ring Road, Suramadu) juga ditayangkan di media2 cetak seperti KOMPAS, Bisnis Indonesia, Tempo, Investor Daily..