kau tahu jembatan kota itu?
terlintas megah mobil mobil pejabat tua
tergilas indah gerobak gerobak asongan
terpilukan nasib anak anak desa
jembatan kota yang memilukan
jika bisa bicara mungkin dia akan berkata
“aku lelah menyaksikan kau setiap pagi
dengan sibuknya tanpa menengok kanan kiri
sedangkan aku, harus melihat anak kecil tak berbaju
mengais ngais di bawahku
mencari setitik cahaya untuk sang perut
indah kau lihat katamu?
dasar manusia batu”
sedangkan di pelosok sana
di kegelapan pagi dan gemuruhnya ombak
tersaksikan di hati banyak manusia rendah
kurcaci kurcaci kecil siap bergelantungan
meniti setiap titik dari jembatan tua
mengiba pada nasib yang malang
dan merintih pada tangan yang kasar semerah darah
jika mereka bisa mengadu
kurcaci itu akan bersuara
menggema dalam hutan belantara
tanpa ada yang menyaksikan
semangat kami sekuat baja
katanya negeri boneka ini harus berpendidikan tinggi
dan kami menuruti
jembatan tua itu saksinya
tapi sekali orang menengok, tersenyum kecut dan pergi
dua kali orang menatap pergi, kembali membawa media media megah kota
ingin memperlihatkan bantuannya pada kami
cciiihhh. . .
jembatan tua sekuat tenaga menopang tubuhnya
walalu terlihat tua dan lemah
dia tak ingin merubuhkan diri
dia tahu, sungai begitu deras, bahkan terkadang ombak dan guntur ikut menyapa
tak ingin sepatu kebesaran kurcaci basah
dan kurcaci enggan sekolah
bah, , apakah masih butuh sekolah dengan nyawa taruhannya
apa masih butuh pendidikan diatas tiang jembatan tua
negeri ini memang adil, menatap tak bersuara
menengok membawa media
tak berbelas kasih hanya tertawa
jembatan tua mulai mengeluh
merasakan tubuhnya yang sakit dan terhimpit
malu pada sang kurcaci yang daya juang tinggi
dan bersumpah serapah pada pejabat tinggi
menancapkan papan tak bersuara
dan hanya omong kosong belaka
“PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN”
sedetik, semenit hingga setahun
sampai papan itu tua
tak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada nasib sang kurcaci
sedang, di gedung itu terdengar rintihan
bah, ruang karaoke disini
apa jadinya negeri?
jembatan tua dan ruang karaoke
jembatan mengamuk, tersingkir dan tabah
kurcaci sabar, menangis dan tetap meniti
pejabat aman, tertawa dan mencari media
siap membantu dengan kanan kiri tahu
#kehebohan media diantara jembatan tua dan roboh tempat meniti anak anak perkasa berjuang demi pendidikan
sedangkan penggembar gembor pendidikan hanya duduk manis di kursi seharga 25 juta
IRONIS