Oleh: Arif Nur Setiawan
Depok, 19 Maret 2011
Kulangkahkan kaki di jalan setapak ini
Kulihat ke kiri, pohon-pohon yang beradu keperkasaan
Di kanannya, aspal mulus yang memanjakan kendaraan
Suara kicauan burung masih ku dengar
Tapi, masih tetap kalah dengan kicauan mesin yang menggelegar
yang tampak beradu kekuasaan
Jalanan ini membuatku semakin cepat
Sampai aku lihat tong sampah kuning yang digenangi air
Berhenti dan memandang, yang membuat hati tersayat
Tamparan keras di pipiku
Lihat itu…! Hati kecilku berkata
Otakku pun menjawabnya, yah itu cuma masalah klasik yang disepelekan
Seperti halnya kemacetan di negeri ini, sudah biasa Bung!
Dua menit aku terdiam, dialog di pikiranku kembali terjadi
Tong sampah kuning, apakah bisa dibanggakan?