Hari ini adalah tepat 67 Tahun dimana bangsa Indonesia bergembira karena mendapatkan rahmat dan hidayat dari Tuhan Yang Maha Esa untuk merasakan nikmatnya kemerdekaan. Sebuah jalan panjang yang harus di tempuh untuk menghirup segarnya udara kebebasan dari cengkraman penjajah. Sebuah Nikmat perjuangan yang berujung pada terbentuknya sebuah Negara berdaulat yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) , yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, puluhan bahasa dan berbagai agama. Sebuah negara yang takan pernah habis dibicarakan karena keanekaragaman dan kekayaan yang dimilikinya.
Lalu setelah 67 tahun negara ini berdiri apakah yang harus diperjuangkan lagi? Pertanyaan ini pastilah pantas di jawab dengan jawaban “meneruskan cita-cita kemerdekaan yang telah tertuliskan oleh para pejuang pendahulu kita”. Sebuah jawaban yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi setiap penerus estafet perjauangan bangsa ini. Selain itu, untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap bangsa ini penting kiranya kita juga berefleksi diri tentang bagaimana negara dengan berbagai keanekaragaman dan perbedaan ini terbentuk dengan begitu indah dan hingga hari ini tetap menyatu dalam satu panji yakni Merah dan Putih.
Merefleksikan bagaimana NKRI ini terbentuk maka kita akan melihat sebuah sejarah dimana para pejuang dan pahlawan bangsa ini yang terdiri dari berbagai macam golongan, ras dan suku bahkan agama menyatu untuk bisa bersama menjadi seorang saudara yang dikat atas nama satu bangsa dan negara yakni Indonesia. Hal lain yang takan pernah bisa dinafikan adalah perjuangan dan peran dari para ulama khususnya dari golongan islam terlebih lagi dari golongan Nahdlatul Ulama (NU). Sejarah mencatat bagaimana ketika Indonesia telah sampai pada gerbang kemerdekaan, para pendiri negeri ini berkumpul untuk merumuskan bentuk dan ideology dasar dari negeri ini. Maka muncullah salah satu diantaranya adalah gagasan brilliant yang di keluarkan oleh Ir.Soekarno yang disebut dangan “piagam jakarta”. Dimana di dalamnya terdapat 5 point atau 5 nilai yang menjadi rumusan dasar dari ideology negara ini, yang kemudian hari dikenal dengan nama pancasila.
Dalam perjalanananya hingga menjadi pancasila, ada hal menarik dari piagam jakarta yang sempat menjadi polemic bahkan mungkin hingga hari ini masih terkadang dibicarakan yakni point atau sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. yang kemudian di dalam pancasila 7 kata terakhir itu disepakati untuk dihilangkan dan diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Apakah proses penghilangan 7 kata itu mudah seperti mudahnya kita menghapus sebuah tulisan dengan correct pen (tipe-x.red)? ternyata tidak. Tarik ulur penghapusan 7 kata ini memakan waktu dan membutuhkan sebuah pemikiran mendalam hingga mencapai kata sepakat. Para perwakilan islam sendiri terpecah menjadi dua yakni terdidri dari golongan yang mendukung penghapusan dan golongan yang tetap menyertakannya sebagai ideology negara namun dengan sbuah pemikiran panjang ke depan dan kelegowoan (lapang dada) para ulama dengan dimotori para intelektual dari golongan NU seperti Wahid Hasyiim dan lain-lainnya kata-kata itu pun dihapuskan.
Lalu, apakah efek dari penghapusan ini? para ulama sekaligus intelektual islam khususnya NU telah berfikir jauh betapa jika tidak dihapuskan 7 kata ini maka mungkin Indonesia tidaklah Irian Jaya (Papua) di dalamnya, tidak pula Bali bahkan mungkin pulau-pulau dan kota-kota lain seperti Maluku,Medan, Yogyakarta, Surakarta dan lain-lainnya. bisa jadi daerah-daerah tersebut akan memisahkan diri dan menjadi negara yang independent dan berdaulat tanpa bergabung ke dalam naungan NKRI, karena secara historis daerah tersebutpun telah memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, kevisioneran pemikiran para intelektual muslim yang dimotori oleh golongan NU membuka gambaran bahwa perbedaan yang dimiliki oleh daerah-daerah tersebut akan mungkin sangat sulit untuk disatukan dalam sebuah ranah kesamaan, karena perbedaan adalah sebuah fitrah dari penciptaan manusia itu sendiri.
Lalu, apa kaitanya dengan Perjanjian Hudaibiyyah ? Perjanjian Hudaibiyyah adalah perjanjian yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW antara umat muslim dengan golongan kafir quraisy, dimana nama Hudaibiyyah ini diabadikan karena tempat pelaksanaan perjanjiannya di sebuah lembah yang bernama Hudaibiyyah. Perjanjian ini dilakukan 2 tahun sebelum terjadinya fathul mekkah (penaklukan kota mekkah) yang merupakan pintu gerbang awal kebesaran dan kejayaan islam dimasa-masa selanjutnya.
Dalam perjanjian itu, kaum muslimin bersama dengan kafir quraisy besepakat dalam beberapa hal diantaranya adalah aktivitas genjatan senjata selama 10 tahun. Hal menarik dari perjanjian Hudaibiyyah adalah ketika ada 7 kata yang dihapuskan dari lembaran surat perjanjian ini. Ketika itu, kaum kafir quraisy yang diwakili oleh Suhail Bin Amr meminta kepada Ali Bin Abi Thalib, yang merupakan juru tulis dan wakil dari kaum muslimin, untuk menghapuskan kata bi-ismi-llahi-arRahman-arRokhim (5 kata) diawal surat perjanjian tersebut dan Rasulu-llah (2 kata) setelah kata Muhammad. Hal ini dikarenakan kaum kafir Quraisy merasa tidak beriman dengan Tuhan nya Muhammad serta tidak mempercayai pula Muhammad sebagai Rasulullah. Kemudian setelah Suuhail Bin Amr menyampaikan kepada Rasulullah, Muhammad SAW, terkait permintaan kaum kafir Quraisy ini maka Rasulullah mengizinkan untuk menghapusnya. Memang keputusan Rasulullah SAW ini sempat tidak disepakati oleh beberapa sahabat terutama Ali Bin Abi Thalib, Umar Bin Khatab dan lain-lainnya namun dengan penghapusan 7 kata ini akhirnya kesepakatan pada perjanjian Hudaibiyyah tercapai hingga akhirnya kaum muslimin menjadikan hasil perjanjian Hudaibiyyah ini sebagai alat untuk melakukan fathul Mekkah dikemudian hari. Subhanaallah! Sebuah pemikiran visioner yang tercetus dari seorang manusia terbaik di jagat raya ini.
Lihatlah betapa Rasulullah legowo, mengalah, demi mendapatkan sebuah maslahat yang lebih besar dikemudian hari. Mungkin hal itu pulalah yang terfikirkan oleh para pejuang kita, khususnya para intelektual muslim yang legowo untuk menghapus atau tidak mencantumkan 7 kata yang terdapat dalam piagam jakarta kedalam pancasila, ideology bangsa ini. Dan saya yakini peristiwa “7 kata” Hudaibiyyah ini pula yang mungkin menginspirasi keputusan para intelektual muslim untuk berijtihad melakukan hal tersebut. Wallahu’alam bisshowab
Rekomendasi:
- Telaah Baudrillard tentang terorisme global I. PENDAHULUAN Permasalahan mengenai terorisme terus menerus menjadi permaasalahan yang sangat pelik di antara berbagai isu kemanusiaan, baik dalam konteks dalam negaeri, maupun global. Diskursus dan istilah terorisme yang menjadi…
- PIMNAS: Kompetisi Mahasiswa Terakbar yang Tak Pernah Jauh… Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-21 telah berakhir pada tanggal 18 Juli 2008. Kompetisi mahasiswa nasional terakbar tersebut berlangsung selama lima hari. PIMNAS dibuka dan dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan…
- 30+ Contoh CV (Daftar Riwayat Hidup) Terbaru 2020 Siap… Apakah saat ini Anda sudah membuat CV yang bagi Anda bagus, lalu sudah melamar pekerjaan di perusahaan baik startup maupun multinasional, namun belum kunjung dipanggil untuk interview? Di artikel ini…
- Apa Itu Cinta, Ariel dan Luna (Cut Joged) /A/ Ini adalah sekuel tentang apa itu cinta? Sajian, tidak seperti sajian restoran. Hanya ala kadar seperti warteg saja, tetapi nikmat untuk bisa berbagi dan berkomunikasi serta bertemu dengan teman…
- 11 Layanan VPN Terbaik 2022 Anti Blokir dan Aman anakui.com - Pada kesempatan kali ini, anak UI akan merekomendasikan daftar panduan lengkap untuk layanan VPN terbaik 2022. Sebagaimana yang kita kethaui, tidak mengherankan jika layanan VPN terbaik semakin populer.…
- Refleksi Hari Kemerdekaan: Indonesia Kini Jalan Pegangsaan Timur No. 56, tepatnya di rumah Sang Proklamator Ir. Soekarno, 66 tahun silam Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari tangan penjajah asing. Bertepatan dengan itu artinya Indonesia memasuki fase kehidupan…
- Selama Masih Kuliah Cobain Deh Naik Gunung Walau Hanya… Kalau pandemi sudah mereda baru deh cobain rasanya naik gunung di tengah hamparan pohon. Bagi kalian yang masih kuliah dan menyandang status mahasiswa, cobain deh naik gunung walau hanya sekali…
- Informasi Beasiswa S2 Dalam dan Luar Negeri Terbaru 2019 Setelah menyelesaikan program S1, ada dua jalan yang akan dipilih seseorang. Langsung bekerja untuk mendapatkan penghasilan atau melanjutkan kuliah. Mereka yang melanjutkan studi S2 lagi-lagi memilih apakah menggunakan biaya…
- Ide Kado Wisuda Terbaik untuk Teman dan Orang Terkasih Hal paling membingungkan kalau teman atau orang terkasih akan wisuda adalah kado yang akan diberikan. Mau memberikan sesuatu yang biasa takut mengecewakan, apalagi momen ini hadir sekali seumur hidup. Kado…
- 17 Contoh Surat Kuasa Berbagai Keperluan Siap Download Surat kuasa merupakan salah satu jenis surat yang berisi mengenai pemberian wewenang atau kuasa kepada adik/kakak kandung, orang tua, bahkan saudara yang dapat terpercaya. Surat kuasa ini dipergunakan untuk…
- 5 Bahasa Asing yang Banyak Dipelajari Orang Indonesia Menguasai bahasa asing memberikan poin plus bagi diri kita, karena selain menambah rasa percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang asing, juga dapat membuka banyak kesempatan seperti belajar di luar negeri,…
- [Resensi Buku] Menyemai Karakter Bangsa Sastra adalah bagian dari banyak hal yang tersingkirkan dan terpinggirkan di Indonesia. Sastra telah terposisikan sebagai sesuatu yang aneh dan tak berguna. Bahkan sama sekali tidak memikat, menghibur, apalagi memberikan…
- 5 VPN Indonesia Terbaik 2022, Anti Blokir dari Kominfo! anakui.com - Lewati sensor online dengan VPN Indonesia. Apakah sobat bepergian atau tinggal di Indonesia? Sobat memerlukan VPN Indonesia terbaik yang berfungsi untuk melewati Peraturan Kominfo untuk mengakses semua layanan online…
- Mungkin Lebih Baik Indonesia Tidak Merdeka: Surat Untuk… Degup semangat sahut menyahut dalam malam di sebuah tempat megah: gedung FK UI, yang saat itu bernama STOVIA. Pemicunya adalah seorang pensiunan dokter yang tiba-tiba berkeliling Batavia menggalang dana. Mas…
- “Masihkah Anda Tega Memberi Uang pada Pengemis?’ Ada hal yang mengganggu pikiran saya sejak idul fitri kemarin. Sebuah hal (yang dianggap) lazim oleh masyarakat indonesia. karena sudah mengakar pada budaya kita semua. Hal ini cukup mengesampingkan harkat…
- 10 Pelajaran Hidup Yang Bisa Kalian Dapatkan Dari Bangku… Pelajaran hidup selama kuliah akan membuat manusia menjadi lebih dewasa dan lebih baik lagi pastinya. Namanya juga pelajaran hidup ya pastinya mengajarkan untuk bisa tetap lebih hidup. Senang, tertawa, suka,…
- Informasi Beasiswa S1 Dalam dan Luar Negeri Terbaru 2019 Menempuh pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi menjadi mimpi sebagian besar orang. Dengan akses ke pendidikan yang lebih baik, kesempatan untuk berkarir juga menjadi lebih besar, pengetahuan semakin terbuka,…
- Review Xbox Series X, Loading Cepat Game Berlimpah anakui.com - Temukan puncak dari upaya permainan Microsoft dalam ulasan Xbox Series X kami. Xbox Series X adalah puncak dari upaya permainan Microsoft, menggabungkan janji kinerja generasi berikutnya yang kuat dengan…
- Mapala UI Menyelam di Perairan Kapoposang Makassar- Disambut oleh segarnya air dari buah kelapa yang baru saja dipetik, rasa lelah empat jam terombang-ambing diatas kapal motor terbayar sudah. Saya bersama Hizkia Dianne Angela (Mahasiswa Penyiaran 2008),…
- 3 Argumen Ateis Yang Digunakan Untuk Menyangkal Keberadaan… Masalah Tuhan memang paling menarik untuk dibahas karena Tuhan telah memengaruhi kehidupan manusia bahkan pada dimensi paling dasar sekalipun. Tetapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai bukti keberadaan Tuhan…
- Tanggapan Kritis Terhadap Tulisan Baliho dari Oknum-Oknum… Oleh: Muhammad Ibrahim Hamdani Anggota Independen Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Indonesia (UI) Perwakilan FISIP UI. Bismillahirrahmanirrahim Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi Kita Semua Salah satu tugas, wewenang, dan…
- Simposium Internasional 5 "Dari Jakarta hingga Jalur Gaza!" SALAM UI menghadirkan 5th International Symposium “Dari Jakarta Hingga Jalur Gaza” Kesatuan Gerak Pemuda untuk Pembebasan Palestina Sabtu & Ahad, 8 & 9 Januari 2011 Berawal dari keniscayaan pada apa…
- 5 Jenis Pertanyaan yang Bisa Kamu Tanyakan Pada Sesi Tanya… Di halaman ini, kamu bakal nemuin beberapa jenis pertanyaan yang bisa kamu ajukan pada sesi tanya jawab dilengkapi tuntunan praktis cara membuatnya. Dengan begitu, kamu nggak perlu lagi takut bertanya…
- 12 Headphone Audiophile Terbaik 2023 yang Harus Dibeli! anakui.com - Headphone audiophile terbaik menghadirkan suara terbaik dari sepasang kaleng atau earbud nirkabel. Headphone ini juga mendekatkan sobat dengan artis favorit, apa pun selera musik yang sobat senangi. Sobat mungkin…
- 5 Kisah Klasik Cinta Beda Agama: Nyatanya Tuhan Memang Satu,… Sudah terlalu nyaman menjalin hubungan beda agama, lo mulai berandai-andai betapa menyenangkannya bila lo dan pacar tercinta seiman. Mungkin lo mulai berpikir, “pacar gue mau ‘ngikut’ gue gak ya? atau…
- Review Laptop Asus ROG Zephyrus S17: Laptop gaming Premium AnakUI.com -Dari Review Laptop Asus ROG Zephyrus S17 terbaru memiliki hampir semua yang Anda inginkan dari laptop gaming terbaik ini. Anda dapat mengharapkan banyak daya berkat pasangan yang kuat dari…
- Mau Belajar Bahasa Jepang? Pelajari Dulu Dasar-dasarnya Ini Mempelajari Bahasa Jepang bagi para pemula memang sulit. Hal ini dikarenakan bentuk huruf latin yang kita gunakan dalam Bahasa Indonesia, berbeda dengan huruf-huruf yang digunakan dalam Bahasa Jepang. Namun, tak…
- Bekpeker Gadungan (Season 2) ---sebenernya, tulisan ini tadinya hanya berupa note saja, tapi demi meramaikan anakui.com, maka saya ikut posting juga disini--- Sabtu, 5 April 2009 BEKPEKER GADUNGAN: KEDIRI, KAMI DATANG (DAY 2) tips…
- Libur Panjang Mati Gaya? One Day Trip Aja! Ayo gunakan kesempatan libur long weekend atau hari kejepit buat melupakan tugas dan senang-senang. Coba deh, iseng-iseng beli tiket perjalanan buat mengunjungi lima rekomendasi lokasi one day trip yang ena’…
- Sekedar Konsumerisme untuk Tradisi, Kenapa Tidak?! Ketika mendengar kata konsumerisme, seketika yang muncul dalam benak kita adalah ha-lhal terkait makanan, minuman, atau hal lain yang mengenyangkan. Bagi sebagian orang yang lain, akan mengasosiasikan istilah tersebut dengan…