Saatnya Mahasiswa Memiliki Jiwa Enterpreneurship

Teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
Mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan!
Mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi!

(Romi Satria Wahono)”

Pasti banyak aktivis mahasiswa yang tertampar dengan kalimat di atas, aktivis mahasiswa yang sering kita lihat di jalan-jalan atau di rapat-rapat membahas keadaan dan nasib rakyat Indonesia saat ini tetapi masih tergopoh-gopoh mengurusi dirinya sendiri. Banyak dari kita menemukan mahasiswa yang masih terhambat oleh masalah keuangan. Suatu hal yang kontradiktif mengingat dirinya yang seharusnya menjadi agen perubahan tetapi masih belum bisa membawa dirinya keluar dari masalah besar bangsa ini yaitu masalah ekonomi.

Mahasiswa yang notabennya merupakan seorang yang diberi karunia lebih oleh Yang Mahakuasa dengan banyak kesempatan dan peluang seperti kesempatan belajar di perguruan tinggi, memiliki koneksi banyak akademisi berpengaruh, jaringan dengan sesama aktivis mahasiswa dari berbagai ranah berbeda, bahkan keberlimpahan energi dan semangat yang masih membara tidak seharusnya membuatnya masih terjerembab dalam masalah seperti ini.

Seorang mahasiswa dituntut untuk bisa kreatif dalam menyongsong perkembangan global saat ini. Dengan berbagai fasilitas, kesempatan, dan peluang yang ada seharusnya bisa digunakan untuk menciptakan suatu solusi sehingga dapat mengatasi masalah ekonominya, salah satunya adalah dengan berwirausaha atau menjadi enterpreneur. Menjadi seorang enterpreneur sudah bukan lagi sebuah pilihan tapi merupakan sebuah tuntutan karena mahasiswa merupakan golongan kecil dari masyarakat Indonesia, mereka yang hanya berjumlah tidak sampai 4% dari keseluruhan rakyat Indonesia memiliki sebuah tugas untuk menanggung dan memajukan perekonomian bangsa ini. Apa jadinya bila golongan yang hanya berjumlah 4% saat keluar dari kampus-kampusnya memiliki mental hanya ingin menjadi pekerja di perusahaan-perusahaan yang sudah ada, bagaimana nasib rakyat Indonesia yang lain yang sampi saat ini masih membutuhkan banyaknya lapangan pekerjaan.

Sebagai gambaran jumlah enterpreneur di Indonesia saat ini adalah kurang dari 2% sedangkan jumlah enterpreneur di USA mencapai 40%. Terlihat betapa perbedaan enterpreneur mempengaruhi keadaan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu sudah saatnya mahasiswa saat keluar dari kampusnya agar berkontribusi untuk bangsanya dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak pengangguran di negeri ini.

Banyak mahasiswa saat yang dihadapkan dengan pilihan untuk memulai menjadi seorang enterpreneur masih memiliki sejuta keraguan dalam benaknya, mulai dari masalah modal, skill, pengalaman, ide, atau keberanian mengambil resiko. Padahal di sinilah seni dan tantangan dalam enterpreneurship, tak akan ada seorang enterpreneur bisa lepas dari keraguan-keraguan itu, beda antara mereka yang sukses dan tidak adalah mereka yang telah berhasil menaklukan keraguan-keraguan itu. Sudah bukan saatnya lagi untuk terlalu banyak menimbang dan menunda, saat ini adalah saatnya untuk melakukan aksi nyata.

Menjadi seorang enterpreneur saat ini bukanlah menjadi sesuatu yang sulit lagi bila melihat sudah banyaknya dukungan dan sokongan dari banyak pihak yang sadar akan pentingnya enterpreneurship ini. Banyak program, pelatihan, workshop, atau seminar yang diadakan untuk menggenjot munculnya enterpreneur baru. Program kewirausahaan mahasiswa dari DIKTI merupakan contoh nyata bentuk dukungan pemerintah terhadap terbentuknya jiwa enterpreneurship di kalangan mahasiswa.

Dalam kehidupan kampus juga sudah banyak program-program yang mendukung terbentuknya iklim wirausaha. Salah satu kampus yang sudah melakukan tindakan untuk memunculkan jiwa enterpreneurship mahasiswanya adalah Universitas Indonesia. Program UI Young & Smart Enterpreneur yang terdiri dari program pelatihan wirausaha sampai pemberian modal kepada proposal bisnis mahasiswanya ini merupakan salah satu usaha dalam rangka menghasilkan lulusan yang bisa berkontribusi nyata untuk bangsa ini. Jadi dengan adanya dukungan disertai dengan potensi yang dimilikinya, sudah saatnya mahasiswa memiliki jiwa seorang enterpreneur karena merekalah para generasi yang bisa memperbaiki keadaan Indonesia saat ini demi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

12 thoughts on “Saatnya Mahasiswa Memiliki Jiwa Enterpreneurship”

  1. Kalaupun suatu saat para aktifis kampus melenggang ke senayan menjadi anggota DPR, mereka akan masuk ke komisi-komisi DPR yang sifatnya adalah competency based.

    Yang sebaiknya dilakukan mahasiswa adalah perkuat dan pertajam kekuatan kita di core competence masing-masing. Republik menunggu kontribusi kita.

    Tetap dalam perdjoeangan!

    RSW

    Reply
  2. hihihihi,,,, Pak RSW ampe ikutan komentar, mentang-mentang ada quotenyah… hehehe…
    tapi bener kata Pak RSW, kita harus mempertajam core competence kita…semangat…

    Reply
  3. wah mas Romi sampai ikut komen,, : )
    Saya rasa bisa dilakukan secara paralel Mas Romi, saat kita fokus dengan core competence kita, kita juga bisa berwirausaha. Yang saya kagumi dari seorang pengusaha adalah mereka peka terhadap perubahan dan situasi masyarakat, mereka pintar mnganalisis keadaan dan pasar, menimbang-nimbang kepuutsan dengan resiko yang harus diambil, dan pintar mencari jaringan…
    nah dengan ini mereka akan dapat modal sebagai para pemimpin bangsa yang peka terhadap rakyat dan tahu apa yang harus dilakukan terhadap bangsa ini..
    Core Competence mereka juga tidak akan tersia-sia begitu saja karena enterpreneurship itu luas, mereka bisa mngembangkan core competence nya di sana bila ingin enterpreneur dan studi terhadap bidang ilmunya dilakukan secara paralel, Sample sukses orang yang bisa melakukan hal ini adalah Pria besar dan super berIPK 4.0 yang saya sedang tanggapi ini : )

    Tapi sekali lagi ini merupakan pilihan, pilihan yang kata Pak Arief Munandar merupakan “download package”, ketika pilihan itu diambil maka baiknya dapat, tapi buruknya juga kita ga bisa hindari. Lagipula kita tidak mungkin juga menekankan kepada seluruh mahasiswa untuk menjadi wirausaha, nanti yang jadi karyawan nya siapa : p

    Reply
  4. ini mas romi asli ga ya? hehe..

    jadi penasaran kenapa mas romi bisa nyasar ke sini, padahal ga ada trackback sama sekali ke blognya mas romi (harusnya jay naro trackback ke tulisannya mas romi yang dikutip tuh jay, hihi..)

    anyway, saya setuju 100% dengan jay..

    dan tampaknya, isu-isu kewirausahaan jadi isu yang makin berkembang ya.. seperti kampus UI aja bikin UI Smart and Young Entrepreneur, belum lagi berbagai kegiatan serupa..

    Alhamdulillaah, mudah2an itu bukan “tren sesaat”, tapi bukti dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan entrepreneurship ya..

    Reply
  5. Setuju sekali.. sebagai mahasiswa kita perlu menekankan kepada pentingnya tindakan nyata agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar..
    tulisan yang bagus..

    Reply
  6. #9 ani
    menurut pendapat saya, nggak ada yang salah dengan mental PNS atau mencari rasa aman.. menjadi PNS, entrepreneur, karyawan swasta, ibu rumah tangga dll, itu kan pilihan kita masing2, sesuai dengan kondisi masing2..

    yang penting kan intinya kita sama2 berjuang membangun bangsa lewat cara yang kita pilih 🙂

    btw gw emang mau jadi pengusaha kok, do’akan ya 😀

    Reply

Leave a Comment