Satu Kali Lagi, UI Kembali Berduka

Satu kali lagi, civitas akademika Universitas Indonesia kembali berduka. Salah seorang rekan kita, mahasiswa FISIP UI semester 2 yang bernama Anita Rahmat (19), meninggal dunia karena diduga menjadi korban perampokan.

Awalnya, jenazahnya ditemukan tanpa identitas di sebuah kampung Cimanggis. Setelah keluarganya membaca berita tentang penemuan jenazah seorang wanita tanpa identitas, keluarga Anita bergegas ke RSCM, dan mendapat kepastian tentang kematian Anita. Berita selengkapnya tentang ini bisa dilihat di Kompas.com dan Suara Pembaruan.

Kasus kematian Anita Rahmat menambah lagi daftar panjang mahasiswa UI yang meninggal dunia. Rasanya masih segar dalam ingatan kita kasus gugurnya 5 orang pengurus BEM UI pada tahun 2003 lalu, yang sampai sekarang masih terus diingat karena di depan Ruang BEM UI di Pusgiwa terpasang prasasti peringatan itu.

Juga kejadian Haryanto (Fasilkom 2001) yang baru saja lulus, tewas di rumah sakit setelah didorong dari atas kereta oleh perampok pada Februari 2005 lalu. Juga tewasnya Daliu Aga Gunawan (Fasilkom 2002), karena ditodong pada bulan Juli, tahun yang sama. Kejadian ini sangat membekas di hati sahabat-sahabatnya di Fasilkom.

Tidak sampai setahun kemudian, UI kembali berduka dengan meninggalnya Siti Fatihatul Aliyah (Fasilkom 2004) dan Iis Nuraisyah (FIB 2001) karena terseret arus sungai saat mengadakan Bakti Sosial di Sukabumi. Akhirnya, takdir duka itu masih belum mau berhenti setelah Anita meninggal dunia.

Mudah-mudahan, sahabat-sahabat kita yang telah mendahului kita diberi balasan amal kebaikannya oleh Tuhan YME, diampuni kesalahan-kesalahan, dan diterima pada tempat yang mulia di sisi-Nya. Semoga kepergian mereka juga dapat mendorong kita untuk terus mengingat bahwa kematian adalah rahasia Tuhan yang tidak akan kita ketahui kapan datangnya, sehingga kita dapat terus memperbaiki diri kita.

Update 7 Februari 2008

Tersangka pembunuh Anita telah ditangkap oleh pihak kepolisian. Dari berita ini dipastikan bahwa Anita tidak dibunuh di lingkungan kampus UI. Berita terkait bisa dilihat di:

Tautan:

  1. Kompas.com – Mahasiswa UI Dibunuh
  2. Charles Christian – Kejahatan di Indonesia, Sungguh Memprihatinkan
  3. Kompas – 5 Mahasiswa UI Tewas di Anyer
  4. Kompas – Lagi, Mahasiswa UI Tewas Ditodong
  5. Fajran – Fasilkom Kembali Berduka
  6. Republika Online – Mahasiswa UI Tewas di Depan Kampus
  7. Tabloid Nova – Mahasiswa Tewas Setelah Pertahankan Ijazah
  8. Tempinteraktif – Dua Mahasiswa UI Terseret Arus Kali Cibeureum

22 thoughts on “Satu Kali Lagi, UI Kembali Berduka”

  1. Mahsiswa UI rentan dan lemah sehingga mudah menjadi target pembunuhan oleh siapa saja, bagaimana IKM UI katanya negara mahasiswa tapi tidak pernah serius menunjukkan perlindungan kepada mahasiswanya.

    Reply
  2. sebelumnya ane turut berbela sungkawa atas kejadian tersebut.

    @ian saya kurang memahami logika saudara yang mengaitkan kejadian-kejadian tersebut dengan IKM UI.

    Apakah dalam IKM UI ada pasal-pasal terkait keamanan mahasiswa? atau mungkin kewajiban lembaga mahasiswa seperti BEM, DPM, atau UKM dalam menjamin keamanan seluruh mahasiswa UI.

    Mohon maaf sebelumnya tapi saya kira hal tersebut kurang relevan.

    ~Dalam beberapa kasus tersebut, mayoritas mahasiswa Fasilkom yang menjadi korban. Sebagai salah satu mahasiswa Fasilkom saya merasa sangat sedih.

    Reply
  3. kok, gw jadi serem ya? gimana klo nanti ui yg di salemba pindah ke depok??
    secara gw juga sering pulang malem n mangkal di perpustakaan bawah fkui buat ngerjain laporan+mandiri+makalah+belajar+dll…
    klo keamanan di depok tidak terjamin, mahasiswa juga yg repot…
    tanya kenapa?

    Reply
  4. Berdasarkan informasi terbaru yang bisa dibaca di detik.com saudari kita ini tidak dibunuh di kampus UI melainkan dalam perjalanan dari halte UI menuju mall cijantung. Mayatnya sendiri dibuang di daerah cimanggis.

    Sekedar klarifikasi bahwa pembunuhan tidak terjadi di dalam area kampus, jadi khusus untuk kasus ini menurut saya tidak ada hubungannya dengan tingkat keamanan kampus UI Depok.

    Beberapa kasus pembunuhan sebelumnya memang terjadi di area kampus UI depok. Akan tetapi, pihak UPT PLK selaku penanggung jawab keamanan kampus telah meningkatkan pengamanan di sekitar kampus dengan mengkampanyekan safety walk dan membangun pedestrian walk yang berlampu di wilayah-wilayah kampus yang rawan tindak kriminal.

    Saya pribadi sebagai orang pernah “berkeliaran” di kampus UI Depok dalam jam-jam “midnight” merasa upaya UPT PLK dalam menjaga keamanan sudah cukup optimal (berdasarkan obrolan singkat dengan salah satu staff UPT PLK yang berpatroli di malam hari).

    So, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebih. Wajib untuk selalu waspada, karena tanggung jawab terbesar dalam keselamatan diri kita bukan orang lain, tetapi diri kita sendiri.

    ~:Salam Dari Fasiilkom Untuk Seluruh Mahasiswa UI (Gak Ada UI Depok Ato UI Salemba, Yang ada itu cuma UI)
    ~:CMIIW

    Reply
  5. Ralat informasi yang sebelumnya.

    Anita, mahasiswa FISIP UI dibunuh di daerah Marunda Jakarta Utara dan mayatnya dibuang di daerah cimanggis Depok.

    ~Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini

    Reply
  6. yah, kita emang harus ati2 lah smuanya, tapi kalo ajal kan ga bisa ditebak kapan dan gimana datengnya. jadi, tetep waspada aja.

    Reply
  7. yah, maklumlah di salemba tidak tahu menahu persoalan ini..jadi mohon klarifikasi informasi secepatnya..

    bukan maksud pula untuk membedakan ui salemba or depok, cuma biar nyambung n mempermudah pembicaraan aja…ok?ok?

    salam juga

    Reply
  8. gw ngomong biar gw tahu mana yg sebenarnya,
    bukan jamannya lagi klo gak tahu terus diem, justru harus diomongin biar tahu mana yg benar dan salah..
    tampaknya dari afiz_sataz gw kurang lebih dapet gambaran lah..

    thanks ya

    Reply
  9. Pertukaran informasi yang baik dari semua di sini, tapi berarti bisa dimasukkan ke dalam pasal terkait keberadaan IKM UI itu sendiri, kalau disebut negara mahasiswa maka harus ada mekanisme untuk mendukung keamanan bagi mahasiswa UI tentunya baik yang bersifat fisik maupun non-fisik, sehingga mahasiswa UI tidak rentan menjadi target korban kejahatan baik itu di area kampus maupun di luar area kampus.
    Salah satu pokok adanya negara adalah penjaminan keamanan, kalau tidak maka gw pikir ya ditiadakan saja IKM UI sebagai negara mahasiswa, kemudian letakkan IKM UI sebagai wadah kemahasiswaan yang biasa-biasa saja. Gw mempelajari ilmu sosial dan gw lihat secara metode arif di sini hanya berbicara singkat dengan anggota UPT-PLK untuk mengetahui upaya pengamanan UI, metode itu kurang lengkap karena untuk mengetahui upaya pengamanan itu secara baik maka setidaknya penelitian2 mahasiswa2 kriminologi FISIP UI perihal lemahnya pengamanan kampus harus menjadi rujukan.
    Gw cuma mau bilang bahwa meski kasus itu terjadi di luar kampus secara tidak langsung hal itu bisa muncul karena nilai moral yang melemah di masyarakat kita, malangnya IKM UI tidak serius dalam upaya meningkatkan kualitas moral mahasiswanya pula sehingga terjadi ekses-ekses kasus yang tidak menyenangkan yang mengganggu perasaan akan adanya kemanan umum di kalangan mahasiswa UI.
    Memang keamanan merupakan tanggungjawab kita sendiri, namun tanggungjawab negaralah yang memberikan pondasi untuk hadirnya rasa aman pada aktivitas kita sehari-hari. Sorry gw banyak berbicara di sini, hanya ingin sekedar berbagi informasi.

    Reply
  10. @ian
    Mohon maaf, mau nanya nih, Ian FISIP angkatan berapa?

    Karena pada Musyawarah IKM UI yang diadakan pada awal 2006 lalu (artinya anak2 angkatan 2006 dan 2007 tidak mungkin hadir di sana), memang direvisi AD/ART IKM UI yang kemudian menjadi UUD IKM UI.. Di sana, memang disebutkan IKM UI itu ibarat negara mahasiswa..

    Tapiii..
    Negara dalam arti di sini maksudnya cuma dari sisi kelembagaannya aja. Di IKM UI, ada lembaga2 eksekutif (BEM UI), legislatif (DPM UI), dan yudikatif (Mahkamah Mahasiswa, CMIIW). Konteks negara mahasiswa di sini bukan arti bener2 konsep sebuah negara yang diimplementasi di kemahasiswaan.. Nanti kerjaan utama mahasiswa bukannya belajar dong, malah patroli keamanan, latihan perang, dll..

    CMIIW

    Reply
  11. Gue rasa sih, peristiwa yang terakhir di luar kendali UI dan seingatku dari pihak UI sendiri sudah membantu proses investigasi oleh kepolisian.

    Paling banter, yang bisa dilakukan oleh UI setelah ini adalah investigasi proses perkenalan korban dan pelaku dan mungkin melakukan propaganda seperti ‘orang tua cerewet’ ke mahasiswi (perhatikan huruf ‘i’ di sini).

    Saya masih ingat,
    betapa kesalnya dulu kami, mahasiswa Fasilkom, saat kehilangan kawan di lingkungan UI (ANGKATAN GUE!!) dan itu terjadi berbulan-bulan setelah kami, mahasiswa Fasilkom ngobrol2 di forum internal (nntp://news.cs.ui.ac.id) soal pengusiran warung2 tenda di balhut yang menurut kami menyebabkan situasi di hutan UI menjadi menyeramkan.

    Memang warung tenda tetap tidak diperbolehkan kembali, tetapi sebagai gantinya, lampu jalan diperbaiki dan dibangun pos di seberang stasiun UI. Dari kami sendiri, ang. 2002 fasilkom saat itu juga mengritik diri sendiri karena mulai bersikap ‘individualis’ padahal di masa-masa mabim kan, pulangnya biasa bareng2.

    Kalau kita lihat, sekarang di sisi asrama juga mulai dibangun usaha dan mulai ada portal. Zaman dahulu, antara Gerbatama dan asrama termasuk rawan perampokan dan penjabretan.

    Akhirnya, ujung-ujungnya bakal kembali ke mahasiswa sendiri.

    Reply
  12. Saya turut berduka cita atas meninggalnya Anita Rahmat, mahasiswi Fisip UI yang diakibatkan karena dibunuh para perampok. Semoga ia diberi tempat yang layak di sisi Allah SWT. Amin.

    Melihat berita yang ditayangkan beruturut-turut di televisi, sungguh menyedihkan sekali. Betapa kejinya para pelaku membunuh seorang korban, apalagi seorang perempuan yang tak berdaya demi mendapatkan sebuah mobil milik korban (sumber dari berita tayangan televisi, red).

    Kasus meninggalnya Anita ini mudah-mudahan menjadikan semua menjadi pelajaran, terutama para mahasiswi yang memiliki kendaraan pribadi agar lebih waspada. Karena kejahatan pun bisa muncul tak disangka bisa dari lingkungan terdekat kita.

    Reply
  13. Bukannya sebenarnya kita mahasiswa juga harus punya pengalaman yang terkait dengan bela negara serta penjagaan keamanan pula, mahasiswa WN Singapura aja bisa kenapa kita tidak? Lihat masalah ini secara makro coba, dari itu dapat diketahui bahwa ada yang salah dalam sistem sosial bangsa kita, yang malangnya kesalahan itu mendapat justifikasi secara kontinu oleh perilaku para anak bangsa baik dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan kolektif.

    Reply

Leave a Comment