Sejarah Arti Seni Tari Gandrung Serta Ciri-cirinya

anakui.comSeni Tari Gandrung , Berwisata ke Kabupaten Banyuwangi saat ini tentu pengunjung akan dimanjakan oleh seni tari gandrung yang sudah lekat dengan Bumi Blambangan.

Bahkan tidak sedikit masyarakat awam mengenal Banyuwangi dengan sebutan Kota Gandrung.

Seni Tari Gandrung yang saat ini dinikmati merupakan jenis tarian yang sudah dikenal sejak mulai dibabatnya Hutan Tirtagindo atau Tirta Arum untuk lokasi ibu kota Blambangan pada masa silam. Masyarakat lokal menyebutnya Gandrung Marsan.

Sejarah Seni Tari Gandrung

Kala itu hutan Tirta Arum menjadi ibu kota Blambangan, menggantikan ibu kota sebelumnya, yaitu Ulu Pangpang.

Berdasarkan banyak literatur waktu pemindahan ibu kota ini diprakarsai oleh Bupati pertama Banyuwangi yaitu Mas Alit yang dinobatkan pada tanggal 2 Februari 1774.Masa inilah muncul Seni Tari Gandrung.

Hingga seiring berjalannya waktu tari ini terus berkembang. Hingga pada tahun 1890 ada sebuah kesenian yang dibawakan oleh sekelompok pria berusia 7 sampai 14 tahun.

Kesenian Tari Gandrung menjadi pertunjukan yang berpindah dari satu kampung ke kampung lain.

Salah seorang penari yang terus melakoni kesenian tersebut hingga usianya mencapai 40 tahun adalah Marsan.

Sosok Marsan begitu dikagumi. Sebagai penari, sebab ia dikenal sangat piawai memerankan sebagai perempuan.

Saat itu Gandrung Lanang menjadi tarian jalanan yang sederhana. Alat musik digunakan juga sederhana, kendang dan rebana.

Marsan menjadi tokoh Gandrung Lanang paling dikenal. Hingga Setiap kali ada pertunjukan Gandrung Lanang, masyarakat menyebutnya Gandrung Marsan.

Tari Gandrung dikenal sebagai salah satu Tarian Khas Banyuwangi yang menyajikan berbagai gerakan tradisional yang memiliki ciri khas.

Dahulu, sebenarnya Tari Gandrung Banyuwangi diperankan oleh penari laki-laki, yang setelah mengikuti perkembangan, akhirnya ditarikan oleh laki–laki dan perempuan.

Seni Tari Gandrung Banyuwangi ini, menjadi ikon dari Kabupaten Banyuwangi. Di sisi lain, tarian ini merupakan bukti adanya perhelatan seni budaya yang berasal dari kehidupan nyata zaman Kerajaan Blambangan.

Tari Gandrung Banyuwangi saat ini dijadikan sebagai pemikat wisatawan untuk berwisata di Banyuwangi.

Arti dari istilah kata Gandrung dimaknai sebagai wujud takjub. Rasa takjub tersebut dahulu ditujukan takjubnya masyarakat Blambangan yang dominan di bidang pertanian kepada Dewi Sri, dimana nama masyhurnya yaitu Dewi Padi.

Hal tersebut dianggap dapat memberikan kebahagiaan kepada masyarakat.

Tak heran, dengan cara menari itulah masyarakat mengungkapkan rasa syukurnya setelah habis panen sebagai bentuk kesejahteraan serta hiburan.

Gerakan Tarian Gandrung sendiri sangat kreatif dan beragam.

Mulai dari gerakan titik tumpu, kemudian gerakan ngangkruk, gerak persendian yang memuat deleg duwur,deleg nduwur dinggel, deleg manthuk, deleg layangan,dan deleg gulu.

Selain itu, juga terdapat  gerak persendian bahu yang memuat jingket dan egol. Disamping itu terdapat juga gerak jari yang memuat jejeb, ngeber dan cengkah.

Selain itu, Seni Tari Gandrung ini juga terdapat sebuah permainan.

Permainan tersebut dinamakan permainan sampur atau dapat dianggap sebagai hubungan komunikasi pria dan wanita.

Dalam permainan ini terdapat beberapa gerakan yaitu gerakan ngebyar, gerakan ngiwir, gerakan nantang, gerakan ngiplas, gerakan ngumbul, dan gerakan nimpah.

Keunikan yang lainnya yang terdapat dari Tarian Khas Banyuwangi ini adalah busana yang digunakan oleh penari.

Dalam tarian ini busana yang dikenakan terdiri dari kepala yang ditutup dengan omprok yang berwarna keemasan yang digunakan untuk menutupi rambut,

pada bagian kanan kiri omprok terdapat gambar ular berkepala gatotkaca.

Di bagian leher terdapat kalung ulus, kemudian juga terdapat sampur merah diletakkan dibagian tengkuk dan disengaja terurai lepas di depan dada.

Arti dari Seni Tari Gandrung

Sebelumnya, telah dikisahkan sejarah singkat dari tari Gandrung.

Setiap tarian tentu memiliki makna, tak terkecuali Gandrung yang memiliki makna khusus saat dimainkan.

Bukan sekedar perayaan panen dan kegembiraan saja, melainkan juga ungkapan syukur terhadap hal-hal yang berhasil diperoleh.

Gandrung sendiri berasal dari kata takjub atau terpesona.

Makna kata tersebut ditujukan untuk Dewi Sri, yaitu sosok Dewi Padi yang mendatangkan kesejahteraan untuk masyarakat.

Oleh sebab itulah Gandrung banyak dimainkan saat panen besar, untuk mengungkapkan kegembiraan dan terimakasih ke Dewi Sri.

Jadi, masyarakat mengungkapkan syukur yang teramat besar dengan cara menarikan tarian ini.

Ini merupakan ungkapan kebahagiaan yang menandakan kesejahteraan sekaligus hiburan bagi yang melihatnya.

Dengan gerakan yang beragam, menunjukkan beragamnya emosi seorang manusia.

Makna Seni Tari Gandrung sarat akan filosofi sakral yang mengucapkan syukur terhadap sedekah bumi.

Bumi tempat manusia tinggal ini merupakan tempat yang sakral, karena dapat memberikan hasil alam untuk kelangsungan hidup makhluk yang menghuninya.

Meski awalnya ditujukan untuk masa panen, saat ini Gandrung semakin berkembang karena banyak yang berminat terhadapnya.

Fungsinya kini juga menjadi kesenian hiburan untuk masyarakat. Banyak orang menginginkan penampilan tarian ini di acara pernikahan, khitanan, dan momen bahagia lainnya.

Ciri-ciri dari Seni Tari Gandrung

Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai makna tarian Gandrung yang merupakan ungkapan kegembiraan dan syukur.

Masyarakat merasa takjub akan berkah alam berupa makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari.

Selain makna yang melekat pada tarian ini, ada beberapa karakteristik yang dimilikinya, yakni:

  1. Kostum

Para penari yang membawakan tarian Gandrung menggunakan busana khas. Kekhasannya tampak dari perpaduan Jawa dengan Bali.

Penari mengenakan baju yang berbahan beludru hitam, dilengkapi hiasan berupa ornamen kuning.

Ditambah dengan manik-manik yang bentuknya menyerupai leher botol.

Manik-manik tersebut melilit leher hingga dada. Selanjutnya di bagian pundak terbuka setengah punggung.

Di bagian leher, terdapat ilat-ilat yang menutupi dada.

Kemudian di lengan ada hiasan berupa kelat bahu, di pinggang menggunakan sembong kain warna-warni.

Tentunya juga dilengkapi selendang di bahu penari.

Bawahan yang dikenakan penari adalah kain batik yang coraknya bervariasi.

Namun, corak yang terpopuler adalah gajah oling, tumbuh-tumbuhan, serta belalai gajah khas Banyuwangi.

Untuk kepalanya menggunakan mahkota bernama Omprok, dengan tambahan ornamen khas.

  1. Iringan Musiknya

Pertunjukan tari tidak akan lengkap tanpa adanya musik pengiring. Pada Seni Tari Gandrung, terdapat musik khas yang mengiringinya.

Gandrung Banyuwangi biasa diselenggarakan dengan gong/kempul, triangle/kluncing, biola, kethuk, serta kendhang.

Terkadang juga diselingi dengan rebana, saron Bali, serta angklung.

Belakangan ini juga banyak yang mengkombinasikannya dengan electone untuk menambah kreasi.

Pertunjukan dijalankan dengan adanya iringan panjak yang memberikan semangat.

Hal ini bertujuan mengundang, menyemangati, hingga menambahkan efek jenaka dalam pertunjukan tari tersebut.

  1. Alat yang digunakan / Properti

Dalam membawakan tarian ini, penari juga memakai properti tambahan untuk mendukung pertunjukan.

Contohnya adalah sebuah kipas yang menambah keindahan tarian.

Jumlah kipas yang digunakan bisa satu atau beberapa, tergantung dengan karakteristik pertunjukannya.

Demikian informasi tentang makna tarian Gandrung, sejarah, serta karakteristiknya.

Tarian yang menggambarkan wujud syukur serta rasa takjub akan rezeki dari alam berupa makanan pokok ini sangat menghibur.

Hingga kini, tarian Gandrung menjadi ikon dari Banyuwangi yang menarik perhatian banyak wisatawan.

Daftar Isi

Leave a Comment