Sejarah Seni Tari Reog Ponorogo Beserta Maknanya

anakui.comSeni Tari Reog Ponorogo , Tari Reog Ponorogo merupakan salah satu tarian tradisional yang berfungsi sebagai kesenian rakyat dan dipertunjukkan di tempat terbuka. Jadi dari mana Tari Reog Ponorogo berasal? Tari Reog Ponorogo berasal dari daerah Ponorogo Jawa Timur.

Selama pertunjukan, Tari Reog Ponorogo dilakukan oleh banyak karakter, peran, dan cerita yang berbeda.

Biasanya tarian ini hanya dipentaskan pada hari-hari tertentu seperti malam Suro tertentu, bulan purnama, hari libur nasional, penyambutan tamu negara, pernikahan, Maulid Nabi, perayaan Kabupaten Ponorogo dan acara lainnya.

Asal Usul Tari Reog Ponorogo

Kesenian Tari Reog Ponorogo terekam dalam prasasti Kerajaan Kanjuruhan tahun 760 M dan prasasti Kerajaan Kediri tahun 1045 M.

Ada beberapa versi sejarah penciptaan Tari Reog Ponorogo yang mengacu pada peristiwa dan legenda setempat.

Ada beberapa versi tarian reog ponorogo, namun yang paling terkenal dikaitkan dengan pemberontakan Ki Ageng Kutu.

Ki Ageng Kutu adalah abdi dalem di bawah Bhre Kertabhumi, raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka terhadap pemerintahan yang korup.

Kemudian Ki Ageng Kutu meninggalkan kerajaan dan mendirikan sebuah sekolah seni bela diri untuk mengajarkan para pemuda di sana tak terkalahkan dan kesempurnaan.

Namun upaya tersebut dipandang sebagai perlawanan oleh Raja Kertabumi dan dianggap sebagai pengkhianatan.

Hingga keluarga kerajaan diutus untuk menyerang pertapaan yang dibangun oleh Kei Ageng Kutu. Karena dia tidak memiliki banyak pengikut, perang berakhir dengan kekalahan di pihak Ki Ageng Kutu.

Arti Tarian Tari Reog Ponorogo

Riyokun konon merupakan akar kata “reyog” atau “reog” yang berarti “khusunul kotimah”. Hal ini diambil dari kisah perjuangan Raden Katong membasmi Ki Ageng Kutu, dan tidak jauh dari makna tarian cerita perang tradisional.

Namun seperti yang telah disebutkan di atas, Seni Tari Reog Ponorogo dianggap sebagai sindiran Ki Ageng Kutu pada Prabu Brawijaya V.

Raja digambarkan sebagai harimau yang ditunggangi burung merak, dan tentara Majapahit dilambangkan oleh para penari Jathil dengan kuda.

Selain memiliki Warok yang sangat ingin dilindungi, ada juga kisah asmara yang digambarkan dalam wujud Kelana Sewandana dan Perdana Menteri Bujang Ganong. Kisah cinta ini juga biasa dimainkan di pesta pernikahan saat tarian Reog Ponorogo dibawakan.

Pemain dalan Tari Reog Ponorogo

Di bawah ini adalah daftar peran Penari Reog Ponorogo :

  1. Jathil

Jathil merupakan tokoh yang berperan sebagai prajurit berkuda dalam tarian Reog Ponorogo.

  1. Wewarah atau Warok

Wewala atau Warok adalah tokoh yang berperan memberikan bimbingan dan perlindungan dengan sikap keteguhan yang murni dan jujur ​​tanpa pamrih.

  1. Dadak Merak atau Baarongan

Dadak Merak atau Barongan adalah topeng kepala harimau dengan berat antara 50 hingga 60 kilogram, terbuat dari kerangka kayu rotan dan bambu, ditutupi kulit raja harimau. Ciri ini dilengkapi dengan motif bulu merak dan untaian manik-manik atau tasbi.

  1. Klono Sewandono

Klono Sewandono adalah raja yang sangat kuat dan tampan. Ia memiliki pusaka terpercaya yaitu Cambuk Chrono Sewandno atau Raja Kelono yang populer dengan sebutan Cambuk Samandiman yang sangat sakti dan dibawa kemanapun sang raja pergi.

  1. Bujang Ganong atau Ganongan

Bujang Ganong atau Ganongan adalah tokoh muda yang cerdas, gesit, berkemauan keras, sakti, energik, suka berperang, dan bijaksana.

Sejarah Tari Reog Ponorogo

Sejarah Tari Reog Ponorogo berawal dari adanya cerita rakyat dari masa lampau. Kisah Sejarah reog memuat lima versi cerita yang terkuak di masyarakat Ponorogo.

Namun cerita yang paling terkenal tentang Seni Tari Reog Ponorogo adalah pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang punggawa di abad ke-155.

Pemberontakan tersebut dilandasi oleh kemarahan terhadap penyelenggaraan pemerintahan kerajaan saat itu yang telah melahap kekayaan rakyat.

Catatan sejarah mengatakan bahwa raja melakukan ini karena dia sangat dipengaruhi oleh istri raja, Majapahit, yang berasal dari Tiongkok.

Suatu hari, Ki Ageng Kutu meninggalkan raja untuk mendirikan akademi silat untuk melatih pasukannya. Namun, Ki Ageng Kutu akhirnya menyadari bahwa pasukan yang dikumpulkannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan.

Akhirnya dia membentuk pasukan dan mengadakan pertunjukan tari yang disebut Leog. Alur dalam Tarian Reog Ponorogo mengandung pesan satir kepada Raja Kerjabumi dan kerajaannya.

Makna dari Tari Reog Ponorogo

Tarian ini awalnya merupakan bentuk sindiran dan perlawan Ki Ageng Kutu pada Raja Brawijaya V atau Bhre Kertabumi yang terlalu tunduk pada istrinya. Raja Brawijaya V diibaratkan sebagai seekor macan yang ditunggai seekor merak yang melambangkan sang istri.

Sedangkan pasukan Majapahit dilambangkan oleh penari reog dengan kuda-kudanya.

Sementara Ki Ageng kutu sendiri digambarkan sebagai warok yang berniat melindungi tanpa pamrih. Namun seperti cerita fiksi, Seni Tari Reog Ponorogo juga memiliki karakter tambahan seperti Klono Sewandono, Dewi Songgolangit, Sri Genthayu dan lain-lain.

Sedangkan nama Reog sendiri berasal dari kata Riyokun yang memiliki arti husnul khotimah yang menandakan bahwa meninggalnya Ki Ageng Kutu saat berperang melawan prajurit kerajaan bisa tergolong meninggal dengan khusnul khotimah.

Nama Leog sendiri berasal dari Lyokun yang berarti benteng Kotima, namun ini merujuk pada kematian Ki Agen Kutu saat melawan prajurit kerajaan yang gugur di Husnul Kotima. Ini menunjukkan bahwa itu dapat diklasifikasikan sebagai

Daftar Isi

Leave a Comment