Senyum FIK untuk UI: Langkah Awal untuk Mewujudkan RUU Keperawatan

Siapa yang belum lihat baliho besar “Senyum FIK untuk UI” di stasiun UI atau di depan FIK?

Siapa yang belum lihat video youtube saya di www.youtube.com/rezamardian?

Siapa yang belum lihat besarnnya senyum-senyum  BPH BEM FIK UI 2011?

Siapa yang nggak lihat gambar saya di sana? yah iyalah… gambar saya emang belum ada hehe.

anyway. ada yang tau enggak, sih “Senyum FIK untuk UI” itu untuk apa? yang pasti kita–Mahasiswa FIK UI–nggak akan cuma datang ke fakultas-fakultas UI cuma untuk unjuk senyum dan langsung pulang, kok.

di bulan Ramadhan ini (iyalah ramadhan ini masa ramadhan kemaren),  BEM FIK UI akan bekerja sama dengan seluruh BEM fakultas-fakultas se-UI untuk melaksanakan medical check-up (tensi, mengukur indeks maassa tubuh, cek gula darah, cek asam urat, konsultasi) dan pembagian ta’jil gratis. jadi, ceritanya kita roadshow gitu, deh. hehehe

Sebagai BEM yang bernanung pada  fakultas yang terkenal akan rasa peduli (dan mayoritas perempuan tentunya -__-), BEM FIK UI belum banyak melakukan kegiatan yang bersifat melingkupi UI. hal tersebut diakui sendiri oleh Jahidin (FIK 2008), Ketua BEM FIK UI 2011. ditambah lagi, momentum ramadhan yang mengusung rasa kebersamaansangat mendukung acara ini terealisasi. Senyum FIK untuk UI ini sudah dilaksanakan di FMIPA, FE, dan FKM. hal tersebut tentunya dapat terealisasi berkat kerja sama BEM fakultas setempat. Insyaallah acara ini juga nanti akan tetap berlanjut sampai menjelang akhir bulan ramadhan tahun ini.

Selain menunjukkan eksistensi di tingkat UI, acara “Senyum FIK untuk UI” juga dapat dibilang acara yang menunjukkan eksistensi profesi perawat. apa lagi teman-teman tahu sendiri bahwa saat ini para perawat Indonesia tengah memperjuangkan RUU Keperawatan. namun, mirisnya banyak orang yang belum mengetahui keberadaan RUU Keperawatan ini.

Rahayu Saraswati (Actress) misalnya yang mengaku bahwa dirinya belum pernah mendengar adanya RUU Keperawatan. Meskipun dirinya mengku bahwa peran perawat sangat penting dalam instansi medis maupun komunitas, pernyataan ketidaktahuannya tersebut menunjukkan bahwa perawat (dan mahasiswa keperawatan) belum mengeksiskan RUU keperawatan tersebut .

Oleh karena itu, gerakan eksistensi tersebut dapat dimulai dengan mengenalkan eksistensi perawat dalam lingkup universitas, misalnya, “Senyum FIK untuk UI”. Jadi, tunggu senyum kami di fakultas kamu, ya 🙂

(p.s interview with Rahayu Saraswati (@rahayusaraswati) was done  via twitter on august 4)

Perawat (Ilustrasi ditambahkan Admin)
Perawat (Ilustrasi ditambahkan Admin) (cc/flickr/timefornurses)

Leave a Comment