Strategi Optimisme dan Pesimisme Sebagai Upaya Penanganan COVID-19

Apakah anda telah tertular dengan virus Covid-19? saya harap tidak, tetapi harus kita akui hampir sebagian populasi dunia telah tertular dengan virus Covid-19. Apakah ada cara untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini? Saya kira hal itu masih belum dapat kita jawab, paling-paling kita hanya bisa meminimalisir dari dampak yang lebih besar.

Tetapi jika kita lihat keadaan global maka sebenarnya dunia telah mengambil kesimpulan yaitu satu-satunya cara untuk meminimalisir menyebarnya wabah Covid-19 adalah menghentikan arus globalisasi dengan melakukan lockdown atau mengisolasi wilayah.

Tetapi apakah upaya itu adalah satu-satunya cara? Apakah upaya itu efektif? Bukankah dengan melakukan pengisolasian wilayah justru menyebabkan keruntuhan ekonomi yang malah bisa menambah masalah, bukankah upaya yang lebih efektif adalah melakukan kerja sama antar negara.

Solusi pengisolasian wilayah adalah solusi yang gegabah

Dengan melakukan lockdown dan  memaksa orang untuk berada di rumah terus-menerus bukanlah solusi untuk mencegah penyebaran. Solusi yang efektif dalam meminimalisir menyebarnya pandemi Covid-19 adalah dengan memberikan kesadaran kepada setiap individu akan pentingnya kebersihan, seperti mencuci tangan dan menggunakan masker sehingga kita dapat terus beraktivitas ditengah Covid-19.

Tetapi akan muncul pertanyaan lagi yaitu jika masyarakat dunia telah memiliki kesadaran akan kebersihan selanjutnya apa? Jawaban yang bisa saya berikan adalah kerja sama.

Virus Corona (sumber: emeraldgrouppublishing.com)

Kerja sama sebagai solusi

Upaya minimal yang pertama dilakukan adalah kerja sama antara orang dalam satu negara terlebih dahulu misalnya antar orang se-Indonesia. Sebenarnya saya agak menyayangkan sikap  beberapa orang di Indonesia yang selalu menyalahkan pemerintah dan menganggap permasalahan Covid-19 adalah urusan pemerintah saja, sehingga ketika pemerintah meminta sumbangan dana banyak pihak yang justru mengkritik sikap pemerintah dan tidak menyumbang.

Beberapa orang mengatakan dikemanakan uang APBN sehingga pemerintah meminta sumbangan? kata-kata seperti ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh orang yang tidak mengerti tentang trade off APBN.

Misalnya jika pemerintah memfokuskan 60% anggaran untuk mengatasi wabah Covid-19 maka akan mengurangi jatah anggaran yang lain-lain seperti pendidikan, pariwisata, kebutuhan pangan, pertahanan, dll yang justru bisa lebih banyak menyebabkan masalah.

Pemerintah meminta sumbangan bukan berarti uang APBN dikorupsi atau dihambur-hamburkan untuk hal-hal yang tidak berguna tetapi pemerintah ingin agar tidak ada ketimpangan dana APBN antara berbagai bidang dan tidak mengurangi jatah bidang-bidang lainnya sehingga diperlukan dana dari luar APBN. Selain itu proses meminta sumbangan dana dari pemerintah juga merupaka sinyal bahwa urusan Covid-19 bukan urusan pemerintah saja tetapi urusan kita bersama.

Lalu akan muncul pertanyaan lagi, seandainya kerja sama antara orang dalam meminimalisir Covid-19 ini telah terwujud bagaimana supaya kerja sama itu efektif?

Disini saya akan menjawab, supaya kerja sama itu efektif maka perlu ada orang yang optimis dan pesimis. Mengapa? Seorang novelis Inggris G.B. Stern pernah bilang bahwa:

“Orang optimis dan pesimis itu sama-sama memberi kontribusi pada masyarakat. Yang optimis menciptakan pesawat terbang, yang pesimis membuat parasut.”

Jika seluruh masyarakat optimis dalam menyelesaikan masalah Covid-19 maka ini juga bisa menyebabkan masalah karena terlalu optimis bisa mengakibatkan kita ceroboh dan tidak ada yang mengevaluasi. Tetapi jika seluruh masyarakat pesimis dalam menyelesaikan masalah Covid-19 maka permasalahan Covid-19 juga tidak akan bisa diselesaikan karena tidak akan ada yang bergerak. Jadi solusinya adalah kerja sama yang terdiri dari orang-orang optimis dan orang-orang pesimis.

BACA JUGA: 6 Hal Yang Bakal Kamu Kangenin dari UI selama Masa PJJ

Referensi Literatur

http://www.sheradiofm.com/news/2011/2-893-Optimis-VS-Pesimis

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200331164048-20-488781/pemerintah-terima-sumbangan-rp80-m-untuk-penanganan-corona

https://koran.tempo.co/read/internasional/451175/separuh-penduduk-dunia-diprediksi-akan-terinfeksi-corona?

https://www.liputan6.com/bola/read/4211248/9-cara-untuk-mencegah-penyebaran-virus-corona-covid-19

https://www.vice.com/id_id/article/gy3dax/pesimisme-tak-selamanya-buruk-malah-bisa-menguntungkan

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/01/15472671/update-tambah-149-total-ada-1677-kasus-covid-19-di-indonesia

https://rmco.id/baca-berita/nasional/31191/buka-rekening-donasi-pemerintah-nunggu-disumbang

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/17/160000569/apbn–pengertian-unsur-fungsi-dan-penyusunannya?page=all

https://www.alodokter.com/ketahui-cara-untuk-mencegah-penularan-virus-corona

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4958663/tak-pilih-lockdown-tekan-penyebaran-corona-pemerintah-belum-siap

Referensi header image coronavirus: https://serial-eyes.com/immediate-measures-to-stem-coronavirus-spread/

Leave a Comment