Sumbang Tangan Demi Borobudur

Tenang, maksudnya bukan kita suruh potong tangan trus dijual dan disumbangkan buat kelangsungan hidup borobudur. Ternyata para mahasiswa yang lewat Balhut (balik hutan), tepatnya seberang halte stasiun UI, cuma dimintai cap tangannya sebagai simbol dukungannya menjaga kelestarian borobudur. Hmm…

Candi Warna-warni

Kumpulan cap tangan ini bisa dibilang simbol dari beribu tangan yang telah membangun borobudur di jaman dahulu kala. Kali ini, tangan warna-warni hasil karya para mahasiswa yang lewat Balhut menyiratkan keingingan kita untuk mendukung dan menjaga warisan Indonesia yang berharga. Event yang diselenggarakan INDOWYN (Indonesia World Heritage Youth Network) ini memang ditujukan untuk generasi muda yang peduli terhadap peninggalan berharga Indonesia, terutama benda purbakala. sebagai buktinya ada beberapa tips yang diberikan untuk menjaga nasib candi-candi kita.

1. Kalo kamu lagi maen ke Borobudur atau candi lainnya, apa yang akan kamu lakukan jika ada sampah berserakan?

A. Biarin aja ah, bukan sampah gw ini.

B. Ambil dan buang ke tempat sampah dong, kebersihan kan sebagian dari iman.

mana yang benar? jelas dong yang B. bukan cuma karena alesan biar dipuji orang sebagai manusia ramah lingkungan, tetapi ternyata sampah itu mengundang para serangga kecil (semut, rayap) yang akan membuat sarang di bagian bawah batu sehingga pondasi Borobudur/candi lain akan ringkih karena batunya jadi bolong-bolong berkat serangga imut tsb. ga mau kan candi-candi kita punah cuma gara-gara sampah? hiiiy. eits, tapi jangan cuma jaga kebersihan di Borobudur aja loh ya, kita juga harus peduli sama lingkugan di sekitar kita. malu ah, anak pinter kok buang sampah sembarangan 🙂

2. Ada mitos kalo kita bisa megang patung yang ada dalem stupa, keinginan kita terkabul. Tindakan kamu?

A. Pokonya harus pegang sampe kena patung! Harus nyampe!

B. Yaelah, minta gituan mah sama Tuhan kalee.

Sebenernya masalahnya bukan pada bener ato nggak mitos itu, tapi pada efek yang tangan kita sebabkan-tepatnya keringat- pada batu, relief, dan patung di candi. Lho, memang kenapa? Ternyata, keringat kita mengandung bahan kimia yang dapat merusak batu (borobudur)! Waduh. Mau ngerelain eksistensi Borobudur cuma karena kita pengen iseng colek-colek patungnya? NO!!

Wah, ternyata memang sesuatu yang besar itu bisa dimulai dari hal simpel ya. Seandainya semua pengunjung Borobudur menjaga kebersihan dan tidak seenaknya memegang-megang bagian candi, bisa dijamin anak cucu kita kelak masih bisa mengagumi keindahannya. Yuk kita cintai budaya Indonesia, kalo bukan kita siapa lagi? 😀

2 thoughts on “Sumbang Tangan Demi Borobudur”

  1. Salam kakak-kakak Mahasiswa semua.
    Terus semangat yah memperjuangkan keadilan pendidikan di UI, agar saya dan seluruh teman2 di pelosok negeri ini bisa menikmati juga indahnya,bangganya kuliah di UI seperti kakak2 sekalian. Eva_sman1 karawang

    Reply

Leave a Comment