Surat Terbuka Nico Sarapang Kepada Rektor UI

Kabar kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang beberapa bulan terakhir hangat dibicarakan, belum menemukan titik terang. Mahasiswa tetap menolak, tetapi rektorat tetap bersikukuh pada keputusannya untuk menaikkan UKT. Persimpangan keputusan ini pun mendapat respons dari salah satu siswa kelas 12 SMA 1 Tanjung Selor, Kalimantan Utara, bernama Nico Sarapang.

Sabtu, 12 Februari 2016, Nico membuat Surat Terbuka untuk Rektor UI yang di-posting melalui akun Semar UI (Serikat Mahasiswa Progresif).  Isinya merupakan respons terhadap rencana Rektor UI yang hendak menaikan UKT. Dalam suratnya Nico memaparkan keinginannya untuk mengambil Jurusan Hubungan Internasional UI pada tahun 2016.

Layaknya kebanyakan anak kelas 12 yang akan memilih jurusan dan universitas, Nico mempertimbangkan UI sebagai kampus yang ‘horor’. Hal ini karena daya saing UI yang ketat, terlebih untuk SMA yang masuk ke dalam wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), ditambah lagi biaya perkuliahan yang dalam bayangan Nico dan teman-temannya mahal. Akibatnya kebanyakan siswa kelas 12 mengurungkan niatnya untuk masuk UI.

“Jujur, sejauh ini, alumni sekolah saya sejak berdirinya pada tahun 1979 belum ada satu pun yang lolos masuk UI. Saya menyampaikan demikian dikarenakan persaingan untuk masuk UI sangatlah berat, terutama bagi kami, yang berasal dari daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal). Selain itu, faktor biaya yang mahal juga yang membuat sebagian besar alumni sekolah saya yang memilih enggan atau mengubur impiannya untuk masuk UI.”

Rencana rektor menaikan UKT membuat goyah tekad Nico untuk membangun cita-citanya di kampus kuning ini. Nico yakin bukan hanya dia yang merasa demikian. Untuk masuk UI, mereka harus bersaing dengan ribuan siswa se-Indonesia. Ditambah lagi jika siswa-siswa yang berasal dari daerah nan jauh di sana, mereka harus menanggung biaya hidupnya sendiri.

Untuk berkuliah, bukan hanya tanggungan UKT yang harus dibayarkan, tetapi sebagai mahasiswa rantau, banyak sekali biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Dalam suratnya, Nico meminta Rektor UI tidak menaikan UKT. “Oleh karena itu, saya memohon dengan sangat kepada Bapak Rektor UI untuk tidak menaikkan biaya UKT di Universitas Indonesia.”

Sampai saat ini, pihak rektorat belum menanggapi surat terbuka tersebut. Karena belum ditanggapi, maka rasa-rasanya penulis ingin menyampaikan sesuatu. Mungkin jauh dari kata-kata mutiara atau nasihat-nasihat bijak, tapi simak aja, ya!

 

Mahasiswa UI yang tergabung dalam UI Bersatu, menolak kenaikan UKT.
Mahasiswa UI yang tergabung dalam UI Bersatu, menolak kenaikan UKT.

Siapa pun kamu yang berusaha mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih sulit, maka ketika mendapatkannya, kamu akan mendapat kenikmatan, kesyukuran yang besar, dan jalan keluar yang lebih mudah. Jadi, adik-adik kelas 12 tidak usah takut untuk masuk UI. Sejauh apa pun kampung halamanmu dengan UI, tetapi jika kamu berupaya dan membuktikan potensi dirimu, pasti UI akan membuka pintu lebar-lebar.

Mengenai biaya pendidikan, penulis yakin meskipun biaya pendidikan di UI naik, kalau kamu sudah masuk UI, pasti kampus kuning ini tidak akan semena-mena mengeluarkanmu hanya karena kamu gak mampu bayar kuliah. Gitu pesannya.

Intinya, adik-adik kelas 12 harus tetap samangat mempertahankan cita-cita masuk UI! Kami juga mahasiswa di UI sedang mengupayakan biaya pendidikan yang seadil-adilnya, kok!

“Maksud pendidikan itu bukan untuk menetapkan kemodalan untuk satu pihak dan keburuhan untuk pihak yg miskin.” -Tan Malaka

Bergerak dari surat terbuka yang disampaikan Nico, pendidikan bukan hanya untuk mereka yang kaya raya. Maka, jika pendidikan mengutamakan keadilan, pasti tidak ada satu orang pun yang merasa cemburu. Pendidikan yang layak seharusnya bisa diberikan untuk semua tanpa pandang bulu. Seperti yang kita ketahui, UI merupakan satu-satunya univeritas yang memegang nama ‘Indonesia’, juga sebagai salah satu universitas yang menduduki universitas tekemuka. Oleh karena itu, semestinya UI bisa mewujudkan dan mencerdaskan setiap orang yang berpotensi.

 

Leave a Comment