Bikun (Bis Kuning) udah jadi transportasi andalan mahasiswa-mahasiswa UI dari siang sampai malam, nggak peduli kemarau atau hujan, matahari gelap atau cerah, jalan macet atau lengang, naiknya ya bis kuning UI. Kemanapun kamu mau pergi di seluruh pelosok UI, bis kuning akan mengantarkanmu ke pusat-pusat kunci dari tempat tersebut. Kamu mau pergi ke Margonda? Bikun bakal nganterin kamu ke depan halte Pondok Cina. Ya, meski abisnya mesti jalan juga. Kamu mau pergi ke kutek? Bikun bakal nganterin kamu sampe ke halte FT. Kamu mau pergi ke Kober? Bikun bakal nganterin kamu sampai ke halte St. UI.
Bikun melakukan hal-hal tersebut setiap hari dari pagi sampai kira-kira jam 9 malam. Selain biru dan merah, kamu tahu nggak siklus hidup si Bikun ini? Eitss, tapi bukan siklus hidup dari embrio sampai lahir, ya. Ini tuh tentang siklus hidup dari kegiatan bikun sehari-hari saat nganterin kamu kamu. Apa dan bagaimana sih keadaan si Bikun yang suka kerja lembur ini? Sahabat Anakui.com kalau nggak tahu dan kalau penasaran, kuy kita cek!
1. Fase Jam 6:45 “Sancyaaai”
Pernah berada pada fase ini? Kalau iya, kamu orang yang emang beruntung. Fase pertama ini berlangsung tepat jam 6:45 yang kayaknya cocok dinamakan dengan fase Sancyaaai dengan huruf ‘a’ tiga biar bisa menambah penekanan dari maknanya. Kenapa dinamakan Sancyaaai? Karena pada fase pertama ini Bis Kuning memasuki fase paling sederhana dan awal banget untuk aktifitasnya, Sobat Anakui.com. Bikun pada jam-jam seperti ini masih kosong, kaca-kacanya lumayan masih berembun dan masih banyak juga yang nongkrong-nongkrong di pangkalannya.
Fase jam 6:45 ini juga bisa dibilang siklus bayinya si Bikun. Kok bisa? Kasih tahu nggak yah? Kasih aja deh. Jadi, pada jam-jam ini kadang-kadang jalan si Bikun masih lambat-lambat gitu kayak ngerangkaknya dedek bayi (bukan dedek emes), terus Sopir Bikun masih agak mager buat nyalain mesin, udara juga masih jahil-jahilnya ngehipnotis mahasiswa-mahasiswa biar bisa terus ketarik gravitasi di tempat tidur. Itulah kenapa pada siklus jam 6:45 ini semua berasa kayak slow motion.
BACA JUGA: Mitos Horor UI Paling Legendaris, Bikun hingga Hantu Wisuda UI
2. Fase jam 7:30 – 7:40 “Pilu”
Fase kedua adalah fase jam 7:30 sampai 7:40 yang cocok banget disebut fase Pilu. Kita sudah memasuki waktu yang berat untuk Sang Bikun nih, Sobat. Pada fase ini, berat badan Bikun akan bertambah, nggak seimbang antara kiri dan kanan, Sopir Bikun mulai kesulitan nginjak gas, suara sistem pencernaan Bikun yang ada di belakang mulai bersuara keras merespon puluhan manusia-manusia yang membebani dirinya dan pilunya lagi, laju Bikun semakin melambat dari fase awal. Kasihan, Bikunnya udah tua. Setidaknya, fase ini tidak berlangsung lama, Sobat. Ketika “Teng” jam sembilan, fase berat ini akan berakhir.
BACA JUGA: Ada Bikun Nyasar di Jalanan, Ya Ampun Ada Apa Ya?
3. Fase jam 12:30 – 16:00 “Gresek Grusuk”
Fase Gresek Grusuk? Fase yang kepiluannya di bawah fase kedua. Kenapa dinamakan fase Gresek Grusuk? Hei kamu yang pernah berada di fase ini tahu nggak jawabannya? Jadi, sebenernya fase ini lebih fokus ke Babang Bis Kuningnya, Sobat. Ngerasa nggak sih kalau di jam-jam siang atau sore kadang Bikun suka ngerem mendadak, Sopirnya sensitif banget sama pengendara lain, suka banget bunyiin klakson, masih ada yang belum naik tapi pintu udah main tutup, atau masih ada yang belum turun tapi udah main injek gas. Nah, itu dia alasan kenapa fase ini dinamakan “Gresek Grusuk”. Kamu tahu kenapa? Karena Sopir Bikun itu manusia yang butuh asupan nutrisi dan pemulihan energi di pagi, siang dan sore, Sobat. Ketika nutrisi dan pemulihan energi belum terpenuhi, menurutmu, kalau terjadi padamu, apa yang kamu rasakan dan lakukan? Hayo hayo hayoo.
BACA JUGA: Tipe-Tipe Pengguna Bikun, Kamu Termasuk yang Mana ya?
4. Fase jam 18:00 – 18:50 “Pucus Asa”
Fase keempat adalah fase pada jam 18:00 sampai 18:50, sebut saja “Pucus Asa”. Ini adalah fase terberat, sangat berat, luarbiasa berat, ter-ter-ter berat. Kenapa mesti jadi fase terberat sangat berat luarbiasa berat ter-ter-ter berat? Karena hampir seluruh kegiatan mahasiswa berakhir di jam-jam antara 18:00-19:00. Kebanyakan mereka yang naik Bikun di jam-jam ini adalah mahasiswa yang selesai rapat antar organisasi fakultas atau departemen, kerja kelompok, latihan dance, sementara sisanya adalah mereka yang selesai kelas (MPKTB, ya nggak?)
Di fase terberat sangat berat luarbiasa berat ter-ter-ter berat ini, Bis Kuning sulit didefinisikan keadannya. Hampir sama dengan fase kedua, akan tetapi pada fase ini penumpangnya lebih membludak tumpah ruah macam air bah. Nggak peduli Bikun merah atau biru, semua bikun yang beroperasi di jam-jam ini akan sangat penuh, Sopir Bikun akan sangat kepayahan sampe nggak tahu mesti ngomong apa lagi (yawdahlah ya, biarin aja, terserah, masa bodo). Kadang-kadang ada aja sih Sopir Bikun yang nyuruh geser (dengan nada datar tentunya)
“Mba, Mas, tengah masih kosong. Belakang! Belakang!”
Ya, tapi itu nggak bertahan lama. Keramaian penumpang selalu bisa melenyapkan suara Babang Bikun. Fase ini adalah fase terputus asa dari fase-fase yang lain. Bukan cuma Sopir Bikun yang putus asa ngatur dan nganter mereka-mereka yang naik, tapi mereka-mereka yang naik juga putus asa karena nunggu Bikun kosong nggak ada mulu akhirnya naik Bikun yang penuh aja dech (yawdahlah ya, biarin aja, terserah, asalkan pulang) udah nggak peduli lagi dengan semua keraguan-keraguan “naik nggak ya? Naik jangan ya? Penuh nggak ya?” Semua udah ilang karena pengen cepet pulang meskipun harus bela-belain nemplok di pintu kayak cicak atau berdiri deket pintu kehabisan pegangan dan hilang keseimbangan saat Bikun mulai melaju di tengah malam.
Sadar nggak sih kamu, ya kamu, yang pernah berada atau sering berada pada fase ini berpikir kalau Bikun di jam-jam rentan seperti ini tuh udah kelebihan muatan. Sedih ya, Sobat. Bus yang wajarnya ngangkut 30-40 orang dicekokin terus-terusan sampai 50 orang atau bahkan lebih. Inilah fase paling paling berat untuk Sang Bikun. Kalau kamu sayang Bikun, kuy jaga dia baik-baik dan patuhi aturan yang berlaku, ya! Turun dari belakang, naik dari depan, jangan berdiri menghalangi kaca spion, tutup pintu bikun dengan hati-hati dan satu lagi jaga kebersihan.
BACA JUGA: Selain Antar-Jemput Mahasiswa, Bikun Juga Bisa Telolet Lho!
5. Fase jam 20:00 – 21:00 “Galawers vs Lelahers”
Tet teret tereeet….
Inilah fase terakhir dari siklus hidup Bikun selama seharian penuh. Pada fase ini, Bikun sudah sangat lengang, melanju sedikit lebih cepat dan orang-orang yang naik bisa dihitung dengan jari tangan tanpa jari kaki. Biasanya, kalau lagi musim hujan suka ada embun-embun di jendela Bikun dan saran buat kalian yang ingin menikmati moment dalam Bikun jam segini, kalian harus duduk di kursi belakang, dengerin musik yang lagi hits (Akad?), lihat jendela. Dijamin lelah bakal hilang.
Btw, kenapa fase ini dinamakan dengan “Galawers vs Lelahers” sih? Jadi, alasan yang pertama adalah di jam 20:00 sampai jam 21:00 ini Sang Bikun akan terisi oleh orang-orang yang galau dan kelelahan, Sobat. Bukan hanya penumpangnya, tapi Sopir Bikunnya juga. Kok bisa? Pernah berada pada fase ini? Pernah dengar lagu Minang yang suka diputar Sopir Bikun atau lagu Sunda yang kadang-kadang menghiasi perjalanan singkat Sang Bikun mengelilingi UI? Lagu itu diputar oleh Sopir Bikun bukan tanpa alasan lho. Kalau kamu berada di Bikun malam hari kemudian mendengar lagu itu, artinya Sopir Bikunnya lagi galau-galau gitu. Barangkali kamu juga tiba-tiba aja langsung rindu rumah saat dengar lagu daerah itu (buatmu yang Minang). Bahkan rindu doi yang jauh dimato?
Terus, alasan yang kedua kenapa fase ini dinamakan “Galawers dan Lelahers” apa tuh? Alasan yang kedua adalah kamu.
Kamu, buat aku tersipu~
Ya, kamu, mahasiswa UI. Fase terakhir Bikun ini umumnya diisi oleh mahasiswa UI yang udah rapat organisasi fakultas dan luar fakultas, mungkin ada juga yang udah kelas. Kebanyakan sih rapat organisasi luar fakultas mendominasi di jam-jam ini, kalau nggak rapat atau kelas, paling abis jalan. Ya nggak?
BACA JUGA: Ini Dia Kelanjutan Kabar dari Cikal Bakal Bikun Baru UI
***
Nah, itulah siklus hidup Bis Kuning UI selama seharian penuh, Sobat. Udah tahu kamu seringnya berada di fase yang mana? Fase 1? 2? 3? 4? 5? Di fase manapun kamu, jangan lupa untuk taat aturan naik turun Bikun, ya! Tunjukkan kalau kita mahasiswa yang baik di mata Sopir Bikunnya. Kalau di tengah belum penuh, bisa dong di geser. Kalau Sopir Bikun nanya ada yang turun di RIK atau Menwa, bisa dong jawab kalau nggak ada. Intinya, Bikun itu milik kamu bukan hanya kita. Jaga Bikun baik-baik selayaknya jaga diri sendiri. Udah dulu ya, kayaknya kebanyakan ngomong nih. Sebelum kamu tutup halaman ini, ada baiknya kuy share biar bisa mengingatkan tentang pentingnya saling menjaga milik kita, yaitu Bikun. Share ya, share kuy, share dong. Share. Share. Share.