Hasil PEMIRA IKM FIK UI

Setelah pada tanggal 7 Desember 2008, pukul 6.30 WIB bertempat di Student Center FIK UI diadakan perhitungan suara untuk menentukan siapa saja yang terpilih menjadi anggota BPM FIK UI dan siapakah yang mendapatkan amanah besar … Baca Selengkapnya

7 Hal yang Kamu Nggak Tau dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI

Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian kalau mendengar Fakultas Ilmu Keperawatan UI alias FIK UI? Apa yang terlintas di pikiranmu terhadap anak-anak keperawatan UI? Mungkin kalian langsung kepikiran, oh itu fakultas yang banyak ceweknya ya, bibit-bibit perawat, makara biru muda-biru tua-biru muda, dan lain-lain. Oke, sebelum kita bahas tentang FIK lebih lanjut, kenalin, aku satu-satunya penulis AnakUI.com yang dari FIK. Yup!  pertama kalinya dalam sejarah, anak FIK eksis di AnakUI.com, hehe. So, aku mau kasih bocoran ke kalian tentang fakta yang nggak banyak orang tau tentang FIK. Baca sampai habis ya!

1. Awalnya Nggak Termasuk Fakultas di UI

Fakultas Kedokteran UI di Salemba (sumber: indonesiacollege.co.id)

FIK baru terbentuk tahun 1985, yang sebelumnya tergabung dalam Fakultas Kedokteran berupa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK). Sejarah terbentuknya Fakultas Ilmu Keperawatan cukup unik, yaitu melalui perjuangan anak keperawatan itu sendiri. Hal ini juga dipengaruhi oleh tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan untuk lebih baik dan profesional. Pendiri FIK menyadari akan hal itu dan merujuk pada pengembangan tenaga kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

Alasan lain perlu didirikannya Fakultas Ilmu Keperawatan karena ilmu keperawatan merupakan cabang ilmu yang bisa berdiri sendiri dan berbeda dengan ilmu kedokteran. Profesi perawat juga pada dasarnya memiliki perbedaan dengan profesi dokter walaupun kerap dianggap serupa. Berkat perjuangan anak keperawatan dan bantuan beberapa pihak, UI akhirnya membuka Fakultas Ilmu Keperawatan yang sekaligus jadi yang pertama berdiri di Indonesia.  FIK UI memulai babak baru dalam sejarah keperawatan Indonesia.

2. Dulu berseberangan sama Fakultas Teknik

Nurse and Engineer

Eitss… kata “bersebrangan” disini artinya bukan berselisih ya.. tapi maksudnya dulu saat masih di Kampus UI cabang Salemba, gedung FIK berseberangan dengan gedung FT. Kalian pernah denger nggak sih kalau ada rumor anak keperawatan sama anak teknik tuh jodohan? Tau nggak alasannya kenapa? Mungkin gara-gara gedungnya deketan jadi ada cinlok di antara mereka, haha. Anggapan kalau anak FIK jodohnya anak FT bisa relate sama sejarah yang satu ini. Dari segi populasi juga klop banget, yang satu kelebihan wanita, yang satu kelebihan pria.  Entah kalau sekarang, karena jarak telah memisahkan kita di UI depok, tapi jodoh nggak akan kemana kok.  Ups, Just Kidding 😊

3. FIK: Fakultas Ilmu Ke-perempuan-an

Hayoo… coba hitung berapa cowok di sini? (sumber: dokumentasi penulis)

Ini pelesetan FIK yang relate banget sih, emang fakta menunjukan bahwa cowok di FIK tuh langka banget.  Populasi kaum adam dan hawa bisa berbanding 1:20! Bayangin aja,  satu angkatan palingan cuman 5 – 7 cowonya, paling banyak  itupun 10.  Jadi, cowok FIK tuh otomatis bakal jadi tipe cowok yang selalu dikelilingi wanita, haha. Kita punya sebutan sendiri buat memanggil para cowok ini yaitu fikcow.

Fikcow #1 (sumber: dokumentasi penulis)

Kebiasaan fikcow ini sukanya bergerombol dan regol (registrasi online) kelas mata kuliahnya janjian. Fikcow juga sering jadi sasaran tunjuk jadi siepend atau ketua terutama di awal masa ospek. Fikcow juga pastinya sangat diandalkan dalam hal pengangkutan barang saat acara organisasi.

Fikcow #2 (sumber: dokumentasi penulis)

Tapi perlu diingat nih, Ilmu keperawatan bukan hanya cocok untuk cewe loh, cowo juga bisa banget belajar tentang keperawatan. Di dunia kerja, jadi perawat tuh harus kuat dan tahan banting. Untuk pasien tertentu seperti pasien stroke, pasien post-operasi, pasien lansia dan lain-lain,  perawat perlu membantu mobilisasi pasien, menuntun pasien bahkan mengangkat pasien ke ranjang ruang rawat, nah disini tenaga perawat cowok dibutuhkan banget.

4. Nggak Hanya Belajar Kesehatan

Nurses are the heart of healthcare~(sumber: dokumentasi penulis)

Kalau kamu berpikir kuliah keperawatan cuman belajar kesehatan,  kamu salah besar. Mata kuliah wajib di FIK bisa dibilang ilmunya cukup komprehensif. Hal ini karena sebagai perawat kita harus merawat pasien secara holistik dengan memperhatikan biopsikososio dan spiritualnya. Jadi, kuliah di keperawatan itu bisa icip-icip bidang ilmu yang lain.

Kita belajar IT melalui mata kuliah Teknologi Informasi Keperawatan (TIK). TIK adalah matkul wajib yang mengajarkan tentang cara dokumentasi asuhan keperawatan dengan sistem digital.  Kita juga diajarkan cara mengaplikasikan Adobe Captivate untuk membuat proyek sederhana. Waktu itu, aku buat proyek edukasi tentang etika batuk dan bersin.

Kita juga belajar kebudayaan lewat matkul keperawatan transkultural.  Kita bahkan sampai homestay untuk mengkaji kebiasaan warga kampung Naga dan kampung Tajur terkait kesehatannya. Anak keperawatan juga sedikit banyak belajar tentang psikologi melalui keperawatan jiwa. Jangan salah, anak FIK juga diajarkan buat jadi pebisnis lewat mata kuliah kewirausahaan jadi bisa banget nih ngejalanin bisnis bareng anak keperawatan. Anak FIK sendiri, dituntut untuk belajar dari enam departemen sekaligus yaitu Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD), Keperawatan Medikal Bedah (KMB), Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Keperawatan Jiwa, dan Keperawatan Komunitas.

Jadi…lulusan FIK UI tuh serba bisa, peluang kerjanya juga ngga hanya jadi perawat di rumah sakit loh.. bisa kerja bisa jadi pebisnis dengan buka klinik pribadi, bisa kerja di perusahaan dengan jadi perawat pekerja, kerja di sekolah jadi perawat sekolah dan sektor kerja lainnya yang butuh tenaga kesehatan.

5. Gampang Jadi Pejabat Organisasi

Pengabdian Masyarakat (sumber: dokumentasi penulis)

Karena anak FIK dikit,  satu angkatan paling 100 orang-an jadi persaingan buat jadi pejabat di organisasi cukup mudah, dari 100 orang itu aja nggak semuanya ikut organisasi. Belum lagi, di FIK kadang sulit menunjuk orang yang mau ambil peran jadi ketua organisasi dan alhasil terkadang hanya ada satu calon. FIK juga hanya punya satu jurusan yaitu ilmu keperawatan yang anak-anak nya itu-itu juga, jadi mau nggak mau harus ada yang maju nyalonin diri jadi ketua atau PO.

Untuk eksis di organisasi tingkat fakultas juga terhitung mudah dan cepat naik jabatan apalagi kalau udah tingkat atas. Oh ya,  budaya di FIK juga suka mendahulukan kakak tingkat untuk memegang peran penting seperti ketua BEM, BPM atau lembaga lainnya. Kita bahkan pernah janjian buat milih temen angkatan sendiri saat pemira anggota independen (AI). Jadi,  kalau nyalon jadi pejabat di FIK mah peluang menangnya besar banget dan sangat didukung. Tapi, bukan berarti yang jadi pejabat FIK tuh nggak memiliki kualifikasi yang bagus ya. Karena anak FIK juga belajar tentang Kepemimpinan dan Manajemen (ManKep), karena diharapkan lulusan FIK bisa menjadi ketua tim maupun kepala ruangan. Kalau kata dosen mankep, anak FIK harus bisa menjadi duta yang mencerminkan citra baik FIK dimanapun ia berada.

6. FIK UI Buka Kelas Berbahasa Inggris

Nametag FIK (sumber: dokumentasi penulis)

Angkatanku kebetulan jadi bahan percobaan kurikulum baru di FIK. Ada 25 orang anak FIK terpilih untuk mengikuti kelas full berbahasa inggris. Hal ini berdasarkan hasil EPT toefl saat mahasiswa baru. Pada tahun 2018, kelas berbahasa inggris pertama kali dibuka. Waktu itu, angkatanku memasuki semester ketiga perkuliahan. Semenjak itu, FIK juga meningkatkan kolaborasi dan kerjasama dengan fakultas keperawatan lain dari universitas luar negeri seperti Belanda, Jepang, dan Austria. Walaupun aku nggak termasuk anak kelas inggris, tetapi FIK juga pernah mengadakan kuliah umum dengan mendatangkan ahli dari luar negeri yang otomatis penyampaian materinya dengan bahasa inggris, jadi aku bisa mencicipi rasanya ikut kelas inggris.

International students (sumber: jetmag.co.nz)

Waktu kelas kewirausahaan, juga sempat kedatangan pelajar keperawatan dari Austria yang sedang melakukan studi banding. Aku sempat diskusi bareng mereka dalam FG (Focus Group). Dengan dibukanya kelas berbahasa inggris, makin membuka peluang untuk memajukan ilmu keperawatan di Indonesia melalui study banding dengan negara lain. Hal ini juga membuka peluang besar untuk meraih impian bagi yang ingin melanjutkan S2 atau spesialis keperawatan keluar negeri.

7. Ada Aturan Berpakaian khusus Anak FIK

Kuliah di FIK (sumber: dokumentasi penulis)

Saat Welmab (Welcoming Mahasiswa Baru), kakak tingkat pasti sudah memberi tau kalau ada aturan berpakaian selama perkuliahan. Aturannya yaitu no kaos, no sandal, no jeans, no transparan, no ketat, dan no legging. Aturan ini nggak cuman berlaku saat ospek, tapi juga berlaku dari awal sampai lulus. Bahkan kalau main ke gedung RIK pas liburan, ada beberapa dosen yang menyuruh tetap menaati aturan ini. Kalau kata dosen, aturan ini dibuat agar mahasiswa terbiasa untuk berpakaian rapi dan menaati aturan berseragam ketika profesi nanti. Seperti yang kita tau, kalau jadi perawat beneran kan harus pakai seragam khusus. Nah, jadi ini nih alasan kenapa kalau main ke RIK dan ketemu anak FIK pakaiannya pada formal dan rapi.

***

Itu dia 7 hal dari banyak hal yang kamu mungkin nggak tau dari FIK. Fakultas yang termasuk mini di UI ini ternyata punya banyak keunikan ya? Bagaimana pendapatmu setelah tahu fakta unik anak FIK? Kalau aku lihat ya, setiap fakultas di UI memang punya ciri khas nya sendiri dan budaya yang unik. FIK  punya budaya fakultas yang ngebikin anak-anaknya punya sifat yang cenderung homogen, menurutmu gimana?

BACA JUGA: Yuk, Intip Warna-Warni Anak RIK dibalik Gedung Putih-nya!

Featured image reference: Instagram @okkfikui

UI: Sebuah Kisah Tentang Mimpi, Belajar, dan Perjuangan

perjuangan masuk ui

UI, siapa sih yang ga kenal kampus satu ini? Kampus impian yang selalu jadi idaman sebagian besar anak SMA. Saat masih duduk di bangku SMA, aku ingat betul bahwa tujuanku setelah lulus harus kuliah di UI. Aku bahkan menempelkan makara fakultas impianku di dinding kamar. Aku berjuang keras selama SMA, belajar dan berusaha mempertahankan peringkatku di sekolah. Aku ingat sekali masa-masa saat aku lelah sehabis perjalanan dari sekolah, lelah belajar, berada di titik jenuh dan lelah berjuang demi meraih kampus impianku. Aku selalu berharap bisa masuk UI lewat jalur SNMPTN undangan.

Memasuki Tingkat Akhir Masa SMA

Saat memasuki tingkat akhir SMA, perjalananku menuju fakultas impian di UI ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Perjuanganku ternyata tidak cukup, aku memang masuk dalam 8 besar paralel di SMA, tetapi takdir berkata lain. Aku merasa menyesal sempat tidak serius saat kelas 12 yang membuat peringkatku turun. Fakultas impianku pun dipilih orang lain yang memiliki ranking lebih tinggi dariku. Setelah pemikiran dan pertimbangan yang cukup panjang aku pun memutuskan untuk merubah keinginanku untuk masuk fakultas tersebut, dan mencari peluang lain.

Cukup sulit memang, melepas mimpi yang sudah direncanakan.

Mendekati hari H pengumpulan berkas, aku mengisi pilihan pertama dengan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) dan pilihan kedua Fakultas Kesehatan Masyarakat jurusan Ilmu Gizi. Aku cukup yakin dengan strategi yang telah kupersiapkan untuk mendapatkan SNMPTN. Akan tetapi, kekhawatiran tidak lulus juga sempat menghampiri pikiranku. Hal itu membuatku mendaftar program bimbel super intensif untuk persiapan SBMPTN. Selama ikut bimbel, aku sempet galau dan kerjaannya nangis karena aku benar-benar belum siap kalau mesti ujian SBMPTN dan semakin menaruh harapan untuk lulus SNMPTN.

Saatnya Tiba !

Selang dua minggu, aku belajar SBMPTN, pengumuman hasil SNMPTN pun keluar. Aku membuka laman SNMPTN dengan perasaan campur aduk, tapi Alhamdulillah-nya aku keterima di FIK UI. Jujur, perasaanku saat itu setengah bahagia, lega karena lulus UI tapi kurang senang karena itu bukan fakultas impianku. Kini, setelah aku berhasil lulus dan menjadi mahasiswi aktif UI selama kurang lebih 6 semester, perspektif ku tentang kampus kuning ini berubah.

UI, seharusnya bukan menjadi tujuan tetapi barulah awal dari perjuangan.

Awal perjuangan ~ (sumber: )

Pengalamanku selama menjadi mahasiswi UI, membuatku menyadari banyak hal. Selama kuliah di UI, kadang aku merasa kurang percaya diri karena merasa bukan siapa-siapa dan banyak sekali orang yang lebih pintar, hebat dan sukses. Akan tetapi, hal itu pula yang memacuku agar menjadi orang hebat yang dapat menginspirasi banyak orang seperti mereka.

Menjadi Mahasiswa UI

Menjadi mahasiswa UI, bukan semudah yang dibayangkan. Setidaknya itu yang aku rasakan selama kuliah di FIK UI.  Aku harus pintar membagi waktu dan punya tujuan. FIK UI punya sistem super ketat yang membuat aku harus disiplin dan punya manajemen waktu yang baik. Tuntutan dosen yang selalu membuat deadline tugas super singkat, membuatku benar-benar ditempa oleh ilmu. Bahkan semakin tinggi tingkat semester, deadline tugas semakin tidak “manusiawi”. Meskipun semua itu kadang menjadi stressor, hal itu membuatku selalu berupaya untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat. Tak heran, kalau sistem ini yang mungkin menjadikan mahasiswa UI berbeda dari yang lain. Mungkin ini juga alasan UI layak disebut kampus terbaik di Indonesia.

Pengenalan Sistem Akademik FIK 2017. Sumber: @okkfikui

Berdasarkan QS Asia university ranking 2020, UI mendapatkan peringkat pertama dengan skor 58,9 di Indonesia. Fakta itu membuatku semakin terpacu untuk giat belajar sehingga bisa lulus dari universitas terbaik bangsa. UI, membuatku belajar tentang banyak hal, bukan hanya perihal akademis tetapi juga non-akademis. Lebih jauh bahkan, pengalamanku berjuang meraih UI, bertahan, dan lulus dari UI merupakan pembelajaran hidup yang berharga. Pengalaman itu mengajarkanku tentang arti bersyukur, berjuang keras, berani bermimpi, dan pantang menyerah.

Belajar Bersyukur

Aku belajar bersyukur saat aku tidak diterima di fakultas impian dan merasa berusaha untuk menerima takdir Nya. Toh, aku juga akhirnya merasa pelajaran di FIK lebih cocok buat aku. FIK UI juga termasuk salah satu fakultas keperawatan terbaik di Indonesia dengan predikat A. Tidak diragukan lagi, FIK UI juga telah mencetak lulusan-lulusan terbaik. Bahkan guru besar keperawatan kebanyakan merupakan alumni FIK UI. Menurut Humas FIK (2017), setidaknya ada enam profesor keperawatan yang merupakan alumni FIK UI. Hal itu yang membuatku bersyukur bisa diterima di fakultas ini, dan belajar banyak hal mengenai keperawatan langsung dari dosen-dosen terbaik.

Aku belajar berjuang keras dari pengalamanku bertahan dan menjalani kehidupan di kampus kuning ini. Aku belajar untuk berani bermimpi saat aku memilih UI sebagai kampus yang akan aku tuju sejak awal SMA. Aku belajar pantang menyerah saat aku berjuang melalui semua problematika di kampus ini. UI mengajarkanku bahwa, pejuang sejati adalah mereka yang tidak pernah pantang menyerah untuk meraih mimpi besarnya.

UI adalah kampus perjuangan dan hanya pejuang tangguh yang mampu lulus dengan predikat terbaik.

Pengalaman Masuk FIK UI
Angkatan FIK UI 2017

BACA JUGA: Kisahku Perjuanganku Menuju UI (Tugas OKK UI 2012)

Referensi

CNN Indonesia. (2019). 10 Universitas Terbaik Indonesia Versi QS Asia Ranking 2020. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191204151621-284-454085/10-universitas-terbaik-indonesia-versi-qs-asia-ranking-2020

Humas FIK. (2017). Prof. Yati Afiyanti, Guru Besar ke-6 FIK UI yang Peduli Kesehatan Perempuan. Diakses dari https://nursing.ui.ac.id/prof-yati-afiyanti-guru-besar-ke-6-fik-ui-yang-peduli-kesehatan-perempuan/

 

Yuk, Intip Warna-Warni Anak RIK dibalik Gedung Putih-nya!

Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) mungkin terdengar sedikit asing di kalangan anak-anak mahasiswa universitas lain, tapi tidak untuk kampus kuning Universitas Indonesia. Secara akademik, UI sendiri sebenarnya terbagi ke dalam tiga rumpun ilmu besar yaitu saintek, soshum, dan kesehatan. Rumpun Ilmu Kesehatan ini memang sengaja dibedakan dengan ilmu saintek yang mana terdiri dari 5 fakultas kesehatan, yaitu: Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Ilmu Keperawatan. Kelima fakultas tersebut sekarang berkumpul di satu gedung besar RIK dan seringkali berintegrasi bersama dalam pembelajarannya.

Nah, kalau berkunjung ke gedung RIK otomatis kamu akan menemui anak-anak RIK dari berbagai fakultas. Hal itu tentunya tak jarang membuat kita susah membedakan dari fakultas mana mahasiswa itu berasal. Padahal itu cukup penting lho kalau misalkan kalian berniat untuk stalking cogan atau cecan (cewek cantik) RIK. Nah, anakui.com mau kasih bocoran tentang tipe-tipe anak RIK buat kamu berdasarkan hasil survey kecil beberapa anak ui.

 

Fakultas Kedokteran

Cadok (via bunchoffeeling)

Mahasiswa kedokteran di universitas manapun memang selalu jadi idaman di kampusnya, apalagi kalo FK UI. Nah anak FK di UI itu sebenarnya mudah banget lho untuk dikenali. Anak-anak FK ini biasanya selalu berpakaian rapi, celana bahan, tampilannya super bersih, dan biasanya selalu memakai name tag makara hijau di dada mereka. Udah kayak dokter-dokter di rumah sakit aja ya, gengs! Selain itu, anak FK itu selalu kelihatan yang paling rajin. Walau nggak semua anak FK itu bawa buku tebel, tapi at least gadget mereka berisi buku-buku anatomi dan lain sebagainya. Jadi, jangan heran kalau kebanyakan anak FK emang mukanya agak lebih serius dan kalem dari anak-anak fakultas RIK lainnya. Tapi jangan salah, banyak juga lho anak FK yang cerewet abis!

 

Fakultas Kedokteran Gigi

Mahasiswa FKG UI dengan alat-alat andalannya (via provoke-online)

Nggak kalah rajin dari anak FK, anak-anak FKG juga merupakan mahasiswa-mahasiswa terajin di RIK. Masih sama bersih dan rapinya, anak FKG memang lebih banyak senyum. Mungkin karna unjuk gigi kali ya (?) Nah, bedanya dengan anak FK, anak FKG biasanya lebih cengegesan. Tapi, mereka tetap jago dalam hal belajar dan menghapal anatomi, terutama anatomi mulut dan gigi. Memang seringkali cukup susah untuk membedakan anak FK dan FKG karena kebanyakan memiliki tipikal yang hampir sama.

 

BACA JUGA: Artikel ini Membantu Kamu Menjawab Pertanyaan, “Anak FK Masih Sering Bolak-Balik Depok-Salemba nggak Sih?

 

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Teman-teman FKM UI dengan ciri khas warna ungu nya (via anakui.com)

Turun aksi? Anak FKM jagonya! Fakultas ungu ini memang agak sedikit berbeda dengan fakultas-fakultas lain di RIK. Mungkin karena ilmunya yang lebih sosial daripada fakultas-fakultas lainnya kali ya. Anak FKM yang mayoritas perempuan ini, dibandingkan dengan fakultas di RIK lainnya terbilang lebih santai. Tidak semua berpakaian rapi ala anak RIK yang diwajibkan menggunakan pakaian bahan. Kalau kamu main ke RIK dan menemukan anak-anak dengan bawahan jeans atau menggunakan kaos, sudah pasti itu anak FKM. Selain itu, biasanya anak FKM adalah para ukhti berhijab yang sholehah nan anggun. Anak FKM biasanya juga lebih berisik dibanding anak-anak RIK lainnya.

 

Fakultas Farmasi

Fakultas Farmasi Berprestasi (via uiupdate)

Butuh obat pelipur lara? Kalau ini cuma anak farmasi yang punya. Fakultas Farmasi ini bisa dibilang punya proporsi yang seimbang antara mahasiswa dengan mahasiswinya. Nah, anak farmasi ini juga terbilang anak-anak yang terlihat santai di RIK. Masih sesuai dengan penampilan anak RIK, anak farmasi biasanya selalu terlihat rapi. Sayangnya, anak-anak farmasi memang seperti jarang terlihat di kawasan RIK. Mungkin mereka sibuk mengobati hati yang terluka.

 

Fakultas Ilmu Keperawatan

Kaka-kaka perawat FIK ramah-ramah banget ya (via okkmabimfikui2016)

Last but not least, fakultas yang siap merawatmu 24 jam setiap hari, yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan. Fakultas yang mahasiswanya rajin bawa-bawa box P3K, alat-alat kesehatan, dll ini memang sedikit banyak mudah dikenali. Ngomong-ngomong, FIK ini jadi saingan FKM lho, karena sama-sama sedikit mahasiswa cowoknya. Nah, anak-anak FIK ini biasanya kalem-kalem dan sabar-sabar. Mungkin karena mereka nantinya akan menjadi perawat-perawat handal yang harus menghadapi kegalauan hidupmu kali ya.

 

BACA JUGA: Kira-Kira Seperti Apa ya Kalau Awkarin Beneran jadi Anak FKUI?

 

Itu tadi tipe-tipe anak RIK UI ala anakui.com. Satu hal yang paling gampang banget sih untuk membedakan anak RIK dengan fakultas-fakultas lainnya di UI adalah pakaian mereka yang rapi dan formal. Nah, sekarang pasti sudah bisa memastikan dong anak fakultas mana yang kalian incer tadi. Semoga tipe-tipe tadi mencerahkan pilihan anda ya! Happy stalking!

Game Pencegah Diare ini Buatan Mahasiswa UI, Lho!

“Game Pencegah Diare? What?! Emang ada ya game pencegah buat penyakit pencernaan macam gitu? Terus emang bisa kita main game untuk mencegah datangnya diare?”

Pertanyaan-pertanyaan umum seperti itu pasti banyak banget. Akan tetapi pada kenyataannya game ini memang ada loh guys! Siapa penciptanya? Kita patut berbangga nih sebagai mahasiswa UI, karena penciptanya merupakan mahasiswa doktoral (S3) Fakultas Ilmu Keperawatan UI! Yap, Arbianingsih, doktor ke-49 FIK UI itu menciptakan game edukasi “Arbicare” untuk meningkatkan perilaku sehat cegah diare pada anak usia prasekolah.

Arbianingsih, mahasiswi S3 FIK UI yang sekarang resmi menjadi Doktor ke-49 FIK UI (via kabarkampus)

Penemuannya dipresentasikan wanita berkerudung itu dalam disertasinya yang berjudul “Pengembangan Media Intervensi Keperawatan: Aplikasi Permainan Berbasis Android Cegah Diare (Arbicare) dan Efektifitasnya dalam Meningkatkan Perilaku Sehat Anak Prasekolah” pada 30 November lalu, di Gedung Pendidikan dan Laboratorium FIK UI, Depok.

Arbianingsih memilih topik penelitian itu karena dilatar belakangi keprihatinannya dengan penyakit yang juga menyumbang banyak kematian pada balita di negara berkembang. Fyi, menurut data Kementerian Kesehatan RI pada 2011, kematian disebabkan diare berada di posisi utama. Sebab itulah, Arbi ingin memberikan sumbangsih di bidang kesehatan dikolaborasikan dengan teknologi, setidaknya dalam upaya pencegahan penyakit pencernaan tersebut.

 

BACA JUGA: Pertanyaan-Pertanyaan Nggak Penting yang Suka Keluar Pas Lagi Sidang Skripsi

 

Tampilan game Arbicare (via timesindonesia)

Game Arbicare sendiri merupakan game berbasis Android dengan genre Role Play Game (RPG) yang terdiri atas tokoh utama berupa anak usia prasekolah. Permainan itu memuat aktivitas dan edukasi perilaku pencegahan diare, berupa cuci tangan menggunakan sabun, praktik makan yang bersih juga bergizi seimbang. Durasi permainan game tersebut selama 25 menit disesuaikan dengan dosis waktu yang efektif untuk meningkatkan perilaku dan untuk mencegah kecanduan bermain game pada anak.

Tokoh utama dalam game yang dimainkan harus memenuhi kebutuhan dasar anak secara seimbang, yaitu kebutuhan nutrisi, personal hygiene, bermain, dan istirahat tidur. Selain itu juga anak diajarkan bagaimana praktik makan yang bersih dengan menggunakan kombinasi video di dalam game.

Dalam pembuatan game itu, wanita 33 tahun ini tak sendirian. Ia menggandeng developer game asal Makassar untuk ikut membantu. Berbagai petunjuk dibuat biar anak-anak bisa paham dan menyenangkan. Cara kerja game untuk menarik anak-anak bisa paham dan berperilaku sehat adalah dengan memaparkan berbagai informasi hidup sehat, bersih, dan makan makanan bergizi.

Setelah disempurnakan sedemikian rupa, Arbi langsung mengimplementasikan penelitiannya ke anak prasekolah. Anak-anak itu diintervensi selama 25 menit, dua kali seminggu, dan dalam lima minggu berturut-turut. Hasilnya menggembirakan! Pengetahuan, aplikasi dan perilaku sehat anak meningkat. Arbi juga berencana mematenkan game buatannya itu biar nggak kecolongan sama orang-orang plagiat yang merajalela.

 

BACA JUGA: Seminar Kesehatan Nasional: Apa Kabar Jaminan Kesehatan Nasional?

 

Nah, membanggakan, bukan? Semoga dengan adanya game yang dibuat Arbi ini bisa menjadi awal mula peningkatan kesehatan buat anak-anak prasekolah ya, guys! Jangan lupa sebarkan artikel ini ke akun Facebook, Twitter, dan Line kalian biar bisa nyicipin game yang ramah anak dan kesehatan ini!

Nursing In Action 2013

Nursing In Action merupakan rangkaian acara perlombaan kesehatan dan seminar/workshop tingkat nasional yang berlangsung pada 16-26 Oktober 2013. Grand Opening Nursing In Action akan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2013 di lapangan FIK UI Depok. … Baca Selengkapnya

Islamic Nursing Festival 2012 (Inufest_2012) FIKUI

Islamic Nursing Festival (I-Nufest) merupakan salah satu acara nasional yang diselenggarakan oleh Ilmy FPPI FIK UI. Dengan tagline “Islam Membawa Profesiku Memancarkan Keindahan”, I-Nufest 2012 bertujuan untuk Menyemarakkan dunia Keperawatan Islam dalam kancahNasional sehingga mahasiswa keperawatan dapat berunjuk gigi … Baca Selengkapnya

NERSVAGANZA 2011

ILMIKI bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia  (BEM FIK UI) untuk melaksanakan suatu kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan jiwa kompetisi mahasiswa keperawatan se-Indonesia dalam kegiatan Nersvaganza. Nersvaganza merupakan kegiatan yang … Baca Selengkapnya

FIK UI Tidak Merayakan Valentine?

Kawasan kampus Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia memang tidak dihiasi dengan pernak-pernih berwarna merah muda atau gambar berbentuk hati pada bulan Februari ini. Hal ini menunjukkan bahwa seakan-akan FIK UI tidak ingin ikut merayakan keindahan … Baca Selengkapnya