Lomba Ilmiah Mahasiswa Sosial Politik Universitas Indonesia (LIMAS UI) 2009
“Membangun Karakter Bangsa: Kenali Dirimu, Bangun Indonesiamu”
Lomba Ilmiah Mahasiswa Sosial Politik Universitas Indonesia (LIMAS UI) merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Keillmuan BEM FISIP UI. LIMAS UI tidak hanya merupakan sebuah ajang kompetisi ilmiah bagi mahasiswa FISIP UI, tetapi juga merupakan sebuah ajang kompetisi berskala nasional yang dikemas secara menarik dan edukatif.
Kali ini, Ikatan Alumni (ILUNI) FISIP UI bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) Universitas Indonesia kembali menggelar acara FISIP FUN FAIR 2009 dengan tema Evergreen. Acara ini diadakan pada hari Sabtu, 17 Januari 2009 pukul 07.00 – 19.30 WIB, bertempat di Area Parkir FISIP UI Depok. Acara yang dibuka oleh Dekan FISIP UI, Prof Dr. Bambang Shergi Laksmono M.Sc, ini diselenggarakan dengan maksud untuk membangun kekerabatan antara seluruh unsur di FISIP UI yaitu mahasiswa, dosen, karyawan, dan para alumninya. Dengan tema Evergreen, penyelenggara juga bermaksud mengajak pengunjung yang hadir untuk lebih cinta dan peduli dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Membangun Karakter Bangsa: Kenali Dirimu, Bangun Indonesiamu”
Lomba Ilmiah Mahasiswa Ilmu Soisla dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (LIMAS UI) merupakan acara tahunan yang diselenggarkan oleh Departemen Keillmuan BEM FISIP UI. Pada LIMAS UI terdahulu, kami berhasil menghadirkan seminar dengan pembicara-pembicara ternama di antaranya Juwono Sudarsono, Andrea Hirata, serta Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kini LIMAS UI 2009 kembali hadir dengan mengusung tema Membangun karakter bangsa. Sebuah tema yang kami pilih Karena keprihatinan melihat kondisi bangsa ini. Masalah yang menimpa negeri ini, diantaranya korupsi, hanyalah pucuk masalah yang berasal dari kualitas pribadi atau karakter manusia yang buruk.
Dalam rangka merayakan hari jadi FISIP UI yang ke-40, ILUNI FISIP UI dan BEM FISIP UI menyelenggarakan acara FISIP FUN FAIR 2009 yang merupakan suatu rangkaian kegiatan selama satu hari penuh dimana seluruh acara yang disajikan ditujukan untuk lebih mengeratkan hubungan antara seluruh elemen yang ada di FISIP UI dengan alumninya.
Disamping itu acara ini juga diharapkan dapat membangun kepekaan sosial dan kepedulian lingkungan masyarakat dengan kegiatan Bakti Sosial serta Program Pengolahan Sampah. FISIP FUN FAIR akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 17 Januari 2008 bertempat di lapangan parkir FISIP UI Depok mulai pukul 7 pagi hingga pukul 7 malam.
LIMAS (Lomba Ilmiah Mahasiswa Sosial dan Politik) adalah event tahunan FISIP yang kali ini jatuh pada bulan Maret 2008. Dengan tema umum “Memaknai Globalisasi: Indonesiaku kini, Indonesiaku kelak” LIMAS mempersembahkan empat acara utama yaitu:
1. Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI)
2. Lomba Debat
3. Lomba Esai
4. Global Photography Exhibition(GPE) atau lomba fotografi.
Pemilihan Umum Raya 2016 telah menemukan pemenangnya. Ketua dan Wakil Ketua BEM UI periode 2017 telah siap dilantik, setelah pemungutan suara yang digelar di Aula Utama Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI selesai dilaksanakan pada Selasa (13/12) lalu. Hasilnya, pasangan nomor urut dua, M. Syaeful Mujab dan Yoga Prawira resmi terpilih menjadi pemucuk jabatan tertinggi organisasi mahasiswa kampus kuning dengan perolehan suara sebesar 7.352.
Dengan selisih 3.467 suara, pasangan yang memiliki tagline #MenyelamYuk ini berhasil menumbangkan suara pasangan nomor urut satu, Fauzan Budi Prasetya dan Ardan Aziz yang hanya mampu meraih 3.885 suara. Demikian, Mujab-Yoga telah resmi menjadi Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia di periode mendatang. Ngomong-ngomong, kalian sudah kenal belum sama mereka? Milih mereka, bukan karena gantengnya, kan? Atau kenal kulit luarnya saja?
Ketua
Ketua BEM UI 2017 terpilih (via Official Line Menyelam Yuk!)
Bernama lengkap Muhammad Syaeful Mujab, pria bertubuh ideal ini jagoannya FISIP UI untuk menempati pucuk pemerintahan organisasi mahasiswa kampus kuning kita tercinta. Pria yang cukup aktif dalam berbagai kegiatan, baik ketika masih bersekolah maupun berkuliah, ini selalu menempati posisi strategis di organisasi yang diikutinya.
Organisasi seperti OSIS, Forum Osis Nusantara, dan Gramuda Sabudarta Indonesia Jawa Tengah pernah diampunya semasa sekolah. Sementara itu, masa kuliahnya sebagai mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, Mujab selalu menjadi bagian Badan Eksekutif Mahasiswa, baik fakultas maupun universitas, di antaranya ia pernah menjadi Staf Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FISIP UI 2014, Deputi/Wakil Kepala Departemen Kajian Strategis (Kastrat) di BEM UI 2015, dan Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI 2016.
Pria yang pernah bersekolah di SMAN 1 Slawi, Tegal, Jawa Tengah itu juga gemar menunjukkan kesukaannya di bidang politik dengan mengikuti berbagai perlombaan debat politik, salah satunya menjadi juara pertama di Kompetisi Debat Politik dan Pemerintahan Nasional di UGM pada 2015 lalu. Dengan pengalamannya di bidang organisasi dan pemerintahan serta politik, pria yang juga melakukan kegiatan magangnya sebagai Staf Anggota DPR RI, Oktober lalu itu kini mendapatkan kepercayaan para mahasiswa UI menduduki pucuk tertinggi pemerintahan organisasi internal kampus perjuangan.
Wakil Ketua
Wakil Ketua BEM UI 2016 terpilih (via Official Line Menyelam Yuk!)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Konsentrasi Sastra Jawa angkatan 2013 yang terpilih menjadi Wakil Ketua BEM UI periode 2017 itu bernama lengkap Yoga Prawira. Yoga mewakili FIB sebagai jagoan pemucuk Badan Eksekutif Mahasiswa mendampingi Mujab. Pria berkumis tipis, dengan tubuh ideal itu telah aktif sebagai organisator sedari awal mengikuti perkuliahan di UI.
Dua tahun berkuliah, ia terpilih menjadi Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan BEM FIB UI 2015, serta Kepala Departemen Sosial Masyarakat BEM UI 2016. Tidak hanya itu, pria kelahiran Tangerang 22 tahun lalu itu juga terlibat dalam Forum Nasional Sosial Masyarakat DKI, Jabar, Banten 2016 sebagai Koordinator Wilayah.
Mujab-Yoga di RIK (via Official Line Menyelam Yuk!)Mujab-Yoga berkunjung ke FKUI Salemba (via Official Line Menyelam Yuk!)Mujab-Yoga berkunjung ke Fakultas Hukum (via Official Line Menyelam Yuk!)Mujab-Yoga berkunjung ke Fasilkom (via Official Line Menyelam Yuk!)
Nah, sudah kenal dengan para pemucuk kepemimpinan tertinggi lembaga kemahasiswaan kita? Semoga mereka bisa membawa BEM UI tahun depan ke arah yang jauh lebih baik ya. Jangan lupa bagikan artikel ini ke Akun Facebook, Twitter, dan Line kalian agar lebih banyak yang kenal dengan para nahkoda eksekutif kita!
Beberapa hari yang lalu anakui.com lewat official account sempat menanyakan pendapat temen-temen mengenai stereotype apa aja sih yang terbentuk di mahasiswa-mahasiswanya mengenai fakultas-fakultas yang ada di UI? Nah, kali ini anakui.com akan mengelaborasi mengenai hal tersebut, memadukannya menjadi satu, biar stereotype tersebut makin melekat di masyarakat. Gak deng, biar stereotype tersebut kalo baik ya semoga tambah berfaedah, kalo buruk ya semoga pergi jauh-jauh. Hehehehe.
Yuk, langsung aja dibaca!
FIB
“Yaelah lo mah enak FIB belajar bahasa doang! via pujiekalestari
Nah, dari sekian banyak pesan yang masuk, yang curhat mengenai FIB ini paling banyak. Kenapa, ya? Mungkin paling banyak terkena stereotype masyarakat kali, ya? Atau karena gak ada kerjaan saking santainya makanya nge-chat mulu? Entahlah. Katanya, anak FIB itu tukang pesta, rokok di mana-mana, gak ada dua anak yang rambutnya sama (lol, mungkin semuanya warna-warni rambutnya), dan selalu ada baazar! Bener sih, beberapa kali dalam sebulan kalo kamu lewat FIB pasti nemuin aja tuh tenda tenda makanan bertebaran.
Dan yang paling sering dibilang orang-orang adalah…
Katanya, anak muda banget lah pokoknya kalau FISIP via bem.fisip.ui.ac.id
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini melekat dengan mahasiswanya yang keren-keren, nyentrik, super kritis akan masalah sospol di sekeliling kita, tapi sayangnya… males-males. Ah masa iya semuanya males sih? Bener gak tuh? Tapi ya kalo diliat-liat, anak FISIP tuh kayanya paling menikmati masa-masa kuliah di kampus deh, anak muda banget lah pokoknya.
FKM
Fakultas Kebanyakan Muslimah/Fakultas Kurang Mas-Mas via nohanarum
Sering dipelesetin jadi Fakultas Kebanyakan Muslimah/Fakultas Kurang Mas-Mas. Yak, katanya sih emang kebanyakan ukhti-ukhti di sini. Eh tapi gak juga kok, banyak juga yang gak kerudungan baik cewek maupun cowok (yaiyalah!) Ada juga yang bilang kalo sekarang FKM dibenci perokok wkwkw. Iya, mungkin gara-gara usulan harga rokok yang menjadi Rp50 ribu per bungkus itu merupakan kajian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini kali, ya.
Anaknya sih kata orang-orang pada ambisius semua. Hmm, iya juga sih kalo kita lihat secara sekilas, gak tau kalo kebenarannya gimana. Menurut gue sendiri sih, FEB merupakan salah satu fakultas yang selalu totalitas dalam menyelenggarakan suatu acara; JGTC, contohnya. Bayangin aja, meski bukan merupakan proker BEM UI, di masyarakat udah terbentuk mindset dan stigma bahwa JGTC ini merupakan acara yang khas UI banget, saking megah dan berkelasnya!
Nah empat dulu aja ya, gimana? Biar penasaran dan pada nungguin gitu, hehehehehe. Kalo kamu punya masukan mengenai stereotype fakultas kamu, boleh banget chat di Official Line anakui.com (@tkg4665m). Ditunggu ya!
Kamu tau gak sih? Ternyata di UI itu juga ada jajanan yang enak selain di kantin-kantin fakultasnya. Contohnya aja ada mie ayam di depan FIB ini nih. Eh FIB apa FISIP, ya? FIB kali, kan di depannya persis. Lah, tapi depan parkiran FISIP juga, anak-anak FISIP juga banyak kali yang makan di situ. Ah sudahlah daripada bingung, lebih baik kita baca aja yuk ini dia hal-hal seputar Mie Ayam Sengketa yang wajib kamu tau!
Mie Ayam Sengketa legendaris ini udah ada sejak 1988
Ternyata mie ayam yang legendaris ini udah ada sejak 1988, loh! Pak Wiwit, begitu orang biasa menyapanya, telah memulai awal pekerjaannya sebagai pedagang mie ayam keliling di lingkungan sekitar kampus Universitas Indonesia (UI). Pada awalnya, Pak Wiwit berjualan tidak menetap, yaitu hanya memutari lingkungan kampus UI saja. Rute-rute yang pernah ia lewati mulai dari depan Politeknik (Poltek), FE (Fakultas Ekonomi), Rektorat, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), danau UI, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), hingga di Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) tempat berjualannya saat ini. Pak Wiwit berjualan di FIB sejak tahun 2006, tepatnya di Parkiran atau perbatasan antara FISIP dan FIB, yang kemudian menjadi sengketa karena diperebutkan terus.
Direbutin Terus
Kayak gula yang dikerubuti semut, begitu juga Mie Ayam Sengketa via cikgucemerlang
Ada tiga versi cerita tentang perebutan mie ayam ini. Versi pertama, katanya mahasiswa FISIP beranggapan bahwa mie ayam ini ada di daerah FIB. Jadi, mereka menganggap kalo ini adalah mie ayam FIB. Kebalikannya dengan warga FIB, mereka justru beranggapan bahwa mie ayam ini ada di daerah FISIP, jadi mereka nyebutnya mie ayam FISIP. Bingung, gak? Bingung, sih.
Kalo ditinjau secara letak geografis, mie ayam ini letaknya lebih tepat di FIB, karena emang mangkalnya di parkiran dosen FIB. Tapi mungkin dulu mie ayam ini mangkal di deket parkiran FISIP, makanya warga FIB mengira bahwa mie ayam ini adalah mie ayam FISIP. Nah, loh pindah-pindah.
Versi kedua dari cerita ini adalah katanya saking larisnya ini mie ayam dari dulu, warga FIB sama FISIP sama-sama mengklaim kalau mie ayam ini adalah milik mereka. Mereka merebutkan mie ayam ini dari dulu sehingga akhirnya nama Mie Ayam Rebutan muncul untuk menamai gerobaknya. Akan tetapi, nyatanya mie ayam ini tetep eksis dan makin laris aja tuh dari hari ke hari.
Versi ketiga dari cerita ini adalah masalah lokasi. Denger-denger, lokasi penjualan mie ayam ini letaknya di pinggir jalan dan gak mendapatkan izin resmi untuk berjualan dari Dekanat layaknya penjual-penjual di kantin. Oleh karena itu, timbulah desas-desus bahwa mie ayam ini menjadi dipermasalahkan lokasi penjualannya, makanya sering disebut Mie Ayam Sengketa. Pusing, gak? Terserah mau percaya yang mana.
Merakyat
Semangkok Mie Ayam Sengketa dihargai cuma Rp9.000 via foody
Percaya nggak percaya, ternyata mie ayam yang selalu murah hati dalam memberikan pangsit goreng dan daun bawang ini pada tahun 2011 harganya hanya Rp5.000,00 saja. Sekarang, dengan berjalannya waktu dan melihat lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, mie ayam ini perlahan-lahan naik hingga sekarang mencapai harga Rp9.000,00! Tenang aja, mie ayam ini tetep merakyat kok kalo dibandingin dengan mie ayam mie ayam nun jauh di luar sana. Ada harga ada barang, Bro Sis.
Rasanya yang Khas
Ada banyak yang ngebedain Mie Ayam Sengket beda sama yang lain via foody
Meski ada yang bilang rasanya sama aja kayak mie ayam kebanyakan, tapi ada yang beda dari mie ayam yang satu ini. Selain harganya, mie ayam ini juga memberikan sensasi tersendiri: ayamnya yang super banyak dan menggugah selera, daun bawangnya yang masih hijau fresh from the oven, serta pangsit gorengnya yang kecil-kecil justru bikin teksturnya makin kriuk-kriuk. Oh iya! Satu lagi yang gak boleh ketinggalan, ya mienya dong; memiliki rasa yang khas banget dan gak bikin eneg. Bingung? Cobain aja langsung ya. Buat kamu yang gak terlalu tertarik sama mie ayam dan malah suka yang agak manis, di sini juga ada mie yamin. Wajib dicoba loh semuanya!
Ngantre Sembako
Biar gak sedih dan ngantre, nunggu dari Subuh via bintaelmamba
Yup, dikarenakan harganya yang pas banget buat kantong mahasiswa serta rasanya yang sangat khas, maka jangan heran kalo banyak banget yang mau nyobain mie ayam sengketa ini. Kalo kamu gak mau keabisan, silahkan dateng saat Subuh dan tungguin di depan FIB deket parkiran FISIP, ya! Pasti gak akan keabisan dan gak perlu nunggu lama.
Nomaden
Ilustrasi Mie Ayam Sengketa yang gak pernah menetap di satu tempat via kaskushootthreads
Dalam catatan sejarah, mie ayam yang penuh dengan sengketa ini pernah mengalami beberapa kali perpindahan lokasi berjualan; di depan parkiran FIB-FISIP yang sering diperebutkan itu, pindah lagi ke deket pos satpam deket gedung X, dan kemudian pindah lagi di dalam gedung IX secara tiba-tiba dengan akses yang lebih mudah. Banyak kemisteriusan dan kejutan yang dilakukan oleh Mie Ayam Sengketa ini.
Pelita dalam Kegelapan
Pelita dalam Kegelapan via foody
Eits, maksudnya bukan berarti mie ayam ini bisa glow in the dark, ya. Lebih tepatnya karena Mie Ayam Sengketa ini baru buka setelah Magrib, otomatis lampu teploknya akan terlihat mencolok banget ditambah dengan orang-orang yang ngantre buat makan di situ. Dijamin langsung jadi pusat perhatian dan gak akan ketakutan kalo malem-malem lewat depan FIB UI karena ada mie ayam ini yang selalu meramaikan suasana.
Langka!
“Duh, mie ayam sengketa belum dateng-dateng,” via suaramahasiswa
Sepertinya cuma tinggal satu di UI penjual mie ayam yang masih menggunakan gerobak seperti ini serta kualitasnya gak kalah jauh dari mie ayam kebanyakan. Kalo pun ada lagi, paling juga tukang gorengan di Stasiun UI atau abang-abang sekoteng di FTUI menjelang tengah malem, itu pun tergolong makanan ringan. Coba silakan jalan malem-malem keliling UI deh, nanti kalo nemu tukang jualan serupa lagi baru kasih tau admin di kolom komentar, ya! Melihat kelangkaan Mie Ayam Sengketa ini, mari kita ramai-ramai makan di sana dan lestarikan bersama! Gak ada ruginya kan? Dompet riang, perut senang!
Gimana? Nambah lagi dong pengetahuan kamu tentang kampus sendiri? Buruan juga cobain Mie Ayam Sengketa ini selama kamu masih jadi civitas academica Universitas Indonesia, jangan sampe nyesel ya! Kalo ada hal-hal yang ingin kamu tuangkan tentang UI maupun hal-hal lain, yuk gabung untuk menjadi bagian dari contributor anakui.com!
Percaya gak percaya, fashion yang digunakan setiap orang bisa menggambarkan ciri khasnya. Anak UI juga gak beda jauh sama manusia pada umunya, dari pakaian yang dikenakan, kita bisa langsung mengira-ngira dia anak fakultas apa, IPK nya berapa, bahkan bisa tahu berapa jam waktu tidurnya semalam.
Hal yang simple seperti fashion itu juga bisa dipengaruhi berkat lingkungan sepertemanan dan fakultasnya. Nah, berikut kategori fashion style ala anak UI:
Kemeja Bercelana Semi Bahan
Kemeja Bercelana Semi Bahan via bem.fk.ui
Mungkin pakaian ini terkesan cukup formal buat anak kuliahan, tapi lain halnya kalau untuk anak RIK (Rumpun Ilmu Kesehatan) dan FMIPA. Mereka akan berasumsi bahwa pakai kemeja dan celana semi bahan itu rapi dan wajar karena mereka terbiasa dengan lingkungan fakultasnya yang mewajibkan seluruh mahasiswa untuk pakai pakaian yang rapi.
Kalau jalan-jalan ke fakultas mereka, kita akan lihat warna serupa, ya kebanyakan mahasiswanya selalu pakai gaya yang gak jauh dari itu. Buat perempuan berjilbab, kebanyakan dari mereka selalu pakai hijab ala paling sederhana atau pakai hijab yang benar-benar syar’i. Umumnya baju mereka rapi, gak kusut, dan warna baju didominasi warna pastel.
Kemeja Tambah Celana Jeans atau Denim
Kemeja Tambah Celana Jeans atau Denim via pujiekalestari
Gaya pakaian ini setingkat di bawah formal ala anak RIK. Meskipun pakai kemeja, bawahannya keren dan kelihatannya gaul, kok! Celana jeans sudah jadi style umum, tapi kalau anak UI yang pakai, celana jeans bisa berubah bentuk jadi pakaian yang lebih nyentrik atau lebih pada semi formal. Ada dua jenis style yang dimodifikasi anak UI.
Pertama jeans ketat banget, atasannya kemeja yang gak jauh ketat, pakai sneaker atau flat shoes, dan tas selempang ukuran mini. Bisa diperkiran IPK mereka menembus angka 3 dan jam tidurnya sangat-sangat teratur. Kedua, kemeja yang cukup longgar bersama jeans yang lumayan ketat, dan bagpack ukuran standar. Kalau pakai jenis kedua, bisa jadi dia anak teknik atau Fasilkom dengan IPK di atas 3.
Gaya berikut merupakan gaya yang paling umum digunakan. Kaos yang digunakan ke kampus standarnya kaos berkerah, tapi umumnya anak UI pakai kaos biasa tanpa kerah. Biasanya, sih kalau dosennya request pakai kaos yang sopan, mahasiswa inisiatif buat ngelapisin kaos dengan kemeja yang dijadikan sebagai pajangan. Tapi, kalau dosennya gak peduli dengan kaos apa pun, mahasiswa senang seenaknya pakai kaos belel, dan kadang di belakang kaos ada nama-nama sponsor.
Ada golongan tertentu yang pakai style ala-ala, ada ala-ala orang Jepang, Barat, dan Korea. Biasanya mereka pakai dress rapi dengan polesan bedak dan blush on, atau pakai stocking dengan rok mini ala cosplayer, percaya gak percaya yang kayak gitu ada, loh. Di samping itu, gaya vintage yang kuno juga banyak yang pakai. Anak UI suka memadukan kaos biasa dan rok mini, lalu pakai sepatu kebanggaan seperti merek Converse, Nike, dan Adidas, jadilah vintage style yang lebih simple dan kekinian. Keduanya sama saja, sama-sama dikategorikan sebagai style yang feminin.
Itulah beberapa style yang umum digunakan anak UI. Seru, kan bisa lihat beragam macam gaya dalam satu kampus. Kalau kamu biasa pakai yang seperti apa?
Pernahkah kamu mengurus sesuatu yang berkaitan dengan administrasi di kantor-kantor pemerintahan atau pun nonpemerintah? Ada banyak prosedur dan birokrasi, belum lagi waktu menunggu yang membosankan. Hal ini kemudian membuatmu berpikir, bagaimana caranya mewujudkan good governance dari segi administrasi? Nah, mempelajari Ilmu Administrasi Negara adalah salah satu pintu yang harus kamu masuki supaya pengurusan administrasi di Indonesia ini semakin baik dan rapi.
Deskripsi Umum Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Deskripsi Umum Jurusan Ilmu Administrasi Negara via mirunasays
Program Studi (prodi) Ilmu Administrasi Negara berada di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia. Tujuan dari Prodi Ilmu Administrasi Negara sesuai dengan visi dan misinya, antara lain menghasilkan lulusan yang menguasai teori dan metodologi Ilmu Administrasi Negara agar mampu mengaplikasikannya dalam dunia administrasi secara global. Selain itu, lulusan prodi ini juga diharapkan mampu mendefinisikan kebijakan makro dan mikro pemerintahan dalam dunia administrasi sehingga membentuk sistem yang terintegrasi, dan mampu mengembangkan konsep administrasi, sehingga dapat menjawab permasalahan yang semakin berkembang. Dengan kata lain, kamu adalah perantara antara pemerintahan yang membuat aturan sistem administrasi dan masyarakat yang menjalankan aturannya.
Administrasi negara adalah sebuah proses yang dilakukan oleh perorangan atau organisasi yang berkaitan dengan implementasi atau pelaksanaan peraturan dan hukum yang dikeluarkan oleh pemerintahan, baik dari badan legislatif maupun eksekutif. Tidak hanya itu saja, dalam prosesnya dibutuhkan kepiawaian manajemen organisasi publik. Administrasi negara yang sehat untuk mewujudkan good governance memerlukan manajemen sumber daya manusia, manajemen pelayanan umum, manajemen kinerja, sistem pemerintah daerah, leadership, kebijakan publik, bahkan administrasi keuangan, akuntansi dan e-government.
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Ini Cocok Bagi Kamu yang…
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Ini Cocok Bagi Kamu yang… via hmadm.ui.ac.id
Buat kamu yang menyukai kerapian dan “kebersihan” dalam proses administrasi sebuah organisasi, baik itu milik pemerintahan dan swasta. Passion kamu ini akan membuat kamu enjoy mempelajari Imu Administrasi Negara. Semua itu biasanya tercermin dalam kepribadian kamu yang rapi, suka mendokumentasikan dan menyimpan arsip atau berkas-berkas penting dengan baik, memiliki kemampuan manajerial yang baik, tidak suka bertele-tele dalam suatu urusan dan menyukai dunia birokrasi yang bersih. Semoga kamu menjadi salah satu dari orang-orang yang memperbaiki sistem administrasi pemerintahan atau sektor privat di Indonesia kelak.
Mata Kuliah, Kurikulum, dan Peminatan
Mata Kuliah, Kurikulum, dan Peminatan
Mata kuliah apa sajakah yang akan kamu pelajari di sini? Program sarjana Departemen Ilmu Administrasi Negara memiliki banyak mata kuliah dari A-Z untuk memperkaya pengetahuan kamu tentang teori administrasi negara dan melatih soft skill yang berguna saat kamu bekerja nanti. Beberapa contoh mata kuliah itu adalah Pengantar Ilmu Administrasi Negara, Sistem Administrasi Negara, Pengantar Perpajakan, Pengantar Teori Organisasi, Ekonomi untuk Administrasi Negara, Pengantar Manajeman, Hukum dan Pembangunan, Birokrasi dan Pemerintahan, Keuangan Negara, Administrasi Pembangunan, Evaluasi Proyek dan Pengambilan Keputusan, Pelayanan Publik, Hukum dan Administrasi Negara, Etika Administrasi, bahkan tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah. See? Betapa komprehensifnya pembahasan tentang Ilmu Administrasi Negara ini. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa lihat sendiri detail mata kuliah yang diberikan di sini: (http://s1adm.ui.ac.id/administrasi-negarapublik/)
Untuk melatih soft skill dan penerapan dari semua mata kuliah yang telah kamu dapatkan, nanti akan ada program magang (internship). Kegiatan ini merupakan praktik dari semua teori yang telah kamu pelajari, sebelum nantinya bekerja dalam pengabdian masyarakat. Dalam Jurusan Imu Aministrasi Negara, terdapat dua peminatan, yaitu pembangunan regional dan sumber daya manusia dalam sektor publik. Pembangunan regional menitikberatkan pada teori dan konsep pembangunan, perencanaan pembangunan, konsep regional, keterkaitan pemerintahan pusat dan daerah, dan pembahasan antara aspek sosial dan ekonomi. Sementara sumber daya manusia dalam sektor publik membahas mengenai konsep kepemimpinan, perencanaan strategis, sumber daya sektor publik, dan yang berkaitan dengan legitimasi publik.
Dari semua mata kuliah yang telah diberikan, diharapkan para lulusan memiliki ilmu teori dan praktik yang matang dalam dunia administrasi. Harus memiliki kompetensi intelektual, manajerial, dan etika yang sopan (behavior) serta solutif dalam menyelesaikan permasalahan administrasi publik. Profesi dan karier lulusan sarjana Ilmu Administrasi Negara dapat bekerja di hampir semua sektor administrasi dalam pemerintahan atau pun nonpemerintah. Posisi yang bisa diisi adalah sebagai profesional, analis, konsultan, administrator, peneliti, dosen, politikus, atau anggota Dewan, bahkan manajer sebuah instansi.
Lembaga yang sesuai dengan keilmuan ini antara lain BUMN, BAPPENAS, BAPPEDA, lembaga keuangan, lembaga pelayanan publik atau pun instansi pemerintahan lainnya dan perusahaan swasta. Jangan khawatir, dengan bekal teori dan soft skill yang kamu dapatkan sejak perkuliahan ditambah pembawaan yang meyakinkan akan membuat kamu bernilai saat melamar pekerjaan.
Kampus Lain dengan Jurusan Serupa
Selain di UI, di mana lagi kamu bisa temukan prodi ini?
Berdasarkan data dari Badan Akreditas Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT), terdapat universitas negeri di Jawa Barat dan universitas swasta di sekitar Jakarta yang mendapatkan akreditasi A selain Universitas Indonesia. Univeritas negeri adalah Universitas Padjajaran di Bandung. Sedangkan daftar universitas swasta adalah:
Universitas Prof. Dr. Moestopo
Universitas Nasional
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI)
Biaya Kuliah
Berapa biaya kuliah Ilmu Administrasi Negara UI?
Biaya kuliah sarjana reguler di UI menggunakan sistem Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BPO-B) yang pembayarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan penanggung biaya. BPO-B untuk jurusan ini dimulai dari Rp100.000,00 – Rp5.000.000 tanpa perlu membayar uang pangkal. Sementara untuk sarjana kelas paralel, nilai BPO yang yang harus dibayarkan sebesar Rp8.500.000,00 dan harus membayar uang pangkal sebesar Rp10.000.000,00.
Yuk, mari kita wujudkan sistem administrasi pemerintahan Indonesia yang lebih baik. Salah satu caranya adalah bergabung dengan kami di jurusan Ilmu Administrasi Negara. Mana nih, emoticon kedip-kedip mata?
Komunikasi adalah satu hal yang pasti dilakukan oleh berjuta orang di dunia. Lalu, kenapa harus ada Jurusan Ilmu Komunikasi UI? Ternyata jurusan ini termasuk jurusan papan atas yang banyak dicari oleh anak SMA. Termasuk kamu. Iya, kamu. Jurusan ini memang unik dan penting. Sejak dulu, nenek moyang kita berkomunikasi dengan berbagai cara dan gaya. Mulai dari gaya paling sederhana, tulisan yang paling sederhana, melalui media yang juga sangat sederhana. Namun, perkembangannya sungguh dahsyat hingga sekarang.
Komunikasi adalah ilmu dan seni menyampaikan pesan. Komunikasi juga salah satu bentuk bahasa yang lentur. Tidak akan sama caranya berkomunikasi kepada orang yang lebih tua dan dengan teman sebaya. Untuk itulah, Ilmu Komunikasi diperlukan. Ilmu ini diperlukan agar pesan bisa sampai dengan baik, sesuai dengan sumbernya, dan tepat sasaran. Kesalahan pada komunikasi, meski sedikit saja, akan fatal bahayanya.
Contohnya, betapa banyak pasangan yang harus putus cinta dikarenakan hal ini saja? Eh, omong-omong ini nggak membuka luka lama kamu yang belum kering itu, kan? Oke, kembali lagi pada Jurusan Ilmu Komunikasi. Kamu pasti sudah tahu, kan? Universitas Indonesia adalah tempat yang sangat cocok bagi kamu yang ingin menimba Ilmu Komunikasi ini.
Deskripsi Umum Jurusan Ilmu Komunikasi
Deskripsi Umum Jurusan Ilmu Komunikasi via commdept fisip
Departemen Ilmu Komunikasi UI berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Departemen ini memiliki tujuan utama agar dapat mencetak lulusan terbaik yang berkualitas dari segi moral dan intelektual untuk menjadi tenaga profesional dalam bidang Ilmu Komunikasi secara teori dan praktiknya di lapangan. Program sarjana (S1) pada jurusan atau departemen ini memiliki tiga jenis kelas. Kelas reguler yang jalur masuknya melalui SNMPTN, SBMPTN, dan SIMAK UI. Kelas paralel melalui jalur ujian tertulis SIMAK UI dan PPKB, kelas berikutnya adalah kelas internasional (double degree program). Ini adalah link fakultas yang bisa kamu lihat (http://commdept.fisip.ui.ac.id/).
Program sarjana memiliki masa studi 8-12 semester dengan jumlah 144 SKS dengan gelar akademik Sarjana Sosial (S.Sos). Di sini kamu akan belajar banyak hal yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi. Diawali dengan teori-teori dasar, berbagai media dalam komunikasi, manajemen dalam berkomunikasi, pemasaran dan bagaimana produksi pesan melalui beragam jenis media massa. Sudah terbayang kan, bagaimana serunya kuliah dan tugas-tugasnya anak Ilmu Komunikasi UI?
Jurusan Ilmu Komunikasi Ini Cocok Bagi Kamu yang…
Jurusan Ilmu Komunikasi Ini Cocok Bagi Kamu yang… via commdept fisip
Jurusan Ilmu Komunikasi cocok bagi siapa saja yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari dunia komunikasi. Orang yang masuk ke jurusan ini tidak harus orang yang extrovert yang suka dan berani berbicara. Kamu yang pemalu tapi menyukai media di balik layar juga bisa, lho. Komunikasi bukan hanya soal mulut yang berbicara. Apalagi di zaman modern sekarang ini, berbagai jenis media dapat dipakai untuk menyampaikan pesan, bahkan media tanpa suara.
Mata Kuliah, Kurikulum, dan Peminatan
Mata Kuliah, Kurikulum, dan Peminatan via commdept fisip
Semakin disebutkan satu per satu mata kuliah yang dipelajari, pasti akan membuatmu semakin menyukai Ilmu Komunikasi. Kalau ibarat peta, seperti dari Sabang sampai Merauke! Semuanya ada.
Dalam program sarjana Ilmu Komunikasi, pada semester dua mahasiswa akan diarahkan pada 5 jenis peminatan, yaitu jurnalisme, komunikasi media, hubungan masyarakat, periklanan, dan Industri kreatif penyiaran. Dari peminatan tersebut dapat dilihat berbagai bidang penyampai pesan.
Jurnalisme misalnya, di sini akan dipelajari tentang mata kuliah Etika Jurnalisme, Jurnalisme Foto, Jurnalisme Online, Meliput dan Menulis Berita, Berita Radio dan TV. Contoh lain mata kuliahnya adalah Pengantar Ilmu Komunikasi, Pengantar Ilmu Politik, Perilaku Konsumen, Pengantar Periklanan, dst. Tugas-tugasnya pun sangat menarik. Akan lebih banyak praktikum, seperti bagaimana membuat iklan, semacam les gratis fotografi, menjadi penyiar berita, dan banyak hal menarik lainnya.
Prospek Kerja
Ada banyak pekerjaan yang nunggu setelah kamu wisuda via commdept.fisip
Dalam Ilmu Komunikasi terdapat banyak cabang ilmu yang dipelajari dan beberapa di antaranya akan diperdalam lagi melalui program peminatan. Dari banyak cabang ilmu itu pula, tersedia banyak prospek kerja dengan untuk lulusan sarjana Ilmu Komunikasi. Apa sajakah itu?
Broadcaster, kamu bisa bekerja di dunia penyiaran. Bisa menjadi sutradara, produser, reporter, dan posisi lain yang berkaitan dengan dunia penyiaran. Bukan hanya melalui media televisi, tapi juga radio, media massa berupa surat kabar, tabloid, atau majalah. Bidang lainnya adalah menjadi orang yang terjun di bidang jurnalistik. Membuat bagaimana kemasan yang baik agar berita sampai kepada audiens. Menjadi presenter suatu program atau Master of Ceremony (MC) sebuah kegiatan, bekeja di bidang hubungan masyarakat atau public relation sebuah perusahaan, menyusun strategi komunikasi pemasaran, membuat iklan/advertising dan bahkan merintis usaha event organizer (EO). Bukan main banyaknya peluang kerja lulusan Ilmu Komunikasi ini!
Inilah daftar universitas negeri di daerah Jawa Barat dan universitas swasta di sekitar Jakarta. Data ini sesuai dari Badan Akreditasi nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang telah mendapatkan nilai A. Untuk daerah Jawa Barat terdapat dua universitas negeri, yaitu Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor. Sedangkan, universitas swasta di sekitar Jakarta adalah:
Universitas Al Azhar Indonesia
Universitas Bunda Mulia
Universitas Esa Unggul
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Universitas Persada Indonesia YAI
Universitas Prof. Dr. Moestopo, dan
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi LSPR
Biaya Kuliah
Biaya Kuliah komunikasi UI via commdept fisip
Untuk biaya kuliah pada jurusan ini, mahasiswa sarjana kelas reguler membayar BPO-B setiap semesternya berkisar dari Rp100.000,00-Rp5.000.000,00 saja tanpa perlu lagi membayar uang pangkal karena telah disubsidi oleh pemerintah. Sementara kelas paralel membayar BPO sebesar Rp9.500.000,00 dan uang pangkal sebesar Rp11.000.000,00.
Begitulah gambaran tentang Ilmu Komunikasi. Ini baru sedikit saja dari banyak hal seru dan asik dari dunia Ilmu Komunikasi UI. So, tunggu apa lagi? Join with us now, Guys!
BMKG dibantu oleh tenaga beberapa orang melakukan penelitian terhadap tempat parkir di UI. Alasannya? Satu, ya jelas itu salah satu fungsi Badan Mahasiswa Kurang Kerjaan. Dua, tempat parkir di UI ada banyak dan perlu ada pembahasan gak penting dan gak krusial namun informatif mengenai hal itu. Tiga, anak UI beserta jajaran dosen banyak yang bawa mobil, mungkin mereka perlu tau profil tempat parkir di UI biar gak bosen parkir di situ-situ aja.
Langsung aja, gak pake basa-basi: FEB. Parkiran fakultas ini mampu menampung sekitar 300 mobil dalam waktu yang sama. Memang luas parkirannya hampir mirip dengan fakultas tetangga. Namun, dengan jumlah pengguna kendaraan yang jauh lebih banyak, FEB menampung jumlah yang terbanyak. Mobilnya bagus-bagus pula.
Kalau parkiran motor, FMIPA UI jadi juara. Menurut pengakuan Satpam FMIPA, parkiran mereka mampu menampung hingga 500 motor sekaligus. Alhasil, padet macam Pasar Tanah Abang menjelang lebaran. Bahkan sekarang tempat parkir motornya ada dua. Satu di depan, dan satu lagi di belakang. FYI, itu parkiran belakang baru dibikin tahun 2015.
Fasilkom. Saking kecilnya, parkiran ini harus dijaga oleh satpam khusus untuk menghindari mahasiswa fakultas lain yang ingin ke Perpustakaan Pusat (Perpusat), namun tidak mendapat lahan parkir di Perpusat. Parkiran ini hanya menampung sekitar 50 mobil. Jadi, jangan heran kalau kalian mau numpang parkir di Fasilkom, tapi parkirannya ditutup.
Sementara parkiran motor terkecil ada di Psikologi. Parkiran ini terbilang sangat mungil jika dibandingkan parkiran motor di fakultas lain, parkiran motor ini hanya menampung kira-kira 50 motor. Tapi anehnya, untuk parkir di parkiran ini, mahasiswa gak ada yang rebutan. Hmm, mungkin mereka lebih nyaman naik bikun kali ya. Harus dicontoh, nih.
Pada umumnya, parkiran akan dibuat dengan serapi mungkin dengan cara dibeton atau diaspal, namun lain halnya dengan parkiran FIB. Parkiran ini menawarkan sensasi berbeda dalam memarkirkan kendaraan mahasiswanya.
Parkiran ini berada di atas tanah yang cukup berbukit-bukit karena sedang direnovasinya sebagian lahan parkiran tersebut. Kamu gak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk merasakan sensasi off-road seperti itu, cukup dengan dua ribu rupiah saja. Tertarik?
Entah apa yang menjadi pertimbangan pihak FKM, tapi parkiran FKM ternyata menjadi sahabat baik bagi mahasiswanya. Soalnya parkiran ini sama sekali gak menarik pungutan biaya untuk menitipkan motor. Meskipun gratis, parkiran ini masih layak, dalam artian tidak seperti kamu membayangkan kondisi sesuatu yang gratis pada umumnya. Mungkin kamu yang lagi kepepet gak punya uang sama sekali di dompet, parkiran FKM ini bisa menjadi alternatif yang menjanjikan.
Lah? Emang ada parkirannya ngapain sampe bikin lelah? Yang lelah sebenernya bukan mahasiswanya, tapi satpamnya, terutama satpam motor Fisip. Menurut curhatan para penjaga motor di fakultas tersebut, mereka cukup lelah dengan eksistensi mahasiswa yang gak paham cara parkir motor dengan rapi dan efisien, terutama mereka-mereka yang udah telat masuk kelas, soalnya mau gak mau harus para penjaga inilah yang merapihkan dan merapatkan barisan motor-motor tersebut supaya bisa menampung banyak motor. Gak jarang mahasiswa FIB juga numpang parkir di parkiran motor Fisip karena kelas di pagi hari yang berada di gedung yang lebih dekat dari parkiran FISIP daripada parkiran FIB.
Parkiran paling gak asik
Parkiran paling gak asik, jam 8 malem udah tutup via jamkumpul
“Bro, gue pulang duluan ya!”
“Ah gak asik lo, ntaran dikit lah.”
Kira-kira gitulah definisi gak asik yang dimaksud di sini. Gedung RIK yang dihuni beberapa fakultas seperti FK, FIK, FKM, FKG, dan FF ini bisa dibilang paling gak asik. Menurut lo aja, parkiran ini udah harus ditutup pukul 20.00. Ketika fakultas lain masih berkutat dengan ini itu, mereka udah tutup.
Bahkan pernah terjadi suatu mahasiswa yang baru usai belajar tidak bisa membawa pulang mobilnya karena sudah dirantai oleh Satpam setempat dan akhirnya dia pulang dengan menebeng temannya.
Parkiran paling romantis
Parkiran paling romantis-ilustrasi via shopanddrive
Kalian pasti ngebayanginnya banyak pasangan yang jadian di parkiran tersebut? Enggak. Kalian salah besar. Untuk parkiran mobil yang sangat padet semacam parkiran FE, dibutuhkan kemampuan parkir mobil yang sangat tinggi. Semua orang harus parkir dengan rapat supaya lahan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Kalo dirasa posisi parkir kalian merugikan orang lain, nantikan saja sepucuk surat cinta yang diselipkan di antara wiper dan kaca mobil kalian. Semua unek-unek orang yang merasa dirugikan dengan posisi parkir kalian tertuang di situ dengan cara sopan maupun sebaliknya.
—
Nah, gimana, udah tau tempat parkir favorit? Ayo share tulisan ini via Facebook, Twitter & Line supaya semua pengendara di UI bisa tau info tentang tempat parkir di UI.
Dikarenakan obat instan peningkat ketampanan belum juga ditemukan oleh ilmuwan, dokter dan tabib seantero jagad, kamu perlu cari cara lain untuk merasa lebih tampan dari biasanya, yaitu main ke Fakultas Psikologi UI.
Mungkin ngaruh meski sedikit, karena kalau kamu cowok, kamu akan menjadi minoritas dan ketampanan kamu akan meningkat gegara gak banyak pembanding.
Namun, Fakultas Psikologi gak sekadar salah satu surga dunianya cowok-cowok. Ada banyak hal yang bisa dibahas tentang keunggulan fakultas ini. Apa aja tuh?
Human nature
Mempelajari human nature, manusia dan mentalnya, atau kejiwaannya via psikologi UI
Apa sih yang mereka pelajari di sini? Kamu. Iya, kamu dan perasaanmu. #ciee
Oke, salah fokus. Maksudnya mempelajari kamu dan perasaanmu adalah mempelajari human nature, manusia dan mentalnya, atau kejiwaannya. Ya, okelah bisa juga dibilang perasaannya meskipun gak sesederhana itu. Mereka belajar tentang cara berpikir dan berbagai misteri di dalamnya. Tentang hal-hal yang mendasari tindakan mereka. Banyak deh dan to be honest seru juga.
Menggarisbawahi perkara masalah sederhana atau rumit, kamu harus tau sesuatu. Ada perdebatan mengapa psikologi dimasukkan dalam rumpun IPS, meanwhile mereka juga bahas tentang memori, cara kerja otak yang secara kasat mata adalah keahliannya anak IPA. Tapi gak selalu IPA juga karena psikologi juga ambil bagian dalam ilmu sosial. Nah, loh. Tampaknya sangat menyenangkan… buat kamu yang tertarik IPA dan IPS, mungkin psikologi itu titik tengahnya, IPC lah bisa dibilang.
Fakultas dengan Fasilitas yang Cukup Lengkap
Selain taman, ada banyak fasilitas di Psikologi UI via worldtravelserver
Bahas infrastruktur, Psikologi lumayan lengkap, loh. Mereka punya lapangan pribadi, kantin yang strategis dan mudah dikunjungi (terutama oleh anak FISIP, yang kepeleset dari takor aja udah nyampe), bakery, berbagai ATM (yap, selain FEB, psikologi punya ATM paling banyak dan beragam), bahkan sampai minimarket! Lengkap kan tuh?
Belum lagi mereka juga mengadakan salat Jumat di fakultas sendiri sementara yang lain kudu nyebrang sana-sini. Lengkap lah. Aksesnya paling dekat karena mereka fakultas yang tempat parkir mobilnya paling deket sama gerbatama. Agak gak penting tapi itu keunggulan, loh.
Apaan nih, apaan nih? Kok rawat jalan? Hyaaa ini dia yang kamu gak tau tentang fakultas Psikologi dan you’ll find this very interesting. Tenang, ini bukan rawat jalan temennya rawat inap kok. Chill out.
Kamu masih ingat segala macam depresi frustasi serasa seluruh dunia isinya Dementor? Masih ingat luka kamu dalam hati dan meracuni pikiran? Itu semua berlalu karena kamu punya seseorang yang mau mendengarkan dan jadi sumber keluh kesah kamu. Terus, apa hubungannya sama rawat jalan?
Istilah rawat jalan ini maksudnya adalah anak psiko yang tujuannya kuliah di psikologi adalah kalo gak nyembuhin orang lain, ya buat nyembuhin diri sendiri. Segala luka kamu dalam hati bisa sembuh karena kamu ngerti perasaan kamu dan orang lain gak sebatas ngerti karena diceritain, tapi juga ngerti secara akademik. Nah, loh kurang epik apaan? Mereka yang kuliah di psikologi bisa jadi Tombo Atifor real loh. Bahkan mereka bisa merawat diri sendiri, itulah yang dimaksud “rawat jalan”.
Percaya gak percaya, kantin Psikologi adalah salah satu hunting ground di UI. Banyak mahasiswa yang bela-belain dateng kantin Psikologi untuk cari calon istri. Selain emang makanannya enak, banyak bidadari-bidadari setempat yang emang memberi pencerahan dan ramah tamah.
Yang lebih keren lagi adalah ini juga bisa jadi hunting grounds buat cewek-cewek. Bukan buat cari cowok ganteng, karena stok cowo di psiko aja di bawah standar, namun cowok psiko dikabarkan adalah salah satu “spesies langka” idaman wanita karena dianggap mampu ngertiin wanita ketika lagi badmood atau curhat, bahkan sampai ke bahasa kalbunya. Sounds plausible, tapi okelah. Ati-ati jadi tempat pelarian trus di friendzone-in aja. 😀
—
Keren ‘kan Fakultas Psikologi UI? Nah, setelah kamu share tulisan ini via Facebook, Twitter dan Line, coba gih main ke sana. Siapa tau yang terluka bisa menemukan “perawat”.
Enam tahun yang lalu, tepatnya bulan Juni 2009, 19 tokoh Indonesia dari berbagai bidang, terutama pendidikan, diabadikan namanya menjadi nama-nama jalan di dalam kompleks UI Depok. Dari 19 tokoh itu, kami ambil lima tokoh untuk dibahas pencapaian dan kontribusinya bagi UI dan Indonesia sehingga dijadikan nama jalan di UI.
Kalau kamu tahu Pusat Pendidikan Kelautan FMIPA (kalau nggak tau, sana sering-sering main sama bikun dan anak asrama) jalan yang ada di depannya itu dinamai dengan nama rektor pertama Universitas Indonesia, Ir. Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo? Beliau merupakan sarjana teknik kimia lulusan Sekolah Tinggi Teknik bagian Kimia Delft, Belanda, tahun 1920. Tahun segitu, baru beliau, tuh, yang jadi sarjana teknik kimia. Selain menjabat sebagai rektor pertama UI pada tanggal 2 Februari 1950 (tanggal ini dijadikan hari kelahiran UI), beliau juga pernah menjabat menjadi Menteri Keuangan dan Menteri Kemakmuran Indonesia. Perannya juga signifikan dalam menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia dan pembentukan UI.
Prof. Dr. Mr. Soepomo
MR Supomo (Sumber: kebudayaanindonesia)
Tokoh ini, featuring Moh. Yamin dan Ir. Soekarno, adalah perumus UUD 1945 yang tiap hari Senin waktu zaman kamu masih pake baju putih merah sampai putih abu-abu, dibacain pembukaannya dengan nada yang sama persis dari Sabang sampai Merauke. Tokoh ini juga muncul di buku-buku sejarah SD dengan nama Mr. Soepomo. Beliau juga merupakan Menteri Kehakiman pertama Indonesia, loh! Gimana nggak, orang dia ikut bikin UUD-nya?
Mr. Soepomo juga merupakan lulusan perguruan tinggi di Belanda dan dibimbing langsung oleh Cornelis van Vollenhoven, seorang profesor hukum yang juga merupakan konseptor PBB. Mr. Soepomo menjabat sebagai rektor UI periode 1951-1954 dan digantikan oleh Bahder Djohan.
Pernah main ke Kuningan? Bukan yang di Jawa, yang di Jaksel itu. Nah, kalau pernah, harusnya kamu tahu Stadion Soemantri Brodjonegoro di Kuningan situ, terus kamu pasti nggak asing dengan nama tokoh yang satu ini. Beliau adalah Menteri Pendidikan Indonesia ke-14 dan juga merupakan rektor ke-6 UI sekaligus rektor termuda UI sepanjang sejarah, umurnya baru 38 tahun sewaktu dilantik menjadi rektor. Menjabat selama hampir 9 tahun dalam dua kali periode (1964-1968 dan 1968-1973), Ir. Sumantri merupakan rektor UI dengan masa jabatan terlama sepanjang sejarah. Namanya dijadikan nama jalan yang melintas di depan Stadion UI.
Sama seperti Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo, Ir. Sumantri Brodjonegoro juga merupakan lulusan teknik kimia dan juga salah satu guru besar teknik kimia ITB.
Merupakan sebuah dosa besar bagi mahasiswa FISIP jika tidak mengetahui tokoh ini, dosanya segede bikun. Prof. Dr Selo Soemardjan merupakan pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Ia mendapatkan gelar profesor dari Fakultas Ekonomi UI dan hingga akhir hayatnya mengajar di Fakultas Hukum UI.
Sebagai Profesor utama Sosiologi, beliau merupakan ‘penasihat’ sosial kemasyarakatan di bawah Sultan Hemengkubuwono IX dan X. Nama beliau diabadikan menjadi nama jalan yang menjadi pemisah antara FISIP UI dan FIB UI.
Dosa besar lainnya bagi mahasiswa FISIP UI, terutama mahasiswa jurusan Ilmu Politik, jika tidak mengenal tokoh ini. Beliau merupakan penulis buku wajib FISIP se-Indonesia, yaitu Pengantar Ilmu Politik dan Dasar-dasar Ilmu Politik. Beliau juga pernah menjabat sebagai dekan FISIP UI serta merupakan diplomat perempuan pertama Indonesia. Iya, itu buku tebel yang warna sampulnya biru itu. Tuh, ‘kan ada nama beliau.
Ahli politik, Prof. Dr. Miriam Budiardjo juga pernah bertugas di New Delhi dan di Washington D.C. sebagai diplomat. Nah, selain aktif di luar, tokoh yang akrab disapa Ibu Mir ini juga berperan pada peristiwa mundurnya Soeharto pada Mei 1998, yang mengakhiri Orde Baru. Berdasarkan biografinya yang ditulis di tokohindonesia.com, Ibu Mir sendiri yang menyampaikan hasil Simposium Kepedulian UI terhadap Tatanan Masa Depan Indonesia, yaitu meminta kesediaan Soeharto selaku Presiden RI saat itu untuk mengundurkan diri: “Menyambut baik kesediaan Bapak (Soeharto) untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden…”
Keren nggak tuh? Kalo kata anak basket: In Your Face. Kalo kata anak 9gag: like a sir.
Wafat pada tahun 2007 pada usia 83 tahun, nama Prof. Dr. Miriam Budiardjo diabadikan menjadi nama salah satu jalan di dalam kompleks UI Depok.
—
Nggak nyangka kan, nama-nama jalan yang mungkin pernah kamu liat atau denger itu ternyata se-awesome itu? Kalau kamu baru tahu bahwa nama itu bukan nama tokoh sembarangan, yuk, buruan share artikel ini via Facebook, Twitter, dan Line, supaya temen-temen lain yang mungkin belum tahu soal ini. Ini penting loh!
Beberapa mahasiswa pasti ngeri kalo udah bawa-bawa perkara dosenkiller. Yang pinter bisa panik dan kehilangan kepercayaan diri, yang nggak pinter-pinter amat atau biasa-biasa aja nundukkin kepala mohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa. Mahasiswa yang nggak waras alias penantang maut pun bisa aja dibikin waras dan sekaligus was-was karena perkaranya bisa panjang sampe menghias SIAK.
Tapi apa semua dosen killer itu sama? Harusnya ada di setiap fakultas dan setiap jurusan, tapi dosen juga manusia dan nggak mungkin killer-nya identik satu sama lain, kecuali mereka kembar maka habislah riwayat mahasiswa ketika ada dosen killer yang punya kembaran terus mereka ngajar berasa konser, pake acara featuring.
Nah, mari kita tengok beberapa dosen UI yang dianggap killer oleh mahasiswanya.
Mba Mamik
Mbak Mamik
BMKG (Badan Mahasiswa KuranG kerjaan), ketika pertama kali mewawancara mahasiswa FISIP, nama yang keluar adalah Mbak Mamik atau Dra. Mamik Sri Supatmi, M.Si. Beliau adalah dosen pengajar jurusan Kriminologi FISIP UI, yang diakui oleh beberapa mahasiswa FISIP (bahkan yang bukan jurusan Kriminologi sekali pun) sebagai salah satu sosok dosen yang killer.
Killer-nya gimana? Ngerinya tuh segini: Kamu bukan mahasiswa jurusan Kriminolog, perjuangan yang kamu rasakan berbeda. Namun ketika ngedenger curhatan anak Kriminologi, kamu merasa kuliah kamu enteng dan turut merasakan kengerian dan lelahnya anak kriminologi. Ikutan merindinglah, intinya.
Mulai dari paper yang udah kaya sinetron Cinta Fitri, panjang bersambung tiada berjumpa dengan akhir. Ekspektasi tinggi dari ibu dosen yang bersangkutan, pandangan feminis Mbak Mamik ketika mengajar Perempuan dan Keadilan semester lalu yang bikin mahasiswa cowok merasa kaya disinisin pacar, semua bikin kamu yang bukan mahasiswa Kriminologi merasa ketakutan menghadapi ribetnya kuliah jadi anak Kriminologi, meskipun Mbak Mamik mengajar kuliah Perlindungan Anak (ngerti kan?). Apalagi anak Kriminologinya?! Tapi, in her defense, wajar dong kalo dosen punya ekspektasi tinggi dan punya sifat tegas sesuai pandangan pribadinya? Itu hak prerogatif dosen.
Pak Emmed
Pak Emmed
Masih dari FISIP, tapi kali ini bergeser ke jurusan Antropologi. This, an antrop student can relate:
“Saudara dari tadi saya lihat tidak mencatat.”
“Saudara dari tadi saya dengar hanya berisik saja.”
Menurut kesaksian salah seorang mahasiswa antropologi, Pak Emmed yang selain mengajar Antropologi bisnis dan antropologi politik juga kelas MMI, selalu mewajibkan mahasiswa untuk mencatat selama kuliah. Beliau juga merupakan dosen killer tipe tegas, yang tegasnya ‘membunuh’ gaya mahasiswa alias bikin mahasiswa mati gaya. Kalo beliau nggak masuk, pertemuan selanjutnya beliau suka nambahin sesi sebagai pengganti kuliah yang sebelumnya ia tidak hadir, jadi kuliah yang harusnya jam 2 udah rampung, baru kelar sekitar jam 5-6. Mati gaya ga tuh?
Belum lagi kalau presentasi, beliau selalu mewajibkan ada yang bertanya dan kalau tidak ada yang bertanya, ia ambil absen dan randomly picking names. Nah, loh, udah mati gaya, dipanggil tiba-tiba, kalo bolos jadi ketauan, deh! Mati gaya lagi. Dan katanya, yang lebih ngeri adalah ketika jadi mahasiswa yang presentasi, dan dirasa nggak menguasai materi dengan baik:
“Saudara dari tadi ngomong apa, sih? Saya bosan.”
Boom. Bam. Jger. Gedubrak. Kaput.
Meskipun begitu, kesaksian mahasiswa yang sudah pernah diajar oleh Pak Emmed adalah meskipun killer, dosen yang selalu memberi ujian hanya 3 soal tapi susahnya nggak ketulungan itu, ternyata baik kalau ngasih nilai. Huft, syukurlah.
Bu Lusi
Ibu Lusi
Sastra Jerman adalah salah satu dari segitiga bermuda-nya FIB. Masuk situ kalo nggak keluar di tengah-tengah, keluar di akhir, ya lulus tapi compang-camping karena berjuang keras. Salah satu yang harus dihadapi adalah seorang dosen yang dianggap killer oleh mahasiswanya, Dr. Andriani Lucia Hilman atau lebih dikenal dengan Bu Lusi atau ALH (kode pengajar). Dosen senior yang seharusnya sudah pensiun sejak tiga tahun lalu tapi masih mengajar dengan totalitas ini dinilai killer ketika sudah bicara tugas dan presentasi.
Pengajar mata kuliah Kritik Sastra Jerman dan Sastra Kontemporer Jerman ini katanya suka ngasih tugas H-1 (biasanya mahasiswa yang deadliner, ini dosen deadliner), yang sangat tangkas dan beringas kalau sudah presentasi. Setiap pertemuan kritik sastra adalah presentasi, dan beliau selalu memberikan pertanyaan bertubi-tubi, macam machine gun. Kalo nggak bisa jawab, diliatin ampe jawab. Dan ketika mahasiswa baru mau menjawab :
Mahasiswa: “Hmmm…, jadi menurut kelompok kami…”
Bu Lusi: “Menurut Anda sendiri gimana? Anda nggak punya pendapat?”
Nah. Dilematis. Mau jawab, digas. Nggak jawab diliatin. Kalo jawab “menurut kelompok” ditanya pendapat pribadi, kalo jawab “pendapat pribadi”, nanti yang lain juga dibabat…
Meskipun begitu, beliau sangat objektif. Nilai yang dia kasih, ya, sesuai dengan seberapa kritis dan pandainya mahasiswa. Dan seberapa kuat mental mahasiswa juga, kalo udah berhadapan sama dia, biasanya kondisi mental ikutan kritis.
Ibu Ayu
Ibu Ayu
Satu lagi dari segitiga bermuda-nya FIB, Prancis. Seorang senior pernah bersabda, sama kaya senior lainnya, “Lo belom mahasiswa Sastra Prancis kalo belum pernah diajar sama ABH.”
Ya, Ibu Ayu Basoeki Harahap S.S, M.A., M.Hum. yang memiliki kode pengajar ABH ini turun-temurun dianggap sebagai salah satu dosen killer Prancis. Killer-nya adalah bikin mahasiswa mati gaya. Ciri khas dari Ibu Ayu adalah suaranya yang menggelegar, sesuai kesaksian salah seorang mahasiswa, bahwa dirinya pernah mendengar suara Ibu Ayu memarahi mahasiswa yang tidak bisa menjawab, meskipun mereka berada di kelas berbeda. Ibu Ayu seperti memiliki sejenis kekuatan yang selalu berhasil membuat mahasiswanya gugup dan salah membaca dan mati gaya ketika kuliah Kemahiran Berbahasa Prancis. Dua cerita paling epic adalah…
*mahasiswa menjawab* *jawabannya salah, dan dia emang sering salah*
*Ibu Ayu berteriak* “Guguuuunnn (nama berusaha disamarkan, tapi gagal)! Vous êtes TERLALU! (Kamu ini terlalu!) *Ibu Ayu gagal menemukan padanan “terlalu” dalam bahasa Prancis*
*mahasiswa tidak dapat menjawab soal di papan tulis, menunduk, lalu dimarahi*
*mahasiswa itu melihat ke atas dengan tatapan pasrah seperti berdoa*
*Ibu Ayu berteriak* “Qu’est-ce que tu cherches?! Un miracle?! (Kamu nyari apa?! Keajaiban?!) *sekelas nahan ketawa*
Setelah dilakukan berbagai studi, ternyata Ibu Ayu memang sering bersuara lantang, bukannya berteriak. Itu sudah merupakan nada default atau nada dasar. Yang lebih menyenangkan lagi, meskipun selalu membuat mahasiswa jantungan karena kaget atau takut, Ibu Ayu sangat jarang memberikan nilai dibawah B pada mahasiswa, dan selalu tersenyum ketika berpapasan di luar kelas.
Pak Yugo
Pak Yoho
Nah, ini adalah seorang dosen Desain dan Analisis Algoritma dari Fasilkom, yang ternyata memiliki jenis killer yang berbeda dengan dosen yang disebutkan di atas. Duh, bukan, yang killer bukan The Professor Band, tempat Bapak Dr. Drs. R. Yugo Kartono Isal, M.Sc. ini tergabung, meskipun itu juga killer dalam artian keren. Tapi yang killer adalah ketegasannya ketika memeriksa paper mahasiswa. Mungkin pengaruh kepandaian algoritma yang membutuhkan kecermatan luar biasa, Pak Yugo dikenal sangat ketat dalam memeriksa tugas paper mahasiswa dan dapat melihat apakah tugas yang dibuat itu merupakan plagiat atau bukan.
Yap, killer yang dimiliki Pak Yugo adalah ketegasannya dalam perkara plagiarisme yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, baik disengaja ataupun tidak. Konon katanya, berdasarkan hasil tanya jawab dengan seorang mahasiswa Fasilkom, Pak Yugo akan memanggil mahasiswa yang ketahuan plagiat ke ruangannya, diberi peringatan dan papernya mendapat nilai E, lalu jika terulang lagi, mahasiswa itu langsung tidak diluluskan saat itu juga.
—
Meskipun begitu, killer mereka memang didasari oleh hal-hal tertentu dan integritas sebagai pengajar UI yang selalu objektif tetap dijaga. Killer boleh, asalkan itu baik buat mahasiswa dan memang alasannya dapat dimengerti. Tetep aja killer, sih.
Nah, apakah dosen yang kamu anggap killer juga belum ada di list ini? Silakan ditambahkan di komentar ya, dan kenapa beliau dianggap killer.
Yuk, share artikel ini via Facebook, Twitter atau Line, siapa tahu ada yang belum sempat dihajar sama dosen-dosen di atas dan bisa menyiapkan mentalnya buat semester depan.
Sering merasa nggak nyambung sama dosen di kelas, karena hidup ‘beda zaman’ sama mereka? Sering merasa dosenmu kuno dan nggak paham pembahasan para mahasiswanya?
Hal seperti ini jarang dirasakan oleh anak-anak FISIP, karena FISIP dipenuhi sama dosen-dosen muda yang seru dan menghidupkan suasana kampus. Namun, apakah cukup belajar di kelas yang asyik? Bukankah dosen yang masih muda biasanya kurang berpengalaman dan nggak berwibawa? Coba kenalan dulu sama tiga dosen FISIP UI ini, untuk membuktikan bahwa usia nggak menentukan kompetensi!
Konferensi Nasional Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (Konnas) IV 2014 merupakan suatu rangkaian acara yang terdiri dari suatu konferensi yang bertema besar “Daya Saing Daerah melalui Optimalisasi Potensi Daerah”. Konferensi ini akan membahas tema besar tersebut dengan … Baca Selengkapnya
Rock The Vote Indonesia (RTVI) Guna merangsang pemilih pemula pada 9 April 2014 nanti, Center for Election and Political Party (CEPP FISIP-UI) kembali akan menggelar Rock The Vote Indonesia (RTVI) pada 9 Februari 2014. Seperti … Baca Selengkapnya
POLITICS FAIR 2014: Sadar Pemilu, Bangun Indonesia! POLFAIR (Politics Fair) 2014 merupakan agenda tahunan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia (HMIP UI) yang bekerja sama dengan Center for Election and Political Party (CEPP) sebagai salah … Baca Selengkapnya
Departemen Olahraga dan Seni Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi 2013 Proudly Present: ADM UI CUP 2014 “Stairway To Heaven” 12-18 Januari 2014 Lingkungan Kampus Universitas Indonesia, Depok. Kompetisi Olahraga dan Seni se-Jawa dan Jabodetabek. Cabang kompetisi: … Baca Selengkapnya
Teman-teman tertarik untuk mengunjungi tambang PT Newmont Nusa Tenggara di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat? Ingin melihat operasi tambang, program CSR perusahaan tambang, dan menikmati alam serta tinggal bersama masyarakat sekitar lokasi tambang? Buat teman-teman … Baca Selengkapnya