Algoritma (Calon) Penulis, Ayo Jadi Penulis!

Halo (calon) penulis! Mau tahu bagaimana langkah-langkah menjadi penulis dengan algoritma calon penulis mulai dari menemukan ide hingga mengirimkan naskah ke penerbit?

Di kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman (meski saya bukan penulis tenar atau pro seperti Dee). Hasil dari jungkir-balik di dunia menulis hingga babak-belur menerima surat penolakan editor, ‘memaksa’ saya untuk membuat algoritma a.k.a langkah-langkah menyelesaikan tulisan hingga siap dikirim dan kamu bisa berkhayal jadi penulis sekaliber JK Rowling.
Inilah algoritma yang dipersembahkan khusus (calon) penulis.

1. Temukan, tangkap, atau ciptakan ide

 

Perhatikan sekelilingmu! via business2community

Apa pun bisa menjadi pecahan ide yang perlu diolah dan sempurnakan. Atau, kamu pakai metode ‘brainstorming‘. Comot beberapa hal, misalkan ketika berada di kafe, kamu ambil kata pelayan-kopi-hujan

Dari kata-kata tersebut, kamu bebas berimajinasi. Contohnya untuk pelayan, kamu bayangkan seorang aktor Korea, mengenakan seragam hitam dengan senyum manis mengembang.
Lanjutkan hingga kamu mendapatkan benang merah atau plot cerita yang menarik.

2. Buat kerangka karangan alias outline

Kalau sudah ada ide, kamu dapat menciptakan karakter yang menghidupkan cerita. via purplebookish
Untuk karakter, bisa lihat orang-orang di sekelilingmu atau bahkan tokoh fiktif. Lalu, kembangkan sebuah kerangka karangan. Pokoknya, tulis dari awal hingga akhir. Bagi menjadi awal-tengah-akhir yang tiap sesinya terbagi dalam beberapa bab/chapter. Oh ya, disarankan untuk menulis detil tiap bab seperti siapa tokoh yang terlibat, tempat kejadian, apa saja yang akan dibahas, dsb. Semakin detil, semakin bagus.

 

3. Menulislah

Siapkan alat tulis atau komputer, laptop, bahkan ponsel. via flickr  

Ubah imajinasimu ke dalam untaian kata. Biarlah mengalir, rutin, dan buatlah dirimu nyaman sekaligus tertantang untuk menyelesaikan naskah. Jika cerita yang kamu tulis adalah hal yang kamu sukai, kamu pasti ingin selalu bertemu dan akhirnya sampai pada titik perpisahan.

4. Simpan naskah yang sudah rampung

Jika naskahmu selesai, tutup dan simpanlah. via juliacrouch
Lebih baik simpan di berbagai tempat (surel, laptop, cloud, dkk) untuk menghindari hilangnya naskah yang sudah bikin kamu fokus dan kerja keras.
Kita memasuki fase pengendapan naskah. Di sini, kamu di “sunnah” kan agar tidak menyentuh naskah yang baru selesai. Kamu bisa mencari penerbit/kompetisi yang cocok dengan tema naskah kamu atau belajar EYD.

 

5. Menyunting naskah

Ketika detil naskah mulai terlupakan, bukalah naskah. via inkwellbookcompany

Di tahap ini kamu akan membaca naskah sebagai pembaca dan penyunting, bukan penulis. Perhatikan penggunaan tanda baca, ada typo atau kata-kata yang kamu tulis sudah sesuai EYD, kah? Kamu tahu, editor paling sebal dengan penulis yang malas belajar EYD atau typo berseliweran, dan bukan hanya naskah kamu loh yang dihadapi editor!

Kalau bisa, temukan partner untuk membaca naskahmu dan memberi saran atau koreksi.

 

6. Kirim naskah

Kalo udah oke semua, waktunya kirim! via rentusmailbox
Sudah oke dengan naskahmu? Sekarang, siapkan naskah, surat pengantar, dan alamat penerbit yang kamu tuju. Kamu tidak perlu khawatir terhadap ongkos naskah karena sekarang banyak penerbit yang menerima naskah melalui surel, lebih hemat dan praktis.

7. Baca buku, terus berjuang, dan berdoa

Jangan berhenti sampe situ, lanjut cari ide yang lain. via entrepreneur
Selagi menanti balasan penerbit/hasil kompetisi naskah, kamu bisa cari ide dengan membaca tulisan orang lain sembari berdoa semoga Tuhan memberi kesempatan naskahmu terbit bahkan jika memakan waktu bertahun-tahun kemudian. Percayalah, Tuhan pasti memberi hadiah bagi yang bersabar dan selalu berusaha!

 

8. Kembali ke langkah 1.

Nah, gimana? Ayo kejar impian menjadi penulis sekarang juga! Semoga berhasil!