Tampaknya Komjen Pol Bambang Hendarso Danuri tidak menjumpai ganjalan yang berarti. Langkah tegapnya untuk menjadi orang nomor satu di Kepolisian RI bakalan mulus nyaris tanpa batu sandungan. Pasalnya, sebagian besar anggota Komisi III di Senayan merespons baik.
Kelak jika Komjen Danuri terpilih sebagai Kapolri, beban tugas yang dipikulnya tidak jauh beda dengan pendahulunya, Jenderal Pol Sutanto. Setumpuk pekerjaan rumah maha berat telah menantinya. Jika Kapolri era 1998-an dihadapkan pada pembenahan di masa transisi, pasca-1 April 1999, penerusnya ditantang dengan tugas penguatan citra polisi dalam konteks negara demokrasi.
“BEM UI minta harga barang pokok turun”, itulah salah satu judul yang tertera dalam koran kompas hari kamis, 17 April 2008. Selain itu di koran Indo pos, tempo, dan beberapa koran lain berita ini juga di munculkan, baik itu berupa berita artikel ataupun hanya foto saja. Kemarin BEM UI memang kembali bergerak, bergerak untuk kesejahteraan rakyat, terdorong oleh kesulitan akibat kenaikan harga bahan pokok, menuntut pemerintah untuk memperbaiki kinerjannya agar ketersediaan barang dan harga kebutuhan pokok masyarakat bisa terpenuhi.
Baru-baru ini, publik mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan dari kampus Universitas Indonesia Depok lantaran penemuan mayat bayi mengambang di pinggiran Danau Agatis, Kota Depok, Jawa Barat. Seorang mayat bayi perempuan tersebut ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan dan memprihatinkan.
Penemuan mayat bayi ini bermula dari laporan salah satu karyawan UI, Achmad Mulya, yang melintas di sekitaran Danau Agatis pada Kamis minggu lalu pukul 08.00 WIB (3/11/2016). Sesaat Achmad terkejut dan meyakinkan sosok mayat tersebut. Setelah itu, ia segera melapor ke Unit Pelaksana Teknis Pengamanan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia (UPT PLK UI). Penemuan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh pihak kampus beserta pihak polsek Beji.
Seketika Kampus UI pun dihebohkan dengan berita mengenaskan penemuan mayat bayi ini. Bahkan, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang fakutasnya menjadi fakultas terdekat dengan lokasi penemuan mayat bayipun turut diramaikan dengan ketakutan.
BACA JUGA: Sejarah Danau UI (Between Legend ‘n Myth)
Seorang mahasiswi FMIPA UI, Rizki Oktariza, mengaku bahwa mahasiswa di fakultasnya dihebohkan dengan kabar ini dan tidak sedikit yang merasa ketakutan.
“Jam setengah 10-an itu sudah ramai dan banyak PLK di sekitaran danau. Teman-teman juga pada ngomongi ini di kelas. Kabar beginian bikin takut banget,” ungkap Rizki (5/11/2016).
Kondisi Danau Agatis UI pasca kejadian
Hal serupa juga dituturkan Chiko Harahap, mahasiswa FMIPA UI.
“Waktu kejadian itu ramai banget, terus sekarang orang-orang masih nanyai kasus itu gimana, siapa yang ngeletaki bayi di situ. Awalnya ada beberapa yang takut, ada juga yang enggak. Lalu parahnya ada yang berani lihat jasad bayi itu dan difotoi. Nah, foto bayinya disebar dan semuanya jadi ketakutan deh. Gak nyangka gitu,” tutur Chiko (5/11/2016).
Kabar penemuan bayi ini kemudian tersiar ke seluruh penjuru UI melalui media sosial dan menjadi viral di dunia maya. Hal tersebut mengundang banyak perhatian dari dalam kampus maupu luar kampus. Rasa kasihan dan prihatin juga muncul di benak mahasiswa.
“Sedih banget dengar kabar beginian. Tega, jahat banget pelakunya. Semoga kejadian beginian gak terulang lagi,”
kata Chiko.
Sampai saat ini, polisi masih menyelidiki perihal temuan mayat bayi di Danau Agatis UI tersebut.
Rektorat melas lagi pintu barel dgn membawa polisi 1 kompi,,lebayyyy.. foto diambil oleh @RianAlvin sekitar pukul 10.30 foto diambil oleh @RianAlvin sekitar pukul 11.00