Bagi kita mahasiswa UI yang saat ini hidup di era teknologi informasi dan komunikasi, internet sudah bukan lagi menjadi barang mewah. Kita sendiri mengenal banyak sekali website ‘wajib’ yang sehari-harinya kita kunjungi, baik itu website fasilitas penunjang pendidikan dari UI (seperti SIAK NG, Webmail), website-website jejaring sosial (seperti Friendster dan Facebook), blog–blog teman-teman kita, ataupun website penyedia jasa e-mail (seperti Yahoo! dan Gmail).
Nah, apakah teman-teman menyadari bahwa pada tahun 2008 ini, sivitas akademika UI, terutama mahasiswanya, mulai memasuki era internet? Ini dia beberapa indikasinya:
Masuk ke semester ganjil lagi, artinya kedatangan mahasiswa baru lagi! Selain itu, ini juga tandanya akan banyak UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan komunitas yang datang dan mempromosikan dirinya supaya bisa segera dilirik oleh para mahasiswa baru yang ingin mencoba hal-hal baru, termasuk UKM dan komunitas untuk mengisi masa muda mereka sebagai mahasiswa.
Dengan banyaknya UKM yang ada di Universitas Indonesia, apalagi ditambah komunitas-komunitas yang dibentuk oleh para mahasiswa, tentu kalian mahasiswa baru calon pendaftar jadi makin bingung, dong? Nah, sebelum nanti mengikuti acara display UKM, kalian bisa mulai memilah-milah UKM yang ingin kalian lirik sesuai dengan minat dan kegemaran kalian. Misalnya, jika kalian suka musik, kalian bisa memilah-milah mana saja UKM dan komunitas yang dapat memfasilitasi kalian dalam hobi kalian bermusik.
Kali ini, anakUI.com bakal bahas mengenai UKM-UKM dan komunitas yang akan pas buat kalian penyuka musik dan para musisi! Yuk catat, dan jangan lupa untuk kepoin sebelum daftar!
Siapa sih yang gak kenal Pak Dibyo, sang pelatih paduan suara mahasiswa baru setiap Sabtu dan Minggu di Balairung? Ternyata, Pak Dibyo atau AG. Sudibyo merupakan salah satu pendiri berdirinya UKM Paduan Suara Mahasiswa UI Paragita, loh!
PSM UI Paragita atau yang sering disebut dengan panggilan Paragita (memiliki arti suara yang megah dan agung) ini adalah UKM yang bergerak di bidang paduan suara. UKM ini didirikan tanggal 29 Agustus 1983 oleh Drs. Max Rukmarata (dosen Fakultas Sastra UI), Liliek Sugiarto (Pelatih) dan AG. Sudibyo. Bagi kalian yang suka bernyanyi di paduan suara, Paragita adalah UKM yang tepat karena kalian akan belajar bernyanyi dengan teknik paduan suara yang benar dengan pelatih-pelatih yang expert di bidangnya. Tapi, selain belajar bernyanyi kalian juga bisa belajar berorganisasi, loh!
Selain itu, Paragita juga banyak mengukir prestasi di dalam maupun di luar negeri, loh. Beberapa diantaranya adalah Juara 2 Kategori Musica Sacra di Pesparawi Mahasiswa Nasional (2018) di Manokwari dan Juara 2 Kategori Mixed Choir di Spanyol dan Italia tahun 2014. Wah, keren banget, ya! Untuk kamu yang ingin bergabung dengan Paragita, siap-siap ya pantengin instagramnya di @paragitachoir.
OSUI Mahawaditra beberapa kali telah mengadakan konser dan mengikuti kompetisi internasional. (source: mahawaditra.ui.ac.id)
Ingin merasakan bermain musik di dalam orkestra, kayak di film-film atau lagu-lagu klasik? Gak usah jauh-jauh, kalian bisa mendapatkan pengalaman tersebut di Orkes Simfoni Universitas Indonesia Mahawaditra atau yang akrab disebut dengan OSUI Mahawaditra!
OSUI Mahawaditra telah berdiri sejak 11 Juni 1983. Nama “Mahawaditra” berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti ‘suara yang agung’. Kalau lihat latar belakang UI yang gak memiliki jurusan musik, tentu OSUI Mahawaditra memiliki kekhasannya sendiri. Salah satu yang bikin keren, OSUI Mahawaditra adalah orkestra pertama yang bermain dalam Australian International Music Festival di Sydney Opera House dan mendapat penghargaan Silver Diploma, loh!
Di OSUI Mahawaditra, kalian akan belajar musik orkestra dengan pelatih dan pengaba profesional. Selain itu, kalian juga bakal ikut banyak workshop dan masterclass dari pemain profesional, loh. Jadi tenang aja, biarpun UI tidak memiliki jurusan musik, namun kalian tetap bisa belajar musik melalui OSUI Mahawaditra. Eits, tapi disini gak hanya belajar musik aja, namun juga belajar berorganisasi!
OSUI Mahawaditra juga banyak mengukir prestasi, loh. Beberapa diantaranya adalah di International Ivory Grateful Concert, Singapore (2014) dan ASEAN Youth Cultural Forum (2014). Ingin bergabung dengan OSUI Mahawaditra, atau sekadar kepoin kegiatan dan musik mereka? Rajin-rajin cek @osuimahawaditra, ya!
3. Marching Band Madah Bahana UI
Madah Bahana saat tampil di GPMB 2014. (Sumber: Pubdok MBUI)
Nah, untuk kalian yang tertarik dengan Marching Band, bisa coba bergabung dengan Madah Bahana UI atau akrab disebut dengan MBUI! Nama “Madah Bahana” sendiri dirancang oleh Rektor Universitas Indonesia, Prof. DR. Nugroho Notosusanto (alm), pada tanggal 17 Mei 1983 dan memiliki arti ‘hymne yang berbunyi nyaring.’
MBUI sendiri merupakan UKM yang bergerak di bidang marching dan instrumentasi. Jadi, selain belajar bermusik alat musik ritmis dan melodis, kalian juga akan berlatih fisik dan gerakan-gerakan tertentu untuk bermain dalam marching band. Tapi tenang aja guys, karena semua ini akan diajarkan dari nol loh! Dan selain itu, kalian juga bisa belajar berorganisasi di MBUI.
MBUI juga memiliki banyak prestasi baik di dalam dan di luar negeri loh, guys. Prestasi terbaru mereka adalah Juara I Soundsport Challenge, Indonesia Drum Corps Championship, 2019 dan Third Place, Brasswinds Competition WGI THAILAND, 2017. Ingin juga mengukir prestasi bersama MBUI? Kepoin instagramnya @madahbahana supaya nggak ketinggalan pendaftarannya, ya!
4. Karawitan Jawa Sekar Widya Makara (SWM)
Penasaran dengan budaya Jawa? Yuk belajar bersama di SWM. (source: bem.ui.ac.id)
Nah, untuk kalian yang tertarik melestarikan budaya Indonesia khususnya alat musik tradisional Jawa (gamelan Jawa), kalian bisa bergabung dengan UKM Sekar Widya Makara atau yang sering disebut dengan SWM. SWM sendiri terbentuk mulai tahun 2015 dengan jumlah anggota aktif sekitar 30 orang dan semakin berkembang sampai saat ini.
Disini bakal ngapain aja, ya? Tentunya akan ada latihan rutin yang diadakan di Pusgiwa UI. Namun, selain itu juga kalian akan mengikuti pentas wilujengan yang merupakan pentas tahunan SWM, serta kompetisi-kompetisi yang diadakan di Jabodetabek maupun luar Jabodetabek. Kalian juga gak hanya akan belajar memainkan alat musik karawitan saja loh, namun juga akan belajar mengenai budaya dan filosofi dari alat musik dan lagu-lagu yang dimainkan.
Prestasi SWM banyak, loh! Beberapa diantaranya SWM berprestasi di lomba Atmajaya Festival, Festival Tungguk Tembakau dan PBJ Festival. Keren ya, gak hanya melestarikan budaya namun juga mengukir prestasi. Untuk yang mau bergabung dengan SWM, bisa langsung kontak instagramnya @swm_ui!
Vocademia UI saat tampil di The 6th Canta Al Mar. (source: Humas dan KIP UI)
Kalau yang ini, merupakan UKM baru yang bergerak di bidang tarik suara juga. Berbeda dengan Paragita, Vocalista Academia Universitas Indonesia (Vocademia UI) bergerak di bidang tarik suara dalam bentuk vocal group yang lebih ngepop.
Vocademia yang dulunya merupakan komunitas ini akan mengajak kalian untuk gak hanya sekadar belajar bernyanyi dalam harmoni, namun juga mengekspresikan nyanyian tersebut melalui ekspresi, aksi panggung dan koreografi tarian loh! Vocademia juga beberapa kali pernah tampil di TV, beberapa diantaranya adalah acara Hitam Putih dan Indonesia Morning Show Net TV.
Gak hanya tampil di acara-acara saja, Vocademia juga mengukir prestasi di dalam dan luar negeri loh! Beberapa diantaranya adalah juara 2 di PEKSIMINAS 2018 dan juara 1 di PEKSIMINAS 2016. Selain itu, Vocademia juga juara di kompetisi Internasional di Korea Selatan dan Barcelona, Spanyol dan meraih juara 1, loh. Keren banget, ya! Untuk yang tertarik, bisa kepoin instagramnya di @vocademiaui!
Nah, kalau yang ini merupakan komunitas baru di UI yaitu Komunitas Musik Betawi UI. Untuk kalian yang penasaran dengan musik Betawi, ini tempat yang pas untukmu! Komunitas Musik Betawi UI saat ini berfokus pada Gambang Kromong dan melaksanakan latihan di hari Sabtu pukul 14.00-17.00.
Komunitas Musik Betawi UI sendiri pernah tampil di LKB Nyaba Kampus di FIB UI 2019 lalu dan diliput oleh Majalahbetawi, loh. Penasaran dengan mereka, atau bahkan mau coba bergabung? Kepoin instagram mereka di @musikbetawiui!
***
Gimana, sudah tahu mengenai UKM dan komunitas musik di UI? Nah, sekarang saatnya mempersiapkan diri untuk bergabung ya, termasuk mengatur waktu berkegiatan dan berkuliah dengan baik. Untuk kalian yang ingin tahu lebih banyak tentang seputar bermusik di UI, bisa cek instagram @senimusik.ui. Selamat bermusik, para musisi UI!
Untuk kalian yang suka seni terutama seni musik, banyak hal yang bisa kalian ikuti buat mengasah dan menyalurkan talenta kalian tersebut. Nah, salah satunya adalah dengan ikut UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa! Di UI sendiri, ada banyak UKM yang berbau musik. Misalnya, kalian yang suka paduan suara bisa ikut Paragita, yang suka orkestra bisa ikut OSUI Mahawaditra, yang suka marching band bisa ikut Madah Bahana, dan yang suka musik tradisional bisa ikut SWM atau Sekar Widya Makara dan UKM Musik Betawi UI.
Nah, tapi ternyata ada satu lagi loh guys, UKM yang berbau musik. UKM ini adalah Vocademia UI, yang kalau kalian tahu bernyanyi dalam format Vocal Group. Tapi, ternyata Vocademia UI bukan UKM biasa loh, guys! Makanya, buat kalian yang penasaran, anakUI.com habis ngobrol-ngobrol dengan Kak Roma B. Olivia, mahasiswa FH UI 2015 yang juga merupakan anggota dari Vocademia UI tahun 2016. Kak Roma bakal kasih tahu ke kita semua hal yang harus kita ketahui tentang Vocademia UI!
1. Vocademia UI ternyata dulunya bukan UKM
Aksi Vocademia di Panggung Kompetisi. (Sumber: dokumentasi)
Nah buat yang penasaran, Vocademia itu sebenarnya UKM bukan sih? Kok dulu nggak ada pengumuman audisi dan semacamnya? Jadi, ternyata Vocademia itu awalnya bukan UKM, guys. “Dulu waktu aku masih Vocademia tahun 2016, itu belum UKM, itu Cuma komunitas doang. Komunitasnya itu dibentuk sama Pak Dibyo.” Gitu kata Kak Roma. Tapi, sekarang Vocademia sudah menjadi UKM, loh.
Dulu, audisi Vocademia pun tidak digelar secara khusus. Melainkan, diseleksi dari anggota ajang pencarian bakat di UI, yaitu Bintang Pop UI. Dari situ, diseleksi 10 orang untuk mengikuti Pekan Seni Mahasiswa (dari tingkat Daerah sampai ke tingkat Nasional) yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Gak hanya Peksiminas loh guys, namun ternyata Vocademia juga mengikuti kompetisi tingkat internasional.
2. Vocademia itu Vocal Group dengan genre yang ngepop
Gak hanya nyanyi, di Vocademia kita akan belajar menari dan berekspresi loh. (Sumber: dokumentasi)
Terus, karena sama-sama bernyanyi, bedanya dengan Paragita apa? Tentu beda, dong. Kalau Paragita adalah UKM paduan suara, sementara itu Vocademia (kala itu) masih berupa komunitas vocal group dengan genre pop. “Selain itu, kita juga hanya ber10 orang dan latihannya tergantung untuk keperluan apa. Kalau untuk lomba, biasanya intensitasnya lebih misalnya seminggu 4 kali di Pusgiwa, tapi kalau untuk penampilan eksternal kita biasanya latihan 1-2 kali sebelum penampilan.”
3. Vocademia berprestasi banget
Vocademia bersama Pak Dibyo! (Sumber: dokumentasi)
Seperti kata Kak Roma, Vocademia dibentuk untuk mengikuti kompetisi PEKSIMINAS. Namun, prestasi Vocademia gak hanya itu aja, loh! Di PEKSIMINAS sendiri, Vocademia menjuarai juara 1 di tahun 2012, juara 2 di tahun 2014, juara 1 tahun 2016 dan juara 2 di tahun 2018 kemarin. Sementara itu, Vocademia juga pernah mengikuti kompetisi internasional di Korea Selatan (Busan) dan meraih juara 1, di Barcelona, Spanyol meraih juara 1, dan di Polandia meraih juara 2. Keren banget, ya!
Kalian juga bisa menemukan dan menikmati penampilan Vocademia di acara-acara lainnya di UI, loh!
“Kalau di UI suka nampil, banyak sih misalnya di acara fakultas. Kalau acara UI misalnya di OKK UI, acara mapres, terus juga pernah di acaranya International Office UI.”
Selain itu, Kak Roma juga mengatakan kalau Vocademia juga turut berpartisipasi diundang di acara-acara luar UI seperti perusahaan-perusahaan dan sebagainya.
Gak hanya acara-acara itu, Vocademia juga beberapa kali diundang di acara TV, loh! Beberapa acara Televisi yang pernah mengundang Vocademia adalah Hitam Putih Trans7, Opini KompasTV, dan Indonesia Morning Show Net.TV.
5. Vocademia membantu banget buat kalian yang suka nyanyi
Kalian bisa bertemu dengan beragam orang dari latar belakang dan cerita yang berbeda-beda! (Sumber: dokumentasi)
Nah yang ini tentu yang paling ingin kalian, para penyuka musik di UI, pengen ketahui. Kalau menurut Kak Roma sendiri, salah satu yang benar-benar dia dapat dari berada di Vocademia adalah “jiwa artis” nya.
“Karena biasanya aku nanyi ya sekadar nyanyi aja, gak tahu gimana cara deliver isi lagunya, gimana stage actnya, gimana bisa buat penonton itu merasa kita nyanyinya wow walaupun skillnya gak –bagus-bagus banget gitu.”
Kata Kak Roma, hal ini juga gak lepas dari pengaruh coach mereka yaitu Kak Mia yang serba bisa dalam hal bernyanyi, menari, dan teater.
“Jadi yang diajarin banget tuh gak sekadar nyanyi doang, tapi gimana berekspresi, gimana jalan di panggung, gimana nari, hal-hal itu mengubah aku yang tadinya aku kaku jadi lebih luwes dan nyanyi lebih pake perasaan.”
6. Vocademia bakal mempertemukan kalian dengan pengalaman dan keluarga baru
Di Vocademia, kalian juga akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Kalau menurut Kak Roma, salah satu pengalaman berkesannya adalah mengikuti kompetisi bernyanyi sampai tingkat internasional.
“Yang paling berkesan menurutku sih jalan-jalannya, karena bisa ke luar negeri karena nyanyi, siapa sih yang gak mau?”
Selain itu, melalui Vocademia, Kak Roma juga bisa bertemu dengan banyak teman-teman baru dari berbagai jurusan, dimana mereka memiliki cerita dan pengalamannya tersendiri. Selain itu, keluarga barunya juga memiliki hobi dan minat yang sama dalam bernyanyi. Wah, asik banget ya.
7. Vocademia sebentar lagi mau mengadakan audisi
Nah, untuk kalian yang ingin daftar Vocademia namun masih bingung dengan sistem audisinya, Kak Roma sudah kasih sedikit bocoran ke kita! “Buat teman-teman yang pengen ikutan Vocademia, kalian harus follow ig-nya @vocademiaui karena mereka akan recruiting secepatnya, jadi kalo bisa sekarang persiapin. Pertama itu kalian harus pede, kedua nyanyinya jangan suka ditahan-tahan, dan harus bisa bawa lagu itu jadi enak dan gak kaku.” Wih, siap Kak!
Gimana, udah dapat pencerahan belum tentang Vocademia UI? Jangan lupa, langsung aja kepoin instagramnya @vocademiaui. Atau, kalau masih mau tanya-tanya Kak Roma lagi, bisa juga kepoin instagramnya di @romabolivia. Good luck ya untuk kalian yang mau audisi Vocademia!
Siapa disini yang belum tau Pusgiwa UI? Itu loh gedung yang berwarna putih dan besar tempat kegiatan kemahasiswaan di UI. Kebetulan Pusgiwa UI sendiri memiliki gedung baru yang berwarna putih dan besar itu. Nah kalo yang belum tau, boleh lah kalian iseng-iseng mampir ke sana. Letaknya berada di belakang Stadion UI. Pemandangan dan suasananya cukup adem serta bikin nyaman loh. Cocok bagi kalian yang ingin mencari ketenangan hehe.
Oh iya, sebelumnya udah pada tau belum kepanjangan Pusgiwa UI. Pusgiwa UI itu Pusat Kegiatan Mahasiswa UI. Sesuai namanya, gedung Pusgiwa menjadi tempat berlatih, berkumpul, dan berkegiatan untuk para mahasiswa UI atau tempat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)-nya UI gitu deh. Banyak kegiatan yang dilakukan di Pusgiwa UI loh. Tidak heran jika kalian sore hari ke sana akan nampak banyak mahasiswa yang sedang berada di sana.
Sebelum memiliki gedung baru, Pusgiwa UI memiliki gedung lama yang berada di depan dekat jalan. Masih ada beberapa UKM dan organisasi yang menempati gedung lama. Gedung baru sendiri memiliki beberapa ruangan yang bisa digunakan untuk kegiatan mahasiswa seperti auditorium. Di sana terdapat juga kantor kemahasiswaan yang semula berada di PPMT dekat rektorat UI. Karena adanya gedung Pusgiwa UI yang baru, maka kantor kemahasiswaan dipindah ke sana.
Banyak mahasiswa yang memanfaatkan penggunaan gedung Pusgiwa UI membuat tidak heran ada banyak fakta-fakta tentang Pusgiwa UI yang hanya diketahui oleh aktivis UKM ataupun anak organisasi UI. Berikut ini fakta-fakta Pusgiwa UI baik gedung lama ataupun gedung baru yang cuma diketahui aktivis UKM/organisasi UI.]
1. Kumpul Sore Hingga Malam Hari di Pusgiwa UI akan Ditemani Alunan Suara Marching Band UI (Madah Bahana UI)
Bagi kalian yang sering rapat atau kumpul di Pusgiwa UI pada sore hingga malam hari pasti tidak asing dengan suara-suara terompet dan teman-temannya. Sore menjelang malam hari adalah waktunya MBUI (sebutan grup marching band UI) untuk berlatih. Mulai dari alunan terompet, alat pukul, dan lain-lain menggema hampir di seluruh bagian Pusgiwa UI.
Cukup banyak anggota MBUI sehingga saat berlatih pun kalian bisa tau. MBUI memang selalu berlatih di Pusgiwa UI, baik di area dalam pusgiwa atau di trotoar belakang Stadion UI (madahbahana.org, 2015). Terkadang mereka juga berlatih di lapangan hoki UI yang dekat jalur masuk PNJ, Gymnasium UI, lapangan tenis UI, ataupun Balairung UI. Dengan suaranya yang menggema memang cukup mengganggu beberapa kegiatan lain di Pusgiwa UI, misalnya rapat. Bagi mahasiswa yang sering berkegiatan di Pusgiwa UI mungkin telinganya sudah kebal dengan suara latihan MBUI. Walaupun cukup mengganggu tidak bisa dipungkiri suara alunan MBUI cukup harmonis dan memang MBUI termasuk UKMI UI yang cukup berprestasi serta patut dibanggakan.
2. Emak, Satu-satunya Pedagang Snack dan Minuman di Pusgiwa UI
Sumber: kitabisa.com
Mungkin bagi kalian mahasiswa baru UI dan jarang ke Pusgiwa UI tidak tahu sosok pedagang snack atau minuman yang ada di Pusgiwa UI. Para penghuni pusgiwa biasa memanggilnya Emak. Emak seorang perempuan paruh baya tersebut berjualan di Pusgiwa UI. Beliau tidak memiliki suami ataupun anak. Beliau tinggal di kontrakan daerah kutek.
Emak merupakan satu-satunya pedagang di Pusgiwa UI. Beliau menjual snack dan minuman ringan. Dengan harga yang murah beliau menjajakan dagangannya kepada para mahasiswa yang berkegiatan di Pusgiwa UI. Tidak jarang dia masuk ke ruang-ruang organisasi dan menawarkan dagangannya kepada anak-anak organisasi atau kepanitiaan yang berada di sana. Kalau kata emak, anak-anak BEM merupakan anak-anak beliau sendiri. Sehingga banyak anak-anak BEM, organisasi, ataupun UKM yang sering membantu serta menolong emak. BEM UI juga selalu memberikan bantuan kepada Emak. Emak sangat ramah terhadap semua mahasiswa yang ada di Pusgiwa UI. Saat ini mungkin Emak sudah jarang terlihat di Pusgiwa UI karena memang kondisi kesehatan beliau sudah menurun. Mari sama-sama berdoa agar beliau selalu diberi kesehatan.
Fasilitasi UI memiliki wifi atau hotspot UI tersendiri, begitupun dengan Pusgiwa UI. Banyak mahasiswa yang memang iseng datang ke Pusgiwa UI hanya untuk memanfaatkan fasilitas internet tersebut. Karena tempatnya yang nyaman, sehingga mahasiswa betah di Pusgiwa UI hanya untuk berselancar di dunia maya.
Tapi ada hal kocak yang berhubungan dengan wifi Pusgiwa UI ini. Letak tombol on/off wifi Pusgiwa UI gedung lama berada di dalam ruang BEM UI. Otomatis yang bisa menghidupkan atau mematikan wifi Pusgiwa UI hanya anak BEM UI ataupun mahasiswa yang kebetulan sedang berada di dalam ruang BEM UI. Jadi tidak sembarangan orang bisa menghidupkan atau mematikan UI. Wifi UI ini biasa digunakan para penghuni pusgiwa. Jadi kalau wifi mati cukup merepotkan dong.
Nah biasanya ada saja kejadian wifi Pusgiwa UI ini mati. Kondisi wifi mati ini bukan karena disengaja, tapi biasanya ketidaksengajaan mahasiswa yang berada di ruang BEM UI bersandar pada tombol on/off tersebut. Setelah wifi mati, beberapa penghuni pusgiwa akan sadar dan mencoba mengecek ruang BEM UI. Alhasil ketahuan deh penyebab wifi Pusgiwa UI mati karena apa. Memang sih tidak bisa disalahkan mahasiswa yang suka bersandar pada tombol on/off tersebut. Sebagai antisipasinya, anak-anak BEM UI menuliskan “Wifi UI, Jangan Bersandar” dan melakban sekitar tombol on/off agar tidak mati ketika disandarkan.
Pokoknya kalau wifi pusgiwa mati penghuni pusgiwa lain pasti ada yang bilang “tombolnya jangan disenderin yak”.
Bagi beberapa penghuni pusgiwa lama lantai 2 pasti sering menggunakan kamar mandi lantai 2 tersebut. Terkadang ada juga sih yang menggunakan kamar mandi pusgiwa lama lantai 1. Mungkin beberapa penghuni pusgiwa sudah tau bahwa kamar mandi lantai 2 tidak sebagus kamar mandi lantai 1. Hal yang paling mendasar yaitu ketersediaan air. Kamar mandi lantai 2 pusgiwa lama sering tidak ada air. Kondisi ini membuat repot jika sedang digunakan. Apalagi kalau sudah terlanjur masuk kamar mandi tapi tidak sadar bahwa airnya tidak ada. Kan repot jadinya. Maka dari itu, alangkah baiknya jika ingin menggunakan kamar mandi lantai 2 pusgiwa lama harus dicek dahulu ketersediaan airnya. Baik air yang ada di ember ataupun air keran. Karena kondisi tidak ada air pada kamar mandi lantai 2 pusgiwa lama tidak menentu.
Fakta yang satu ini mungkin pernah atau bahkan sering dialami oleh para aktivis UKM/organisasi yang sering menginap di pusgiwa lama UI. Biasanya sih penghuni pusgiwa tipe ini sudah menganggap pusgiwa sebagai rumah keduanya, sehingga merasa nyaman untuk tidur dan menginap di sana. Bagi penghuni pusgiwa yang sering menginap mungkin sudah tidak asing dengan pertanyaan satpam seperti ini “Motor siapa yang masih di parkiran? Ayo pindahin ke atas.”
Jika hari sudah malam, parkiran pusgiwa akan tutup dan di rantai. Sehingga tidak ada motor yang bisa masuk ataupun keluar. Satpam pusgiwa akan meminta mahasiswa yang sedang menginap di pusgiwa untuk memindahkan motornya ke atas dekat dengan tangga dalam pusgiwa lama. Hal ini bertujuan agar pengawasan dan penjagaan terhadap motor mahasiswa lebih aman dilakukan. Secara parkiran pusgiwa jika sudah malam akan sepi dan gelap. Dengan memindahkan motor ke dalam pusgiwa akan membuatnya lebih aman.
Nah berbeda dengan pagi hari, biasanya satpam pusgiwa akan meminta mahasiswa yang menginap untuk memindahkan kembali motornya ke parkiran. Satpam pusgiwa akan bertanya dan meminta mahasiswa dengan pertanyaan seperti ini “Motor siapa di bawah? Pindahin ke parkiran yak sebelum jam 7.” Begitulah kira-kira sapaan satpam kepada para penghuni Pusgiwa UI di kala menginap. Mungkin pertanyaan di atas tidak selalu seperti itu, ini hanya kemiripannya saja.
Sebelum adanya gedung baru Pusgiwa UI, mushola yang tersedia untuk mahasiswa berada di pusgiwa lama samping ruang Mapala UI. Untuk yang sering sholat di mushola pusgiwa lama mungkin sudah tau bentuk dan kondisinya. Ruangannya tidak terlalu luas mungkin hanya bisa menampung mahasiswa untuk solat maksimal 10 orang. Kondisi mukena dan sajadahnya pun agak sedikit lusuh. Hal ini terkadang membuat mahasiswa yang sholat di sana merasa tidak nyaman.
Berbeda halnya dengan musholla Pusgiwa UI gedung baru. Kondisinya sangat lebih baik dibandingkan mushola Pusgiwa UI gedung lama. Musholanya lebih bersih, lebih luas, dan lebih rapi. Karena lebih luas otomatis bisa menampung mahasiswa yang ingin sholat lebih lama. Mushola Pusgiwa UI gedung baru bisa dikatakan lebih nyaman dari segala aspek. Tidak heran jika banyak yang sering juga beristirahat di mushola baru tersebut atau hanya sekadar rebahan di sana. Tetapi, mau bagaimanapun kondisi mushola di pusgiwa, niat baik untuk beribadah tetap harus diutamakan.
Fakta yang satu ini cukup seram untuk diketahui. Perlu diketahui bahwa ceria-cerita yang akan ditulis nanti berdasarkan pengalaman kawan-kawan yang pernah mengalaminya, adapun untuk penulis sendiri belum pernah mengalaminya. Maka dari itu, sekadar menceritakan sedikit pengalaman menegangkan tersebut.
Saat malam hari, kondisi Pusgiwa UI memang cukup sepi. Jalanan depan Pusgiwa UI jarang dilewati, baik siang maupun malam hari. Hanya mahasiswa yang memang berkegiatan di Pusgiwa UI atau ingin ke Fakultas Teknik yang biasanya melewati jalanan depan pusgiwa ini. Nah kondisi malam hari yang sepi dan lampu jalan yang kurang menerangi sehingga nampak gelap cukup membuat merinding. Hawa seram juga bisa dirasakan di gedung lama Pusgiwa UI. Sekarang ditambah lagi kondisi gedung baru Pusgiwa UI yang menghadap ke danau UI. Makin terasa kan horornya Pusgiwa UI ini. Bagi mahasiswa UI yang sering cukup menginap di Pusgiwa UI mungkin sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, tapi untuk yang baru pertama kali hmm mungkin bisa membuat tidurnya tidak tenang.
Ada cerita yang dialami mahasiswa UI yang menginap di salah satu ruangan Pusgiwa UI. Ketika terbangun tengah malam ada sesosok wanita membawa lilin sedang berjalan di lorong pusgiwa. Hih kaget banget dong yak. Kelanjutannya mahasiswa yang menginap tersebut mungkin cukup takut untuk mengikutinya.
Kemudian ada lagi cerita bahwa hantu penunggu menara air katanya sih sering mampir ke pusgiwa. Waduh ada-ada saja, bikin bulu merinding saja.
Lalu ada juga cerita yang pernah melihat seorang nenek dekat kamar mandi lantai gedung lama Pusgiwa UI. Auto merinding sih kalau gini. Untungnya mahasiswa tersebut tidak penasaran dan ditanya tuh nenek. Bisa-bisa lari terbirit-birit kali.
Terakhir untuk kejadian ini mungkin masih samar-samar karena belum tentu karena hal-hal horor. Biasanya saat malam, banyak barang-barang di sekitar Pusgiwa UI berjatuhan. Memang suaranya tidak besar dan barang yang berjatuhan tidak banyak. Hal tersebut cukup membuat kaget mahasiswa yang menginap. Akan tetapi, demi berpikir positif mahasiswa menganggap barang yang jatuh tersebut karena angin atau kucing. Pikiran positif tersebut lebih baik daripada harus berpikir aneh-aneh. Ya memang belum ada pembuktian dari penyebab barang tersebut jatuh, tapi kan lumayan serem juga kalo sedang sepi tidak ada angin atau kucing. Lantas siapa yang menjatuhkan barang-barang pusgiwa?
Sebagian cerita di atas berdasarkan pengalaman kawan-kawan UI sehingga benar atau tidaknya ya bersifat subjektif. Kalau kalian ingin mencari tau kebenarannya, boleh banget dicoba untuk menginap di Pusgiwa UI. Selamat mencoba!
8. Kolam Ikan Pusgiwa UI Gedung Baru yang Katanya Sering Memakan Korban
Ada salah satu fasilitas yang cukup unik loh di gedung baru Pusgiwa UI. Fasilitas tersebut adalah kolam ikan. Ya kolam ikan yang berisikan berbagai ikan hias itu membuat pemandangan gedung baru Pusgiwa UI menjadi lebih indah. Selain itu, suasana pinggir kolam sangat asri dan damai untuk dipakai berkumpul hingga rapat. Tidak heran banyak yang sering rapat atau sekadar duduk-duduk di gedung baru Pusgiwa UI. Mungkin kolam ikan ini jadi daya tariknya. Bentuk kolam ikannya juga cukup unik karena menyisakan bagian tengah berbentuk lingkaran seperti arena bertarung.
Nah tapi konon kolam ikan gedung baru Pusgiwa UI sering memakan korban lho. Hah? Korban? Iya korban, tapi bukan korban pembunuhan atau hal-hal negatif lainnya. Korban yang dimaksud yaitu korban kecemplung alias kecebur di kolam ikan tersebut. Melihat adanya fasilitas yang bisa membuat basah ini, para mahasiswa kerap kali menggunakannya untuk merayakan ulang tahun. Pastinya mahasiswa yang berulang tahun akan mencicipi rasa air kolam ikan ditemani dengan ikan hias di sana.
Tidak aneh jika ada seorang mahasiswa yang tercebur ke kolam ikan tersebut karena berulang tahun dan keisengan temannya. Ada juga beberapa mahasiswa yang tidak sengaja tercebur di kolam ikan tersebut. Mungkin sedang ngantuk atau halu itu mahasiswa sampai tidak melihat ada kolam ikan sebesar itu. Walau terlihat dangkal kolam ikan gedung baru Pusgiwa UI cukup dalam loh. Bisa membuat seluruh badan basah lah intinya jika kalian tercebur di sana. Kalian berani coba untuk nyebur di kolam ikan Pusgiwa UI? Hehe
Nah itu tadi fakta-fakta Pusgiwa UI baik gedung baru atau gedung lama. Mungkin fakta tersebut tidak hanya diketahui aktivis UKM/organisasi saja. kalian mungkin juga pernah liat fakta-fakta tersebut. Sekarang Pusgiwa UI sudah punya gedung baru, hal itu membuat mahasiswa lebih nyaman berkegiatan di sana. Jadi untuk kalian yang belum pernah main ke Pusgiwa UI, coba sesekali mampir ke sana yak. Oh iya, menurut kalian apalagi nih fakta-fakta Pusgiwa UI yang kalian tau? Yuk tulis di kolom komentar!
DEPOK – Jum’at, 20 Januari 2017 32 calon anggota BKP Mapala UI 2016 dan 11 anggota Mapala UI berangkat menuju Bondowoso, Jawa Timur untuk melaksanakan Jelajah Pegunungan Ijen yang akan dimulai pada tanggal 22 Januari 2017 – 3 Februari 2017.
Jelajah Pegunungan Ijen merupakan salah satu rangkaian perjalanan yang dilakukan calon anggota Mapala UI sebagai syarat pelantikan menjadi anggota. Dalam Badan Khusus Pelantikan tahun ini, calon anggota melakukan perjalanan ke Pegunungan Ijen, Kab. Bondowoso, Jawa Timur selama 12 hari. Penjelajahan yang seluruh persiapan dan pelaksanaannya dilakukan oleh calon anggota ini bertujuan untuk menerapkan materi dan menguji keahlian teknis maupun non-teknis yang telah diajarkan sebelumnya selama masa pendidikan dasar.
Persiapan perjalanan dilakukan selama 1 bulan sebelum keberangkatan. Persiapan yang dilakukan oleh calon anggota meliputi pemetaan rute perjalanan, mengasah keahlian rescue dan medis alam bebas, menyiapkan alat komunikasi perjalanan, serta latihan fisik yang porsinya disesuaikan dengan tingkat kesulitan medan pegunungan.
“Harapannya calon anggota Mapala UI bisa menerapkan materi-materi yang telah didapat, bisa belajar baik bergaul dengan masyarakat setempat maupun dengan alam, dan calon anggota bisa mencintai kekayaan alam negeri sendiri untuk kemudian menularkannya pada orang lain” ujar Kawkab Barralimara selaku Ketua Pelaksana Jelajah Pegunungan Ijen di Sekretariat Mapala UI pada tanggal 18 Januari 2017.
Selain melakukan penjelajahan, calon anggota juga mengadakan kegiatan bakti sosial dengan tema “Bersama Mapala UI Memberi Manfaat” pada tanggal 22 Januari 2017 di Desa Rejoagung, Kec. Sumber Wringin, Kab. Bondowoso, Jawa Timur. Bakti sosial ini mencakup penyuluhan hidup sehat, program peduli pendidikan, dan perlombaan.
Wahai para mahasiswa UI, siapa sajakah di antara kamu yang tidak mengikuti organisasi di kampusmu?
Gak salah sih kalau kamu hanya ingin fokus dalam akademik perkuliahan. Namun, tahukah kamu dengan mengikuti ragam kegiatan organisasi di kampus, kamu juga dapat menambah teman dan meningkatkan kemampuan personal kamu, loh! Gak cuma itu, dengan berorganisasi, juga memungkinkan kamu untuk berpeluang dapet beasiswa atau bahkan lapangan pekerjaan.
Meski memang mendapatkan beasiswa bisa juga didapatkan tanpa berorganisasi, portfolio keorganisasian tak jarang dipertimbangkan oleh pemberi beasiswa atau bahkan yang menginterview kamu saat nanti bekerja.
“Oh, IPK-nya bagus. Coba lihat, pernah ngapain aja dia di kampus? Oh, ikut organisasi X, oh menjabat sebagai X. Wah, boleh juga nih dasar kepemimpinannya. Okelah, cocok.” kira-kira beginilah yang ada di benak orang-orang yang akan mempertimbangkan kamu di masa depan.
Selain itu, apa saja manfaat berorganisasi? Yuk intip.
Kemampuan manajemen diri maupun melakukan manajemen terhadap orang lain dapat dilatih melalui kegiatan keorganisasian. Bagaimana kita mengatur waktu, bagaimana kita berdisiplin, bagaimana kita mengatur target yang luar biasa tapi realistis, bagaimana kita bekerja sama dengan rekan sepantaran maupun mengelola sebuah tim, semua itu akan terlatih dengan pengalaman berorganisasi.
Kenapa? Karena setiap organisasi selalu menyimpan edukasi soft skill yang sama baiknya. Di semua organisasi kita akan bekerja dalam tim, kita akan mendapat tugas dari pengurus organisasi, dan kelak kita akan menjadi pengurus organisasi dan memberi tugas pada anggota baru.
Dalam berorganisai, kita akan terlatih untuk memanusiakan diri sendiri dan memanusiakan manusia lainnya.
Memperluas Relasi
Memperluas Relasi via ukmcenter
Saya sudah ikut organisasi X, selanjutnya apa? Selanjutnya adalah menyadari bahwa setiap anggota dari organisasi yang kamu ikuti, mulai dari ketua hingga ke anggota yang keliatannya jarang bekerja dan sering tidak hadir adalah investasi relasi kamu hingga di masa yang akan datang.
Bagaimana bisa? Anggaplah kamu saat ini mahasiswa Jurusan Sastra Jepang, setelah tergabung dalam suatu organisasi, kini kamu punya teman dari Jurusan Kesehatan Masyarakat, Jurusan Teknik Mesin, Akuntansi, Peternakan, dan bahkan Jurusan Politik. Hidupmu tiba-tiba lebih berwarna karena kamu punya teman diskusi yang topik pembicaraannya variatif.
Bayangkan di saat kamu kuliah, ada temanmu yang Jurusan Hubungan Internasional membutuhkan referensi tentang kebudayaan Jepang. Temanmu kebingungan karena ia tidak punya teman yang berasal dari jurusan sastra. Bantuan kecil yang kamu berikan padanya hari ini, akan terus diingatnya hingga 10 tahun yang akan datang.
Setelah 10 tahun yang akan datang, tiba-tiba ia bekerja di Kedubes Indonesia di Jepang dan membutuhkan seseorang untuk bantu menerjemahkan dokumen berbahasa Jepang, tentu namamulah yang akan muncul pertama kali di benaknya. Karena ia telah menjalin hubungan relasi yang baik denganmu selama 10 tahun sejak pertama kali bersama-sama tergabung dalam organisasi.
Beginilah investasi relasi bekerja. Membuka peluang yang mustahil menjadi memungkinkan.
Gak sedikit lho, anak UI yang abis lulus masih gak bisa jawab passion-nya apa. Bisa jadi ia amat mahir dalam suatu bidang tertentu tapi ternyata ia hanya melakukannya untuk bekerja. Sebuah pepatah mengatakan Choose a job you love and you don’t have to work a day in your life, karena jika mengerjakan sesuatu yang kita cintai, gak akan kerasa kayak kerja. Bahkan mungkin saking cintanya bisa lupa waktu.
Nah, gimana caranya menemukan pekerjaan yang kita cintai? Yang pertama harus dilakukan adalah cari dulu cintanya. Ada beragam organisasi yang dapat kamu temukan di kampus. Beberapa diantaranya ada yang mengasah kecintaan kamu terhadap bisang tertentu, seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), organisasi kejuruan (HIMA) dan MAPALA (Organisasi mahasiswa pecinta alam).
Jika kamu senang main bola, asah skill kamu bermain bola melalui UKM sepak bola. Jika kamu senang menggambar, carilah UKM yang sesuai dengan bakat kamu. Dengan bertemu teman baru yang memiliki kecintaan yang sama, kamu dapat memperdalam pemahaman kamu akan bidang yang kamu cintai dan bahkan memperdalam pemahaman kamu akan cinta lokasi, eh salah ya, duh, abaikan.
Dengan bakat dan kemampuan yang kamu asah melalui organisasai bakat yang kamu ikuti secara konsisten, suatu saat kamu benar-benar dapat menjadi seorang yang expert di bidangnya. Steve Jobs, Walt Disney, Hayao Miyazaki, Shakira, Anggun, dan semua tokoh dunia yang kamu ketahui ahli dalam bidangnya, semuanya memulai saat mereka masih cupu dan baru kenal sama yang namanya bau keringat.
Bukan, bukan praktik jual-beli suara atau praktik-praktik aneh lainnya, ya. Maksudnya, setelah berkutat dengan buku dan teori-teori di kelas, di kosan dan di kantin, kita pasti akan sampai pada suatu titik “Gimana ya cara bikin produk x dengan benar?” atau “Gimana ya cara melakukan ‘anu’ dengan benar?” dan organisasilah tempat kamu mempraktikannya.
Memang tidak bisa digeneralisir bahwa semua mahasiswa dari semua disiplin ilmu bisa mendapatkan praktik yang nyata dari organisasi di kampus. Namun, tidak jarang ada organisasi yang bekerja sesuai dengan sebuah disiplin ilmu, seperti organisasi himpunan mahasiswa Jurusan (HIMA), Persma (Pers Mahasiswa) atau Kopma (Koperasi Mahasiswa).
Di organisasi Pers Mahasiswa yang bergerak di bidang jurnalistik, mahasiswa Jurusan Komunikasi bisa menyalurkan ilmu mereka tentang media dengan memproduksi media yang nyata. Semua teori pun terpakai: teori penulisan berita, desain komunikasi visual, desain grafis, fotografi jurnalistik, jurnalisme presisi, periklanan, manajemen keuangan media, dan sebagainya.
Kemudian di Koperasi Mahasiswa (Kopma), mahasiswa Jurusan Akuntansi bisa mempraktikkan ilmu mereka untuk mengatur keuangan, mahasiswa Jurusan Komputer bisa membantu merancang software untuk operasional kasir di swalayan koperasi, mahasiswa Jurusan Kearsipan bisa mengurus perpustakaan dan dokumen lembaga, dan lain sebagainya. Bahkan mahasiswa Jurusan Sastra Jepang bisa menyalurkan pengetahuannya di Kopma dengan cara – cara seperti, membuka jasa penerjemah film berbahasa Jepang khusus pelanggan Kopma, atau memperjualbelikan produk-produk yang berhubungan dengan kebudayaan Jepang. Tentunya akan terasa lebih seru daripada memperjualbelikan perasaan, eh, salah lagi. Duh.
Memilih Organisasi yang Baik
Memilih Organisasi yang Baik via ukmcenter
Setelah mempertimbangkan latar belakang dan manfaat berorganisasi, kita tentu akan dihadapkan dengan ragam pilihan organisasi mana yang akan kita ikuti. Organisasi mahasiswa, pada umumnya terbagi 2 kategori, organisasi internal kampus (yang berada dalam cakupan civitas akademika) dan organisasi eksternal kampus (diluar cakupan civitas akademika).
Kedua kategori ini jenisnya nantinya masing-masing akan terbagi lagi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Organisasi internal akan terbagi dalam jenis organisasi jurusan/HIMA, UKM, BEM, BPM, Senat, dan Kopma serta Persma. Sementara organisasi eksternal tidak terbagi dalam jenis, namun langsung terbagi atas nama organisasinya masing-masing.
Memilih organisasi internal biasanya akan lebih mudah, karena setiap organisasi sudah memiliki domainnya tersendiri yang spesifik. Seperti Himpunan Mahasiswa Komunikasi, merupakan organisasi yang menyatukan semua mahasiswa dalam jurusan komunikasi. Sedangkan UKM, Kopma dan Persma adalah organisasi yang biasanya dipilih berdasarkan kecintaan atas hobi, bakat atau kesamaan minat.
Dalam memilih organisasi eksternal diperlukan ketelitian. Pasalnya, tidak sedikit lho ada oknum-oknum tertentu yang mendirikan suatu organisasi yang katanya organisasi eksternal, namun ternyata MLM, organisasi tipu-tipu atau bahkan jaringan terorisme. Lalu bagaimana mengetahui organisasi mana yang baik?
Salah satu caranya adalah dengan mengetahui terlebih dahulu track record dan sejarah organisasi tersebut. Seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang sudah berdiri sejak 1947, melahirkan alumni yang beberapa diantaranya menjadi pemikir bangsa dan tokoh nasional seperti Nurcholish Madjid, Drs. Agus Salim Sitompul, Ahmad Wahib, Pejuang HAM – Munir, Azyumardi Azra, hingga menteri pendidikan kita sekarang, Anies Baswedan.
Beberapa organisasi eksternal yang dapat dipertimbangkan antara lain Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HMBI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKI), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Tangan Di Atas (TDA Kampus), HIPMI Muda, Junior Chamber International (JCI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Rotaract Club, Akademi Berbagi, dan masih banyak lagi.
Nah, sudahkah kamu berorganisasi? Yuk, share tulisan ini di Facebook, Twitter dan LINE kamu untuk menginspirasi teman-teman lainnya!
Para Calon Anggota Badan Khusus Pelantikan (BKP) Mapala UI pada hari Minggu, 9 Agustus 2015 telah berangkat memulai Perjalanan Panjang menuju Dataran Tinggi Yang, Argopuro, Jawa Timur. Perjalanan ini dimulai dari tanggal 9 Agustus-23 Agustus 2015 dan melakukan Bakti Sosial di Desa Petung Tulis, Jember, Jawa Timur pada 25 Agustus 2015.
Pada kegiatan Bakti Sosial akan dilakukan Pengenalan Hidup Bersih dan Sehat (PBHS), edukasi lingkungan mengenai ekosistem, serta pengadaan alat tulis bagi murid-murid sekolah dasar. Tujuannya yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat,menjaga alam sekitar, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
Kegiatan yang termasuk dalam tahap 3 proses BKP Mapala UI ini dirancang sendiri oleh para calon anggota, di mana para calon anggota juga mempraktikkan semua materi-materi yang telah dipelajari di tahap sebelumnya, seperti navigasi, medis, komunikasi, rescue, dan lain-lain.
Tidak lupa para calon anggota Perjalanan Panjang Mapala UI ini pun menerapkan nilai-nilai Tri Darma Perguruan Tinggi. “Kegiatan ini juga merupakan penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,” kata ketua BKP Mapala UI 2015, Satria Ramadhan (Fasilkom, 2011).
Dataran Tinggi Hyang adalah pegunungan yang termasuk dalam Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Salah satu Gunung yang berada dalam pengunungan Yang adalah Gunung Argopuro yang memiliki ketinggian 3.088m di atas permukaan laut. Gunung Argopuro memiliki keanekaragaman flora dan fauna, seperti burung merak, elang jawa, kucing hutan, macan kumbang, rusa, dan lain-lain.
Tampak ketua Mapala UI saat ini, Firman Arif (FIB, 2012) berdiri di puncak Carstensz, Papua, salah satu gunung tertinggi di dunia (Firman menggunakan celana hijau). Dok.: Tim Fit@Fifty.Dok.: Tim Fit@Fifty.
Tembagapura, Mapala UI – Kutipan “Usia tidak menjadi halangan untuk bergiat” nampak cocok digunakan untuk teman-teman Fit@Fifty yang mendaki Puncak Carstensz pada awal bulan Juni lalu. Tim pertama –Tim Bravo– dari kelompok tersebut telah berhasil mencapai puncak Carstensz pada Sabtu, 6 Juni 2015 pukul 11.30 WIT. Menyusul Tim Bravo, tim kedua yang bernama Tim Zulu juga menjejakkan kaki di Puncak Carstensz pada Minggu, 7 Juni 2015 pukul 13.00 WIT.
Kelompok pendakian kali ini terdiri dari 14 orang, yang 11 orang diantaranya merupakan anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) dan tiga lainnya merupakan teman-teman dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Tim Bravo terdiri dari tujuh orang yaitu Paido Panggabean (M-158-UI), Ade Rahmat (M-192-UI), Adi Seno (M-207-UI), Rahardjo Unggul (M-268-UI), Fandhi Achmad (M-658-UI), dan Tubagus Ryan Aronda (M-897-UI), dan Kuswanto Rahayu. Selain Paido Panggabean, anggota tim yang menetap di high camp Teras Besar (4.650 mdpl), anggota tim Bravo lainnya berhasil mencapai Puncak Carstensz.
Menyusul Tim Bravo, Tim Zulu yang terdiri dari Manogari Siahaan (M-250-UI), Agus Rajani (M-366-UI), Agung Sutiastoro (M-426-UI), Ridwan Hakim (M-863-UI), Firman Arif (M-916-UI), Ari Nugroho, dan Nizar Suhendra berhasil sampai di Carstensz Pyramid pada Minggu, 7 Juni 2015. Sebelumnya, Tim Zulu bertemu dengan Tim Bravo di Teras Besar, sebelum Tim Bravo turun menuju base camp, karena tempat camp di Teras Besar yang akan dipakai oleh Tim Zulu untuk menginap di malam sebelum summit attack hanya cukup untuk tujuh orang.
Perjalanan dimulai pada Sabtu, 30 Mei 2015 ketika tim bertolak dari Jakarta menuju Papua. Perjalanan dilanjutkan dengan helikopter milik PT. Freeport. Pendakian baru dimulai pada 2 Juni setelah seluruh tim melakukan tes kesehatan, cek peralatan, dan persiapan lainnya.
Aktualisasi Diri
Kutipan “usia tidak menjadi halangan untuk bergiat” merupakan ungkapan yang tepat untuk teman-teman Fit@Fifty. Walau sebagian besar usianya telah mencapai angka 50, hasrat untuk bergiat di alam bebas dalam diri mereka seperti tidak ada habisnya. Di akhir 2014 lalu, mereka berniat mendaki puncak Chulu West (6.419 mdpl) dengan rute melalui Annapurna Circuit, meski tujuan mereka ke puncak harus tertunda karena terjebak badai salju. Selain itu Uhuru Peak yang menjadi puncak gunung Kilimanjaro pun pernah disambangi oleh mereka.
Meski begitu, tidak semua anggota tim sudah berumur 50 tahun, sebut saja Firman dan Tubagus yang masih berusia 20-an, pendakian ini merupakan yang pertama bagi mereka. “Seneng banget udah bisa sampe ke Carstensz. Kondisi fisik baik-baik aja,ga ada hambatan,” ujar Tubagus yang dihubungi melalui WhatsApp, Selasa lalu (9/6). Selain kedua anggota Mapala UI tersebut Ridwan yang telah dua kali berhasil di Puncak Carstensz pun usianya masih berkepala dua. Sementara itu, Fandhi Achmad atau akrab disapa Agi ini, juga telah berhasil menginjakkan kaki untuk ke delapan kali.
Untuk melakukan pendakian ke Carstensz Pyramid yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl tentu membutuhkan persiapan yang ekstra. Sebelum berangkat pada Sabtu, 30 Mei 2015, para pendaki ini telah melakukan berbagai persiapan. Sebut saja joggingrutin, latihan jumaring, praktik tyrolean traverse, hingga latihan memanjat di tebing Citatah 125 pada akhir April dan tebing Parang pada pertengahan Mei.
Selain menjadi ajang aktualisasi diri, pendakian kali ini juga menjadi tempat berlatih bagi Fadhi Achmad yang akrab disapa Agi. Pada bulan Agustus nanti, Agi akan mengikuti Ultra Trail du Mont-Blanc (UTMB) dan menjadi wakil Indonesia di ajang lombaultra trail bergengsi di dunia tersebut.
Sebelumnya pada 15 Mei 2015 lalu, salah satu pendaki Mapala UI, Agam Napitupulu (M-183-UI), berhasil sampai di puncak Elbrus (5.642 mdpl) bersama dengan tim Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition dari Mahitala Universitas Parahyangan, Bandung.
Tim akan bertolak dari Timika pada 12 dan 13 Juni 2015 pukul 12.00 WIT, diperkirakan akan sampai di ibu kota pada pukul 18.00 WIB.
Untuk mencapai Puncak Carstensz, dibutuhkan kemampuan khusus karena untuk sampai kesana, pendaki harus menggunakan tyrolean traverse untuk membantunya menyeberangi jurang seluas 15 m. Dok.: Tim Fit@Fifty.Dok.: Tim Fit@Fifty.Dok.: Tim Fit@Fifty.
Universitas Indonesia Model United Nations Club (UI MUN Club) akan mengadakan kompetisi Model United Nations pada bulan Mei depan. Seperti namanya, High School Model United Nations (H!MUN 2015), kompetisi berskala nasional ini hanya dapat diikuti oleh … Baca Selengkapnya
Siapa yang Kami Cari ? Semua mahasiswa Universitas Indonesia yang ingin menjadi bagian dari Team, baik dari bidang teknis maupun non-teknis (management team). Kami tidak hanya mencari profesional, kami mencari orang yang loyal, berkomitmen, selalu … Baca Selengkapnya
::BRANDING UKM INDONESIA:: “Brand UKM Indonesia harus berjaya di negeri sendiri” Materi: Sesi 1 “Branding & Packaging untuk meningkatkan Omzet UKM” >Fahry Yanuar Rahman: -CEO Rumah Kemasan APINDO, -Juara 2 Nasional Wirausaha Muda Mandiri/MBM 2012, … Baca Selengkapnya
Jakarta – Kelompok Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia Paragita berhasil lolos audisi pada ajang festival folklore dan kompetisi paduan suara internasional Béla Bartók ke-25. Pada kompetisi yang akan dilangsungkan di Hungaria pada Juli mendatang itu … Baca Selengkapnya
DEPOK—Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) menghabiskan waktu liburan kuliah dengan cara yang berbeda. Yup, mereka kembali naik gunung! Tim Perjalanan Panjang (PP) Mapala UI berangkat dari Pusat Kegiatan Mahasiswa UI (Pusgiwa UI) menuju … Baca Selengkapnya
Paragita Class of 2010 present “As Long As I Have Music” concert Conductor : Agus Yuwono, April 8th 2011-Erasmus Huis. 19.00 – 21.00 Ticket: Anis 083896777732 Be there or be square guys, khususnya anak2 UI!
LKTI is an national level Industrial Engineering (IE) Science Competition held annualy by Ikatan Mahasiswa Teknik Industri (IMTI), Industrial Engineering Department, University of Indonesia. LKTI is the pioneer of Industrial Engineering Competition in Indonesia since … Baca Selengkapnya
Ada sedikit suasana berbeda di penghujung tahun 2010 ini. Jika tahun lalu, di sekitar kampus Universitas Indonesia (UI) banyak dipasang spanduk berisi keberhasilan UI menduduki peringkat 201 dunia versi Quacquarelli Symonds (QS) World University Rangking, … Baca Selengkapnya
Indonesian Business Expo and Competition (IBEC 2010) merupakan salah satu Program Kerja (Proker) bersama dari Business Society Universitas Indonesia (BISOS UI).BISOS UI merupakan sebuah badan semi-otonom yang berada di bawah Himpunan Mahasiswa Administrasi (HM ADM) … Baca Selengkapnya
Chamber Orchestra Wind Ensemble String Ensemble Woodwind Ensemble Brass Ensemble ft. Trikel and Gadsby Jumat, 19 Maret 2010 Pk 17.00-19.00 FIB Gedung IX Early bird: Rp 10.000,00 On the spot: Rp 15.000,00 Contact Person Tamy … Baca Selengkapnya
Place : Balai Sidang BNI, UI Depok Date : Friday, December 11th 2009 Time : 5.00 pm – 7.00 pm Theme : An Enchanting Night With Mahwaditra Link : http://www.facebook.com/event.php?eid=196333658404&ref=mf Orkes Simfoni Universitas … Baca Selengkapnya