Tambah Bangga karena UI Akan Bangun Perpustakaan Terbesar dan Termodern di Dunia

Setelah cyber walking kemarin jadi ingin kasih info ini buat temen-temen UI semua. Boleh tambah berbangga hati jadi anak UI karena kini UI sedang membangun perpustakaan terbesar dan termodern di dunia begitulah yang dikatakan mbak Devie selaku humas UI. Perpustakaan ini akan dibangun di area seluas 2,5 hektar serta akan memiliki 8 lantai dengan konsep sustanable building yang ramah lingkungan. Perpustakaan yang baru ini akan dibangun dekat dengan Danau Kenanga agar suasananya lebih nyaman.  Gedungnya akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya selain itu didalam gedung tidak diperkenankan menggunakan material plastik serta harus hemat listrik dan hemat kertas dan juga harus hemat air bisa dipastikan bebas asap rokok karena UI juga akan mencanangkan bebas rokok pada tahun 2012.

Kapasitasnya nanti dapat menampung 10.000 pengunjung, termasuk mahasiswa UI beserta sivitas akademika serta dibuka untuk umum. Jumlah bukunya yang akan ditampung sebanyak 3 juta buku hingga 5 juta. Bisa dibayangkan seberapa banyak lemari buku yang dibutuhkan. Selain itu ada juga sistem komputerisasi yang memudahkan pengunjung untuk mencari informasi lebih leluasa (bukan untuk situs jejaring sosial karena ini perpustakaan loohhh). Sistem ini akan menyediakan layanan internet gratis serta memudahkan untuk membaca e-book, e-journal, dan bahan bacaan elektronik lainnya.

Menurut beberapa informasi yang saya baca biayanya diperoleh dari dinas pendidikan serta sumbangan dari Bank BNI.

Dengan adanya pembangunan perpustakaan ini semoga mahasiswa lebih mudah untuk mencari informasi mengenai mata kuliah dan penelitian dosen-dosen yang lainnya. Selain itu kita harus bangga dengan adanya keterangan dari pihak rektorat yang mengklaim bahwa perpustakaan yang sedang dibangun sejak awal juni hingga akhir desember tahun ini akan menjadi perpustakaan terbesar dan termodern di dunia. Tambah bangga jadi anak UI, tambah bangga jadi orang Indonesia Dan jadilah generasi penerus bangsa yang dapat membanggakan almamaternya dan negaranya

28 thoughts on “Tambah Bangga karena UI Akan Bangun Perpustakaan Terbesar dan Termodern di Dunia”

  1. mm.. denger2 dari anak jurusan ilmu perpustakaan sendiri yang notabene dosennya juga ikut ngurusin proyek ini perpus ini dibangun jadi 8 gedung dan semua perpus fakultas diakuisisi menjadi 1 perpus.
    bisa bayangin doong repotnya.
    tapi ga tau juga deh.
    terus, nasibnya UPT perpus pusat gimana doong?? di akuisisi kah?? jadi emng niatnya pembangunan perpus baru ini utk bisa jadi perpustakaan kelas internasional..
    dapet berita darimana nih bul??

    Reply
  2. wah sebenernya aq udah kuliah, tapi emang dari dulu ngebet pengen ke ui gak dapet2.. akhirnya tadi siang aku menyelesaikan umbptn yang gak tau deh ktrima apa enggak.. moga aja ketrima, biar obsesi masuk ui bisa kesampean. obsesi pake jakun nih..

    Reply
  3. Tabik!

    Saya menjadi sedikit miris dengan ragam pernyataan yang mungkin sedikit terpesona dengan retorika dalam sebuah komunikasi massa, baik oleh Humas UI maupun oleh jajaran rektorat sendiri. Sebagai mahasiswa sudah selayaknya mampu bersikpa kritis terhadap segala gejala yang sedang berkembang di lingkungan. Jangan asal mengiyakan ataupun mengafirmasi segala sesuatu sebelum kita melihat secara baik dan menyeluruh.

    Salah satu kutipan yang membuat saya sedikit miris adalah kutipan ini :

    “Boleh tambah berbangga hati jadi anak UI karena kini UI sedang membangun perpustakaan terbesar dan termodern di dunia begitulah yang dikatakan mbak Devie selaku humas UI.Perpustakaan ini akan dibangun di area seluas 2,5 hektar serta akan memiliki 8 lantai dengan konsep sustanable building yang ramah lingkungan . . . Gedungnya akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.”

    Pernyataan persetujuan terhadap kalimat bahwa perpustakaan UI ini adalah yang terbesar dan termodern di dunia, menjadi petikan paling penting untuk seharusnya dikritisi terlebih dahulu. Apakah perbandinganya dengan perpustakaan-perpustakaan klasik di dunia? Kategori “modern” seperti apa yang kemudian kita kenakan pada diri kita (perpustakaan) tersebut? Apakah dengan menjadi yang terbesar dan termodern kita lalu menjadi sebuah institusi yang meyakinkan di dunia, sehingga posisi kita tidak menjadi kalah dengan Universitas-universitas yang lain? Apakah hanya dengan kategori fisik bangunan saja kita bangga dengan UI ini? Tidak menjadi lebih penting membangun manusia-manusia yang terdapat di dalam kampus UI ini dengan sikap yang “modern”, yaitu mampu bersikap kritis terhadap apapun, menelaah kewajaarannya dan membuta pernyataan-pernyataan yang tidak sekdar retorika komunikasi ataupun afirmasi ( maaf: menjilat/ oportunis terhadap kampus) atas segala hal yang sedang dibuat dan dikerjakan.

    Mohon jadilah mahasiswa yang baik!! Bersikaplah untuk berfikir dengans segala hal, jangan hanya mengeekor segala pernyataan orang dan kita tidak pertanyakan ulang. Itu namanya dogma.

    Apa jangan-jangan yang berkembang di UI adalah dogma dan ideologi yang sempit saja pada budaya mahasiswanya? Tidak sikap kritis, ilmiah dan terus-menerus mempertanyakan realitas dan kebenaran. Kalau dogma yang berkembang di UI ini yah, kampus ini mungkin lebih tepat disebut kampus teologi sekalian.

    Bahkan kampus-kampus yang belajar teologi pun berusaha untuk menanamkan sikap kritis dan penalaran yang benar terhadap mahasiswa. Ayo kalau jadi mahasiswa UI dan kemudian berbangga dengannya adalah budayakan sikap kritis, terus menerus pertanyakan kebenaran, dan terus mencari hal yang terbaik. Jangan hanya berkutat pad dogma saja.

    Kebanggaan menjadi almater UI dan Indonesia adalah kita semua menjadi pejuang-pejuang bagi teruwujudnya kebenaran. Selalu terus menerus belajar, mempertanyakan sesuatu dan tidak mudah percaya begitu saja. Itulah yang sebenarnya menjadi sikpa dan basis dasar dari “modern”.

    Lihatlah Socrates, apa yang kemudian dia kerjakan adalah terus membuat sebuah pertanyaan ketika ada pertanyaan yang terlempar kepadanya, bukan karena dia tidak mau menjawab, tetapi karena itulah watak dari sebuah ilmu. Tiada henti untuk terus mencari kebenaran.

    Apalagi anda adalah mahasiswa Kesehatan Maasyarakat. tentulah sudah menjadi kebanggaan jika anda mampu melihat segala sesuatu itu dengan perspektif yang luas, dan tidak sempit. Perluaslah pergaulan anda dengan sebanyak mungkin orang. Pelajari apa yang mereka lakukan dan bersikaplah untuk terus menerus kritis dengan segala apa yang terjadi.

    Kalau hanya bersikap seperti ini terus, mau menjadi apa kesehatan dalam masyarakat itu? Mungkin anda akan pertaruhkan dengan dogma-dogma anda yang sempit dan tidak bernalar dengan benar itu. Kejarlah segala materi dan ilmu sebelum anda mati. Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari.

    Bangunlah kesehatan masyarakat anda ini dengan sikap-sikap nalar yang baik, terpuji, kritis agar tidak mudah dibodohi orang-orang dan masyarakat kita ini dengan “orang-orang yang mengaku pintar dan kampus”, tetapi berikanlah diri anda untuk mampu menjadi teladan bagaimana sehat itu?? Secara nalar rasional, tidak saja berkutat pada dogma dan sikap oportunis anda.

    Maaf jika kata-kata saya kasar, tetapi saya menjadi miris dan sedih jika kampus yang saya cintai dan saya bela agar saya dapat bersekolah di sini (UI) hanya menampilkan mahasiswa-mahasiswa yang dogmatis dan tidak berkarakter seperti anda-anda ini. UI ini ada jiwa yang besar, Indonesia. Jangan sampai para pahlawan itu menangis gara-gara sikap oportunis anda. Mereka korbankan dirinya hanya agar kita menjadi bernalar dan menjadi manusia yang tahu akan zaman dan segala perubahannya.

    Mari bung!! Menjadi mahasiswa UI yang benar-benar bernalar secara benar. Saya akan dukung bung terus untuk terus belajar tiada henti, dan saya berdoa kepada Tuhan, agar anda diberika kelapangan jalan yang benar. Usia anda masih muda, carilah segala hal dahulu. Jangan berpikiran sempit.

    Mari hidupkan kembali jiwa-jiwa mahasiswa UI yang bernalar dengan baik.

    Reply
  4. mungkin karena saya yang bodoh. oh iya, katanya situ sedang melakukan diskusi dengan kawan2 lain mengenai isu ini ya? boleh saya ikutan diskusi? kapan? dimana? siapa tau saya tercerahkan..

    Reply
  5. Utk angin_pemburu: kalo anda berkiblat pada filsafat barat, saya lebih suka dengan filsafat cina yang mengajarkan konsep yinyang.
    Yinyang memiliki makna keseimbangan dan keselarasan. Jadi, klo ada pertanyaan supaya seimbang harus ada jawaban juga.
    Klo kerjanya bertanya mulu, kapan realisasinya donk? Kenapa jadi kaya kuliah filsafat gini, ya?!

    Btw, kembali ke topik. Rasa bangga itu wajar saja muncul jika memiliki atw menjadi sesuatu atw seseorang “yang paling…” atw “yang ter-…”, asalkan kepekaan tidak hilang seiring datangnya rasa bangga itu.
    Jadi, sah-sah saja jika bangga karena akan dibangun perpustakaan yang terbesar dan termodern, tapi jangan sampe lupa bahwa masih banyak mahasiswa yang perlu diperhatikan kesejahteraannya.

    Reply
  6. Tabik!

    Terima kasih, saya pun tidak sepenuhnya berkiblat pada filsafat barat. Malah pada beberapa posisi saya lebih mendalami mistisisme timur. Pokok pikiran yang saya tulis diatas hanya untuk memancing sebuah sense kontroversial, apakah dengan tulisan yang sedikit banyak berbahasa berbeda, anak-anak akan semakin tertarik untuk bertukar gagasan secara lebih diskusif. Bukan afirmasi, dan afirmasi terus menerus.

    Mohon maaf jika memang saya terlalu kasar, saya menulis dengan ras geram dan marah ketika melihat banyak sekali sikap yang berlebihan dalam hal kekaguman.

    Perpustakaan yang megah dan modern pun tidak menjadi masalah bagi saya, hanya ada kepentinga politis apa berkaitan dengan pembangunan itu. Itu yang perlu kita perhatikan.

    Agar jangan setelah perpustakaan itu selesai dibangung, nantinya menyisakan banyak persoalaan baru seperti : pinjaman uangnya (nilai investasi), tata plan UI secara besar ataupun banyak pembangunan lain yang mestinya dapat lebih dahulu dilakukan. Bukan begitu?

    Mari kita dukung perpustakaan tersebut jika memang itu merupakan sebuah proyek yang tulus akan kemajuan UI, namun perlu kita kritisi ketika itu hanya demi sebuah polpularitas ataupun kepentingan politis jangka pendek, entah itu siapa yang nantinya akan banyak diuntungkan dengan keberhasilan pembangunan itu.

    Mari..

    email saya : anginpemburu@gmail.com

    Reply
  7. Ketika saya mendengar Sdr. Gumilar ingin membangun perpuatakaan terbesar di dunia, saya merasa bangga sekaligus kaget. Ini proyek bukan main-main, karena perpustakaan ini akan berhadapan dengan perpustakaan-perpustakaan top di dunia seperti Library of Congress di Amerika, Perpustakaan Alexandia di Mesir dan Perpustakaan G. Pompidou di Paris, Prancis, belum lagi perpustakaan Vatikan di Roma. Perpustaan-perpustakaan hebat itu dibangun berabad-abad dan berisi naskah-naskah yang luar biasa berharga mulai beragam codex dr zaman kuno, buku-buku abad pertenfahan, sampai kajian pornografi di abad modern. Dan lagi, perpustakaan-perpustakaan dunia tersebut dibabangun seiring dengan perkembanfan tradisi ilmiah bangsanya sehingga pembangunannya memakan waktu cukup lama.

    Lha adakah perpustakaan yg ingin dibangun UI memiliki visi dan landasan sejauh itu? Kebanyakan mahasiswa UI tidak bercita-cita jadi pemikir atau ilmuwan, tapi jadi orang kaya yang terkenal dan polpuler, atau menjadi pejabat negara. Itu sebabnya UI belum mampu melahirkan satu teori pun di segala bidang ilmu yang dipelajari alias cuma jadi catatan kaki alias tukang pengrajin dalam ilmu pengetahuan yang tuan-tuannya berasal dari Barat, Arab, India atau Jepang. Salah satu contohnya adalah Sdr Gumilar sendiri, yang tak melahirkan pemikiran yang fundamental tapi ambisius luar biasa, sehingga hanya melahirkan proyek-proyek mercusuar untuk mengatrol popularitas dia di hadapan sosialita politik dan eknomi elite negeri ini. Akibatnya, UI hanya akan berkembang tampangnya saja, tapi isi dan semangatnya tak lebih dari orang-orang yang gila gengsi… Itu yang memnbuat saya sangat prihatin.

    Wassalam.

    Reply
  8. salam hangat..

    saya sangat setuju dengan sdr. angin_pemburu, memang segalanya harus dikritisi secara matang. Harusnya banyak sekali yang dibenahi tidak hanya perpustakaan UI melainkan juga dari infrastruktur UI, sebagai contoh untuk fakultas mipa banyak sekali Laboratorium yang bocor pada saat praktikum berlangsung bahkan banyak alat2 lab.nya yang sudah tidak layak dan tidak bisa dipergunakan karena termakan usia/ rusak memang sekarang ini merupakan tanggungjawab pihak fakultas dan jurusan namun yang lebih berperan penting adalah dari universitas. Hal ini seharusnya menjadi pemikiran penting bagi petinggi UI sendiri kenapa penelitian di UI tidak dapat berkembang menjadi lebih baik, harusnya bukan perpustakaannya yang direnovasi secara besar-besaran sehingga banyak pandangan masyarakat tentang UI positif atau negatifkah?? kebanggaan akan terwujud jika tidak ada yang merasa dirugikan diberbagai pihak. Bagi Anda yang merasakan kebanggaan ini harusnya selalu membuka mata tentang kebijakan-kebijakan Bapak Rektor Gumilar Roesliwa kita yang semakin lama semakin terlalu mengawang2 (aneh-aneh) tentang UI kedepan jauh dari realita yang ada demi mengejar prestis , memang suatu pemikiran yang sangat cerdas namun sampai saat ini pun UI masih banyak yang harus dibenahi.
    Dalam hal ini UI bisa mendapatkan kesalahan yang fatal.

    yuk sama-sama berpikir cerdas dan kritis bukan hanya hidup selalu berbangga-bangga ria dengan jaket kuning yang telah dipenuh dengan banyak noda.

    Reply
  9. salam hangat..

    saya sangat setuju dengan sdr. angin_pemburu, memang segalanya harus dikritisi secara matang. Harusnya banyak sekali yang dibenahi tidak hanya perpustakaan UI melainkan juga dari infrastruktur UI, sebagai contoh untuk fakultas mipa banyak sekali Laboratorium yang bocor pada saat praktikum berlangsung bahkan banyak alat2 lab.nya yang sudah tidak layak dan tidak bisa dipergunakan karena termakan usia/ rusak memang sekarang ini merupakan tanggungjawab pihak fakultas dan jurusan namun yang lebih berperan penting adalah dari universitas. Hal ini seharusnya menjadi pemikiran penting bagi petinggi UI sendiri kenapa penelitian di UI tidak dapat berkembang menjadi lebih baik, harusnya bukan perpustakaannya yang direnovasi secara besar-besaran sehingga banyak pandangan masyarakat tentang UI positif atau negatifkah?? melaikan adalah fasilitas risetnya, bagaimana mau menjadi universitas riset jika fasilitasnya sangat minim. kebanggaan akan terwujud jika tidak ada yang merasa dirugikan diberbagai pihak. Bagi Anda yang merasakan kebanggaan ini harusnya selalu membuka mata tentang kebijakan-kebijakan Bapak Rektor Gumilar Roesliwa kita yang semakin lama semakin terlalu mengawang2 (aneh-aneh) tentang UI kedepan jauh dari realita yang ada demi mengejar prestis , memang suatu pemikiran yang sangat cerdas namun sampai saat ini pun UI masih banyak yang harus dibenahi.
    Dalam hal ini UI bisa mendapatkan kesalahan yang fatal.

    yuk sama-sama berpikir cerdas dan kritis bukan hanya hidup selalu berbangga-bangga ria dengan jaket kuning yang telah dipenuhi dengan banyak noda.

    Reply
  10. @angin_pemburu

    Saya terus memperhatikan komen anda di berbagai tulisan di situs ini dan sebagian besar (atau seluruh?) tulisan anda berbau kritik yang terkadang menyerang secara personal. Saya pribadi salut pada anda karena berani mengungkapkan pikiran anda. Tetapi alangkah baiknya anda mengungkapkan identitas asli anda. Janganlah jadi pengecut yang berlindung di balik topeng. Lagian ini forum tukar pendapat antar mahasiswa UI dan Insya Allah tidak akan ada orang yang akan membunuh kita karena kritik kita seperti halnya yang dialami almarhum Munir

    Reply
  11. Numpang lewat, Engineering Center FTUI juga harusnya ada panel suryanya tapi sekarang malah diganti genteng biasa, mana bolong-bolong lagi. Haduh, lha kok mau mbangun perpus lagi.
    (mungkin saya salah karena membandingkan proyek FT dg proyek Univ)

    Reply
  12. weleh-weleh anak kesmas gak ngerti filsafat-filsafatan.. yang penting gw mah UI jadi go green dan sehat.. Teserah loe mau pake filsafat barat, cina, apa betawi. yang penting apa yang bisa lo lakukan untuk UI ya so LAKUKANLAH. Mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang dan tentunya Hal yang bermanfaat..

    mengobok-obok pikiran orang dengan kritisisasi (bener gak sih istilahnya) just talk more do less…

    Reply
  13. waahh…
    .
    udahh,,jgn perang2 an koment dehh..
    .
    yg pnting dgn ada ny prpustakaan trbsar d dunia ini,,nm kmpus qt bs lbh trangkat d dunia internasional..
    .
    ini jg membuktikan kalo kmpus qt ga kalah saing dgn kmpus d luar negeri sonoo…
    .
    indonesia bisa!!
    .
    heemm,tp lw buku2 kdkteran jg pd dpndahin kstu repot jg yagh bolak balik salemba-depok bwt nyari buku…
    ckckckck..

    Reply
  14. nulisnya panjang2 sih, udah gitu muter2 dan redundant. makanya malas bacanya.

    mas angin pemburu ini lebih mengkritisi isi tulisan (tentang pembangunan perpustakaan) atau si penulis?

    Reply
  15. dengan adanya perpus segitu gedenya kayaknya gw bakal seharian disana baca buku tuhh

    yang pasti sihh kudu sering2 nyari pengetahuan baru disana. . .gk peduli terbesar,termodern di dunia ato di depok kek. . .kalo gk dimanfaatin percuma aja

    biarpun kebanyakan mahasiswa cuma pengen jadi orang kaya,terkenal ato cuma jadi pejabat. . .setidaknya 1 orang warga indonesia udah berhasil mensukseskan diri mereka sendiri. . .sukur alhamdulillah kalo mereka juga ngebantu sodara2 kita sesama warga indonesia

    Reply
  16. halo semua…..oa,masalahperpustakaan UI yang lagi dibangun moga2 sukses ya……n doain juga ya mudah2n saya bisa masuk UI insya Allah….Aminnnn………sukses buat semua ya….. =)

    Reply

Leave a Comment