Training Mendongeng untuk Pemberantasan Korupsi ala FLAC dan KPK

Bertempat di aula PPSDMS, Jakarta Selatan, Minggu (14/10/12), FLAC (Future Leader for Anti-Corruption) bekerjasama dengan KPK menyelenggarakan training untuk para calon pendongeng. FLAC adalah komunitas nirlaba yang fokus dalam pemberantasan korupsi lewat cara mendongeng dan sasarannya khusus anak-anak SD.

“Kami percaya bahwa pemuda-pemuda kita akan terus berkarya. KPK selalu mendukung setiap organisasi kemasyarakatan yang turut memberantas korupsi,” ujar Masagung Dewanto,  perwakilan KPK yang hadir di acara FLAC untuk memberi sambutan.

Acara dimulai dengan pemaparan apa itu FLAC dari presiden FLAC, yakni Jiwo Damar Anarkie. FLAC adalah singkatan dari Future Leader for Anti-Corruption. Dia adalah lembaga kepemudaan yang bergerak di bidang antikorupsi dengan cara mendongeng dan fokus kepada anak-anak SD.

“Anak-anak adalah aset masa depan. Di masa depan mereka akan menggantikan kita menjadi pemimpin. Oleh karena itulah kami memilih bergerak dengan fokus kepada anak-anak. Sementara itu, dunia anak-anak adalah bermain dan cerita. Selama ini kita tahu bahwa sebuah cerita bisa dimasukkan berbagai nilai. Jadilah kami berpikir untuk memasukkan nilai-nilai kejujuran (antikorupsi) dalam kegiatan mendongeng ini..”, terang Jiwo yang sekaligus alumni PPSDMS angkatan V ini..

Acara dilanjutkan dengan bedah buku “Tunas Integritas” dari KPK yang dipresentasikan oleh Permadi Heru (mahasiswa FIB UI, pendongeng) dan Wahyu Awaludin (mahasiswa FIB UI, penulis). Wahyu mempresentasikan hasil penelitiannya bersama teman-temannya tentang efektivitas penanaman nilai dalam dongeng FLAC.

“Dongeng hanyalah salah satu cara untuk penanaman nilai,” terang Wahyu yang juga alumni PPSDMS angkatan V ini. “Ada banyak selain itu. Ada rumah, sekolah, teman, media, dan lainnya. Seringkali yang satu bentrok dengan yang lain..”, Wahyu mengutip. “Secara garis besar kita baru bisa mengetahui hasil metode FLAC ini berpuluh tahun ke depan saat mereka sudah dewasa.”

“Namun, paling tidak tunas kejujuran itu sudah bertumbuh. Saat roadshow ke SDN 4 Pocin, Depok, ada games. Nah, ada seorang anak yang ingin maju mengganti jawabannya, padahal waktu sudah habis dan jawaban games tidak boleh diubah. Saat itu semua perhatian anggota FLAC tersedot ke games dan tidak memperhatikan anak itu. Tiba-tiba, ada anak lain yang menahan anak sebelumnya lalu berkata, “Hei tidak boleh..kan harus jujur”. Lalu, serta merta si anak yang ingin mengganti jawaban gamesnya langsung mundur dan menepuk-nepuk dadanya sambil menggumam, “Oh iya,,harus jujur..harus jujur..”

Setelah itu, Permadi menerangkan tentang buku “Tunas Integritas” yang berasal dari KPK. Menurutnya secara umum buku ini kurang bagus untuk dijadikan pegangan mendongeng untuk anak.

“Sederhana saja. Kover dan gambar-gambarnya untuk anak SD, tetapi ceritanya untuk anak TK. Terlalu sederhana dan tak ada konfliknya. Lagipula ada beberapa gambar di buku yang tidak bermakna yang malah membuat anak-anak bingung. Tapi ada juga yang bagus misalnya buku permainannya.”

Acara kemudian dilanjutkan dengan training dan praktek mendongeng yang dibimbing oleh Deny Kadarusman dan tim dari YABI (Yayasan Anak Bangsa Indonesia). Untuk hiburan, grup musik Rendy “Arai sang Pemimpi” yang menjadi juara dunia musik antikorupsi menyihir para peserta dengan suara indahnya. Terakhir ada Focus Group Disscussion.

“Tujuannya adalah mendengarkan masukan para peserta workshop agar bisa memberikan ide-ide untuk FLAC ke depannya”, terang Uty Putri, salah satu anggota FLAC.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun penulis, FLAC didirikan pada 31 Juli 2011 di Gedung PPSDMS Jakarta dan disaksikan oleh, Drs.Musholli (Direktur PPSDMS) Bambang Widjoyanto (Advokat), Perwakilan dari KPK serta Bapak Husein Ibrahim. Saat ini FLAC terus mengembangkan sayapnya. Sejak berdirinya, FLAC sudah diliput oleh beberapa media. Bulan Oktober ini FLAC diundang oleh KPK untuk mengikuti Youth Camp, semacam workshop antikorupsi yang juga mengundang aktivis-aktivis antikorupsi senasional. Dan bulan November nanti FLAC akan terbang untuk mempresentasikan gerakannya di event Global Youth Anti-Corruption di Brazil dan ASEAN Student Forum di Thailand.

“Memberantas korupsi tidak harus mengernyitkan dahi. Kita bisa membuatnya dengan lebih menyenangkan..”, tutup Jiwo. (Wahyu Awaludin)

Leave a Comment