WANTED: Serly Kusumadewi

Wawancara Orang Terakreditasi – Tim Medis Formasi 21 FIB UI

Serly Kusumadewi: Utusan Negeri, Kebanggaan Ibu Pertiwi

Dunia kampus adalah dunia pendidikan tinggi yang dihuni oleh penimba ilmu yang disebut mahasiswa. Banyak harapan terpautkan di pundak para pejuang ini. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian, begitulah bunyi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun bila kita menilik lebih dalam ke lapangan, mahasiswa sekarang cenderung apatis. Apalagi kalau dihubungkan dengan masalah lingkungan. Pemandangan mahasiswa yang tanpa beban membuang sampah atau merokok sembarang tempat makin mudah dijumpai. Untungnya di dalam ‘kubangan’ itu masih tersimpan mutiara yang sulit untuk dihilangkan pancaran sinarnya. Mereka adalah para mahasiswa yang benar-benar ‘mahasiswa’, Insya Allah.

Membawa nama Indonesia di kancah mancanegara, tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Hanya sedikit mahasiswa yang berhasil memenuhi kualifikasi menjadi utusan suatu negeri. Salah seorang insan FIB yang berhasil terpilih untuk bertandang menuju negara timur lain yaitu Korea Selatan adalah Serly Kusumadewi. Peraih GPA tertinggi di program studi Korea angkatan 2009 ini mewakili Indonesia bersama 2 mahasiswa lain ke 2nd ASEAN Korea Frontier Forum di Seoul. Garis besar acara ini berisikan presentasi dari negara-negara ASEAN tentang keadaan lingkungan di negara masing-masing.

Persiapan yang dilakukan bersama 2 rekannya yang lain terbilang singkat, hanya 1 minggu. Bermodalkan banyak membaca, kemampuan bahasa Inggris, dan tentunya kesiapan mental yang tinggi, Serly dan timnya yang terdiri dari 2 orang mahasiswa UI lain dan 2 orang mahasiswa Korea berhasil menjabarkan Indonesia dalam segi lingkungan kepada juri di acara tersebut. Tidak ada yang ditutupi dari apa yang disampaikan, termasuk ilegal logging yang marak terjadi. “Timku mengangkat masalah sistem komunikasinya. Di sini kan ada banyak gerakan pecinta lingkungan, tapi mereka masih berjalan sendiri-sendiri. Jadi gimana caranya supaya bisa menjadi sebuah forum nasional sehingga informasi tentang pelestarian lingkungan itu bisa masuk sampai ke pelosok Indonesia,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa daerah pedesaan seharusnya lebih digalakkan dalam pemberian informasi terkait masalah pelestarian lingkungan. Korban dari segala tindakan pengrusakan itu adalah pedesaan itu sendiri sehingga masyarakat setempat harus lebih ‘melek’.

Bukan berarti perhatian Serly kepada lingkungan hanya sebatas karena merupakan delegasi untuk acara tersebut. Setiap harinya, Serly sudah terbiasa datang pagi-pagi sekali ke FIB. Begitu sampai, ia langsung menuju kansas. Ketika melihat kondisi lingkungan kantin di pagi hari yang kurang sedap dipandang karena sampah yang masih menggunung di area kantin, Serly merasa kecewa. Karena seharusnya lingkungan UI yang merupakan lingkungan pendidikan bisa dapat lebih terjaga kebersihannya. Merasa tergerak dengan keadaan sekitar yang kurang peduli akan kebersihan, Serly selalu berusaha untuk menjaga kebersihan dengan cara-cara yang sederhana seperti menyimpan sampah di dalam tas untuk sementara waktu jika tidak menemukan tempat sampah di sekitarnya. “Sebenarnya untuk menjaga lingkungan itu bisa dimulai dari yang paling kecil kaya ngeberesin sampah bekas makanan. Kalo di Korea, sebelum dan sesudah makan, meja tuh udah bersih. Kalo aja di sini diterapkan sistem kaya gitu, pasti lingkungan UI bakal lebih baik.”

Project officer dari Korean Culture Day 2012 ini menuturkan sebuah pesan. Tidak usah muluk-muluk kalau ingin berkontribusi melestarikan lingkungan. Terapkan dengan selalu membuang sampah ke tempatnya. Dari hal yang kecil, akan mengantarkan kita kepada perubahan yang besar.

Interviewed and written by kudoamakusa – Japanology’10

Nama : Serly Kusumadewi
Prodi : Korea 2009
TTL : Jakarta, 2 Januari 1992

Wanted Serly

Leave a Comment