Yang Unik-unik cuma di Kukusan Teknik

 

Halo civitas academica!
Gimana semester barunya? Udah memasuki musim alibi pinjam-meminjam modul catatan sama gebetan beda angkatan belum?

Nah, berhubung masih dalam suasanya kembali ramainya kampus dan sekitarnya di minggu-minggu pertama, kali ini kami bakal mengangkat tujuh keajaiban yang hanya bisa ditemui di salah satu daerah kos-kosan yang namanya paling girly dan letaknya jauh dari ingar bingar peradaban Margonda. Langsung aja, berikut tujuh hal yang unik-unik yang mungkin cuma ada di Kutek alias Kukusan Teknik!

 

1. Makan-makan Murah 24 Jam

Telusuri Menu Seleramu Sepanjang Jalur Sutet!
Telusuri Menu Seleramu Sepanjang Jalur Sutet!

Meski Kutek nggak punya warung waralaba yang memungkinkan anak muda kongkow menghabiskan malam bersama softdrink dan teman-temannya, jangan takut kelaparan kalo kamu lagi di Kutek. Di sana, kamu bakal dimanjakan sama puluhan tempat makan seperti Samtari, Warung Bersin, Tenda Rizky, Cho-cho, Warkop HS, bahkan banyak juga yang buka dari pagi hingga pagi menjelang lagi.

Mau sarapan enak tapi murah? Cicipin juga nasi uduk depan Kosan Unica yang harganya tetap Rp5.000,00 include dua bakwan hingga tulisan ini diturunkan. Lah, terus apa bedanya dong sama tempat lain? Bedanya, sebesar apa pun nilai tukar Dollar terhadap Rupiah, semahal apa pun batu akik dari yang hijau sampe yang merah, rekor range harga makanan paling murah se-UI nampaknya bakal dipegang terus sama Kukusan Teknik.

 

2. Surga Alat Tulis Terlengkap

Most Recommended: Ngeprint? Gentur. Butuh bahan maket? Seberang Gentur, Cootex, Fotokopi Merah
Most Recommended: Ngeprint? Gentur. Bahan maket? Seberang Gentur, Cootex, Warung Merah

Sebelum kamu terkesima dengan begitu lengkapnya one-stop-stationary center bernama Kober, silakan coba melipir dulu ke daerah Kutek. Jangankan alat tulis, segala perkakas kreatif mulai dari styrofoam, carton board, sketch book, hingga printilan segala rupa juga dijual di sana dengan harga yang lebih miring. Itulah kenapa mereka dianggap memberikan sumbangsih yang amat besar dalam pemenuhan kebutuhan anak arsitektur di setiap semesternya. Btw, sekadar masukan aja, kalo lagi bawa kendaraan di Kutek mohon jalannya pelan-pelan, ya! Terkadang, mendingan orangnya yang keserempet deh, ketimbang kamu ngerusak maket anak arsitektur.

 

3. Dangdut Dorong

(Gambar tidak tersedia. Lagi nggak beruntung menemukannya)

Di tengah perkembangan teknologi menuju persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean, jenis hiburan rakyat bernama dangdut dorong ternyata masih menunjukkan eksistensinya di peradaban masyarakat lembah Kukusan Teknik. Dengan slogan ‘memainkan hits terbaik dunia’, menjelang sore hari biasanya mereka bermanuver mencari peruntungan dengan gerobak yang dipasang sound system besar, lengkap dengan playlist dangdut yang udah hapal di luar kepala. Jangan lupa untuk berpegangan erat pada benda padat jika mereka lewat. Biar kamu nggak perlu malu bakal ketahuan kalo udah nggak tahan dan mulai terhipnotis untuk bergoyang.

 

4. Banci Kutek

(Gambar tidak tersedia. Kalo pun nemu, serem juga lah ‘jir fotoinnya!)

Nggak kalah pamor dengan dangdut dorong, alternatif hiburan masyarakat Kutek lainnya adalah… Banci Kutek. Benar sekali. Dengan properti stocking, busa-busa, dan polesan seadanya, mereka bakal menghantui jam-jam makan malam mahasiswa yang sedang berwisata kuliner di daerah sana. Nah, buat kamu-kamu yang parno atau justru takut direkrut mereka, sebisa mungkin hindari kawasan Al-Hikam hingga sepanjang jalur sutet mulai jam 18.00 sampe 20.00. Ingat, utamakan selalu keselamatan Anda jika mulai mendengar dentuman suara Cita Citata.

 

5. Kerajaan Sinta

Sinta Turunan. Paling Besar dan Lengkap Menunya.
Sinta Turunan. Paling Besar dan Paling Lengkap Menunya.

Ternyata, bukan cuma politik doang yang bisa mendirikan dinasti. Di Kutek, terdapat franchise warung nasi yang masyhurnya sampe ke negeri seberang. Apalagi coba kalo bukan Warteg Sinta? Dengan menu dan teknik masak yang persis sama—bahkan kadang penjualnya yang masih punya ikatan darah tersebut tuker-tukeran cabang dan shift jaga- Warteg Sinta telah menguasai dominasi warung makan layar sentuh di Kutek, mulai dari Sinta turunan, Sinta Kecil, hingga Sinta Kutek Kiri. Bisa jadi, hal itu bertujuan untuk menjaga stabilitas harga pasar selama ini.

 

6. Kuil Yunani

Bangsa Socrates bersanding dengan Warung Ramen. Inkonsistensi Terbesar Abad Ini.
Bangsa Socrates dan Aristoteles Ketemu sama Ramen. Inkonsistensi Terbesar dalam Sejarah.

Selain kerajaan warung makan, keunikan lain yang bisa kamu dapati hanya di Kutek adalah bangunan peninggalan Akropolis. Nggak percaya? Nih ya, kalo dari Gerbang Kutek kamu belok kiri dan berjalan lurus, niscaya kamu bakal mendapati Kuil Dewa Zeus yang kini telah mengalami perubahan fungsi menjadi kos-kosan wanita bernama D’Classic. Kalo boleh spekulasi, jangan-jangan D’Classic adalah satu-satunya bukti otentik pendukung teori yang bilang kalo Kutek adalah Atlantis yang hilang.

 

7. Gemah Ripah Repeh Rapih

Last but not least, ada yang merhatiin nggak kalo setiap pedagang, warung makan, maupun penjaga kosan yang ada di Kutek sering bertegur sapa satu sama lain bahkan nongkrong bareng? Gimana nggak. Mereka hidup bertetangga selama belasan bahkan puluhan tahun dalam rangka menghidupi mahasiswa yang numpang di lingkungan mereka. Kesamaan itulah yang membuat mereka jadi dekat dan rukun, malah lama-kelamaan kalo ngekos di sana, kita juga secara nggak sadar bakal masuk ke dalam komunitas mereka. Kita bakal kenal, “loh, si mas ini kan yang jualan ini,” “si ibu ini lagi ngapain di tempat ini,” dan seterusnya, dan seterusnya. Ya, keramahan Kutek dan warganya jadi barang mahal yang bakal susah ditemui di mana-mana.

***

 

Sebagai kawasan indekost yang terkenal dan paling dekat sama kampus, kami yakin kalo tujuh poin di atas nggak bisa menggambarkan keajaiban Kutek secara menyeluruh. Selama ini, Kutek udah menjadi saksi bisu dari perjuangan hidup ribuan mahasiswa, mulai dari basecamp tongkrongan satu angkatan, suka duka berangkat pagi-pulang pagi selama ospek, sahur rebutan warung makan, pacaran di depan teras kosan, sepi-sepinya pas liburan sampe kemacetan pagi hari yang nggak masuk akal adalah segelintir dari banyak hal tentang Kutek yang bakal kita rindukan jika sudah beranjak lulus nantinya.

Ya… meski namanya terdengar seperti nama pemercantik kuku maupun dandang buat memasak dimsum, Kutek memang selalu berhasil meninggalkan ikatan batin bagi siapa saja yang pernah bermukim di sana.

Bagaimana dengan Anda?

Daftar Isi

12 thoughts on “Yang Unik-unik cuma di Kukusan Teknik”

  1. Oh Tuhan, super kangen sama kehidupan kutek yang gak pernah mati kecuali mati lampu di daerah belakang unica. Super kangen juga kecuali sama banci kutek yang selalu pake dangdut koplo (untung ada pembeda sama ibu dangdut gerobak jadi bisa siap-siap melipir).

    Reply
  2. warteg hs abangnya bisa banget di bully, di utangin juga santai banget. ada lagi warteg puma yang pake tv kabel dan bisa main ps bareng

    Reply
  3. Trio minang gak di mention? Padang yg gak pernah sepi abis soljum berhubung emang enak hehe. Dulu ada di deket Unica sekrg pindah di turunan blkg Sumur

    Reply
  4. Aaaakk.. Baca ini bikin mbrebes mili, kangen mampus sama masa2 tinggal di Kutek, meski sempat hanya PGT (Penghuni Gelap Tetap) & meski sekarang pun masih sering makan di Kutek (karena rumah dekat situ). Tetap aja, masa jadi mahasiswa emang tak tergantikan indahnya. Nyesel kalo kuliah di UI gak ngerasain asiknya Kutek, kawasan kosan terkeren. Dulu lumayan akrab juga sama tukang2 di sana jadi jaman kuliah gitu udah suka kondangan kalo mereka ada yang merit. Sampai sekarang masih suka pada negor kalo pas ketemu. Super banget deh kekeluargaannya.

    *seorang ibu beranak tiga yg jamannya masih jadi mahasiswa UI suka wara-wiri di Kutek, kira-kira 17an tahun lalu.

    Reply

Leave a Comment