Selama ini, banyak pembahasan anakUI.com yang datang dari sisi mahasiswa, entah senior entah maba, entah alumni, atau entah baru berencana jadi alumni. Namun, kini BMKG mau mencoba melakukan sesuatu yang berbeda, yaitu mewawancarai dosen.
Yap, memang sudah pernah bahas dosen dari mata mahasiswa, entah itu dosen galak atau dosen cantik. Nah, biar adil mari cari tau tentang mahasiswa dari mata dosen. Siapa tau dapet pencerahan.
Si pemburu nilai
Ini salah satu tipe mahasiswa yang paling disayangkan oleh para pengajar atau dosen. Ya, si pemburu nilai. Loh, kenapa? Bukannya bagus ya memburu nilai? Faktanya begini. Ada mahasiswa yang memang pinter dalam banyak hal, dia rajin dan dia gak pernah bolos. Namun, si mahasiswa ini berperilaku demikian hanya karena menginginkan nilai A di semua mata kuliah, bukan ingin belajar atau bukan karena memiliki passion terhadap suatu mata kuliah atau materi.
BACA JUGA: Your Passion, Your True Strength
Memang bukan hal yang buruk, tapi sangat disayangkan. Beberapa dosen menganggap yang bersangkutan tidak mengejar ilmu, namun hanya berusaha terlihat pandai oleh dosen. Yap, dosen bisa lihat itu dan mereka kan ada rapat, jadi kelakuan mahasiswa dalam kelas berbeda dibicarakan oleh masing-masing dosen.
Dosen kabarnya lebih menyukai mahasiswa yang memang memiliki passion terhadap sesuatu, dan menganggap wajar bila ada pembahasan atau tema tertentu yang tidak dikuasai, namun mereka tetap mencoba. Akan terlihat jelas bahwa yang demikian memang mahasiswa pengejar ilmu, lebih menghargai proses daripada hasil akhir.
BACA JUGA: Mendongkrak Semangat dan Kualitas Belajar: Part 2
Mungkin ini penjelasan tentang rumor bahwa yang nilainya selalu straight A tidak sesukses mereka yang nilainya fluktuatif dari B, B+ hingga A. Asumsi logisnya adalah pemiliki nilai fluktuatif menghargai proses, mendapat pengalaman dan memang memiliki passion yang jelas sehingga mengerti apa yang harus dilakukan selepas dunia perkuliahan.
Nyontek dan kelakuan mahasiswa lainnya
Ya, dosen tau kalau kamu nyontek. Kamu ngelirik dikit aja tuh keliatan di depan kelas. Mereka marah karena kamu gak mau berusaha lebih keras. Lebih parahnya, ada dosen yang gak suka mahasiswa nyontek karena beranggapan mahasiswa itu gak mau mengakui bahwa mereka memang belum mampu ngerjain tugas tertentu. Sama aja kaya kamu yang pengin punya pasangan yang jujur, dosen juga pengen punya mahasiswa yang jujur dan mau berkembang, bukannya nyerah terus nyontek.
Ya, dosen juga tau kamu suka chatting di kelas, mana ada mahasiswa yang nunduk-nunduk liat ke bawah meja atau ke dalam tempat pensil terus senyum-senyum? Tangannya juga obvious banget kalo lagi ngetik. Tapi ya kan gak semua dosen marah tentang yang begitu. Memang sih, mereka akan lebih seneng kalau kamu fokus memperhatikan, tapi mereka juga paham kamu mahasiswa dan paham kalau dalam situasi rileks, kamu lebih mungkin memberikan performa belajar yang lebih baik.
BACA JUGA: Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fase Menuju Pembelajaran Sejati
Perkara telat, ya, sebagian dosen memang gak suka sama mahasiswa telat. Yang gak punya manner, sejenis sama mereka yang makan di kelas atau terang-terangan main sama temennya saat lagi kuliah. Tapi ada beberapa dosen yang menganggap keterlambatan, dalam batas waktu tertentu adalah hal yang wajar. Dengan kamu masuk kelas terlambat, mengucapkan salam dan meminta maaf, lalu menunjukkan rasa bersalah dan berusha keep up dengan materi yang sedang berlangsung, mereka bisa menghormati keinginan kamu untuk belajar.
Malah ada dosen juga yang menyatakan bahwa kamu lebih baik telat daripada tidak hadir, karena dengan tidak hadir kamu gak dapet apa-apa. Beragam kan dosen? Sama aja kaya mahasiswa.
Dosen muda & dosen senior
Nah, perbincangan spesial dari BMKG dengan dosen adalah pandangan mengenai perihal dosen muda dan dosen senior. Alasan kenapa mahasiswa lebih nyaman untuk berbincang di luar kelas dengan dosen muda dan dosen muda lebih bisa mengerti letak kesulitan mahasiswa nyatanya karena kedekatan pengalamannya.
Dosen muda masih dekat dengan kehidupan mahasiswa dan cenderung lebih bisa memahami bagian mana dari sebuah materi yang sulit dipahami oleh mahasiswa. Sedangkan dosen senior, kebanyakan sudah membentuk pola penjelasan tersendiri karena sudah bertahun-tahun mengajar, dan pola penjelasan itu tidak selalu dapat diterma oleh mahasiswa.
BACA JUGA:Â Belajar Cara Dewasa
Misalnya saja untuk penjelasan sebuah konsep. Mahasiswa akan lebih menangkap apa yang dimaksud apabila contoh yang diberikan dekat dengan kehidupan saat ini, misalnya film terkini atau fenomena sosial terkini. Sedangkan dosen senior yang sudah memiliki pola tersendiri, kurang bisa mencari contoh yang dekat dengan mahasiswa. Meskipun sekarang ini sudah banyak dosen senior yang mulai mengembangkan pola pengajarannya untuk lebih bisa berkomunikasi dengan mahasiswa saat ini.
—
Nah, lumayan informatif kan diskusi dengan dosen? Share tulisan ini via Facebook, Twitter dan Line supaya temen-temen kamu juga dapet info mengenai pandangan dosen tentang mahasiswa! Tunggu juga hasil diskusi BMKG dengan dosen lainnya ya!